Bab. 2. Bernegosiasi

Ya Allah semoga saja Sabi menerimanya, aku tidak punya cara lain selain ini ya Allah. Hanya pada Sabi tumpuan harapanku.

Dania memohon dengan sangat kepada adik sepupunya agar apa yang diinginkannya dipenuhi oleh Sabiyah.

Aku harus membujuk Sabi bagaimana pun caranya. Karena hanya dia gadis yang paling pantas dan layak menjadi istri keduanya mas Fayyad.

"Apa kamu tau apa yang aku rasakan ketika aku memintamu untuk menjadi istri sirinya mas Fayyadh? Bagaimana rasanya hatiku ini mengemis pada perempuan lain?" Tanyanya Danish Najida.

Sabi menatap ke arah dalam bola matanya Dania Najida dan berusaha untuk membaca makna yang tersirat dari dalam matanya.

"Kamu tau sakit, hancur berkeping-keping dan hidupku terasa tidak bernafas lagi. Tetapi, aku berfikir kalau wanita lain aku pasti tidak akan rela berbagi suami dengan wanita lain itu. Berbeda dengan kau yang hanya akan menikah dengan Mas Fayyad dalam jangka waktu setahun saja," Dania berbicara dengan nada suara yang cukup tinggi.

Tubuhnya Sabi terhuyung ke belakang saking kagetnya mendengar perkataan dari kakak sepupunya itu. Yang mengatakan bahwa dia sedih dan tidak rela berbagi suami dengan wanita lain sebenarnya.

Hanya saja ini jalan keluar yang paling terbaik dari solusi cobaan dan takdir rumah tangganya. Kemelut rumah tangga yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya ketika menerima pinangan kekasih pujaan hatinya.

Sejujurnya ia hanya bahagia mendengar perkataan dari Dania yang mengatakan jika dia akan mendapatkan banyak imbalan dan hadiah dari tawaran permintaan Dania dan Fayyad. Dia tidak menampik jika ia tergiur dan tergoda dengan tawaran tersebut.

Tetapi,disisi lain ia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang lain dan menjadi pelakor didalam rumah tangga kakak sepupunya itu.

Aku sangat ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tapi bukan begini caranya ya Allah. Disisi lain aku tidak ingin melihat keluarga kakak sepupuku ini diambang kehancuran, bahkan akan berantakan dan hancur jika ia tidak segera memiliki anak.

Aku sungguh kebingungan harus berbuat apa, aku semakin kesulitan untuk memilih apa yang terbaik untuk kami. Aku juga tidak mungkin melihat saudariku menderita seperti ini.

"Dek Sabi aku mohon dengan sangat padamu, insha Allah kamu tidak akan rugi dengan permintaan kami ini. Dek apa kamu tidak ingin melihatku bahagia? Pada siapa lagi aku meminta, karena hanya kamu saudariku yang bisa aku percayai," bujuknya Dania.

Dania berucap sambil mengambil kedua tangannya Sabi dengan penuh harapan. Sabi yang melihat bulir demi buliran air matanya Dania semakin sedih dan tak berdaya. Karena ia kesulitan untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukannya.

Posisinya sekarang tersudut dan terpojok tak bisa berkutik lagi. Ia dalam keadaan dilema, kebingungan dan kebimbangan antara menolong saudaranya sendiri dan menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga kakaknya sendiri.

"Sabi, kebahagiaanku ada di dalam genggaman tanganmu dek. Hidup matiku pun ada padamu kamulah yang sekarang menentukan kebahagiaanku ataukah kehancuran hidupku kelak," imbuhnya Dania.

"Tapi, tidak begini caranya juga Mbak. Mana mungkin saya menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya Mbak dan saya tidak ingin dicap sebagai pelakor. Apalagi memanfaatkan ketidakberdayaan Mbak," tolaknya Sabiya.

"Terus bagaimana caranya agar aku tidak diceraikan oleh suamiku dan ditendang oleh keluarga mertuaku!? Aku hanya bisa memilihmu menjadi istri siri rahasia suamiku daripada melihat dengan terang-terangan pria yang aku cintai hidup dengan wanita lain," teriaknya histeris Dania Najida.

