Setelah memeriksa hasil laporan yang diminta oleh bosnya Clarissa datang kembali menghampiri Tuannya.
"Apa kamu sudah menemukan kejanggalan yang aku maksud."
"Iya Tuan saya sudah memeriksa berkasnya dan menyamakan dengan hasil laporan dari bagian pemasaran. Dan hasilnya tidak sama."
"Bagaimana ini bisa terjadi mengapa jumlahnya bisa berbeda dengan laporan bulanan yang dibuat oleh bagian keuangan."
"Lebih baik Tuan tanyakan langsung kepada bagian keuangan supaya lebih jelas detilnya."
Setelah mendengarkan penjelasan dari sekretarisnya Arthur bergegas mencari manager keuangannya untuk menjelaskan kekeliruan ini. Dia berjalan melangkah menuju keruangan Laura.
Laura yang saat ini tidak berada didalam ruangannya pun tidak mengetahui jika ada sosok yang mencarinya. Setelah mengetuk pintu ruangan Laura berkali-kali tetapi tidak mendapatkan jawaban Arthur dengan sigap membuka knop pintu tersebut dan tidak mendapati Laura didalam ruangan tersebut, dia mendengus dengan kesal, terlihat guratan wajahnya yang menampilkan emosinya. Kemudian dia mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celananya untuk menghubungi Arya.
"Hallo, kemana Laura? Apa kau melihatnya? Mengapa dia tidak ada didalam ruangannya?." Ucapnya dengan mencecar pertanyaan kepada Arya.
"Saya tidak tahu Tuan, memangnya ada apa? Atau ada yang bisa akan saya sampaikan kepadanya."
"Tidak perlu. Saya hanya ingin berbicara kepadamu, bagaimana kamu bisa merekrut karyawan bodoh seperti dia?"
"Memangnya dia berbuat kesalahan apa tuan?"
"Apa kau tau dia sudah membuat kesalahan dalam membuat pengeluaran anggaran. Dan itu jumlahnya tidak sedikit."
"Maaf tuan, saya baru tahu. Saya akan menyampaikannya kepada Laura, dan akan membimbingnya lebih jauh dalam mengerjakan tugasnya."
"Membimbingnya? Maksud kamu?" Tanya Arthur dengan sedikit memicingkan matanya, mencoba mencerna ucapan Arya.
"Iya Tuan karena Laura memang baru pertama kali bekerja."
"Apa kau bilang!! Kau bahkan merekrut karyawan baru dengan pengalaman yang masih nol. Kau benar-benar bodoh Arya bagaimana bisa kau menyerahkan bagian keuangan kepada seseorang yang tidak paham apa-apa."
"Maafkan saya Tuan, saya melihat dari motivasinya bekerja dia adalah perempuan yang pekerja keras."
"Arghhh.. sebodo amat dengan perkataanmu." Ucapnya lalu mengakhiri percakapan tersebut secara sepihak.
Kemudian dia memutuskan untuk keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintunya dengan keras.
Saat dia berjalan keluar dari ruangan tersebut dia bertemu dengan Sofia dijalan.
"Sof apa kau melihat Laura?" Tanyanya dengan suara lantang yang membuat Sofia bergidik ada apa gerangan dia mencari Laura apa lagi dengan kondisi emosi seperti ini.
"Saya tidak melihatnya Tuan."
"Tolong hubungi dia untuk menemuiku diruangan ku."
"Baik Tuan." Jawabnya yang kemudian ditinggal berlalu oleh bosnya.
Setelah melihat bosnya pergi ia segera menghubungi Laura dengan telepon genggamnya.
"Hallo lau, kau dimana? Tuan Arthur memintamu untuk segera menemuinya diruangannya."
"Baik aku akan kesana."
"Sebenarnya kau ada..." Tutt.. tutt.. tutt.. belum selesai Sofia berbicara tetapi sambungan telepon tersebut terputus. Laura mengakhiri panggilan tersebut dikarenakan baterai handphonenya yang sudah lowbat.
Laura yang mendapat perintah dari temannya pun langsung datang menuju ruangan tuannya.
"Permisi Tuan, apakah Tuan memanggil saya?" Tanya Laura setelah berada didalam ruangan Arthur.
"Apa kau tau kesalahanmu sehingga saya memanggil mu kemari?" Ucapnya dengan guratan wajah yang menunjukan emosi.
"Saya tidak tahu Tuan mengapa anda memanggil saya kemari."
