Pagi harinya Bu Dewi menyiapkan segala sesuatu , teh hangat untuk Raisha dan kopi hitam untuk suaminya. Ia bergegas ketempat Raisha berbaring , namun Raisha sudah duduk di tepi balai sambil mengamati bunga yg digenggamnya , bersamaan dengan itu pak Purwadi datang dari luar sehabis meregangkan otot , olah raga maksudnya , biar ngga kaku karena pensiun ini.
" nak Raisha sudah bangun nak....? Kata Bu Dewi
" minum dulu tehnya mumpung masih hangat..." sambungnya
" apa mau sarapan nak Raisha...? " sambung pak Purwadi
" Terimakasih Pak ...Bu..." Raisha menjawab
Sambil menerima gelas jumbo dari Bu Dewi Raisha terbengong karena ukuran gelas muk yg besar , "Alhamdulillah " batinnya
" Perkenalkan nama saya Anggoro Dwi Purwadi , dan ini istri saya Dewi Arum..." perkenalan pak Purwadi kepada Raisha secara singkat
Agak terbengong bengong , seperti mengingat ingat sesuatu. Raisha masih mengedip kedipkan matanya untuk mencoba mengingat lagi tentang rangkaian peristiwa yang dia alami saat ini... Tanpa sadar Raisha menjawab
" Eko Purwadi...bapak....Ratmono Eko Purwadi...??? " tanya Raisha
" Bukan...saya Anggoro Dwi Purwadi...Eko Purwadi kakak saya nak Raisha..."
" Nak Raisha kenal dengan kakak saya Eko Purwadi...? "
Raisha menggeleng gelengkan kepalanya , karena memang tidak kenal dengan nama tersebut.
Masih setia dengan muk berwarna loreng hijau itu , Raisha menikmati tehnya sambil mengingat ingat sesuatu.
Tit...Tut... tilut ...titut ....titut.......!!!!!
Tit...Tut... tilut ...titut ....titut.......!!!!!
Tit...Tut... tilut ...titut ....titut.......!!!!!
Suara hp jadul milik pak Purwadi berbunyi , di lereng sini sinyal agak susah , hanya hp jadul itu yg masih setia dengan suara bisingnya itu.
" lha ini orangnya lagi diomongin...kang Eko Purwadi....Bentar ya nak Raisha ..." kata pak Purwadi
Bu Dewi mendekati Raisha dan diajak ngobrol untuk lebih mengenal dan mengakrabkan diri...
Sementara pak Purwadi menjauh dan keluar dari pintu rumah untuk menerima telepon itu
Pak Purwadi : " Halo kang.... Assalamualaikum..."
Mas Eko : " waalaikumsalam, piye kabare dhi , bagaimana kabarnya...?
* (dhi kata lain dari Adhi atau adik sering kali orang Jawa memakai kata ini untuk adiknya)
Pak Purwadi: : " Alhamdulillah kang , sehat semua ...kabar kakang sekeluarga bagaimana ...?
Mas Eko: " Yo Alhamdulillah...Podo sehat....Ngene lho dhi , aku ki oleh wangsit Iki tadi malam ...."
Pak Purwadi : " walah kang ....!!! Mbok Yo wes , sudah , berhenti jadi dukun. Ntar malah dikira dukun cabul...hahahaha..."
Pak Eko: " Ngawur....serius Iki , bener bener serius lho aku..!!
Pak Purwadi: " ya ..ya...ya...piye ..piye bagaimana kang ..?"
Pak Eko: " Ngene lho dhi...koyo ne aku ro Kowe akan dadi siji. Jadi satu untuk menjaga orang yg sakit...kamu...ngobatin orang dari luar sakit di badannya. Aku ngobatin orang dari dalam. Pikiran , rasa , batin dan lainnya yg tidak nampak...percaya ora dhi...?
Pak Purwadi : " hahahaha....Ono Ono wae , ada ada saja sampeyan ki kang , hahahaha.. !!"
Pak Eko: " serius Iki....aku tadi malam dapat wangsit begini , ngelihat rumahmu ada cahaya putih dan biru , yang saling berkaitan , disitu saya diminta untuk menjaga dari luar , kamu didalam mengobati seseorang yg nggak tahu siapa itu , tapi dari cahayanya itu menyelimuti rumahmu lho dhi....awakmu punya masalah dhi.... ???"
Pak Purwadi: " ora due masalah kang...paling ayam dimakan luwak...hahahaha..."
