Setelah perjalanan keluar kota, Alvin kembali sibuk dengan pekerjaan nya, dia sedang bersama Dion di ruangan nya.
Alvin sedang melamun, membuat Dion bingung, “Ada apa Bos, apa terjadi sesuatu?”.
Alvin menoleh melihat Dion, “Menurut mu, apa yang membuat seorang wanita menolak ku?” tanya Alvin serius.
“Hahaha... Bos ini bercanda, mana ada seorang wanita yang bisa menolak pesona Bos”.
“Itu yang membuat ku berfikir, Karin menolak tidur denganku” ungkap Alvin.
Dion sedikit terkejut dengan pernyataan Alvin, “Ternyata Bos masih normal dan bisa tergoda dengan kecantikan sekertaris itu”.
“Aku hanya mempermudah tujuannya untuk mendekati ku, tapi justru dia menolaknya dan memilih tidak datang ke kantor, dengan alasan sakit” tutur Alvin.
Wajah Dion berubah serius, “Benarkah, jadi apa yang sebenarnya mereka rencanakan”.
“Entahlah, itu yang membuat ku frustrasi” balas Alvin.
“Bos sedang memikirkan rencana Elena, atau justru memikirkan penolakan Sekertaris pribadi Bos itu” ledek Dion.
Alvin langsung menatap tajam pada sahabatnya, “Keluar!”.
Dion tersenyum kecut dan segera berjalan keluar, "Aku pergi Bos"
***
Karin sedang menemui Elena di perusahaan Maheswari Group dan sedang berada di dalam ruangan Elena.
“Elena, sungguh aku tidak bisa mendekati Pak Alvin dengan menyerahkan diriku” keluh Karin, sedang duduk di sofa yang ada di ruangan Elena.
Elena langsung menatap tajam pada Karin, “Maksud kamu apa Karin, kamu tidak sanggup melakukan apa yang kuinginkan?”.
“Kalau untuk menyerahkan diri dengan tidur bersamanya, aku...” ucapan Karin terputus, saat menoleh dan melihat pisau lipat, telah berada di rahangnya.
Ternyata Elena yang mengarahkan pisau tersebut sambil tersenyum tipis, “Karin, kamu mencoba untuk menentang ku, kamu mau wajah cantik kamu ini akan terluka” bisik Elena penuh ancaman.
Karin sangat tegang, karena dia sangat kenal sahabatnya ini, kalau Elena adalah penjahat berdarah dingin dan bisa melakukan apa saja untuk kemajuan perusahaannya.
“Elena tenang dulu, kamu tidak perlu melakukan ini padaku, aku cukup tau diri untuk membalas hutang budi, jadi aku akan memikirkan cara lain untuk mendekati Pak Alvin” ucap Karin dengan pelan.
Elena langsung menarik kembali pisaunya dan duduk di samping Karin, “Bagus lah, kamu masih ingat cara balas Budi”
Karin bernafas legah, karena melihat amarah sahabatnya mereda, “Aku tidak yakin, kalau kamu akan benar-benar melukai ku” ujar Karin.
“Percaya dirimu terlalu tinggi” balas Elena dengan wajah datar.
Tiba-tiba sekertaris Elena masuk, “Permisi Bu, Pak Dion ingin bertemu dengan Anda”.
Karin sangat terkejut mendengar nama Dion, lalu menatap Elena.
“Suruh dia masuk” ucap Elena.
“Karin cepat sembunyi” perintah Elena.
Karin terlihat bingung, tapi tidak ada waktu untuknya bertanya, apakah Dion yang datang adalah Asisten pribadi Alvin.
Karin bersembunyi di balik lemari dan di saat bersamaan Dion masuk, membuat Karin sangat terkejut.
Sementara Elena duduk dengan santai di sofa menyambut Dion, “Selamat datang Dion, silahkan duduk”.
Dion melihat sekeliling kemudian duduk di depan Elena.
“Aku yakin, kedatangan mu ke sini bukan atas perintah Alvin” ucap Elena dengan melihat kedua tangannya di dadanya.
“Kamu memang wanita yang cerdas Elena, itu lah sebabnya aku sangat mengagumi mu, tapi sayang kamu telah berubah” tutur Dion.
“Tidak perlu berbasa-basi, katakan tujuan kamu datang kemari untuk apa?”.
“Aku datang secara pribadi, sebagai pria yang pernah dekat dengan mu dan meminta mu untuk berhenti mengganggu perusahaan Dirgantara Group, karena ini bukan sikap kamu yang sebenarnya” ungkap Dion.
