Ayunda
Seorang wanita paruh baya sedang memanen jagung di tanah berbukit lerung gunung Sindoro.
Ditemani oleh sang suami yg turut serta membantu . Sudah cukup lama mereka bertani dan berkebun di daerah ini , di pinggiran hutan yang lebat.
" Pak...pak ...!! Kata sang istri memanggil suaminya.
" iya bune " kata Suaminya
" sini bantu aku , angkat jagung ini biar bisa aku gendong" kata istrinya lagi
" Masya'allah ... Ngga kebanyakan ini bune , yakin bisa gendongnya...?? " kata sang suami
" insyaallah..pak kuat " jawabnya
" ya udah pelan pelan saja , ngga usah buru buru.." kata suami
Dari arah pinggir hutan , ada anak perempuan muda berlari sambil ngap ngapan menuju suami istri itu.
" hah...hah..hah...haaaah...!!! "
" Pakdhe , budhe ....hah...hah...hah....!!! "
" Lho..lho .lho.....ada apa nduk cah ayu kok lari lari ...??? " kata lelaki yang disebut pakdhe tadi.
" Pakdhe..budhe...ada orang pingsan dipinggir hutan....seorang perempuan..."
" lagi hamil lagi ....hah...hah..." lanjutnya
" Masya'allah.....yang bener nduk ...? " kata sang budhe
" ayo pak kita lihat....kasihan..." lanjutnya
" ayo lihat , tapi taruh dulu karung yang digendong itu Bu...!! " kata si pakdhe
Mereka akhirnya berjalan agak cepat untuk mengikuti anak perempuan yg menunjukkan dimana ia melihat seorang yg pingsan di hutan tadi.
Disana terlihat seorang wanita tergeletak , dengan celana training berwarna biru , baju agak longgar berwarna biru , rambutnya terurai berwarna hitam , dengan perut agak buncit . Perkiraan tinggi wanita itu 160an cm , wajahnya yg ayu terlihat pucat , kulit putih bersih , badannya yg langsing terawat , kakinya sedikit bengkak , mungkin karena hamil , dan tangannya tergenggam.
" itu budhe...pakdhe...masih tergeletak.." kata anak perempuan itu.
" masya'allah...kenapa bisa seperti ini...?? "
" dan siapa orang ini , dalam keadaan seperti ini sampai kesini .." kata si budhe
" ayo pak , tolongin bawa kerumah aja..." lanjutnya...
" iya Bu..." kata pakdhe
" Oalah nduk , kok bisa seperti ini ya Allah..." lanjutnya
Pakdhe kemudian membopong perempuan yang pingsan tersebut untuk dibawa ke rumahnya. Sebelum membopong pakdhe celingukan, melihat kiri kanan, mencari sesuatu dan tidak ada barang yg dibawa wanita itu , kecuali pakaian yg dipakainya , pakdhe mencari cari siapa tahu ada identitas atau semacamnya , tapi tidak ada dengan hati hati ia kemudian mengangkatnya . Ia berjalan perlahan dibantu gadis kecil yg menemukannya tadi.
Sementara ibu ibu yg disebut budhe tadi turut serta membantu membopong , namun karena agak susah akhirnya di biarkanlah suaminya mengangkat sendiri kemudian ia melirik ke arah gadis kecil yg menemukan wanita pingsan itu .
" nduk cah ayu , kamu kok nyampai sini...dan sendirian...?? " kata budhe sambil memandang anak perempuan kecil yang memberitahu orang pingsan tadi.
Rasa penasaran , karena ia berani beraninya sampai ke daerah terlarang ini .
" iya budhe , saya nyari jeruk sama daun mengkudu buat obat mamak .." katanya sambil menunduk , takut diomelin oleh pakde atau budhe itu.
" Oalah...disamping rumah budhe juga ada , ngga usah jauh jauh ke hutan nyari itu....bahaya..!! " kata budhe
" iya budhe...maaf.." jawabnya masih dengan menundukkan kepala
" ya udah ayo kerumah sekalian..." kata budhe
" iya budhe.." jawabnya , kemudian sambil memandang budhe itu .
" pak aku tak sekalian ambil karung jagung tadi ya..." kata budhe . Lalu ia melangkah ke ladang lagi dan mengajak anak gadis itu untuk membantu mengangkat jagungnya supaya bisa digendong .
