"Kamu tidak perlu terkejut sehingga bereaksi seperti itu juga! Lihatlah gara-gara ucapanmu, semua orang-orang melihat ke arah kita bertiga! Jadi stop terlalu lebay!" Ketusnya Fayyadh.
Fayyad memutar bola matanya melihat reaksi gadis muda yang baginya lebay dan sungguh tidak masuk akal dan konyol kelewat lugu.
Dania menatap tajam ke arah suaminya itu sambil mencubit halus lengan suaminya.
"Mas Fay!" Dania sengaja meninggikan sedikit volume suaranya itu agar suaminya lebih sopan dan tidak perlu berkata kasar.
Ya Allah kalau sikapnya suamiku seperti ini sama saja membuat usaha kami tidak berjalan mulus.
Aku tidak boleh membuat Sabi berfikir ulang dan membatalkan perjanjian kami ini dan hanya dia harapan dan tumpuanku satu-satunya di dunia ini yang sanggup menolongku.
Sabiya terduduk kembali ke atas kursinya setelah mengedarkan pandangannya ke sekitarnya dan spontan terkekeh menertawai dirinya sendiri yang bertindak spontan.
"Maafkan saya," lirih Sabiyah.
"Kita harus berangkat hari ini juga ke Bali, jangan menundanya lagi. memang kenapa kalau hari ini, bukannya sama saja dengan besok atau lusa. Bahkan pak Yusuf Kalla saja pernah berkata lebih cepat lebih baik," dengusnya Fayyad.
"Tapi,kakak apa benar akan aman jika saya menikah dengan suaminya, apa tidak akan bocor rahasia ini, saya takut dipenjara," ujarnya Sabiyah.
Dania membalas memegangi tangannya Sabiyah," Dek Sabi kamu tidak perlu khawatir dengan masalah itu. Jika kamu tutup mulut maka semuanya akan aman saja, kecuali kalau kamu buka rahasia kita bertiga akan berujung seperti yang kamu takutkan. Asalkan kamu tutup mulut maka semuanya akan aman terkendali seperti yang kita harapkan."
"Baiklah, kalau gitu saya boleh pulang dulu ambil pakaian dan barang-barang bawaan saya Mbak sebelum kita berangkat ke Bali?" Pintanya Sabiah.
"Itu tidak perlu! Aku yang akan membelikan kamu pakaian serba baru semua. Kamu tak perlu repot-repot membawa pakaian lusuh dan kampunganmu! Aku masih sanggup belikan kamu pakaian serba baru!" Sarkas Fayyad.
Sabiah tertunduk lesu mendengar bentakannya Fayyad,ia sangat terkejut mendengar suara ketus dari pria yang rencananya akan menikahinya atas dasar karena ingin memiliki keturunan.
Sabiah merasa tidak enak hati mendengarkan perkataannya dari calon suaminya itu. Tapi, dia berusaha untuk menutupi kenyataan yang ada dalam hati dan pikirannya.
Kenapa suaminya Mbak Dania judes amat yah! Padahal setahu aku dulu tidak seperti ini malah lebih terkesan lebih pendiam.
"Habiskan makananmu, kita akan bersiap ke bandara dan singgah ke sekolahmu untuk mengambil ijazah dan lainnya agar kamu bisa melanjutkan pendidikanmu di Jakarta," ucapnya Dania.
Sabiayah segera menghabiskan makanannya yang ada di hadapannya dengan lahap dan terkesan terburu-buru. Ia tidak ingin mendapatkan bentakan dari orang yang duduk tepat di depannya.
Sial! Kenapa juga aku harus menikah untuk kedua kalinya dan dengan gadis kampungan dan masih bocah ini!
Istriku memang pilihanmu sungguh luar biasa saking polos dan lugunya anak ini sampai-sampai buat aku naik darah dan bawaannya emosi mulu.
Sabiyah melahap sampai habis tak tersisa makanan dan juga minumannya yang dipesan khusus oleh Dania untuknya.
"Mulai hari ini kamu harus makan dan minum makanan yang bergizi lengkap, cukup dan seimbang aku tidak ingin nantinya calon anak kami kekurangan gizi dan supaya berat tubuhmu naik sedikit biar lebih enak dipandang. Kalau seperti ini bokong atau punggung sulit dibedakan," Dania berucap sembari memperhatikan bentuk tubuhnya Sabiya yang kurus kerempeng.
Sabi yang mendengar perkataan dari kakak sepupunya merasa minder dan tidak percaya diri. Ia reflek kembali tertunduk lesu dan malu.
