Sang surya telah menyinari bumi dangan lembutnya, pertanda hari yang gelap menjadi siang. Pagi yang cerah ini seperti biasa Nami jemput Fifi, tapi sekarang lebih pagi bahkan matahari masih malu-malu menampakkan dirinya Nami telah tiba di depan rumah Fifi, soalnya tiga hari mulai sekarang kan mos. Karena Fifi itu OSIS, jadi dia harus berangkat pagi. Sebagai sahabat yang baik, Nami selalu mengerti Fifi. Setiap pagi pula, Nami bertemu ortu Fifi, mereka udah Nami anggap ortu sendiri kok. Jadi akrab aja, gak malu gitu lho.
"Ok. Kita berangkat, Mom." teriak Fifi sambil melambaikan tangannya.
"Iya hati-hati. Nami jangan ngebut." teriak Mom nya Fifi.
"Iya Mom," kali ini Nami yang tereak. Nami manggil mamanya Fifi Mom, ikut ikutan Fifi. Kalo Fifi manggil mamanya Nami Bun antau Bunda, ikut ikutan Nami.
Mereka berangkat menggunakan motor Fifi, Nami melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Mumpung masih pagi kan udara masih bersih.
Sepuluh menit sebelum jam enam pagi, anggota OSIS sudah berkumpul di ruang OSIS. Mereka mempersiapkan hari pertama MOS.
Mos berlangsung tiga hari, dan hari ini adalah hari terakhir Mos untuk adik kelas. Mereka baik anggota OSIS maupun adik-adik kelas sepuluh bersemangat.
Pulang sekolah hari ini, Fifi berjanji akan pulang bareng Ega. Ega menunggunya di tempat parkir sekolah. Saat mau ke tempat parkir. Fifi berjalan dengan tergesa-gesa.
Dan gak sengaja ia bertabrakkan dengan seseorang. Sehingga kertas yang ia bawa jatuh.
"Maaf," ucap mereka bersamaan, dan mengambil kertas yang berserakan itu secara bersama pula. Sehingga mereka saling berpegangan tangan. Hahahaaaaa.... Drama banget ya. Sorry.
And than, Fifi langsung aja deh ngejauhin tangannya agar tak berlama lama berpegangan dengan tangan orang tadi. Dan dengan cepat dia mengumpulkan kertasnya yang berserakan, diikuti anak tadi.
"Sekali lagi maaf ya kak. Saya benar-benar gak sengaja kak." ucap orang yang bertabrakan dengan Fifi tadi, sambil menyondorkan kertas Fifi tadi yang berserakan. Dan langsung lah Fifi mengambil kertasnya itu dari tangan orang tadi.
"Gak papa kok dek, maafin juga kakak tadi buru-buru" ucap Fifi sambil tersenyum manis.
"Kak, em anu..." ucap anak tadi sambil garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.
"Knapa dek?"
"Em... A..a...aku pengen daftar jadi anggota OSIS gak kak?" tanya orang itu cepat, sambil nunduk pula.
"Smua orang berhak kok dek, tapi inget jadi anggota OSIS itu gak gampang, kmu yakin mau ikut?" tanya Fifi memastikan.
"Iya kak, saya pengen gabung," jawabnya cepat.
"Ok, ni nomer hape kakak, kalo ada yang pengen ditanyakan hubungi aja kakak," kata Fifi sambil menyondorkan kertas yang bertulis dengan cantiknya nomer hapenya.
"Makasih kak, saya Danis kelas 10Ipa2 kak," ucap anak itu yang rupanya kelas 10, dan cowok pula. Tak lupa ia membungkukkan badannya.
"Gak masalah, aku duluan ya," ucap Fifi sambil berlalu, Danis tersenyum melihat kakak kelasnya itu.
Tapi dilain tempat, ada seorang cowok yang mengawasi mereka. Dan orang itulah yang dihampiri Fifi. Yap..orang itu adalah Ega.
"Sorry lama," ucap Fifi sambil bergelayut manja ditangannya Ega.
"Hmm," hanya gumaman yang menjawab pernyataan Fifi. Dia kemudian naik ke motor gedenya, dan menginstruksikan Fifi untuk naik ke motor gedenya.
Fifi dengan seneng hati langsung naik ke motor gedenya Ega dan langsung berpegangan dengan cara memeluk Ega dari belakang.
