Bab. 3. Deal

"Kamu tidak perlu terkejut sehingga bereaksi seperti itu juga! Lihatlah gara-gara ucapanmu, semua orang-orang melihat ke arah kita bertiga! Jadi stop terlalu lebay!" Ketusnya Fayyadh.

Fayyad memutar bola matanya melihat reaksi gadis muda yang baginya lebay dan sungguh tidak masuk akal dan konyol kelewat lugu.

Dania menatap tajam ke arah suaminya itu sambil mencubit halus lengan suaminya.

"Mas Fay!" Dania sengaja meninggikan sedikit volume suaranya itu agar suaminya lebih sopan dan tidak perlu berkata kasar.

Ya Allah kalau sikapnya suamiku seperti ini sama saja membuat usaha kami tidak berjalan mulus.

Aku tidak boleh membuat Sabi berfikir ulang dan membatalkan perjanjian kami ini dan hanya dia harapan dan tumpuanku satu-satunya di dunia ini yang sanggup menolongku.

Sabiya terduduk kembali ke atas kursinya setelah mengedarkan pandangannya ke sekitarnya dan spontan terkekeh menertawai dirinya sendiri yang bertindak spontan.

"Maafkan saya," lirih Sabiyah.

"Kita harus berangkat hari ini juga ke Bali, jangan menundanya lagi. memang kenapa kalau hari ini, bukannya sama saja dengan besok atau lusa. Bahkan pak Yusuf Kalla saja pernah berkata lebih cepat lebih baik," dengusnya Fayyad.

"Tapi,kakak apa benar akan aman jika saya menikah dengan suaminya, apa tidak akan bocor rahasia ini, saya takut dipenjara," ujarnya Sabiyah.

Dania membalas memegangi tangannya Sabiyah," Dek Sabi kamu tidak perlu khawatir dengan masalah itu. Jika kamu tutup mulut maka semuanya akan aman saja, kecuali kalau kamu buka rahasia kita bertiga akan berujung seperti yang kamu takutkan. Asalkan kamu tutup mulut maka semuanya akan aman terkendali seperti yang kita harapkan."

"Baiklah, kalau gitu saya boleh pulang dulu ambil pakaian dan barang-barang bawaan saya Mbak sebelum kita berangkat ke Bali?" Pintanya Sabiah.

"Itu tidak perlu! Aku yang akan membelikan kamu pakaian serba baru semua. Kamu tak perlu repot-repot membawa pakaian lusuh dan kampunganmu! Aku masih sanggup belikan kamu pakaian serba baru!" Sarkas Fayyad.

Sabiah tertunduk lesu mendengar bentakannya Fayyad,ia sangat terkejut mendengar suara ketus dari pria yang rencananya akan menikahinya atas dasar karena ingin memiliki keturunan.

Sabiah merasa tidak enak hati mendengarkan perkataannya dari calon suaminya itu. Tapi, dia berusaha untuk menutupi kenyataan yang ada dalam hati dan pikirannya.

Kenapa suaminya Mbak Dania judes amat yah! Padahal setahu aku dulu tidak seperti ini malah lebih terkesan lebih pendiam.

"Habiskan makananmu, kita akan bersiap ke bandara dan singgah ke sekolahmu untuk mengambil ijazah dan lainnya agar kamu bisa melanjutkan pendidikanmu di Jakarta," ucapnya Dania.

Sabiayah segera menghabiskan makanannya yang ada di hadapannya dengan lahap dan terkesan terburu-buru. Ia tidak ingin mendapatkan bentakan dari orang yang duduk tepat di depannya.

Sial! Kenapa juga aku harus menikah untuk kedua kalinya dan dengan gadis kampungan dan masih bocah ini!

Istriku memang pilihanmu sungguh luar biasa saking polos dan lugunya anak ini sampai-sampai buat aku naik darah dan bawaannya emosi mulu.

Sabiyah melahap sampai habis tak tersisa makanan dan juga minumannya yang dipesan khusus oleh Dania untuknya.

"Mulai hari ini kamu harus makan dan minum makanan yang bergizi lengkap, cukup dan seimbang aku tidak ingin nantinya calon anak kami kekurangan gizi dan supaya berat tubuhmu naik sedikit biar lebih enak dipandang. Kalau seperti ini bokong atau punggung sulit dibedakan," Dania berucap sembari memperhatikan bentuk tubuhnya Sabiya yang kurus kerempeng.

Sabi yang mendengar perkataan dari kakak sepupunya merasa minder dan tidak percaya diri. Ia reflek kembali tertunduk lesu dan malu.

Benar sekali apa yang dikatakan oleh mbak Dania. Aku terlalu kurus bahkan aku kelihatan seperti orang yang busung lapar saja.

Fayyad tersenyum mencemooh ke arah Sabi dengan tatapan mendelik ke arah Sabi yang tertunduk itu.

Berselang beberapa menit kemudian, ketiganya sudah bersiap berangkat ke bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan. Mereka akan bertolak ke Denpasar Bali.

Fayyad memang tidak sekaya Raffi Ahmad ataupun setajir CEO perusahaan besar yang ada di novel besti author lainnya. Tetapi, Fayadh memiliki beberapa usaha kecil-kecilan warisan dari kedua orang tuanya yang mampu membiayai beberapa istrinya hingga tujuh turunan.

Apalagi kalau hanya dua orang saja lebih mudah lagi dilakukan oleh Fayyad pria yang ditekan dan diintimidasi oleh kedua orang tuanya jika tahun ini istrinya tidak hamil.

Ya Allah hatiku sangat sakit dan hancur berkeping-keping melihat suamiku akan menikah dengan perempuan lain, tapi lebih sakit jika aku diceraikannya.

Aku tidak punya pilihan lain yang lebih bagus dan tepat dari cara ini. Maafkan aku yah Allah jika aku telah mempermainkan pernikahan yang begitu sakral dan suci.

Ketiganya berjalan ke arah parkiran setelah Fayad membayar lunas semua makanan dan minuman yang sempat mereka pesan sebelumnya. Ketiganya pun berjalan ke arah parkiran mobil,dimana mobil yang disewa Fayyad selama berada di Makassar yang hanya sehari saja tanpa menginap.

"Kamu duduk di belakang," pinta Dania ke adiknya itu.

Tanpa membalas perkataannya dari Dania, Sabiyah langsung masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu. Ia pun duduk dengan tenang sambil terus memegangi ujung hijabnya.

Gadis kampung yang kesehariannya hidup sederhana bahkan tidak terbilang sederhana, karena terkadang jika beras ataupun bahan makanan pokoknya habis,maka dia akan melaksanakan puasa untuk menghemat pengeluarannya yang saat itu sekolah sambil bekerja paruh waktu di salah satu kelontong warung yang menjual kebutuhan sembako dengan gaji tiga puluh ribu setiap hari.

Mereka mengantar Sabiya ke SMA nya karena Sabi belum membayar lunas ijazahnya sehingga Fayyadh mengeluarkan uang untuk pengurusan ijazahnya Sabiyah.

Dania menghubungi orang kepercayaannya yang ada di Bali untuk menyiapkan segala sesuatu persiapan pernikahan suaminya dan adik sepupunya sendiri.

"Halo assalamualaikum Pak Doni, apa penghulu yang kami minta sudah bapak temukan?' tanyanya Dania setelah sambungan teleponnya terhubung.

"Waalaikum salam Nyonya muda, Alhamdulillah semuanya sudah beres dan nanti malam adiknya Nyonya bisa langsung menikah dan lebih gampang lagi menikahkan mereka karena adiknya Nyonya sudah tidak memiliki wali dari pihak bapaknya, jadi kita pakai wali hakim saja," ujarnya pria yang disapa Doni itu.

"Syukurlah kalau seperti itu, ingat pak pekerjaan ini adalah rahasia besar jadi siapapun yang terlibat harus tutup mulut kalau perlu bawa rahasia besar ini hingga liang kubur," tuturnya Dania yang mewanti-wanti orang suruhannya itu.

"Nyonya muda tidak perlu takut karena semua orang yang terlibat di dalamnya adalah istri dan keempat anakku yang akan menjadi saksi langsung pernikahan mereka," balasnya pak Doni Kusuma warga lokal Bali.

"Syukur alhamdulilah kalau seperti itu,kalau gitu kami akan segera berangkat ke sana Pak, tunggu kami," ucapnya Dania sebelum menutup panggilan teleponnya.

"Bagaimana apakah sudah beres? Kalau masalah hotel dengan lainnya sudah siap kan? Apakah aman dan tidak ada yang curiga?" Tanya Fayyad yang fokus mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Dania hanya melingkarkan tangannya ke lengan kiri suaminya itu sambil tersenyum sumringah.