Sabi membalas memegang tangannya Dania. "Aku tidak sanggup melihat Mbak Dania bersedih, tapi saya juga tidak mau dicap pelakor mbak, gimana kalau orang-orang mengetahui jika saya menikah dengan suaminya Mbak, bisa-bisa saya diviralkan di sosmed dan pastinya akan ada yang melaporkan saya ke pihak yang berwajib," ucapnya Sabiya yang mulai ketakutan memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Fayad yang mendengar perkataan dari Sabi hanya mengangkat alisnya sebelah.

"Kamu tidak perlu takut dengan semua yang sudah kamu pikirkan yang bakal tidak akan jadi kenyataan, aku dan istriku," Fayad memeluk tubuhnya Dania di depannya Sabi, "aku tidak akan pernah ijinkan ataupun biarkan ada orang lain yang mengetahui rencana kita ini hingga kamu berhasil melahirkan putra untukku."

Dania melingkarkan tangannya di depan matanya Sabi, "dek tidak ada yang bakalan mengetahuinya, tidak ada yang perlu kamu takutkan atau risaukan yang paling penting kamu bersedia dan setuju dulu untuk menikah dengan suamiku terlebih dahulu."

Sabi paling kesal jika melihat ada pasangan suami istri yang memamerkan kemesraan di depannya, makanya dari itulah dia dikenal sampai tamat sekolah menengah atas, tidak memiliki kekasih satupun.

Sabi menatap jengah ke arah pasangan suami istri itu dengan membuang muka ke samping. Ia memang seperti itu terhadap siapapun bukan karena cemburu, tetapi memang risih melihat orang yang bermesraan di depan umum.

"Gimana caranya orang-orang bakal tidak tau jika saya nantinya menikah dengan suaminya Mbak? Mana mungkin bisa saya tutupi rahasia besar ini kedepannya," Sabiyah tidak habis pikir kenapa ada orang yang bisa melakukan segala macam cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

"Kami sudah mengatur segalanya dengan terorganisir, jadi bakal tidak akan ada yang mengetahui apa yang terjadi pada rumah tanggaku," imbuhnya Dania.

"Kamu akan tinggal satu komplek perumahan dengan istriku Dania Najida, tetapi tidak bertetangga hanya saja supaya kamu bisa diawasi oleh kami berdua." Sahutnya Fayyadh.

"Kamu itu akan tinggal berjauhan denganku untuk mencegah orang lain curiga, enggak jauh-jauh amat juga. Kami sebelum ke Makassar sudah mengatur segalanya, jadi kamu mantapkan saja keyakinan kamu untuk menerima lamarannya kami," tuturnya Dania.

Sabiah terdiam memikirkan segala sesuatu kemungkinannya bisa terjadi, dia masih muda dan belia tapi pola pikirnya lebih cepat dewasa dibanding dengan anak remaja seusianya.

Gimana tidak, diusianya yang baru dua belas tahun harus hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Sedangkan ayahnya juga adalah anak tunggal sehingga tidak ada sanak saudara dari keluarganya yang bisa menjaganya.

Hanya ada keluarga dari pihak ibunya termasuk Dania dan kedua adiknya saja, tetapi karena mereka juga tinggal diam Jakarta sehingga Sabi harus berjuang keras tinggal seorang diri.

Untungnya para tetangganya menyayanginya seperti anak mereka sendiri. Mengingat kedua orang tuanya yang baik selama masa hidup keduanya Du dunia ini.

"Yang paling penting saya kedepannya tidak mau ketahuan oleh orang lain,kedua saya tidak ingin dicap pelakor. Ketiga tolong penuhi syarat-syarat yang seperti yang kalian katakan sebelumnya,' ujarnya Sabi.

"Jadi kamu setuju dengan persyaratan kami dan bersedia untuk menikah secara siri dengan suamiku?"