Benar sekali apa yang dikatakan oleh mbak Dania. Aku terlalu kurus bahkan aku kelihatan seperti orang yang busung lapar saja.
Fayyad tersenyum mencemooh ke arah Sabi dengan tatapan mendelik ke arah Sabi yang tertunduk itu.
Berselang beberapa menit kemudian, ketiganya sudah bersiap berangkat ke bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan. Mereka akan bertolak ke Denpasar Bali.
Fayyad memang tidak sekaya Raffi Ahmad ataupun setajir CEO perusahaan besar yang ada di novel besti author lainnya. Tetapi, Fayadh memiliki beberapa usaha kecil-kecilan warisan dari kedua orang tuanya yang mampu membiayai beberapa istrinya hingga tujuh turunan.
Apalagi kalau hanya dua orang saja lebih mudah lagi dilakukan oleh Fayyad pria yang ditekan dan diintimidasi oleh kedua orang tuanya jika tahun ini istrinya tidak hamil.
Ya Allah hatiku sangat sakit dan hancur berkeping-keping melihat suamiku akan menikah dengan perempuan lain, tapi lebih sakit jika aku diceraikannya.
Aku tidak punya pilihan lain yang lebih bagus dan tepat dari cara ini. Maafkan aku yah Allah jika aku telah mempermainkan pernikahan yang begitu sakral dan suci.
Ketiganya berjalan ke arah parkiran setelah Fayad membayar lunas semua makanan dan minuman yang sempat mereka pesan sebelumnya. Ketiganya pun berjalan ke arah parkiran mobil,dimana mobil yang disewa Fayyad selama berada di Makassar yang hanya sehari saja tanpa menginap.
"Kamu duduk di belakang," pinta Dania ke adiknya itu.
Tanpa membalas perkataannya dari Dania, Sabiyah langsung masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu. Ia pun duduk dengan tenang sambil terus memegangi ujung hijabnya.
Gadis kampung yang kesehariannya hidup sederhana bahkan tidak terbilang sederhana, karena terkadang jika beras ataupun bahan makanan pokoknya habis,maka dia akan melaksanakan puasa untuk menghemat pengeluarannya yang saat itu sekolah sambil bekerja paruh waktu di salah satu kelontong warung yang menjual kebutuhan sembako dengan gaji tiga puluh ribu setiap hari.
Mereka mengantar Sabiya ke SMA nya karena Sabi belum membayar lunas ijazahnya sehingga Fayyadh mengeluarkan uang untuk pengurusan ijazahnya Sabiyah.
Dania menghubungi orang kepercayaannya yang ada di Bali untuk menyiapkan segala sesuatu persiapan pernikahan suaminya dan adik sepupunya sendiri.
"Halo assalamualaikum Pak Doni, apa penghulu yang kami minta sudah bapak temukan?' tanyanya Dania setelah sambungan teleponnya terhubung.
"Waalaikum salam Nyonya muda, Alhamdulillah semuanya sudah beres dan nanti malam adiknya Nyonya bisa langsung menikah dan lebih gampang lagi menikahkan mereka karena adiknya Nyonya sudah tidak memiliki wali dari pihak bapaknya, jadi kita pakai wali hakim saja," ujarnya pria yang disapa Doni itu.
"Syukurlah kalau seperti itu, ingat pak pekerjaan ini adalah rahasia besar jadi siapapun yang terlibat harus tutup mulut kalau perlu bawa rahasia besar ini hingga liang kubur," tuturnya Dania yang mewanti-wanti orang suruhannya itu.
"Nyonya muda tidak perlu takut karena semua orang yang terlibat di dalamnya adalah istri dan keempat anakku yang akan menjadi saksi langsung pernikahan mereka," balasnya pak Doni Kusuma warga lokal Bali.
"Syukur alhamdulilah kalau seperti itu,kalau gitu kami akan segera berangkat ke sana Pak, tunggu kami," ucapnya Dania sebelum menutup panggilan teleponnya.
"Bagaimana apakah sudah beres? Kalau masalah hotel dengan lainnya sudah siap kan? Apakah aman dan tidak ada yang curiga?" Tanya Fayyad yang fokus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Dania hanya melingkarkan tangannya ke lengan kiri suaminya itu sambil tersenyum sumringah.
"Semuanya sudah siap suamiku hanya menunggu kedatangan kita saja,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
kaira marissa
/Awkward//Awkward//Awkward/
2023-10-14
0
Farhan fathan
semoga cepat hamil
2023-10-13
0
Dwisya12Aurizra
tuh mulut aoa bon cabe, gatel banget nih tanganku buat ngaretin mulut nya fayad
2023-10-03
1