Karin yang mendengar semuanya, membuatnya semakin bingung dan berfikir apa yang terjadi sebenarnya.
Elena tersenyum miring, “Dion, berhenti mencegah apa yang ingin aku lakukan, karena hubungan kita dulu hanya sebatas teman dan tidak lebih, jadi jangan sok mengenal diri ku” balas Elena dengan menaikkan satu oktaf suaranya, tapi sedikit menekannya.
Dion berdiri, “Baik lah, perusahaan Dirgantara Group akan melawan mu, meski kamu harus kembali kalah” ucap Dion santai sambil merapikan jasnya.
Elena tidak menjawab, dia membuang pandangan tidak ingin menatap Dion.
“Elena, aku pulang dulu, jaga dirimu dan jangan lupa untuk makan” ucap Dion sebelum melangkah pergi.
Setelah kepergian Dion, Karin keluar dari tempat persembunyiannya, lalu duduk di samping Elena.
“Ada apa sebenarnya?” tanya Karin pelan, karena melihat Elena yang terguncang dengan kehadiran Dion tadi.
“Pulang lah Karin, aku akan menceritakan semua, saat waktunya telah tiba” jawab Elena.
“Baiklah aku pulang” balas Karin sambil mengusap bahu Elena, kemudian meninggalkan Elena di ruangannya.
Setelah kepergian Karin, Elena meneteskan air matanya.
Flesbeck on
Lima tahun yang lalu, Elena dan Dion sempat menjalin hubungan yang sangat dekat, tapi dia tidak sempat berpacaran, karena Elena tau pasti kalau orang tuanya akan menentang hubungan mereka.
Elena tidak ingin hubungannya dengan Dion berakhir menyakitkan, karena tradisi keluarga Maheswari yang akan melakukan pernikahan bisnis untuk kejayaan perusahaan.
Setelah kematian sahabatnya saat itu, yang merupakan kekasih Alvin, membuat nya menjauhi Dion dan memutuskan untuk terjun ke perusahaan keluarganya, untuk membuktikan pada Papahnya kalau perusahaan bisa berjaya, Tampa pernikahan bisnis.
Flesbeck off
Elena mengusap air matanya, “Elena, kamu harus kuat, tinggal satu langkah lagi kamu akan membuktikan semuanya” ucap Elena pada dirinya sendiri.
***
Malam hari, Alvin mengemudikan sendiri mobilnya untuk pulang, tiba-tiba pikirkan terbayang dengan penolakan Karin tempo hari.
Alvin langsung memutar balik kemudi mobilnya menuju apartemen Karin dan setelah sampai Alvin melihat Karin sedang berjalan di pinggir jalan.
Alvin turun dari mobil dan mengikuti Karin, Alvin kembali mempertanyakan penampilan Karin yang sangat berbeda saat berada di kantor, saat ini Karin hanya memakai pakaian santai dengan rambut yang di kuncir ke atas.
Tiba-tiba dari arah belakang ada mobil yang melaju kencang menuju Karin, yang sedang berjalan melamun, untuk saja Alvin segera menarik tubuh Karin menjauh, membuat nya terguling di tanah dan Karin berada di atas tubuhnya.
Karin sangat terkejut karena tiba-tiba Alvin yang datang menolongnya, mata Karin tertuju pada dahi Alvin yang terluka.
“Pak Alvin, Anda terluka ikut dengan ku, aku akan mengobatinya” ucap Karin khawatir.
Alvin mengikuti Karin yang membawanya ke apartemennya, Karin mulai mengolesi obat pada luka Alvin, Alvin terlihat menahan sakit, membuat Karin meniup luka Alvin agar perihnya berkurang.
Alvin kembali merasakan perlakuan lembut Karin, “Karin, maaf kan sikap aku tempo hari” ucap Alvin dengan menatap Karin, tampa berkedip.
Karin memasang plester di dahi Alvin, “Pak Alvin tidak perlu meminta maaf, karena semua tidak sepenuhnya salah Anda”.
“Kembali lah jadi Sekertaris ku, aku sangat membutuhkan mu”.
“Pak Alvin, aku hanya izin sakit bukan ingin berhenti”.
Alvin bersandar di kursi, “Mana ada orang sakit yang berkeliaran di luar, dengan kondisi cuaca dingin”.
Karin tersenyum karena ketahuan berbohong, “Besok aku akan kembali bekerja Pak”.
Alvin reflek mengusap kepala Karin, karena sikap polos Karin yang terlihat menggemaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments