Pulang

****

Saat ditengah perjalanan mau ke tempat parkir, Fifi bertemu dengan Ega. Mereka berhenti dan bertatapan cukup lama, membuat Nami bingung.

"Hei!" ucap Nami, mengagetkan kedua insan itu.

"Eh, ia Mi." ucap Fifi menghilangkan rasa malu dan kagetnya.

"Kalo, gitu gua duluan ya, Fi." kata Nami, sambil melirik Ega. 'Ega rupanya keren banget, eh.. Ngomong apa aku tadi? Sadar dong, Mi. Dia kan pacar sahabatmu, Mi. Lo gak boleh suka ama pacar sahabtmu..' batin Nami, sambil geleng-geleng kepala.

"Lo kok geleng-geleng sih, Mi?" tanya Fifi khawatir.

"Eh, gak kok." jawab Nami kikuk. "Kalo gitu aku pulang dulu ya?" lanjut Nami.

"Tunggu dulu, gue kan bareng kamu pulangnya," kata Fifi, sambil memelas.

"Kan ada dia," jawab Nami sambil melirik kearah Ega.

"...." Fifi ikutan melirik Ega.

Merasa dilirik oleh dua sahabat itu, Ega langsung tersadar dari lamunannya.

"Ada apa?" tanya Ega tanpa dosa.

"Kamu kesini mau ngapain,Ga?" tanya Nami.

"Oh, iya. Gue lupa." sambil tepuk jidat. "Gue kesini mau ngajakin Fifi pulang bareng, mau gak, Fi?" tanya Ega, menoleh kearah Fifi.

"Eh.. Aku," kata Fifi kikuk.

"Kalo gitu gue duluan ya, Fi. Jaa nee." ujar Nami sambil berlalu meninggalkan dua sejoli itu. Belom sempet Fifi mencegah Nami pulang duluan, tangannya udah dipegang oleh Ega.

"Kamu pulang sama aku aja, Fi." kata Ega sambil tersenyum.

"Em... Iya deh." jawab Fifi, dengan senyum pasrah, walaupun seneng juga sih.

Fifi naik ke sepeda gede nya Ega, ia tampak kerepotan. Tapi akhirnya bisa juga.

"Udah naik?" tanya Ega sambil menyondorkan helm pink, ke Fifi. Fifi menatap Ega dengan penuh tanda tanya. "Ada apa?" tanya Ega, yang melihat ekspresi bingung pacarnya itu.

"Sejak kapan kau punya helm warna pink?" tanya Fifi, dan disambut tawa kecil oleh Ega.

"Sejak jadian ama kaku, kan kamu suka pink." jawab Ega enteng.

"Benarkah, kenapa kau melakukannya, itu akan membuat tabunganmu berkurang, dan membuatku merasa bersalah tau." kata Fifi, agak marah karena pacarnya membeli helm pink, karna dirinya suka warna itu. Dan perkataan Fifi tadi malah membuat Ega tertawa. "Kenapa malah ketawa?" ucap Fifi, agak marah.

"Soalnya kamu cerewet sayang," ucap Ega, membuat Fifi makin cemberut. Ega yang melihat pacarnya cemburut, melanjutkan perkataannya. "Ini nggak ngabisin tabungan aku kok sayang, ini kan helm Mami ku, dia beli helm tapi gak pernah di pakai, karena dia suka naik mobil, daripada motor." jelas Ega.

"Emm," Fifi malas mengomentari apa, langsung mengambil helm pink dari tangan Ega, dan memakainya. "Dah," ujar Fifi.

"Ok. Pegangan dong," suruh Ega.

"Nih udah kok." jawab Fifi sambil menunjukkan tangannya yang memegang jaket Ega.

"Haduh," ucap Ega tepuk helmnya. "Peluk dong sayang, biar romantis," tambahnya lagi.

"Ih, gak lah. Kamu thu modus," ucap Fifi sambil melirik Ega.

"Kan aku pacar kamu," ucap Ega lagi.

"Nih, udah puas," ucap Fifi dengan cemberut, dan itu membuat Ega tersenyum geli melihat tingkahnya.

Ega melajukan motornya meninggalkan tempat parkir sekolahnya. Dia melajukan motornya dengan cepat. Dan itu membuat Fifi mempererat pelukannya. Ega yang sedang terfokus pada jalanan tersenyum melihat tingkah pacarnya.

"Fi, gue lapar. Makan dulu yuk?" tanya Ega saat di perjalanan pulang.