Pak Eko: " Oalah malah cekakakan Ra nggenah...Ngene lho dhi...orang sing kok obati. Sing mbok tunggu, iku napasnya pakai selang , tangan , kaki dan beberapa bagian tubuhnya ada benang benang atau apa gitu kaya infus...po opo kae le ngarani , orang pada menyebut orang itu koma....ragane Ono Kono , sukmanya di delik na...?
Pak Purwadi : " Sampeyan Ono Ono wae ...haha...omah ku , rumahku bukan rumah sakit kang....! "
Pak Eko: " Welhadalah , ciri cirinya wonge tangan menggenggam , menggenggam bunga mawar biru , wong wadon ayu , yg digenggam sama orangnya namanya sama..."
Pak Purwadi : " Sik....Sik ...Sik...!!!"
Pak Purwadi tiba tiba lari masuk kedalam rumah dan memandang dua orang yg masih pada ngobrol , sejenak sambil mengatur nafas pak Purwadi berbicara pelan ke Raisha
Telepon masih tersambung dengan kakaknya diseberang sana.
" Nak Raisha , boleh tanya sesuatu....?" kata Pak Purwadi
" Silahkan pak..." jawabnya
" Maaf yg ditangan kiri itu menggenggam apa ...? Kata pak Purwadi
" Oh ini....Bunga Mawar biru..." jawab Raisha
Dengan cepat ia menempelkan hp jadul itu ke telinganya , pak Purwadi pun memanggil kakaknya diseberang sana sambil berjalan keluar lagi.
Pak Purwadi : " Halo kang...?!!"
Pak Eko: " Bagaimana ...?"
Pak Purwadi: " apa bener ini orangnya yang ada dirumah , yg dimaksud tadi...? ...saya nemuin pingsan dipinggir hutan kemarin. Dia menggenggam mawar biru..."
Pak Eko: " Lagi hamil ya....???"
Pak Purwadi: " i....iya kang..."
Pak Eko : " Yo wes tak kesitu . Saya kesana... "
Pak Purwadi : " Sik ...Sik ..Sik.... Ora arep cabul to kang. hahahaha..."
Pak Eko: " Wandamu..."
Pak Purwadi: " Yo wes kang , tak tunggu di rumah .... Assalamualaikum .."
Pak Eko: " waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.."
Tut Tut Tut....sambungan telepon pun terputus , pak Purwadi garuk garuk kepala , " semoga dengan kang Eko kesini bisa membantu memecahkan masalah ini. Selain Raisha masih ada beberapa hal yg janggal di sekitar sini.." pikir Pak Purwadi.
Memang beberapa waktu ini terlihat agak janggal ditempat wilayah itu. dari sekitar rumahnya maupun ditempat yg lain . Makanya pak Purwadi aktif hampir tiap malam melantunkan ayat ayat suci Alquran , agar terbebas dari mara baya maupun hala hal yg tidak diinginkan . Pak Purwadi sebenarnya tahu kalau kakaknya itu bisa berkomunikasi dengan hal hal gaib di sekitarnya. Namun karena pak Purwadi lebih memilih jalur umum seperti masyarakat pada umumnya , sehingga untuk hal hal yg kasat mata lebih banyak diabaikan. Berbeda dengan kakaknya Ratmono Eko Purwadi , lebih memilih di jalur ini , tentang sesuatu hal yg tidak dilihat mata , kata lain gaib mistik , supranatural atau apalah . Yg sering disebut adiknya sendiri sebagai dukun , dukun cabul🤣🤣🤣
Walaupun sering diejek seperti itu ia tetap terima , mungkin pas katanya . Karena beberapa kali kawin cerai dan tidak mempunyai anak . Dan ini istri yg terakhir meninggal dunia setelah melahirkan anak laki laki satu satunya dan saat ini menjadi Polisi.
Keren kan anaknya polisi , hi...hi...hi..., ya karena dulu Ratmono Eko Purwadi adalah seorang polisi. Tapi karena bosan akhirnya mengundurkan diri , karena seringkali saat tugas dijalan malah banyak yg protes karena jalan nya jadi macet . Oalah😂😂😭🤣 Polantas to.
Yang akhirnya menjadi dukun. Tapi banyak yg meragukan kebiasaannya karena sering kali mencla mencle tak tentu arah tujuannya. Sehingga banyak yg tidak respon akan kebiasaannya . Hanya orang orang tertentu lah yg benar benar ditolong oleh Ratmono Eko Purwadi ini.
Kakak beradik ini menolong orang dengan berbeda cara dan berbeda hasilnya. Tapi tetap saling mendukung. Karena wasiat dari orang tuanya agar saling bahu membahu dalam suka dan duka. Walaupun mereka hidup dalam kesederhanaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments