Cinta Anak SMA

Cinta Anak SMA

1. Sahabat

Fifi dan Nami, sahabatan sejak kecil. Mereka selalu bersama-sama. Bahkan sejak TK hingga SMA ini mereka berdua selalu satu sekolahan. Dan selalu satu kelas.

Saat ini mereka telah kelas 11 SMA, dan tetap mereka satu kelas, yaitu kelas 11ipa2.

Fifi anak organisasi, dia ikut OSIS. Dia anak yang disiplin, jadi pantas aja kalo dia itu jadi OSIS.

Kalo Nami, dia anak biasa kok. Dia gak ikut organisasi apapun. Baginya pelajaran yang utama.

_______

"Alhamdulillah, kita naik kelas 11. Gak nyangka gue, Mi. Gue pikir gue gak akan naik kelas, gara-gara sering gak ikut pelajaran." ujar Fifi.

"Iya, gue juga seneng banget, nilainya gak mengecewakan deh," ucap Nami,

"Kan nilaimu emang bagus-bagus, Mi." ujar Fifi, dengan ekspresi cemberutnya.

"Iya, sih." jawab Nami, sambil garuk-garuk kepalanya yang sepertinya gak gatal.

"Oh, ya. Gue punya kabar gembira nih." kata Fifi dengan semangat.

"Kabar gembira! Apa thu. Gue boleh tau gak." ujar Nami, dengan tak kalah antusiasnya. Dan juga mengeluarkan pupy eyes nya.

"Boleh tau gak ya,"

"Masak gak boleh sih. Kalo punya kabar gembira bagi-bagi dong, katanya kita sahabat." ujar Nami, memasang ekspresi sedihnya.

"Ia.ia. kamu sahabatku."

"Trus apa kabar gembiranya?" ujar Nami, dengan masih semangatnya.

"Ah. Eh. Gimana ya ngomongnya, aku bingung." ujar Fifi, dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Ngomong aja, katanya kabar gembira."

"Ia.ia.. Jadi........."

"Jangan digantungin dong, aku gak suka digantung lho." ucap Nami sewot.

"Aku mau bilang tau, malah kamu nyambung."

"Eh.. Apa bener, emm sorry. Trus apa?" ucapnya dengan menggaruk-garuk kepala, karena malu.

"Emmm. Jadi gini.......................................... gue............"

"Gue?"

"Gue... Udah jadian." kata Fifi, dengan antusiaasnya.

"Hah....?" ucap Nami dengan terkejut. Untung gak keseleh air liur, coba kalo sampe keselek, kan barabe.

"Iya," jawab Fifi, sambil menganggukkan kepalanya, tanpa memasang ekspresi berdosa gitu.

"A...a..ama sapa?" tanya Nami, gugup.

"Ama... Ega,"

"Yang bener lu, Fi.? Tanya Nami, memastikan.

"..." hanya dijawab anggukan tiga kali oleh Fifi.

"Kalo gitu selamat ya," ucap Nami, denang nada senang dan berjabat tangan dengan sahabatnya itu.

"Iya sama-sama, kamu kapan nyusul?" tanya Fifi tanpa dosa. Dan sukses aja, mengubah ekspresi senang Nami menjadi murung.

"Emm kapan-kapan," kata Nami, agak ketus.

"Ih... biasa aja kalik,"

"Iya,iya biasa. Nih sambil senyum ni." jawab Nami, sambil menunjukkan deret giginya yang rapi.

"Itu mah gak senyum, tapi cengengesan kalik," jawab Fifi.

"Iya,iya. yang baru jadian ni. Senyum-senyum muluk," kata Nami, sambil melirik Fifi, yang masih senyum-senyum gaje gitu.

"Hehehe, sorry," ucap Fifi, masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Emm, ngemeng-ngemeng kapan kamu ditembak Ega. Kan ini baru pertama masuk?" tanya Nami.

"Kepo...." lirik Fifi ke Nami.

"Ih. Biarin kan aku sahabat kamu." ucap Nami sambil melirik jua kearah Fifi.

"Seminggu lalu,"

"Cerita dong gimana dia nembak lu," rengek Nami.

"Iya,iya. Jadi gini....." belum sempat menngucapkan kalimatnya bel masuk kelas udah berbunyi.

tettttttt.....tetttttt...tettttttt.

Mungin seperti itulah bunyi belnya.

"Yah masuk ni," ucap Nami kecewa.

"Nanti kulanjutin pas istirahat pertama." kata Fifi menenangkan Nami.

"Ok.. Ku tunggu, aku anggap itu utang." kata Nami sambil menunjukkan kelingkingnya.

"Iya," ujar Fifi, sambil mengaitkan kelingking mereka.

Lima menit setelah bel berbunyi guru masuk kekelas 11ipa2. Dan beliau memperkenalkan dirinya sebagai wali kelas 11ipa2. Namanya Bu Eni. Oke kami rasa dia guru yang baik. #kami, kalian aja kalik. Aku enggak, kan beliau wali kelas mu bukan aku. Hehehe, kalo galak gak papalah.

Oke selama tiga jam pelajaran pertama diisi oleh Bu Eni, untuk perkenalan dirinya, dan murid-muridnya. Akhirnya bel istirahat pertama berbunyi.

Tettttt....tettttttt...tettttt...

Semua murid bersorak gembira, ada yang langsung ke kantin, ada juga yang nunggu Bu Eni keluar kelas. #emang sebleng ya anak-anak thu, guru masih ada di kelas malah ngacir dulu. Author gedek-gedek kepala deh.

"Baik, cukup sekian dari saya, semoga betah di kelas. Assalamualaikum wr.wb." ucap Bu Eni, sambil berjalan keluar kelas.

Dan sisanya langsung deh ngacir keluar kelas, ada yang ke kantin, taman, perpus (khusus anak alim ni biasanya), dan tersisalah Nami dan Fifi di kelas.

"Lu, bawa bekal kan, Mi?" tanya Fifi.

"Bawa donk, gua, masak gak bawa. Kalo lu?" tanaya Nami balik.

"Bawa, nih." sambil mengeluarkan kotak bekalnya dari tas dan diikuti Nami. "Ayo, kita makan." sambung Fifi sambil membuka kotak bekalnya.

"Ups, tunggu dulu, kamu masih punya jtang ke gua." kata Nami, sambil melipat tanganya diatas meja.

"Makan dulu kalik. Masak cerita sambil makan." kata Fifi.

"Iya deh." kata Nami pasrah. Dan mereka membuka kotak bekal merwka masing-masing dan sebelumnya baca do'a dulu. Kurang lebih lima menit berlalu makanan mereka udah abis. #lima menit makan thu lama gak sih? Aku bingung, soalnya kalo makan gak aku menitin sih.

"Oke. Gimana ceritanya?" tanya Nami antusias. Sambil menutup kotak bekalnya.

"Iya ia gak sabaran amat sih." jawab Fifi ikut menutup kotak bekalnya.

"Ayo..." ucap Nami lagi.

"Iya Nami, gak sabaran amat sih."

"......." Nami masih menunggu.

"Jadi gini, ini thu seminggu yang lalu, bermula saat..........."

Terpopuler

Comments

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

saya mampir thor

2022-10-14

0

Elly Suprobo

Elly Suprobo

apaaa

2021-04-25

0

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎

Ku awali baca dari sini kak


Salam kasih dari Affair

2020-12-31

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!