Sabi dengan berat hati mengiyakannya dengan menganggukkan kepalanya itu.

"Bismillahirrahmanirrahim Insha Allah saya setuju menerima segalanya,"

Sabi berkata seperti itu tanpa memikirkan masalah kedepannya jika anaknya kelak tumbuh dewasa.

Kedua bola matanya Dania berbinar binar terang, "syukur alhamdulilah, Hari ini kita langsung berangkat ke Bali Denpasar dan besok kamu harus secepatnya menikah dengan Mas Fayyad," tuturnya Dania dengan penuh kegembiraan.

"Apa! Besok!?" Reaksinya Sabi yang sungguh diluar dugaan.

Untungnya suasana kafe itu cukup ramai sehingga perbincangan ketiganya tidak diperhatikan oleh pengunjung kafe lainnya.

Terpopuler

Comments

Dwi Setya Rini

Dwi Setya Rini

kata Dania ga rugi" amat
trus ntar kalo dia dah lahiran dicerai
statusnya bakal dipertanyakan sama calon suami nya kelak🤔

2024-04-24

1

Mamah Kekey

Mamah Kekey

lanjut kk tambah seruu

2024-02-12

1

Daeng Ji

Daeng Ji

next saja aku suka

2023-10-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Permintaan
2 Bab. 2. Bernegosiasi
3 Bab. 3. Deal
4 Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5 Bab. 5 Menampik Kekaguman
6 Bab. 6. Keraguan
7 Bab. 7. Sah Juga
8 Bab. 8. Status Baru
9 Bab. 9. Otewe Hotel
10 Bab. 10. Perdebatan Kecil
11 Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12 Bab. 12. Kapok
13 Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14 Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15 Bab. 15. Ketagihan
16 Bab. 16. Perasaan Aneh
17 Bab. 17. Bertingkah Aneh
18 Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19 Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20 Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21 Bab. 21. Fayyad Shopping
22 Bab. 22. Ketahuan
23 Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24 Bab. 24. Insiden lingerie
25 Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26 Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27 Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28 Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29 Bab. 29. Rencana Brilian
30 Bab. 30. Rencana Part 2
31 Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32 Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33 Bab. 33. Tidak Mungkin
34 Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35 Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36 Bab. 36. Kehidupan Baru
37 Bab. 37. Rencana
38 Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39 Bab. 39. Permintaan Nofal
40 Bab.40. Summer Camp
41 Bab 41. Tak Terencana
42 Bab.42. Akhirnya
43 Bab. 43. Kebenaran Baru
44 Bab. 44. Kecewa
45 Bab. 45. Keinginan Orlin
46 Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47 Bab. 47. Akhirnya
48 Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49 Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50 Bab. 50. Keras Kepala
51 Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52 Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53 Bab. 53. Pembuat Onar
54 Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55 Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56 Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57 Bab. 57. Flashback
58 Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59 Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60 Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61 Bab. 61. Kata Pujangga
62 Bab. 62. Kecewa
63 Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64 Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65 Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66 Bab. 66. Niatan Orlin
