Bab. 4. Keberangkatan ke Bali

Kegembiraan terlihat jelas dari wajahnya Dania setelah rencananya hampir menjadi kenyataan. Dania melingkarkan tangannya ke lengannya Fayyadh suaminya itu, dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

"Apakah kamu bahagia sayangku?" Tanyanya Fayyad.

"Oh tentu saja suamiku, inilah yang selama ini aku tunggu-tunggu akan segera menggendong baby, aku tidak bisa bayangkan kehidupan kita nantinya setelah Sabi hamil dan melahirkan seorang putra untuk kita sayang," ucapnya lagi Dania.

Perjalanan mereka tempuh cukup lama, karena terjadi kemacetan diakibatkan beberapa ruas jalan protokol Makassar banyak pendemo yang melakukan aksi demonya. Sabiah memperhatikan dengan seksama apa yang mereka lakukan.

Ya Allah mereka sungguh bahagia, padahal ini baru rencana aku belum menikah dan terlebih aku juga belum hamil.

Tapi, baru sampai ke tahap rencana mereka sudah seperti itu. Aku hanya bisa berharap padaMu ya Allah semoga dengan keputusanku untuk menikah kontrak dengan Mas Fay, bisa membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka semua.

Istriku aku melakukan semua ini karena aku terlalu mencintaimu, aku tidak akan ijinkan apapun yang bisa membuat kamu bersedih bahkan setiap kali kedua orang tuaku memintaku untuk menikahi perempuan pilihannya, aku selalu menentang dan menolak keputusan mereka.

Fayyad sesekali mengecup pipi dan punggung tangan istrinya itu di depan Sabiyah yang duduk di jok kursi belakang. Sabia terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela selama dalam perjalanan ke airport.

Aku ingin berkata kepada mereka berdua, bisa tidak jangan bermesraan d depanku. Kan mataku bisa ternoda. Aku masih suci dan polos mengenai masalah seperti ini.

Sabiyah mengamati sepanjang jalan yang dilaluinya, ia sedih karena akan meninggalkan kota kelahirannya dimana menyimpan banyak kenangan manis bersama mendiang kedua orang tuanya beserta sahabat masa putih abu-abunya.

Berselang beberapa menit kemudian, mereka sudah berjalan ke arah pintu keberangkatan. Dania dan Fayyad terus memperlihatkan kemesraan keduanya di depan Sabiyah.

Sabiyah Laika Badiyah nanti malam status kamu akan segera berubah menjadi seorang istri siri dan sekaligus istri kedua dari pria yang terpaut jauh usiamu.

Tapi, kamu harus sabar dengan semua ini. Hanya butuh waktu sembilan bulan kamu akan lepas dari tanggung jawab ini. Kamu perlu bersabar dan berdoa agar anak yang kamu hamilkan kelak adalah anak cowok.

Perkataan itu yang harus ada dan terus didengungkan dalam hatinya. Agar dia tidak terbebani dan lebih leluasa untuk menjemput impiannya untuk berkuliah di perguruan tinggi.

Demi masa depanku yang lebih baik aku harus menahan apapun itu cobaannya. Aku sudah berjanji kepada bapak sebelum beliau meninggal dunia kalau aku akan berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan melanjutkan impiannya menjadi seorang guru.

Aku akan berjuang mati-matian dan pantang mundur demi mewujudkan harapan, impian dan amanahnya bapak. Cahyo semangat!

Dania dan suaminya itu berjalan ke arah pintu keberangkatan dan di belakangnya mengekor Sabiyah yang seperti pengawal kedua pasangan suami istri.

"Kamu duduk di belakang, kami duduk di bagian depan sini jadi kamu tidak perlu takut," ucapnya Dania.

Sabiah kembali hanya menurut saja tanpa menimpali pembicaraan dari kakak sepupunya itu.

Sabiah dibantu oleh seorang pramugari untuk memakai sabuk pengaman dan lain-lainnya mengenai tata cara menjadi penumpang pesawat terbang yang benar.

Sabiyah menatap ke arah luar jendela ketika pesawat take off meninggalkan bandara internasional Sultan Hasanuddin dengan air matanya yang menetes membasahi pipinya itu.

Ia tidak pernah terfikirkan olehnya jika dia akan meninggalkan kota kelahirannya dimana menyimpan banyak kenangan dan suka dukanya.

Bismillahirrahmanirrahim, selamat tinggal kota angin mammiri semoga saja kepulanganku nanti aku bisa hidup lebih baik dari hari ini.

Fayyadh awalnya menentang keras permintaan istrinya yang sungguh sangat mustahil. Tetapi, ia juga tidak bisa melihat istrinya yang sudah dinikahinya selama lima tahun terakhir itu bersedih hati, apalagi akan menceraikannya wanita yang paling dicintainya di dunia ini.

