Terpaksa Menjadi Orang Ketiga
Seorang perempuan muda yang memakai hijab berwarna pastel terduduk dengan tatapan matanya yang menelisik kearahnya kedua pasangan suami istri yang sedari tadi mencari keberadaannya.
Perempuan muda itu baru beberapa hari dinyatakan lulus dari sekolah menengah atas. Dia juga seorang anak yatim piatu tanpa memiliki saudara seorangpun.
Dari raut wajahnya nampak tegang dan penasaran, apa maksud kedatangan kakak sepupunya dari ibu kota Jakarta ke kampung halamannya di Makassar.
Entah kenapa Mbak Dania Najida memintaku bertemu dengannya di dalam kafe ini dan juga, kenapa malah mengajak juga suaminya mas Fayyad. Aku kira tadi katanya hanya kami berdua saja.
Dania menyentuh punggung tangan satu-satunya adik sepupu perempuan yang dimilikinya itu. Sabiyah Laiqa Badiah adalah nama gadis berusia delapan belas tahun lebih itu.
Dia nampak bingung, salah tingkah dan cemas serta terus menduga-duga apa sebenarnya alasan kakak sepupunya mengajaknya bertemu di luar di bandingkan dengan di rumahnya sendiri yang ditinggalinya selama beberapa tahun belakangan ini semenjak kedua orang tuanya meninggal dunia.
Dania tersenyum tipis,"kamu tidak perlu panik, aku tidak akan melakukan hal-hal yang tidak baik kok padamu," imbuhnya Dania.
Sabi hanya tersenyum simpul menanggapi perkataannya dari kakak sepupunya itu. Sedangkan Fayyad hanya memainkan gedjetnya karena baginya belum saatnya dia ikut berbicara apapun dan menimpali percakapan mereka berdua.
"Sabiya, Mbak sebenarnya mengajak kamu bertemu karena ada yang ingin Mbak katakan dan sejujurnya alasannya Mbak pulang kampung ke Sulawesi karena tujuan utamaku adalah ingin bertemu denganmu dan sekaligus ingin meminta tolong," ujarnya Dania.
"Ke-na-pa karena saya Mbak dan juga mau meminta tolong apa padaku? Sedangkan aku tidak punya apapun hanya rumah kecil saja yang ditinggalkan oleh ayah dan ibuku sebelum mereka meninggal dunia," Sabi berucap dengan tergagap.
Sabi semakin gelisah karena ia semakin kesulitan untuk memahami apa yang sesungguhnya terjadi,ia duduk di hadapan dua pasangan suami istri itu.
"Saya ingin meminta kamu menikah dengan suamiku mas Fayyadh selama setahun, setelah kamu mengandung dan melahirkan anak untuk suamiku kamu harus bercerai dengan suamiku secepatnya," jelasnya Dania.
Gadis berhijab yang sebenarnya dia bukan anak tunggal hanya saja ketika dilahirkan ke dunia ini,kakak kembarnya meninggal dunia sebelum dilahirkan ke dunia ini. Sabiyah reflek bangkit dari posisi duduknya saking terkejutnya mendengar perkataan dari kakak sepupunya yang baginya itu sungguh sangat tidak masuk akal.
"Astaughfirullahaladzim, Mbak sadar kenapa bisa berbicara seperti ini! Apa Mbak baik-baik saja atau mungkin karena capek melakukan perjalanan dari Jakarta ke Makassar sehingga bicaranya ngawur tidak jelas?" Sarkasnya Sabiyah.
"Aku sangat sadar dan tidak dalam tertidur sehingga aku sedang bermimpi. Tapi, aku sangat sadar dengan apa yang aku katakan barusan," cercanya Dania.
"Apa! Mbak Dania apa Mbak sadar dengan yang Mbak katakan padaku? Bagaimana mungkin saya menerima ini semua sedangkan Mbak masih suami istri dan juga walaupun Mbak bercerai dengan Mas Fayyad saya tidak mungkin menerima lamarannya suaminya Mbak," kesalnya Sabiyah yang keheranan dengan perkataan dari Dania yang sungguh baginya itu aneh dan tidak masuk akal.
Dania berusaha untuk meraih genggaman tangannya itu untuk bersikap tenang dan tidak menimbulkan kekacauan, takutnya ada orang yang mengenali mereka dan kedatangannya di Makassar secara sembunyi-sembunyi ketahuan.
Dania mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat area kafe tersebut sambil berusaha untuk membujuk adik sepupunya itu.
Air matanya Dania menetes membasahi pipinya itu," aku sungguh tak ingin seperti ini, meminta wanita lain untuk menikah dengan suamiku, hatiku sangat hancur dan sedih Sabiyah. Hati istri mana yang begitu mudahnya merelakan suaminya menikah dengan perempuan lain," sungutnya Dania yang menangis tersedu-sedu dalam pelukannya Fayyadh.