67 Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68 Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69 Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70 Bab. 70. Rencana Perjodohan
71 Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72 Bab. 72. Luka Lama
73 Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74 Bab. 74. Acara Lamaran
75 Bab. 75. Setuju
76 Bab. 76. Permintaan
77 Bab. 77. Tak Terduga
78 Bab. 78. Sebuah Pilihan
79 Bab. 79. Menjalani
80 Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81 Bab. 81. Sarapan Pagi
82 Bab. 82
83 Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84 Bab. 84. Yang Pertama
85 Bab. 85. Rencana Noufal
86 Bab. 86. Salting Melting
87 Bab. 87. Pedekate
88 Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89 89. Berita Gembira
90 Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab. 1. Permintaan
2
Bab. 2. Bernegosiasi
3
Bab. 3. Deal
4
Bab. 4. Keberangkatan ke Bali
5
Bab. 5 Menampik Kekaguman
6
Bab. 6. Keraguan
7
Bab. 7. Sah Juga
8
Bab. 8. Status Baru
9
Bab. 9. Otewe Hotel
10
Bab. 10. Perdebatan Kecil
11
Bab. 11. Akhirnya Gaspool
12
Bab. 12. Kapok
13
Bab. 13. Pulang Ke Jakarta
14
Bab. 14. Kedatangan Bu Widya
15
Bab. 15. Ketagihan
16
Bab. 16. Perasaan Aneh
17
Bab. 17. Bertingkah Aneh
18
Bab. 18. Perintah Fayyad Albiruni Haris
19
Bab. 19. Beda Orang Beda Aturannya
20
Bab. 20. Pertengkaran Perdana
21
Bab. 21. Fayyad Shopping
22
Bab. 22. Ketahuan
23
Bab. 23. Mulai Ada Yang Berbeda
24
Bab. 24. Insiden lingerie
25
Bab. 25. Meyakinkan Sabiyah
26
Bab. 26. Kemarahan vs kebahagiaan
27
Bab. 27. Kegiatan Pagi Hari
28
Bab. 28. Kedatangan Fatiah
29
Bab. 29. Rencana Brilian
30
Bab. 30. Rencana Part 2
31
Bab. 31. Pilihan Yang Sulit
32
Bab. 32. Kepergian Sabiyah
33
Bab. 33. Tidak Mungkin
34
Bab. 34. Kemarahan Fayyad
35
Bab. 35. Kebohongan dibalas Kebohongan
36
Bab. 36. Kehidupan Baru
37
Bab. 37. Rencana
38
Bab. 37. Kelahiran Baby Twins
39
Bab. 39. Permintaan Nofal
40
Bab.40. Summer Camp
41
Bab 41. Tak Terencana
42
Bab.42. Akhirnya
43
Bab. 43. Kebenaran Baru
44
Bab. 44. Kecewa
45
Bab. 45. Keinginan Orlin
46
Bab. 46. Ketakutan Sabiyah
47
Bab. 47. Akhirnya
48
Bab. 48. Kemarahan Sabiyah
49
Bab. 49. Kemarahan Fayyad
50
Bab. 50. Keras Kepala
51
Bab. 51. Ultimatum Si Kembar
52
Bab. 52. Keputusan Sabiyah
53
Bab. 53. Pembuat Onar
54
Bab. 54. Rencana Akad Nikah Seri Kedua
55
Bab. 55. Menuju Akad Nikah
56
Bab. 56. Akhirnya Kembali Sah Lagi
57
Bab. 57. Flashback
58
Bab. 58. Kebingungan Sabiyah
59
Bab. 59. Kejahilan Fatiah dan Fatimah
60
Bab. 60. Permintaan Sabiyah
61
Bab. 61. Kata Pujangga
62
Bab. 62. Kecewa
63
Bab. 63. Sulit Menjadi Kenyataan
64
Bab. 64. Keterbukaan Hal Mutlak
65
Bab.65. Ungkapan Perasaan Anak
66
Bab. 66. Niatan Orlin
67
Bab. 67. Hari Pertama Kerja
68
Bab. 68. Hari Yang Berkesan
69
Bab. 69. Tidak Sesuai Ekspektasi
70
Bab. 70. Rencana Perjodohan
71
Bab. 70. Pertemuan Setelah Tiga Tahun
72
Bab. 72. Luka Lama
73
Bab. 73. Keakraban Tanpa Sekat
74
Bab. 74. Acara Lamaran
75
Bab. 75. Setuju
76
Bab. 76. Permintaan
77
Bab. 77. Tak Terduga
78
Bab. 78. Sebuah Pilihan
79
Bab. 79. Menjalani
80
Bab. 80. Berdamai Dengan Keadaan
81
Bab. 81. Sarapan Pagi
82
Bab. 82
83
Bab. 83 Pengakuan Perasaan
84
Bab. 84. Yang Pertama
85
Bab. 85. Rencana Noufal
86
Bab. 86. Salting Melting
87
Bab. 87. Pedekate
88
Bab 88. Lamaran Tanpa Persiapan
89
89. Berita Gembira
90
Bab. 90. Kebahagiaan dan Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!