Hasrat Liar Sang Mafia
Seorang perempuan cantik sedang berlarian dipinggir trotoar sambil memegang erat map coklat didepan tubuhnya, dia adalah Laura Anna Alexandria. Sambil terus memacu langkahnya didalam hatinya tak henti-henti berharap agar perjuangannya kali ini akan membuahkan hasil. Meskipun langkah kakinya sedikit letih karena berlarian menuju kesebuah kantor perusahaan dimana tempat ia akan melamar kerja, Laura tidak pernah sedikitpun akan menyerah. Sampai akhirnya Laura tiba didepan lobby diperusahaan itu.
Sesampainya disana ia segera melangkahkan kaki kebagian recceptionist.
"Maaf mba, saya mau nanya ruang interview ada disebelah mana ya?" Tanyanya kepada sang recceptionist.
"Oh iya, mba naik aja kelantai 5 nanti disana ada ruangan bertuliskan ruang HRD, silahkan mba menemui pak Arya." Balas sang recceptionist.
"Baik mba, kalau begitu terimakasih." Balas Laura sembari menampilkan senyum khasnya.
Langkah kaki nya membawa dirinya menuju kelantai lima, ia segera masuk kedalam sebuah lift yang ada didalam gedung itu dan menekan tombol ke arah lantai lima. Setelah beberapa menit lift itu membawa dia sampai kepada lantai tujuannya, ia segera keluar dan mencari dimana letak ruang HRD yang dimaksud oleh karyawan kantor tadi. Pandangannya berkeliaran kesana kemari, ia telusuri dari sudut kesudut, sampai akhirnya pandangannya terfokus kepada sebuah ruangan yang ada disudut ruangan. Ia segera melangkahkan kakinya menuju kesana, jantungnya berdebar-debar seiring langkah kakinya yang semakin mendekat ke arah pintu yang bertuliskan ruang HRD itu. Perlahan ia ketuk ruangan tersebut.
Tokk.. tokk.. tokk...
Setelah beberapa ketukan terdengar sebuah suara dari dalam ruangan.
"Masuk!!" Ucap sebuah suara dari dalam dengan lantang.
Dengan tetap menjaga kestabilan mental, Laura membuka pelan knop pintu tersebut, kemudian berucap. "Maaf pak sebelumnya saya kemari untuk memenuhi panggilan interview, atas berkas lamaran saya beberapa hari yang lalu."
"Baik, silahkan duduk." Balasnya sembari mempersilahkan Laura untuk duduk dibangku yang ada diseberang meja HRD tersebut.
Beberapa pertanyaan diberikan oleh ketua HRD tersebut, Laura menjawabnya dengan penuh hati-hati.
Setelah beberapa menit, setelah menjawab beberapa pertanyaan sekilas bidang pekerjaan yang diajukan oleh Laura. Kini tinggallah keputusan HRD tersebut untuk menjawab.
"Baik, semua data kamu sudah kami terima, dan jawaban-jawaban kamu perihal pertanyaan yang sudah kami berikan tadi juga sudah kami terima. Kami akan mempertimbangkan semuanya dengan matang. Untuk keputusan selanjutnya, kami akan memberikan hasilnya 1x24 jam setelah ini, kami akan memberikan pesan melalui email, jadi pastikan kamu untuk rutin memeriksa pesan di email."
"Baik pak, terimakasih atas kesempatan yang sudah diberikan."
"Kami akan segera mengirimkan hasilnya, sekarang kamu bisa menunggu hasilnya dirumah."
Kemudian Laura menganggukkan kepalanya pertanda ia sudah mengerti apa saja yang diucapkan oleh kepala HRD tersebut.
"Kalau begitu saya permisi." Ucapnya sembari menegakkan tubuhnya dan berjalan kearah pintu keluar.
"Apapun hasilnya itu, yang penting aku sudah mencobanya. Eh, btw kepala bagian HRD nya masih muda, ganteng lagi." Ucapnya dalam hati, diiringi dengan senyum tipisnya.
***
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore tapi Laura belum juga mendapatkan email apapun dari perusahaan tempatnya melamar tadi. Ia sudah membuka tutup laptopnya sedari tadi berharap ada sebuah email yang masuk, namun sampai saat ini ia belum juga mendapatkannya. Alhasil sampai sekarang ia hanya bergulingan diatas kasur, sembari sesekali untuk memejamkan matanya, tetapi ingatannya terus memikirkan akan hasil dari interviewnya tadi.
Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam akhirnya ia merasa pasrah dengan hasil tersebut. Kemudian ia memutuskan untuk segera bebersih diri dan mengistirahatkan badannya.
Namun saat langkahnya akan segera masuk kedalam pintu kamar mandi, dering handphone berbunyi. Sejenak ia berfikir siapakah gerangan yang menelponnya malam-malam seperti ini, ia sempat ingin mengabaikannya, tapi disisi lain ia berfikir jika ada seseorang yang menghubunginya akan sebuah hal penting.
Akhirnya ia berbalik badan dan mengambil handphonennya yang tergeletak dinakas, kemudian menekan tombol hijaunya.
"Hallo.." sapanya.
"Dengan saudari Laura?" Tanya sebuah suara dari seberang telepon tersebut.
