Mantan Suami Beda Usiaku
Raya seorang gadis berumur 30 tahun yang jatuh cinta dengan Riko yang berbeda usia lima tahun dengannya. Dia juga seorang gadis yatim piatu karena orang tuanya telah meninggal sejak dia masih duduk di bangku SMA.
Raya berkenalan dengan Riko di sebuah kafe tempat dia bekerja. Setiap malam Riko selalu datang ke kafe itu, dan ternyata setelah mereka saling mengenal dia mengetahui bahwa Riko adalah anak laki-laki yang diabaikan oleh keluarganya karena dia sering membuat ulah.
Seiring berjalannya waktu, perkenalan mereka menumbuhkan benih cinta diantara keduanya. Raya yang selalu ada untuk Riko di saat dia merasa terpuruk membuat seorang Riko yang beda usia lima tahun dengannya jatuh cinta kepada seorang Raya yang sangat pengertian dan perhatian kepadanya.
"Wuihhhh pasangan langka ini, mah, " ucap salah satu teman nongkrong Riko saat dia membawa Raya ikut bersamanya untuk nongkrong bersama mereka.
"Berisik! Bilang aja kalau lu syirik sama gue."
Raya hanya tersenyum mendengar pembelaan sang kekasih kepada dirinya,karena dia sudah terbiasa mendengarkan candaan teman-temannya Riko termasuk tentang hubungan mereka.
"Sayang, kamu tunggu di sini dulu, ya. Aku mau pesan makanan buat kita!"
"Ok, Sayang." Raya menjawab dengan mesra di hadapan teman-temannya Riko yang membuat mereka berekspresi sedikit jijik, namun itu hanya bentuk candaan.
"Kak, lu kenapa sih mau pacaran sama tu anak?" tanya salah satu teman Riko kepada Raya di saat Riko pergi memesan makanan. Mereka tetap memanggil Raya dengan sopan, karena mereka tahu kalau Raya adalah seseorang yang usianya lebih tua dari mereka.
"Yeee, namanya juga cinta." Raya menjawab dengan meledek teman-temannya Riko. Sikapnya terlihat seperti sudah satu frekuensi dengan mereka, bahkan dia terlihat seperti seumuran dengan mereka semua karena sering nongkrong bersama.
"Hemmmm iya deh, cinta itukan terkadang buta, hingga tidak bisa membedakan tu anak masih bocah apa kagak."
Raya tertawa mendengarkan perkataan temannya Riko. Mereka sering bertanya tentang kenapa dia bisa jatuh cinta dengan Riko. Dia juga tidak tahu apa alasannya, tapi yang pasti dia sudah merasa nyaman bersama Riko dan tidak ingin berpisah darinya.
"Lu pada tanya apa dengan pacar gue?" Riko mengintrogasi teman-temannya di saat dia telah kembali bergabung dengan mereka.
"Pede amat lu, kayak lu orang penting aja untuk ditanyain."
"Gue orang penting, kok. Penting di hati pacar gue. Iya kan, Sayang?" Riko menyandarkan kepalanya di pundak Raya dengan manja.
"Jijik gue lihat tingkah, lu," ejek salah satu dari temannya.
Ha ha ha
Riko tertawa puas karena berhasil menggoda para temannya dengan tingkahnya yang membuat mereka mengumpatnya.
Riko tidak pernah malu kepada temannya meskipun mereka sering menggodanya karena berpacaran dengan Raya yang usianya jauh dia atas mereka. Dia tidak peduli sama sekali dengan perbedaan usia itu, karena dia mencintai Raya dan begitu juga sebaliknya, Raya mencintainya.
"Sayang, besok kita pergi ke rumahku, ya? Aku ingin ngenalin kamu dengan orang tuaku."
Raya terkejut mendengar ajakan Riko, dia tidak menyangka Riko benar-benar serius dalam menjalin hubungan dengannya hingga ingin mengenalkan dia kepada orangtuanya.
"Ehmmmm apa nggak terlalu cepat, Sayang?" Raya sedikit ragu, karena mereka baru menjalin hubungan dalam waktu setahun ini. Bukan ragu akan cintanya Riko, tapi ragu karena mereka belum lama menjalin hubungan.
"Bukannya cepat atau lambat akan tetap sama? Kita akan selalu bersama, kan?"
"Tapi aku takut, Sayang."
"Kamu nggak usah takut, kan ada aku." Riko meyakinkan sang kekasih.
"Iya deh, besok kamu jemput aku." Akhirnya Raya meyakinkan dirinya untuk bertemu dengan orangtua Riko.
"Oke, Sayang." Riko memegang ke dua pipi Raya lalu ingin merapatkan ke wajahnya.