Kurang lebih satu jam perjalanan di tempuh dari Makassar ke Denpasar Bali. Pesawat berhasil dengan selamat mendarat di bandara Ngurah Rai Bali.

"Alhamdulillah kita sudah sampai di Denpasar sayang, apa kita langsung ke rumahnya pak Doni atau mampir ke rumah dulu?" Tanyanya Fayyad.

"Kalau pulang ke rumah bisa-bisa ada art yang melapor kedatangan kita kepada papi dan mami, rahasia kita berdua bisa ketahuan," cegah Daniah.

"Kamu atur saja gimana baiknya, karena bagi mas yang paling penting kamu bahagia itu sudah cukup bagiku Istriku," ucapnya Fayyad yang kembali bergandeng tangan menuruni tangga pesawat.

Sabiah yang berjalan di belakang kedua pasangan suami istri, kembali menyaksikan langsung kemesraan yang sering kali dipertontonkan oleh kedua pasutri yang seperti bagaikan pengantin baru saja.

"Jadi kita ke hotel saja, lebih amankan hotel daripada tempat lain," Fayyad berujar setelah berhasil turun dari pesawat.

"Itu tempat teraman yang bisa kita datangi, yang paling penting suamiku persiapkan mental untuk nanti malam dan aku juga sudah siapkan jamu khusus untuk calon pengantin baru menghadapi malam pertama dan khasiatnya berhasil banyak pasangan suami istri yang langsung hamil bulan berikutnya," Dania berbicara dengan penuh bahagia mengungkapkan rencananya itu.

Sabiah yang mendengar perkataan dari kakak sepupunya itu sekaligus calon madunya hanya menautkan kedua alisnya.

Ya Allah, apa aku bisa melewati malam pertama kami nanti. Aku sama sekali tidak tau bagaimana caranya melayani seorang suami.

Karena membayangkan tidak pernah apalagi bermimpi menikah secepat ini kagak pernah yah Allah. Apa sakit,enak atau gimana rasanya aku tidak sanggup bayangkan.

Tapi, tanpa sengaja aku pernah dengar dari tetangga awalnya sakit tapi lama kelamaan enak. Tapi, ngomong-ngomong sakitnya itu gimana dan enaknya juga gimana rasanya.

Umurku sudah 18 tahun, tapi pacaran saja aku belum pernah apalagi ciuman. Sungguh ini buruk menikah tapi tanpa persiapan apapun.

Sabiyah menepuk jidatnya itu ketika memikirkan segala macam kemungkinan yang bisa terjadi setelah ia menikah.

Perjalanan mereka kembali tempuh dengan cukup lancar dan aman. Dania sudah memesan satu set pakaian pengantin ala modern serta perawatan instan yang akan dijalani oleh Sabiayah. Semuanya sudah terencana dengan baik dan rapi.

Sabiyah mengedarkan pandangannya ke sekeliling bandara dengan merentangkan kedua tangannya seperti seolah mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya dengan cukup pelan.

Alhamdulillah akhirnya untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di pulau Dewata Bali seperti yang pernah aku impikan selama ini. Semoga saja aku bisa kembali ke sini lain kali.

Dania menatap ke arah jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya itu.

"Sudah pukul empat lewat, pak supir antar kami ke salon X dengan jalan XX yah," titahnya Dania.

"Untuk apa?" Tanyanya singkat Fayyad.

Dania menolehkan kepalanya ke arah kursi paling belakang dimana Sabi tertidur dengan cukup pulas padahal baru beberapa detik dia duduk di dalam mobil.

"Untuk merubah penampilannya Sabi, masa dengan tampang dan penampilan kayak gitu akan bersanding denganmu yang gak masuk akal banget. Sabi hari ini harus tampil cantik dan kalau perlu cantiknya seperti aku suamiku atau mas ingin menikahi gadis desa dengan penampilan seperti dia!?" Tunjuknya Dania ke arah Sabi yang seperti sudah bermimpi indah.