" ya bune...hati hati ..pelan pelan saja...." kata pakdhe
Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali dan pulang. Dengan tetap membopong perempuan yang pingsan tadi. Pakdhe sendirian karena lebih leluasa untuk berjalan daripada beriringan.
Sesampainya dirumah, pakdhe kemudian membaringkan wanita tersebut dibalai balai dirumah mereka. Rumah sederhana , dan di lereng gunung ini mereka pensiun dan menikmati hari tua mereka , ditempat inilah ia kini hidup bersama istrinya , tempat kelahirannya sebelum pindah ke kota karena suatu pekerjaan . Pakdhe tersebut dulunya anggota militer namun juga seorang dokter di ibu kota , dan istrinya seorang bidan di klinik tempat sang suami mengabdi .
Karena sering bersama, akhirnya mereka memutuskan menikah .
Anggoro Dwi Purwadi atau Pak Pur , dialah yg saat ini menikmati masa pensiun bersama Dewi Arum sang istri.
Mereka mempunyai 2 orang anak perempuan dan laki laki . Yang anak perempuan seorang dokter rumah sakit swasta di ibukota dan sudah berkeluarga dan mempunya 2 orang anak laki laki dan perempuan.
Sementara anak laki lakinya juga seorang dokter di kemiliteran mengikuti jejak sang ayah , ia juga anggota militer disana , dia juga sudah berkeluarga dan mempunyai seorang anak perempuan .
Akhirnya mereka sampai dirumah pak Pur , langsung membawa wanita itu untuk berbaring di balai dalam rumahnya , sambil memposisikan kepala dan perut wanita itu karena dalam keadaan hamil maka pak Pur harus ekstra hati hati , kemudian ia mengambil bantal untuk menopang kan kakinya disana ,
Lalu keluar lagi menemui anak gadis yg bersamanya tadi , tampak gadis itu berlari kecil , dan dibelakangnya sang istri menggendong jagung dalam karung , kemudian beralih lagi melihat gadis kecil yg bersamanya itu dan berkata
" nduk... Itu kalau mau ambil buah atau daun jarak yang kamu cari tadi...disebelah rumah pakdhe.." kata pak Pur
" nggih pakdhe , terima kasih...saya ambil ya..." kata anak perempuan tadi
"sama sama , ambil saja sesuai kebutuhanmu..." kata pak Pur
Lalu anak itupun mengambil apa yg dia cari. Disamping rumah pak Pur terdapat banyak tanaman tanaman berupa buah buahan , bunga bunga , serta tanaman rempah rempah , dan beberapa tanaman obat obatan .
Beberapa saat kemudian istrinya , Bu Dewi datang sambil menggendong karung jagung dari ladang tempat menanam tadi. Terlihat wajahnya ayu yg mulai memudar , karena usia . Namun tetap cantik karena memang perawatan. Ya Bu Dewi merawat wajah dan badannya secar alami , ia sudah banyak belajar akan ramuan alami maupun obat obatan yg alami daripada obat obatan yg banyak mengandung zat kimia nya . Maka di tanamlah berbagi tanaman obat obatan disamping rumahnya.
" bagaimana pak " kata Bu Dewi
" belum sadar Bu...kasihan.." kata pak Pur
" iya pak...mana lagi hamil lagi.." kata Bu Dewi
" Kenapa bisa sampai ke daerah itu , yg notabene hutan terlarang , dan si Ningsih juga berada di sana lagi.." kata pak Pur
" Alah kaya ngga tahu si Ningsih aja pak....kebiasaan kalau dibilangin , kan ada budhe dan pakdhe dekat situ , jadi aku ngga takut " sambil menye menye Bu Dewi menirukan kebiasaan anak gadis yg memberitahu wanita pingsan tadi , memang anak itu selalu ngeyel jika dikasih tahu maupun jika dilarang . Tapi gadis itu sering membantu apabila pak Pur dan Bu Dewi membutuhkan sesuatu yg tidak ada disekitarnya.
Ningsih adalah gadis muda yg tinggal di daerah ini , bertetanggaan dengan pak Pur dan Bu Dewi meski berjarak agak jauh tapi mereka guyub rukun satu sama lain.
Mereka saling tolong menolong , bahu membahu apalagi jika orang dalam kesusahan
#bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
gunung sindoro tu beneran ada apa ga?
2024-07-04
1
Alfan
nggak nyangka sebagus ini, jangan lupa untuk menyambung ceritanya kakak
2023-10-05
2