Sementara itu di kediaman Ratmono Eko Purwadi, setelah mendapatkan kabar ia merenung sejenak tentang apa yg akan dia lakukan.
Meminum seteguk kopi pagi , bersama rokok lintingan klembak dan kemenyan dihirupnya dalam dalam , lalu ia berdiri.
Ditatapnya dalam dalam sosok didepannya , tumbuh renta namun sangat berwibawa , dengan tongkat kayu berkepala naga .
" ngger ...." sosok itu menyapa
" Sendiko nyai...." jawab Ratmono
" wes titi wanci ne , sudah saatnya anak itu dilahirkan di dunia , sebagai penyeimbang hitam dan putih , maka datanglah ke Kayubiru , nanti disana Romo Tunggul Amukti kasih titah , untuk itu bawalah ini sebagai pembuka pintu untuk menuju kesana...." kata orang yang disebut nyai tadi
Kemudian menyerahkan sebuah cincin dengan cahaya biru menyala.
Setelah itu berkata lagi
" sebaiknya sebelum menemui cicit buyutku , lebih baik angger ke Kayubiru terlebih dahulu , untuk menemui Romo Tunggul terlebih dahulu, setelah itu Ambilah bunga yg tumbuh di sebelah Utara Kayubiru , disana sudah tersedia tanaman itu..." kata Nyai Kadarsih
" Sendiko dawuh Nyai Kadarsih...." jawab Ratmono
Kemudian ia menerima cincin itu dan menggenggamnya.
" jika sudah sampai ketempat cicit buyutku , sampaikan untuk mandi kembang mawar tujuh warna itu " lanjut Nyai Kadarsih
" Semua saya serahkan kepadamu angger...." lanjutnya
" Sendiko dawuh Nyai..." jawab Ratmono
Setelah itu, tubuh renta dihadapan Ratmono perlahan lahan menghilang . Kini Pak Ratmono mempersiapkan segala sesuatu untuk berangkat ke Kayubiru sebelum ketempat adiknya Anggoro Dwi Purwadi.
*Angger , ngger atau Thole , le adalah sebutan untuk laki laki yg lebih muda dari penyebut di Wilayah Jawa Tengah dan Timur .
Dengan berbekal tas ransel dan motor bututnya pak Ratmono segera berangkat.
Melewati jalur Magelang dan kota Temanggung agar bisa sampai ke daerah Wringin Biru dimana disana ada daerah Wingit bernama Kayubiru.
Siang itu terasa panas , ia tetap melajukan kendaraannya , sesekali istirahat untuk melepas dahaga. Semenjak turun dari lereng gunung Merbabu tadi , ia masih bergelut depan pikirannya tentang sesuatu yg akan terjadi saat ini . Hingga tanpa sadar dia sudah sampai di wilayah kaki gunung Sindoro. Dia istirahat sebentar di sebuah warung kecil dipinggir jalan.
Suasana sunyi , dan sepi hanya terdengar suara semilir angin dan kicauan burung .
" Pesan kopi hitam mas....paitan..." kata pak Ratmono
Penjaga warung cuma mengangguk mengiyakan.
Kemudian membuatkan kopi pesanan Pak Ratmono .
Dan terus meletakkannya dihadapan Pak Ratmono.
" Kalau mau naik ke Wringin Biru ngati ati Mbah....!" Kata pemilik warung
Kemudian melanjutkan omongannya itu
" Kemarin ada yg kecelakaan diatas...." lanjutnya
" Ya mas..." jawab Pak Ratmono
Karena usianya sudah tua namun masih terlihat gagah diusianya ini , sering kali disebut Mbah oleh orang orang sekitarnya , kadang menyebut dengan Mbah Pur atau Ki Ratmo .
" Kecelakaan apa mas ... ? " lanjut Pak Ratmono
" Mobil Mbah , masuk Jurang......" jawabnya
" orangnya kritis...." lanjut penjaga warung
Mbah Pur terlihat mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti.
" Berapa korbannya mas....??" Tanya Pak Ratmono
" Satu orang laki laki Mbah...." jawab pemilik warung
Mbah Pur menganggukkan kepala lagi sebagai pertanda memahaminya.
Setelah beberapa saat istirahat ia kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Perlahan lahan motor itu menanjak menuju desa Wringin Biru .
Dari kejauhan ia melihat keramaian orang orang dan polisi sedang melakukan intrograsi terhadap seseorang yg diyakini menyaksikan kejadian itu.
Tampak sebuah mobil Lexus tergeletak di sisi jurang dan Sebuah mobil ambulance berada di bahu jalan. Mbah Pur menepi di pinggir jalan untuk memastikan penglihatannya .
Dibawah pohon yg rindang ada seseorang yang duduk menangis , dan kepalanya bersimbah darah merutuki kejadian yg didepannya itu.
