Kegembiraan terlihat jelas dari wajahnya Dania setelah rencananya hampir menjadi kenyataan. Dania melingkarkan tangannya ke lengannya Fayyadh suaminya itu, dia tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
"Apakah kamu bahagia sayangku?" Tanyanya Fayyad.
"Oh tentu saja suamiku, inilah yang selama ini aku tunggu-tunggu akan segera menggendong baby, aku tidak bisa bayangkan kehidupan kita nantinya setelah Sabi hamil dan melahirkan seorang putra untuk kita sayang," ucapnya lagi Dania.
Perjalanan mereka tempuh cukup lama, karena terjadi kemacetan diakibatkan beberapa ruas jalan protokol Makassar banyak pendemo yang melakukan aksi demonya. Sabiah memperhatikan dengan seksama apa yang mereka lakukan.
Ya Allah mereka sungguh bahagia, padahal ini baru rencana aku belum menikah dan terlebih aku juga belum hamil.
Tapi, baru sampai ke tahap rencana mereka sudah seperti itu. Aku hanya bisa berharap padaMu ya Allah semoga dengan keputusanku untuk menikah kontrak dengan Mas Fay, bisa membawa keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan mereka semua.
Istriku aku melakukan semua ini karena aku terlalu mencintaimu, aku tidak akan ijinkan apapun yang bisa membuat kamu bersedih bahkan setiap kali kedua orang tuaku memintaku untuk menikahi perempuan pilihannya, aku selalu menentang dan menolak keputusan mereka.
Fayyad sesekali mengecup pipi dan punggung tangan istrinya itu di depan Sabiyah yang duduk di jok kursi belakang. Sabia terpaksa mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela selama dalam perjalanan ke airport.
Aku ingin berkata kepada mereka berdua, bisa tidak jangan bermesraan d depanku. Kan mataku bisa ternoda. Aku masih suci dan polos mengenai masalah seperti ini.
Sabiyah mengamati sepanjang jalan yang dilaluinya, ia sedih karena akan meninggalkan kota kelahirannya dimana menyimpan banyak kenangan manis bersama mendiang kedua orang tuanya beserta sahabat masa putih abu-abunya.
Berselang beberapa menit kemudian, mereka sudah berjalan ke arah pintu keberangkatan. Dania dan Fayyad terus memperlihatkan kemesraan keduanya di depan Sabiyah.
Sabiyah Laika Badiyah nanti malam status kamu akan segera berubah menjadi seorang istri siri dan sekaligus istri kedua dari pria yang terpaut jauh usiamu.
Tapi, kamu harus sabar dengan semua ini. Hanya butuh waktu sembilan bulan kamu akan lepas dari tanggung jawab ini. Kamu perlu bersabar dan berdoa agar anak yang kamu hamilkan kelak adalah anak cowok.
Perkataan itu yang harus ada dan terus didengungkan dalam hatinya. Agar dia tidak terbebani dan lebih leluasa untuk menjemput impiannya untuk berkuliah di perguruan tinggi.
Demi masa depanku yang lebih baik aku harus menahan apapun itu cobaannya. Aku sudah berjanji kepada bapak sebelum beliau meninggal dunia kalau aku akan berjuang untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan melanjutkan impiannya menjadi seorang guru.
Aku akan berjuang mati-matian dan pantang mundur demi mewujudkan harapan, impian dan amanahnya bapak. Cahyo semangat!
Dania dan suaminya itu berjalan ke arah pintu keberangkatan dan di belakangnya mengekor Sabiyah yang seperti pengawal kedua pasangan suami istri.
"Kamu duduk di belakang, kami duduk di bagian depan sini jadi kamu tidak perlu takut," ucapnya Dania.
Sabiah kembali hanya menurut saja tanpa menimpali pembicaraan dari kakak sepupunya itu.
Sabiah dibantu oleh seorang pramugari untuk memakai sabuk pengaman dan lain-lainnya mengenai tata cara menjadi penumpang pesawat terbang yang benar.
Sabiyah menatap ke arah luar jendela ketika pesawat take off meninggalkan bandara internasional Sultan Hasanuddin dengan air matanya yang menetes membasahi pipinya itu.
Ia tidak pernah terfikirkan olehnya jika dia akan meninggalkan kota kelahirannya dimana menyimpan banyak kenangan dan suka dukanya.
Bismillahirrahmanirrahim, selamat tinggal kota angin mammiri semoga saja kepulanganku nanti aku bisa hidup lebih baik dari hari ini.
