Sekertaris Pribadi

Sekertaris Pribadi

HARI PERTAMA BEKERJA

Di sebuah apartemen, seorang wanita cantik yang sedang menghias wajahnya di depan cermin, dengan makeup yang tajam, hingga membuat tampilan wajahnya terlihat anggun dan tegas.

Wanita ini bernama KARIN yang berusia 25 tahun, dia terlihat misterius dengan tatapannya yang tajam, tapi mampu meluluhkan hati pria yang memandang nya.

Karin berpakaian cukup seksi dan menatap dirinya di depan, Karin kemudian mengambil parfum dan menyemprotkan ke badannya, lalu mengambil tasnya dan segera meninggalkan apartemennya.

***

Di sebuah perusahaan ternama di negara itu, yang bernama Dirgantara Group, duduk lah seorang pria di ruangannya yang merupakan CEO dari perusahaan tersebut.

Pria itu bernama ALVIN DIRGANTARA yang berusia 30 tahun, dia sangat tampan dan penuh wibawa, dia tidak hanya tampan tapi penuh dengan karisma, hingga membuat para pegawai wanita di perusahaannya tergila-gila padanya, tapi Alvin Dirgantara merupakan pria yang susah di dekati.

Tiba-tiba pintu ruangan Alvin di ketuk, “Masuk” ucap Alvin tampa melihatnya.

Pintu pun terbuka dan terlihatlah pria tampan yang merupakan asisten pribadi Alvin, yang bernama DION ADHITAMA berusia 29 tahun.

Dion langsung menghampiri Alvin, “Ini beberapa biodata yang akan menjadi sekretaris pribadi Bos, silahkan pilih salah satunya?” sambil memberikan berkas itu di meja Alvin.

Alvin membuka berkas itu, “Dari sekian yang mendaftar, kamu hanya menyeleksi lima orang ini” tanya Alvi belum melihat Dion.

“Maafkan saya Bos, cuma lima orang itu yang layak menjadi sekretaris pribadi Bos” jawab Dion dengan menunduk hormat.

Alvin yang dari tadi memasang wajah tegas, langsung menoleh pada asisten pribadinya sambil tersenyum, “Kamu memang paling mengerti aku Dion”.

Dion mengangkat wajahnya sambil tersenyum, “Bukan kah kata orang-orang kita adalah pasangan serasi” balasnya dengan candaan.

Dion memang asisten pribadi Dion, tapi mereka adalah sahabat, karena sudah saling mengenal sejak kecil.

Alvin reflek memukul perut Dion dengan berkas yang di pegangnya, “Kalau begitu jadilah kekasihku” timpal Alvin dengan candaan juga.

Dion memegang lehernya, “Bos jangan katakan itu lagi, saya jadi takut, jangan-jangan Bos memang G...” ucapan Dion terputus, karena tiba-tiba Alvin menatap tajam padanya.

“Makanya Bos harus cari pacar, agar orang-orang tidak berfikir aneh tentang Bos” sambung Dion.

Alvin terlihat berfikir, “Kamu benar juga, tapi kita pikirkan dulu yang akan menjadi sekretaris ku” ucap Alvin, lalu mengambil asal berkas biodata yang akan menjadi sekretarisnya dan menyerahkan pada Dion.

“Bos yakin memilih orang ini?” tanya Dion bingung, karena Alvin hanya memilihnya tampa membaca semuanya.

“Karena kamu sudah menyeleksi lima orang ini, jadi aku percaya padamu” jawab Alvin.

“Hubungi dia untuk datang hari ini” perintah Alvin.

“Baik Bos” ucap Dion menunduk hormat pergi.

****

Karin sedang berada di dalam mobil dan ponselnya berdering, ternyata pesan dari perusahaan Dirgantara Group, tempatnya mengirim lamaran pekerjaannya.

Setelah membaca pesan itu, yang menyuruhnya untuk datang ke perusahaan, membuatnya tersenyum miring penuh arti.

Karin langsung menyuruh sopir taksi, menuju perusahaan Dirgantara Group.

Beberapa saat kemudian, Karin sudah sampai di depan perusahaan Dirgantara Group dan melihat ke atas bangunan tinggi tersebut.

“Akhirnya aku bisa bekerja di perusahaan ini” batin Karin kemudian melangkah masuk.

Setelah sampai di dalam, Karin memperkenalkan dirinya dan seorang peragawati mengantarnya bertemu Dion.

Dion kemudian mengantar Karin menuju ruangan Alvin, tapi diam-diam mengagumi kecantikan Karin dan begitu pula para pegawai pria yang di lewatinya, terpesona melihat aura Karin yang begitu cantik dan anggun.