Sabiyah menaikkan alisnya melihat sikapnya kakaknya itu, "Kalau tidak rela, kenapa meski memintaku untuk menikah dengan suaminya Mbak! Bukannya itu ide yang sangat gila!" Ketus Sabiyah.
"Iya aku akui ideku ini sangat gila, sangat tidak masuk akal. Tetapi, demi kebahagiaan kedua mertuaku yang tinggal di pulau Sumatera aku terpaksa melakukan semua ini agar aku tidak diceraikan oleh mas Fayyad. Aku mohon bantulah aku kali ini saja dek Sabi," bujuk Dania.
"Tapi, Mbak aku bisa membantu Mbak tapi bukan gini juga caranya. Lagian kenapa Mbak enggak segera hamil atau mengadopsi anak dari panti asuhan sehingga permasalahan Mbak kelar dan beres tanpa campur tanganku kalau permasalahan pokoknya adalah karena anak saja," tuturnya Sabiyah yang pola pikirnya masih labil dan menggebu-gebu.
"Itu tidak mungkin aku lakukan, karena mereka menginginkan cucu dari suamiku langsung bukan anak orang lain. Tapi, jika aku tidak melakukan cara ini, aku pasti akan diceraikan oleh mas Fayyad dan aku bisa hancur bahkan aku tak sanggup untuk hidup lagi jika aku dipisahkan dengan mas Fayyad," ucapnya sendu Dania.
Sabiyah terduduk kembali ke atas kursi yang sedari tadi didudukinya itu dengan tatapan matanya yang sulit diartikan itu.
Ya Allah masa aku harus menikah secara siri dengan suami perempuan lain, padahal aku sedari dulu berniat hanya menikah sekali seumur hidupku. Lagian aku tidak mau dicap pelakor atau perebut suami orang lain.
Dengan air matanya yang sedari tadi sudah menetes membasahi pipinya itu," Sabi,hanya kamu satu-satunya harapan Mbak. Jika kamu menolak aku tidak akan bisa hidup lagi. hiks… hiks."
"Tapi, kan banyak perempuan cantik di luar sana terutama di ibu kota besar pasti saya yakin banyak lebih cantik cantik dariku dan kenapa meski saya yang Mbak pilih dan kenapa enggak milih hamil saja gitu, bukannya itu solusi yang paling tepat dan benar yaitu hamil anaknya suaminya Mbak," tantangnya Sabiyah yang tidak ingin menerima begitu saja.
Kenapa juga gadis ingusan ini sedari tadi menentang permintaan dari Dania. Apa susahnya sih padahal dia ndak rugi-rugi amat.
Malahan dia akan beruntung setelah berhasil melahirkan anakku. Dania juga kenapa meski memilih adiknya sebagai istri kontrakku.
Fayyad menatap jengah ke arah Sabiyah gadis remaja yang terpaut dua belas tahun dengannya.
"Emang benar apa yang kamu katakan dek Sabi. Tapi aku tidak mungkin bisa hamil, sejak aku menikahi mas Fayyad aku sudah divonis mandul," Dania menjeda perkataannya itu sambil mengusap wajahnya dengan gusar.
Fayyad memeluk tubuh istrinya dari samping," mustahil untuk hamil dan alasannya kenapa aku memilih kamu dek. Karena hanya kamu perempuan yang bagiku paling layak dan pantas untuk menjadi ibu dari anakku dan istri sementara suamiku. Kamu juga gadis baik-baik tidak seperti gadis abg diluar sana yang nakal dan salah pergaulan makanya aku memilihmu,"
"Kamu tidak perlu khawatir,kamu jika berhasil melahirkan anak untukku maka aku akan memberikan kamu uang dua ratus juta dan aku akan membiayai kehidupan dan pendidikanmu sampai selesai di perguruan tinggi, tapi setelah kamu melahirkan barulah kamu kuliah setelah berhasil memberikan aku anak." Terangnya Fayyad.
Sabi menjadi bimbang, bingung dan tidak tau harus berbuat apa.
Fayyad menatap tajam ke arah dalam netra hitam milik Sabi,"apabila kau melahirkan anak laki-laki maka aku akan menambahkan bonus untukmu yaitu satu unit rumah tempat tinggal yang layak untukmu," tuturnya Fayyad penuh ketegasan.
Sabiyah memang sangat berharap besar agar bisa ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya seperti cita-cita dan angan-angannya selama ini.
Sabi menatap intens satu persatu pasutri yang ada di depannya itu.
Ya Allah aku harus gimana, apa aku tolak mentah-mentah atau menerimanya karena ini kesempatan yang langka dan sangat sulit untuk terulang.
Tetapi, aku akan menjadi wanita simpanan dari suami kakak sepupuku sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Soraya
mampir thor
2024-05-04
2
ⷩㅤⷩㅤͥㅤͣㅤͭㅤͧㅤᷤ𒈒⃟ʟʙᴄ
👍
2024-03-22
1
aliffzharif
tahniah novel baru...bru mula baca....
2023-11-15
1