" Kamu kenapa Le dan siapa kamu....? " kata Pak Ratmono
" Saya kok mirip yang terbaring disana itu ya Kek...." kata sosok dihadapannya itu berbalik bertanya
" Nama kamu ....? " kata Pak Ratmono
Sosok itu cuma geleng geleng kepala. Ia seperti orang linglung dan tidak menyadari apa yang telah terjadi.
" Baiklah tunggu sebentar...."
Pak Ratmono atau Mbah Pur berlalu menuju ke TKP , menemui polisi yg ada disana.
Untuk menanyakan nama orang yang kecelakaan itu
Polisi menyebut nama Rian Pradika .
Dan Pak Ratmono menanyakan kondisi korban serta mau dibawa kemana ,
Kembali polisi menjawab bahwa Korban mau dibawa ke rumah sakit terdekat karena kritis.
Kemudian Pak Ratmono mengucapkan terima kasih atas informasi itu kepada polisi.
Dan berlalu ke sosok yang masih menunggu di bawah pohon rindang.
" Nak ...maukah kau ikut denganku .... ? " kata Pak Ratmono
Sosok itu menganggukkan kepalanya tanda menyetujui.
Kemudian Pak Ratmono menuju ke motornya untuk segera menuju ke Kayubiru .
Sosok itu pun ikut serta , walaupun sambil melayang layang .
Perjalanan semakin menanjak dan terjal.
Hingga hari menjelang Ashar mereka baru sampai ke tempat tujuan. Selanjutnya mereka meneruskan dengan jalan kaki. Walaupun hari masih sore , namun suasana di tempat itu begitu sunyi , cahaya matahari sedikit yg masuk ke tempat itu. Pak Ratmono istirahat lebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan menuju gerbang Kayubiru.
Di Ambilah telepon genggamnya yg jadul untuk memberitahu adiknya yang pasti sedang menunggu...
Pak Ratmono: " Halo di , assalamualaikum..."
Pak Purwadi : " Waalaikumsalam kang.....sudah sampai mana...?? "
Pak Ratmono: " Sepurone , Saya minta maaf , mungkin telat , saya ke hutan dulu mau ambil sesuatu , mungkin sampai di tempatmu , malam hari.."
Pak Purwadi: " Yo wis kang , ngga apa apa , hati hati kalau begitu "
Pak Ratmono : " Yo dhi .... assalamualaikum .."
Pak Purwadi : " waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh..."
Setelah menutup teleponnya Pak Ratmono, sosok yang bersamanya...
Rasa rasanya sosok tersebut belum mati , hanya Rohnya melayang tak tahu arah , maka dari itu untuk memastikan semuanya , Pak Ratmono akan membawa sosok itu untuk menemui Tunggul Amukti di Kayubiru.
Sosok itu mengamati kelilingnya , serasa takut dan serasa menyeramkan.
" ingat sesuatu....? " kata Pak Ratmono
Sosok itu cuma geleng geleng kepala pertanda tidak ingat sesuatu apapun.
" Baiklah nanti coba untuk sedikit demi sedikit mengingat ingatnya...." lanjutnya
Pak Ratmono kemudian berdiri dan melangkah meneruskan perjalanannya.
Kini mereka telah sampai di gerbang Kayubiru. Dengan gerbang dua pohon menjulang tinggi dan batang pohonnya berwarna biru , tumbuh di kiri dan kanan gerbang tersebut
Tidak setiap orang sampai disitu bisa melihat gerbang maupun pohon itu . Hanya orang tertentu saja yg mampu melihatnya.
Jika ada yg tak sengaja melihatnya biasanya orang tersebut akan hilang entah kemana dan tidak kembali lagi , maka dari itu banyak penduduk sekitar dilarang untuk datang maupun sengaja masuk ke hutan Kayubiru.
Di ambillah cincin yg di berikan oleh Nyai Kadarsih tadi lalu , Pak Ratmono mengangkatnya dengan menunjukan cincin itu digerbang . Tiba tiba didepan tampak kabut menyelimuti pepohonan yg didepannya dan semakin lama kabut itu memudar . Dan tampaklah sebuah jalanan desa yg rapi dan suasana yg sejuk . Kiri kanannya ditumbuhi bunga bunga warna warni.
Kemudian Pak Ratmono melangkah masuk di ikuti sosok yg tadi bersamanya.
Berjalan lurus hingga sampai di taman yang begitu indah , ditengah tengahnya terdapat gubuk kecil .
Pak Ratmono menuju ke gubuk kecil itu , melangkah setapak demi setapak .
Sesampainya di gubuk itu pak Ratmono duduk bersila dan bibirnya tampak seperti mengucapkan kata demi kata .
Begitu terus hingga malam menyambut
# Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Afri
cerita nya keren ..
jadi ingat almarhum ayah yg juga bisa begini ..
😭😭
2023-11-20
0