Terpopuler

Comments

Rawai hiatus ✅

Rawai hiatus ✅

Sebentar lagi kesucian dan kepolosanmu itu hilang sabi karna keputusanmu yang mau dijadikan istri kedua secara siri.. Kamu akan lebih dewasa lagi karena masalah yang akan datang 😌😌😌

2023-10-15

1

kaira marissa

kaira marissa

dania egois

2023-10-14

2

Fahri Fahri

Fahri Fahri

sabiah gadis polos

2023-10-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Permintaan
2 Bab. 2. Bernegosiasi
3 Bab. 3. Deal
4 Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5 Bab. 5 Menampik Kekaguman
6 Bab. 6. Keraguan
7 Bab. 7. Sah Juga
8 Bab. 8. Status Baru
9 Bab. 9. Otewe Hotel
10 Bab. 10. Perdebatan Kecil
11 Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12 Bab. 12. Kapok
13 Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14 Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15 Bab. 15. Ketagihan
16 Bab. 16. Perasaan Aneh
17 Bab. 17. Bertingkah Aneh
18 Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19 Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20 Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21 Bab. 21. Fayyad Shopping
22 Bab. 22. Ketahuan
23 Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24 Bab. 24. Insiden lingerie
25 Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26 Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27 Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28 Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29 Bab. 29. Rencana Brilian
30 Bab. 30. Rencana Part 2
31 Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32 Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33 Bab. 33. Tidak Mungkin
34 Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35 Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36 Bab. 36. Kehidupan Baru
37 Bab. 37. Rencana
38 Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39 Bab. 39. Permintaan Nofal
40 Bab.40. Summer Camp
41 Bab 41. Tak Terencana
42 Bab.42. Akhirnya
43 Bab. 43. Kebenaran Baru
44 Bab. 44. Kecewa
45 Bab. 45. Keinginan Orlin
46 Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47 Bab. 47. Akhirnya
48 Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49 Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50 Bab. 50. Keras Kepala
51 Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52 Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53 Bab. 53. Pembuat Onar
54 Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55 Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56 Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57 Bab. 57. Flashback
58 Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59 Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60 Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61 Bab. 61. Kata Pujangga
62 Bab. 62. Kecewa
63 Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64 Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65 Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66 Bab. 66. Niatan Orlin
67 Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68 Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69 Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70 Bab. 70. Rencana Perjodohan
71 Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72 Bab. 72. Luka Lama
73 Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74 Bab. 74. Acara Lamaran
75 Bab. 75. Setuju
76 Bab. 76. Permintaan
77 Bab. 77. Tak Terduga
78 Bab. 78. Sebuah Pilihan
79 Bab. 79. Menjalani
80 Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81 Bab. 81. Sarapan Pagi
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84 Bab. 84. Yang Pertama
85 Bab. 85. Rencana Noufal
86 Bab. 86. Salting Melting
87 Bab. 87. Pedekate
88 Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89 89. Berita Gembira
90 Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab. 1. Permintaan
2
Bab. 2. Bernegosiasi
3
Bab. 3. Deal
4
Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5
Bab. 5 Menampik Kekaguman
6
Bab. 6. Keraguan
7
Bab. 7. Sah Juga
8
Bab. 8. Status Baru
9
Bab. 9. Otewe Hotel
10
Bab. 10. Perdebatan Kecil
11
Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12
Bab. 12. Kapok
13
Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14
Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15
Bab. 15. Ketagihan
16
Bab. 16. Perasaan Aneh
17
Bab. 17. Bertingkah Aneh
18
Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19
Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20
Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21
Bab. 21. Fayyad Shopping
22
Bab. 22. Ketahuan
23
Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24
Bab. 24. Insiden lingerie
25
Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26
Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27
Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28
Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29
Bab. 29. Rencana Brilian
30
Bab. 30. Rencana Part 2
31
Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32
Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33
Bab. 33. Tidak Mungkin
34
Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35
Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36
Bab. 36. Kehidupan Baru
37
Bab. 37. Rencana
38
Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39
Bab. 39. Permintaan Nofal
40
Bab.40. Summer Camp
41
Bab 41. Tak Terencana
42
Bab.42. Akhirnya
43
Bab. 43. Kebenaran Baru
44
Bab. 44. Kecewa
45
Bab. 45. Keinginan Orlin
46
Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47
Bab. 47. Akhirnya
48
Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49
Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50
Bab. 50. Keras Kepala
51
Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52
Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53
Bab. 53. Pembuat Onar
54
Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55
Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56
Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57
Bab. 57. Flashback
58
Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59
Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60
Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61
Bab. 61. Kata Pujangga
62
Bab. 62. Kecewa
63
Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64
Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65
Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66
Bab. 66. Niatan Orlin
67
Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68
Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69
Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70
Bab. 70. Rencana Perjodohan
71
Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72
Bab. 72. Luka Lama
73
Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74
Bab. 74. Acara Lamaran
75
Bab. 75. Setuju
76
Bab. 76. Permintaan
77
Bab. 77. Tak Terduga
78
Bab. 78. Sebuah Pilihan
79
Bab. 79. Menjalani
80
Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81
Bab. 81. Sarapan Pagi
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84
Bab. 84. Yang Pertama
85
Bab. 85. Rencana Noufal
86
Bab. 86. Salting Melting
87
Bab. 87. Pedekate
88
Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89
89. Berita Gembira
90
Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!