"Apa?" teriak Fifi karena suaranya Ega gak terdengar saking cepetnya laju motor itu. Ega yang mendengar pernyataan itu menganggap itu sebagai jawaban 'ya'.

Dan tak lama kemudian, motor berhenti didepan pangkalan pedagang kaki lima.

"Kok berhenti disini?" tanya Fifi bingung.

"Kan aku tadi bilang aku lapar, kamu mau temenin aku makan kan?" tanya Ega memastikan.

"..." Fifi mengganggukkan kepalanya yang mengartikan dia tak keberatan menemaninya. Lalu ia turun dari motor itu susah payah, karena lama Fifi turunnya, Ega yang berada didepan turun duluan, dan membatu Fifi untuk turun. "Thanks," ucap Fifi pada Ega.

Ega hanya tersenyum, dan mereka bergandengan tangan menghampiri penjual bakso. Mereka duduk berdekatan. Ega memesan dua mangkuk bakso. Dan Fifi berjalan mendekati penjual minuman, ia memesan dua gelas es cendol.

Mereka makan sambil bercanda-canda ria. Menggoda satu sama lain. Dari hal kecil semacam sambal pun mereka perdebatkan. Tak terasa rupanya mereka terlalu lama di pangkalan pedagang kaki lima itu. Dan akhirnya memutuskan untuk pulang.

"Ga, dah jam dua ni. Ayo pulang yuk," ajak Fifi.

"Oh,ya? Cepet amat ya. Kalo gitu ayo." kata Ega, sambil membayar pesananya tadi. Mereka berjalan beriringan ke tempat parkir yang sudah disediakan.

Menggunakan atribut lengkap sebelum berkendara adalah hal yang penting. Demi keselamatan bersama soalnya. Setelah selesai menggunakannya, mereka keluar dari area tersebut. Ega memacu sepedanya dengan cepat. Membuat Fifi yang dibelakangnya mempererat pelukannya.

Setelah sampai rumah Fifi.

"Makasih tumpangan dan makanannya," ucap Fifi sopan.

"Sama-sama, oh ya emang ortu mu kemana kok sepi banget rumahmu?" tanya Ega.

"Oh. Ortuku masih kerja jam empat baru pulang," jawab Fifi.

"Gitu ya, kalo gitu aku pulang dulu ya,"

"Gak masuk dulu, Ga?"

"Engak usah dwh, lain kali kan bisa. Bay," ujar Ega, sambil melajukan motornya berlalu dari rumah Fifi yang sederhana, dan melambaikan tangan kirinya.

"Bay, hati-hati dijalan jangan ngebut-ngebut," teriak Fifi, sambil melambaikan tangannya.

Setelah ia rasa Ega sudah jauh dari rumahnya. Ia memutuskan masuk rumah, dan kekamarnya.

Dikamar ia langsung menjantuhkan dirinya kekasur, dan memejamkan mata. Berharap hari seperti ini tidak akan berakhir. Rasanya sangat menyenangkan.

'Oh ya, Nami tadi gimana ya. Aku lupa.'   pikir Fifi. Lalu dia mengambil handphone nya ditas dan me-SMS Nami.

-"Mi, lu dah sampai rumah kan?"  Fifi mengirimkan pesan tersebut untuk Nami, dan tak beberapa lama SMSnha di balas.

-"udah kok Fi, dari tadi jam satu seperempat. Gimana tadi? Asik gak pulang barengnya?"

-" menurut mu?"

-"kurasa aku gak rugi ninggal kamu?"

-"hahaha. Makanya kamu thu jga cari donk,"

-" :-( gak usah bahas itu donk, aku kan blom pgen pya pcar."

-"iya deh iya. Klo lu dah ampe rumah yaudah. Gue tdi cna mastiin, nanti lo knapa napa gimana? Kan lo is my best friend."

-"gue gak bakl knapa napa. Gue tau kok kalo gue itu your best friend. And sahabat lo yg paling cuantiiiiiikkkkk,"

-"kyah. Pd amat lu. Besok udah dimulai mosnya kmu bisa thu modusin adik² kelas."

-"ogah, gua mau mandi, dah dulu ya bay."

-"jgan lupa bsok jumput gua jam setengah enam, mos nya jam enam soalnya."

-"ok! See you,"

-" see you too,"

Fifi hanya tersenyum, memang bener sih ia tiap hari numpang Nami, soalnya ia belom boleh bawa motor sendiri ke sekolah, kadang Nami pake motornya sendiri, kadang juga pake motornya Fifi. Tapi yang pasti, Fifi hanya mbonceng. Kayak tukang ojek aja ya Nami.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!