"Semuanya sudah siap suamiku hanya menunggu kedatangan kita saja,"

Terpopuler

Comments

kaira marissa

kaira marissa

/Awkward//Awkward//Awkward/

2023-10-14

0

Farhan fathan

Farhan fathan

semoga cepat hamil

2023-10-13

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

tuh mulut aoa bon cabe, gatel banget nih tanganku buat ngaretin mulut nya fayad

2023-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Permintaan
2 Bab. 2. Bernegosiasi
3 Bab. 3. Deal
4 Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5 Bab. 5 Menampik Kekaguman
6 Bab. 6. Keraguan
7 Bab. 7. Sah Juga
8 Bab. 8. Status Baru
9 Bab. 9. Otewe Hotel
10 Bab. 10. Perdebatan Kecil
11 Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12 Bab. 12. Kapok
13 Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14 Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15 Bab. 15. Ketagihan
16 Bab. 16. Perasaan Aneh
17 Bab. 17. Bertingkah Aneh
18 Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19 Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20 Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21 Bab. 21. Fayyad Shopping
22 Bab. 22. Ketahuan
23 Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24 Bab. 24. Insiden lingerie
25 Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26 Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27 Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28 Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29 Bab. 29. Rencana Brilian
30 Bab. 30. Rencana Part 2
31 Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32 Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33 Bab. 33. Tidak Mungkin
34 Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35 Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36 Bab. 36. Kehidupan Baru
37 Bab. 37. Rencana
38 Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39 Bab. 39. Permintaan Nofal
40 Bab.40. Summer Camp
41 Bab 41. Tak Terencana
42 Bab.42. Akhirnya
43 Bab. 43. Kebenaran Baru
44 Bab. 44. Kecewa
45 Bab. 45. Keinginan Orlin
46 Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47 Bab. 47. Akhirnya
48 Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49 Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50 Bab. 50. Keras Kepala
51 Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52 Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53 Bab. 53. Pembuat Onar
54 Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55 Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56 Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57 Bab. 57. Flashback
58 Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59 Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60 Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61 Bab. 61. Kata Pujangga
62 Bab. 62. Kecewa
63 Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64 Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65 Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66 Bab. 66. Niatan Orlin
67 Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68 Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69 Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70 Bab. 70. Rencana Perjodohan
71 Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72 Bab. 72. Luka Lama
73 Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74 Bab. 74. Acara Lamaran
75 Bab. 75. Setuju
76 Bab. 76. Permintaan
77 Bab. 77. Tak Terduga
78 Bab. 78. Sebuah Pilihan
79 Bab. 79. Menjalani
80 Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81 Bab. 81. Sarapan Pagi
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84 Bab. 84. Yang Pertama
85 Bab. 85. Rencana Noufal
86 Bab. 86. Salting Melting
87 Bab. 87. Pedekate
88 Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89 89. Berita Gembira
90 Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab. 1. Permintaan
2
Bab. 2. Bernegosiasi
3
Bab. 3. Deal
4
Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5
Bab. 5 Menampik Kekaguman
6
Bab. 6. Keraguan
7
Bab. 7. Sah Juga
8
Bab. 8. Status Baru
9
Bab. 9. Otewe Hotel
10
Bab. 10. Perdebatan Kecil
11
Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12
Bab. 12. Kapok
13
Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14
Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15
Bab. 15. Ketagihan
16
Bab. 16. Perasaan Aneh
17
Bab. 17. Bertingkah Aneh
18
Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19
Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20
Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21
Bab. 21. Fayyad Shopping
22
Bab. 22. Ketahuan
23
Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24
Bab. 24. Insiden lingerie
25
Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26
Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27
Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28
Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29
Bab. 29. Rencana Brilian
30
Bab. 30. Rencana Part 2
31
Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32
Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33
Bab. 33. Tidak Mungkin
34
Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35
Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36
Bab. 36. Kehidupan Baru
37
Bab. 37. Rencana
38
Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39
Bab. 39. Permintaan Nofal
40
Bab.40. Summer Camp
41
Bab 41. Tak Terencana
42
Bab.42. Akhirnya
43
Bab. 43. Kebenaran Baru
44
Bab. 44. Kecewa
45
Bab. 45. Keinginan Orlin
46
Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47
Bab. 47. Akhirnya
48
Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49
Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50
Bab. 50. Keras Kepala
51
Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52
Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53
Bab. 53. Pembuat Onar
54
Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55
Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56
Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57
Bab. 57. Flashback
58
Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59
Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60
Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61
Bab. 61. Kata Pujangga
62
Bab. 62. Kecewa
63
Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64
Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65
Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66
Bab. 66. Niatan Orlin
67
Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68
Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69
Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70
Bab. 70. Rencana Perjodohan
71
Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72
Bab. 72. Luka Lama
73
Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74
Bab. 74. Acara Lamaran
75
Bab. 75. Setuju
76
Bab. 76. Permintaan
77
Bab. 77. Tak Terduga
78
Bab. 78. Sebuah Pilihan
79
Bab. 79. Menjalani
80
Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81
Bab. 81. Sarapan Pagi
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84
Bab. 84. Yang Pertama
85
Bab. 85. Rencana Noufal
86
Bab. 86. Salting Melting
87
Bab. 87. Pedekate
88
Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89
89. Berita Gembira
90
Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!