Setelah sampai di depan pintu ruangan Alvin, Dion mengetuk pintu dan mempersilahkan Karin masuk, tapi terlihat Karin sedikit ragu.

“Percaya dirilah Karin, Pak Alvin tidak menyukai pegawai yang pesimis”.

“Baik, Pak Dion” ujar Karin sambil mengangguk.

Keduanya pun melangkah masuk dan terlihat Alvin sedang berdiri di depan dinding kaca yang ada di ruangannya, dengan tangan di saku celananya.

“Permisi Bos, sekertaris baru bos sudah datang” ucap Dion.

Alvin langsung menoleh dan tatapannya tertuju pada Karin, sebagai pria normal, Alvin tentu terpesona dengan kecantikan wajah Karin dan begitu pula dengan Karin, mengagumi karisma pria yang akan menjadi bosnya itu.

Alvin segera mengalihkan pandangannya, lalu berjalan menuju kursi kebesarannya.

“Dion, antar Karin ke ruangannya dan berikan tugas-tugas yang akan di urus” perintah Alvin.

“Baik Bos” jawab Dion dan mengajak Karin keluar.

Alvin menatap kepergian mereka dan Alvin tidak perlu menanyakan sesuatu lagi pada sekertaris nya, karena dia begitu percaya pada Dion yang sudah menginterviunya, menurutnya pilihan Dion adalah yang terbaik.

Karin dan Dion sudah berada di salah satu ruangan yang akan di tempati Karin, yang tidak jauh dari ruangan Alvin.

Karin melihat sekeliling, “Apa saya sudah benar-benar di terima, menjadi sekretaris Pak Alvin?” tanya Karin untuk meyakinkan.

Dion tersenyum ramah, “Selamat Karin, ini adalah ruangan sekertaris pribadi Pak Alvin, itu berarti kamu sudah di terima”.

Karin tersenyum, “Apa saya bisa bekerja hari ini” timpal Karin.

“Iya, saya akan menunjukkan tugas-tugas kamu, apa dan tidak bisa kamu lakukan” jawab Dion dan Karin hanya mengangguk.

Setelah kepergian Dion, Karin melihat sekeliling, lalu mengambil ponselnya di tasnya.

Karin mengirim pesan pada seseorang, “Semuanya berjalan sesuai rencana dan sekarang aku sudah di terima bekerja menjadi sekretaris pribadi Alvin Dirgantara” isi pesan Karin.

***

Setelah Dion menjelaskan semua tugas-tugas Karin, Karin kemudian menuju ruangan Alvin untuk mengantarkan dokumen.

Sebelum mengetuk pintu ruangan Alvin, Karin membayangkan perkataan Dion untuk bersikap profesional di dalam bekerja.

“Sepertinya aku tidak bisa menggunakan diriku untuk mendekati Pak Alvin” batin Karin.

Karin mengatur nafasnya kemudian mengetuk pintu, “Masuk” suara Alvin dari dalam.

Karin berjalan masuk dengan anggun, “Permisi Pak, ini dokumen yang perlu di tanda tangani”, ucapnya sambil meletakkan berkas itu di depan Alvin.

Alvin membacanya kemudian menandatangani, “Setelah ini, buat kan kopi untuk” perintah Alvin.

“Baik Pak” balas Karin, kemudian meninggalkan ruangan Alvin.

Karin sedang membuat kopi untuk Alvin dan memikirkan cara untuk mendekati Alvin, tapi pegawai wanita lainnya menatapnya sinis, dengan penampilannya yang seksi dan minim.

Dua pegawai wanita itu berbisik-bisik dan bergosip tentang atasannya, yang di duga G*y dan tidak akan mungkin tertarik dengan wanita seksi, seperti sekertaris barunya.

Karin tentu mendengar semua itu, tapi dia pura-pura tidak mendengar nya dan bersikap acuh, karena tidak ingin membuat keributan.

Karin kemudian mengantar kopi yang di buat nya ke ruangan Alvin dan melihat Bosnya itu duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

“Maaf Pak, ini kopinya” ucap Karin, sambil meletakkan kopinya di depan Alvin.

Alvin melirik penampilan Karin yang berdiri di sampingnya, yang memperlihatkan paha mulusnya karena roknya yang minim.

Karin yang menyadari kalau Alvin sedang mengamatinya, membuatnya risih karena bagaimana pun Karin tidak terbiasa memakai pakaian seksi.

Melihat sikap risih sekertaris nya, membuat Alvin menahan tawanya, hingga Alvin berfikir untuk mengerjai sekertaris barunya itu.

Terpopuler

Comments

Kim Jong Unch

Kim Jong Unch

lanjut thor, aku nemu cerita ini di fb.

2023-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!