Motor yang dikendarai Ega berjalan dengan kecepatan sedang, dan dalam situasi yang hening. Tiada percakapan antar keduanya.
"Ga," ucap Fifi lirih.
Ega hanya pura-pura gak denger dan tetep melajukan motornya lagi.
"Ga," ucap Fifi agak keras supaya Ega mendengarkan panggilannya.
"Hmm," hanya dibalas dengan gumaman oleh Ega.
"Ga, kmu kenapa sih. Kok dari tadi diem muluk," ucap Fifi agak keras.
"Hmm," lagi dan lagi hanya gumaman yang terdengar dari mulut Ega.
"Ga, gue serius kenapa loe dari tadi diem muluk," ucap Fifi agak keras, sambil menahan tangisnya supaya tidak pecah. Karna tak tau kesalahannya apa.
Ega yang melihat Fifi seperti menahan tangis dia memberhentikan motornya didekat taman. Dan turun dari motornya dan melepas helmnya, sementara Fifi masih diatas motornya san jua ikut melepas helmnya. Ega menghadap Fifi, dan menghapus air mata Fifi yang keluar dengan ibu jarinya. Tapi dia tetap diam.
"Ga," ucap Fifi lirih.
"Hmm," jawab Ega sambil menatap lekat Fifi.
"Loe kenapa?" tanya Fifi masih dengan suara yang lirih, seolah ia bertanya dengan dirinya sendiri.
"Soalnya kamu tadi seneng banget sama saat sama cowok tadi," ucap Ega, masih tetap menatap lekat Fifi.
"Cowok mana?" tanya Fifi lagi dengan lirih.
"Di tempat parkir tadi," jawab Ega.
"Danis?" tanya Fifi memastikan.
"Entahlah, aku kan gak tau namanya,"
"Kamu ceburu?" sambil mendonkakkan kepalanya balas menatap lekat Ega.
"Mungkin," sambil mengangkat bahunya.
"Kamu cemburu ya?" tanya Fifi lagi, dengan senyum yang memancar diwajahnya.
Lagi dan lagi Ega hanya mengangkat bahunya.
"Ciye, ada yang cemburu ni," ucap Fifi menggoda Ega.
Ega lalu memalingkan wajahnya supaya gak terus menatap Fifi.
"Ga?"
"Hmm,"
"Loe gak cemburu ya?" tanya Fifi yang wajahnya berubah jadi sedih.
"Iya, iya gue ngaku deh. Gue cemburu liat loe sama anak tadi," ucap Ega sambil mengacak-ngacak rambut Fifi. Fifi pun teesenyum tapi kemudian cemberut lagi. "Loe kenapa cemberut lagi? Kan gue udah jujur, kalo gue tadi cemburu liat loe sama cowok tadi," ucap Ega lagi.
"Jangan acak-acak rambut gue juga kalik," jawab Fifi sambil mendengus kesal.
"Eh iya deh sorry, nih gue rapiin lagi," sambil menyisir rambut Fifi dengan tangannya.
"Hehehe... Thanks udah dirapiin lagi,"
"Iya masama sayangku," yang sukses membuat muka Fifi merah. "Kenapa thu mukanya merah," goda Ega sambil mencolek pipi Fifi yang udah merah makin merah aja.
"Ih, loe thu ya nggoda aku muluk," rajuk Fifi.
"Iya deh yang, sorry deh sorry," ucap Ega sabil mengedipkan sebelah matanya, and sukses membuat muka Fifi merah lagi.
"Ih, udah deh. Gak usah nggoda aku muluk," ucap Fifi sambil menolehkan kepalanya kearah lain supaya menutupi wajah merahnya dari Ega, dan kemudian mencubit pinggan Ega dengan pelan.
"Auw, sakit tauk yang," ucap Ega pura-pura kesakitan.
"Ih, lebay deh, orang tadi nyubitnya juga pelan kok sakit," lirik Fifi sinis kearah Ega.
"Ya ya deh. Mau pulang gak nih," ucap Ega mengalihkan pembicaraan.
"Mau dong ayo gih pulang," Fifi menarik tangan Ega mendekat kearahnya supaya segera naik motornya.
Ega segera naik ke motornya dan melirik Fifi lagi. Lalu mulai melajukan motornya setelah sekiranya Fifi udah siap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
RN
like
intip playboy mengejar cinta yuk🤭
2021-04-07
1