"Eits, jangan macam-macam ya, sebelum dimaharin."
Raya melepaskan tangan Riko yang menyentuh kedua pipinya. Dia tidak pernah mau jika Riko menciumnya sebelum mereka resmi menjadi suami istri.
Riko tertawa mendengar celotehan Raya, dia hanya ingin menggodanya saja, karena dia sudah sangat mengetahui kalau Raya tidak akan membiarkan dia berbuat macam-macam meskipun hanya sekedar menggandeng tangannya ketika mereka jalan bersama.
...----------------...
Sekitar pukul 13:00 siang, Riko telah menunggu di depan rumah kontrakan milik Raya. Sesuai dengan janjinya, dia akan membawa Raya ke rumahnya untuk dikenalkan kepada orang tuanya.
Di perjalanan Raya mengajak Riko membeli sesuatu untuk dibawa kepada orang tuanya sebagai buah tangan. Dia merasa segan ketika berkunjung tidak membawa sesuatu yang bisa dia berikan kepada keluarga Riko, meskipun itu hanya sebuah makanan yang harganya tidak terlalu mahal.
"Sayang, aku gugup banget." Raya menghentikan langkahnya ketika mereka tiba di depan rumah Riko. Raya tidak percaya jika Riko adalah seorang anak dari keluarga yang kaya. Selama ini Riko tidak pernah menceritakan bagaimana keluarganya. Dia juga tidak pernah tahu di mana rumah keluarga Riko yang sebenarnya, karena selama ini Riko tinggal sendiri di sebuah rumah yang dia sewa sendiri.
"Tenang, Sayang. Jangan takut, ada aku, kok."
Riko menggandeng tangan Raya ketika masuk ke dalam rumah keluarganya, dan sekarang Raya tidak menolaknya sama sekali karena dia ingin kekuatan dari Riko untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Apa yang kamu katakan, Riko?" wajah ke dua orangtua Riko terlihat sangat marah karena melihat Riko putra bungsu mereka yang sudah lama tidak menginjakkan kaki ke rumah membawa kekasihnya dan mengatakan kepada mereka bahwa dia ingin menikah dengan perempuan itu. Sementara di sisinya, Raya juga sangat terkejut dan tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh Riko.
"Pa, Ma. Aku hanya memberitahu kepada kalian, dan sekaligus untuk meminta restu kalian. Jika kalian tidak merestuinya, aku juga tidak peduli, karena selama ini kalian juga tidak peduli denganku."
"Siapa yang tidak peduli denganmu anak nakal? Kami peduli denganmu, tapi kamu sendiri yang selalu membuat ulah, nggak mendengarkan apa yang kami katakan," kata papa Riko dengan sedikit lantang
"Pa, aku sudah bilang, aku nggak mau seperti Mas Iqbal dan kak Sela."
"Tapi kamu bisa lihatkan? Sekarang kakak dan Masmu itu bisa jadi orang sukses."
Raya hanya bisa tertunduk mendengarkan perdebatan Riko dan orangtuanga. Dari yang dia dengar, benar yang dikatakan oleh Riko selama ini, bahwa keluarganya tidak mendukung sesuatu yang dia kerjakan, mereka ingin Riko menjadi seperti apa yang mereka inginkan. Namun Riko tidak berminat sama sekali dengan yang mereka inginkan.
"Ayo, Sayang. Kita pulang aja! Ternyata nggak ada gunanya kita datang ke sini." Riko berdiri dari duduknya dan membawa Raya pergi dari rumahnya.
Raya mengikut perintah dari Riko, tapi dia tetap dengan sopan minta izin dan berpamitan dengan kedua orangtua Riko meski mereka juga tidak meresponnya.
"Sayang, kamu jangan tinggalin aku, ya!" Riko berkata saat mereka singgah di sebuah taman sepulang dari berkunjung ke rumah keluarga Riko.
"Iya, aku nggak akan ninggalin kamu."
"Kamu janji?"
"Janji, Sayang. Aku akan tetap dukung kamu selalu."
Raya tidak ingin menambah beban pikiran Riko saat ini. Dulu waktu dia telah lama berkenalan dengan Riko, hal ini lah yang sering dikeluhkan Riko kepadanya, yaitu tentang keluarganya yang tidak pernah mendukung apapun yang dia lakukan. Sebagai seseorang yang awalnya hanya teman, Raya hanya bisa memberikan semangat untuk Riko supaya tidak berputus asa.
"Sayang, bagaimana kalau kita nikah secepatnya saja?" tanya Riko dan membuat Raya terperangah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Atika Norma Yanti
Kapan coba diriku di kenali ke orang tua camer. tapi sadar diri sih calonnya aja belum ada wkkw🤣
2024-01-22
2