"Ia saya sendiri"
"Kami dari perusahaan LEXIS Corporation akan memberitahukan bahwasanya anda diterima bekerja dengan kami, sesuai dengan bagian yang sudah kami tentukan. Untuk itu anda diminta besok pagi untuk datang ke perusahaan, kami akan menjadwalkan tandatangan kontrak kerja dan pengenalan bagian pekerjaan anda."
"Jadi saya diterima kerja mba.. emm.. Bu?" Tanyanya dengan gugup, sambil menggigit jari karena kebingungannya memanggil suara perempuan tersebut.
"Iya, silahkan anda datang dengan pakaian yang rapih sesuai prosedur kantor. Atau mungkin ada yang akan ditanya kan lagi."
"Emm... Saya rasa cukup."
Setelah mengakhiri percakapan tersebut, Laura merasa sangat bahagia. Karena impiannya untuk bekerja sebentar lagi akan terwujud.
***
Pagi harinya, Laura akan bersiap-siap untuk pergi kekantor, ia sudah mengenakan pakaian rapih lengkap dengan sepatu dan tas yang ia kenakan dilengan kirinya. Terlihat dari arah ruang depan, datang seorang perempuan paruh baya berkerudung menghampiri Laura yang tengah berjalan menuju ruang depan rumah.
"Loh, lau apa kamu sudah diterima bekerja nak?" Tanyanya saat melihat anak perempuan satu-satunya mengenakan pakaian rapih.
"Iya Bu, Laura hari ini sudah mulai bekerja, Laura diterima dibagian keuangan. Maafin Laura ya Bu, Laura belum sempat bilang ke ibu kalau Laura hari ini sudah mulai bekerja." Ucapnya merasa bersalah. Sebenarnya ia sudah ingin mengatakan ini semenjak semalam, tetapi karena tugas ibunya yang semalaman dirumah sakit membuatnya harus mengurungkan niatnya.
"Apa kamu sudah sarapan?" Tanya perempuan yang masih mengenakan jas khas dokter tersebut sambil menengok kearah dapur.
"Emm.. sudah Bu."
Ucapnya berbohong, sebenarnya Laura belum sarapan pagi ini, ia tidak sempat memikirkan itu, bukan karena ia telat bangun melainkan ia sedang gugup memikirkan hal apa saja yang akan ia lakukan ketika pertama bekerja. Karena memang ini adalah pengalaman pertamanya bekerja, setelah ia menyelesaikan studynya dibidang managemen keuangan. Ia memiliki passion yang sangat berbeda dengan ibunya, ibunya sendiri berprofesi sebagai dokter spesialis paru-paru disebuah rumah sakit swasta dikota metropolitan ini. Iya, laura berbeda dengan ibunya karena ia sebenarnya takut dengan hal-hal yang berbau rumah sakit, seperti darah, jarum suntik, atau bahkan butiran-butiran obat.
"Maafkan ibu ya nak, ibu jadi tidak bisa menyiapkan sarapan untukmu. Besok-besok ibu akan pulang lebih awal." Ucapnya sembari mengelus lengan baju Laura.
"Tidak apa Bu, aku bisa menyiapkannya sendiri. Lagi pula tugas ibu kan memang banyak, dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja, banyak orang yang sangat membutuhkan ibu. Oh ya Bu, sepertinya aku harus berangkat sekarang." Balasnya sembari melihat kearah jam yang melingkar dipergelangan tangan kirinya.
"Aku pamit dulu ya Bu." Lanjutnya sambil mengulurkan tangannya untuk mencium telapak tangan ibunya.
"Kamu yang hati-hati ya, semoga pekerjaan hari ini lancar."
"Iya Bu, ibu juga harus makan setelah itu istirahat."
Kemudian perempuan yang biasa disapa dokter Isma itu menganggukan kepalanya. Laura segera melangkahkan kakinya keluar dari rumahnya untuk segera mencari taksi agar mengantarkannya ke kantor tujuannya.
Sesampainya di kantor ia diarahkan oleh manager personalia untuk diantarkan keruangan bekerjanya. Tidak tanggung-tanggung jabatannya kini adalah sebagai manager keuangan. Bukan tanpa pertimbangan, pekerjaan ini memang diharuskan untuk yang sudah berpengalaman bukan fresh graduate seperti Laura ini, tapi setelah ditimbang-timbang oleh bagian HRD akhirnya Arya memutuskan untuk memilih Laura selain karena sikapnya yang sopan santun, ia juga lulusan terbaik dikampusnya.
"Selamat bekerja Laura, kalau masih ada hal yang belum mengerti sebaiknya kamu tanyakan saja kepada pak Arya." Ucap Bella dari bagian personalia tersebut dan kemudian diangguki oleh Laura. Sebelum Bella pergi dari ruangan tersebut Bella sudah menjelaskan semua hal yang harus dikerjakan oleh Laura hari ini.
Laura mulai mengerjakan semua pekerjaan yang dijelaskan oleh Bella tadi dengan penuh hati-hati. Sampai akhirnya ada sebuah ketukan pintu membuyarkan fokusnya dari layar monitor komputer.
Tokk.. tokk.. tokk..
"Masuk." Jawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Jeane Wuner
hahaha.....berani juga dia, mau coba keberuntungan kali yeee....
2023-10-07
1