"Kau ini memang benar-benar bodoh, saya juga tidak tahu bagaimana Arya bisa merekrut perempuan bodoh seperti kamu." Ucapnya yang seketika membuat perasaan Laura sedikit down dengan perkataan Arthur yang menyakitkan.
"Tolong bisa katakan apa kesalahan saya Tuan?"
"Bagaimana kau bisa membuat laporan seperti ini?" Bentaknya sembari melemparkan sebuah berkas tepat ke arah Laura yang seketika itu juga ia langsung menyahutnya sebelum benda tersebut mengenai wajah cantiknya.
Laura masih tidak paham dengan yang dilakukan oleh bosnya tersebut.
"Tolong jelaskan kepada ku mengapa anggaran yang kau keluarkan bisa berbeda dengan catatan dari divisi pemasaran?"
"Saya tidak tahu Tuan saya hanya merekap sesuai dengan yang dilaporkan dari bagian pemasaran."
"Kau benar-benar bodoh atau kau sengaja akan melakukan kecurangan kepada perusahaan ku untuk mendapatkan keuntungan untuk dirimu sendiri? Ha" ucapnya dengan nada lantang yang penuh emosi.
Seketika nyali Laura menciut, lidahnya menjadi kaku untuk mengucapkan sepatah kata. Badannya menegang, ia hanya terpaku pada tumpuan kakinya yang tengah berdiri saat ini. Arthur mulai berjalan untuk mendekati Laura selangkah demi selangkah dia berjalan maju lalu saat jarak mereka semakin dekat dia memandangi dengan lekat wajah Laura "memang sangat cantik, aku akui. Tetapi kenapa bisa Arya merekrut perempuan bodoh seperti ini, atau Karena wajahnya dia melakukannya." Batin Arthur dalam hati lalu kembali berjalan lebih dekat kearah Laura. Laura yang merasakan bayangan Arthur semakin mendekat hanya bisa menundukkan kepalanya, lalu Arthur berjalan memutari tubuh Laura dilihatnya tubuh yang tidak terlalu tinggi hanya setinggi bahu Arthur dengan mengenakan blouse floral lalu dipadukan dengan rok pendek diatas lutut dengan belahan belakang yang memperlihatkan bagian paha belakangnya yang putih mulus.
Sampai beberapa saat hanya kesunyian diantara mereka berdua, dipandanginya body Laura dari belakang dengan mata yang masih terfokus kebagian pahanya.
Kemudian beberapa saat fokusnya kembali kepada permasalahan awal. Arthur tersadar lalu dia mengambil teleponnya dan menghubungi seseorang.
Setelah beberapa menit, seseorang datang. Terlihat sosok Bella datang dari balik pintu ruangan Arthur.
"Maaf tuan sebelumnya saya akan menjelaskan permasalahannya, jadi beberapa waktu lalu Tuan Marko menghubungi saya perihal perubahan perancangan pengelolaan dana dalam usaha kerja sama anda dan Tuan Marko." Ucap Bella dengan memberi penjelasan.
"Bagaimana itu bisa terjadi, mengapa Marko tidak menghubungi saya lebih dahulu."
"Saya tidak tahu Tuan, saya fikir Tuan Marko sudah memberi tahu anda lebih dahulu."
"Ini namanya sudah melanggar etika dalam bekerja sama, saya akan membatalkan perihal kerjasama ini. Ini sangat merugikan untuk perusahaan saya." Ucapnya dengan tegas. Tetapi disisi lain dengan kedatangan Bella yang menjelaskan akar permasalahannya membuat Laura sedikit merasa lega.
"Kalau begitu silahkan kalian berdua keluar dari ruangan saya." Lanjutnya yang membuat Laura dan Bella memutar tubuhnya untuk segera keluar dari ruangan tersebut.
Sesampai nya saat sudah berada diluar ruangan Bella mengucapkan maaf kepada Laura atas kesalahan yang sudah terjadi.
"Lau, aku minta maaf ya karena tidak memberi tahu Tuan arthur terlebih dahulu, sampai membuat mu terkena sasaran emosinya seperti ini."
Kemudian Laura menarik nafasnya dengan panjang seraya memejamkan matanya, lalu berucap. "Tidak apa Bell, kamu tidak bersalah."
"Aku jadi tidak enak dengan mu. Tuan Arthur memang seperti itu orangnya dia sangat arogan lau."
"Iya Bell, aku sekarang jadi mengerti sifatnya."
"Kamu jangan kaget ya lau."
Kemudian Laura membalasnya dengan anggukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Kaizar Kaizar
tambah seru....deg deg an
2023-10-08
1