Fayyadh awalnya menentang keras permintaan istrinya yang sungguh sangat mustahil. Tetapi, ia juga tidak bisa melihat istrinya yang sudah dinikahinya selama lima tahun terakhir itu bersedih hati, apalagi akan menceraikannya wanita yang paling dicintainya di dunia ini.
Kurang lebih satu jam perjalanan di tempuh dari Makassar ke Denpasar Bali. Pesawat berhasil dengan selamat mendarat di bandara Ngurah Rai Bali.
"Alhamdulillah kita sudah sampai di Denpasar sayang, apa kita langsung ke rumahnya pak Doni atau mampir ke rumah dulu?" Tanyanya Fayyad.
"Kalau pulang ke rumah bisa-bisa ada art yang melapor kedatangan kita kepada papi dan mami, rahasia kita berdua bisa ketahuan," cegah Daniah.
"Kamu atur saja gimana baiknya, karena bagi mas yang paling penting kamu bahagia itu sudah cukup bagiku Istriku," ucapnya Fayyad yang kembali bergandeng tangan menuruni tangga pesawat.
Sabiah yang berjalan di belakang kedua pasangan suami istri, kembali menyaksikan langsung kemesraan yang sering kali dipertontonkan oleh kedua pasutri yang seperti bagaikan pengantin baru saja.
"Jadi kita ke hotel saja, lebih amankan hotel daripada tempat lain," Fayyad berujar setelah berhasil turun dari pesawat.
"Itu tempat teraman yang bisa kita datangi, yang paling penting suamiku persiapkan mental untuk nanti malam dan aku juga sudah siapkan jamu khusus untuk calon pengantin baru menghadapi malam pertama dan khasiatnya berhasil banyak pasangan suami istri yang langsung hamil bulan berikutnya," Dania berbicara dengan penuh bahagia mengungkapkan rencananya itu.
Sabiah yang mendengar perkataan dari kakak sepupunya itu sekaligus calon madunya hanya menautkan kedua alisnya.
Ya Allah, apa aku bisa melewati malam pertama kami nanti. Aku sama sekali tidak tau bagaimana caranya melayani seorang suami.
Karena membayangkan tidak pernah apalagi bermimpi menikah secepat ini kagak pernah yah Allah. Apa sakit,enak atau gimana rasanya aku tidak sanggup bayangkan.
Tapi, tanpa sengaja aku pernah dengar dari tetangga awalnya sakit tapi lama kelamaan enak. Tapi, ngomong-ngomong sakitnya itu gimana dan enaknya juga gimana rasanya.
Umurku sudah 18 tahun, tapi pacaran saja aku belum pernah apalagi ciuman. Sungguh ini buruk menikah tapi tanpa persiapan apapun.
Sabiyah menepuk jidatnya itu ketika memikirkan segala macam kemungkinan yang bisa terjadi setelah ia menikah.
Perjalanan mereka kembali tempuh dengan cukup lancar dan aman. Dania sudah memesan satu set pakaian pengantin ala modern serta perawatan instan yang akan dijalani oleh Sabiayah. Semuanya sudah terencana dengan baik dan rapi.
Sabiyah mengedarkan pandangannya ke sekeliling bandara dengan merentangkan kedua tangannya seperti seolah mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya dengan cukup pelan.
Alhamdulillah akhirnya untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di pulau Dewata Bali seperti yang pernah aku impikan selama ini. Semoga saja aku bisa kembali ke sini lain kali.
Dania menatap ke arah jam tangannya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya itu.
"Sudah pukul empat lewat, pak supir antar kami ke salon X dengan jalan XX yah," titahnya Dania.
"Untuk apa?" Tanyanya singkat Fayyad.
Dania menolehkan kepalanya ke arah kursi paling belakang dimana Sabi tertidur dengan cukup pulas padahal baru beberapa detik dia duduk di dalam mobil.
"Untuk merubah penampilannya Sabi, masa dengan tampang dan penampilan kayak gitu akan bersanding denganmu yang gak masuk akal banget. Sabi hari ini harus tampil cantik dan kalau perlu cantiknya seperti aku suamiku atau mas ingin menikahi gadis desa dengan penampilan seperti dia!?" Tunjuknya Dania ke arah Sabi yang seperti sudah bermimpi indah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Rawai hiatus ✅
Sebentar lagi kesucian dan kepolosanmu itu hilang sabi karna keputusanmu yang mau dijadikan istri kedua secara siri.. Kamu akan lebih dewasa lagi karena masalah yang akan datang 😌😌😌
2023-10-15
1
kaira marissa
dania egois
2023-10-14
2
Fahri Fahri
sabiah gadis polos
2023-10-13
1