Alvin dan Karin sudah berada di salah satu restoran dan sedang menunggu klien mereka di ruangan VIP.
Karin kembali membayangkan reaksi Alvin tadi, saat berusaha menggoda bos nya itu, “Sekarang aku bisa legah dan tidak perlu takut lagi untuk dekat-dekat dengan Pak Alvin, karena sepertinya rumor itu memang benar, kalau Pak Alvin tidak tertarik lagi dengan wanita” batin Karin.
Alvin terdiam melihat Karin yang sedang menatapnya, “Ada apa?”.
Karin tersadar, lalu tersenyum, “Pak Alvin sangat tampan dan berwibawa” jawab Karin agar Alvin tidak curiga padanya.
“Aku tau dan aku suka kejujuran mu” balas Alvin singkat.
“Ternyata percaya diri nya cukup tinggi” batin Karin sambil tersenyum manis.
Di saat bersamaan, klien yang di tunggu sudah datang dan mereka pun mulai membahas pekerjaan.
******
Di sebuah apartemen yang sangat mewah, Alvin sedang bersama Dion dan apartemen itu tentu milik Alvin, Alvin memang sengaja tinggal di apartemen, dari pada di rumahnya, karena dia tidak ingin terganggu dengan kedua orang tuanya, yang selalu mengatur kehidupan pribadinya.
“Bos, aku sudah menyelidiki identitas Karin” ucap Dion, Alvin masih fokus ke leptopnya.
“Karin adalah yatim piatu dan cukup dekat dengan keluarga Maheswari” jelas Dion.
Alvin langsung menutup leptopnya dan melihat Dion, “Ternya benar wanita itu, adalah wanita murahan”.
“Maksud bos?” tanya Dion tidak mengerti.
“Wanita itu berusaha menggoda ku dengan tubuhnya dan itu tentu, adalah permainan Elena lagi yang berusaha menyerang perusahaan kita” jawab Alvin.
Dion langsung mengangguk mengerti, “Jadi, apa aku harus segera memecat wanita itu Bos”.
“Biarkan saja, kita ikuti permainan mereka” balas Alvin menatap lurus kedepa, penuh arti.
***
Malam hari, Elena sedang berada di apartemen Karin dan mereka sedang berbaring di atas ranjang.
“Elena, aku yakin sekarang Alvin tidak tertarik lagi dengan wanita, karena aku melihat sendiri interaksinya dengan seorang pria” ucap Karin.
Elena langsung memutar badannya tengkurap menghadap ke arah Karin, “Kamu yakin Rin, apa rasa trauma merubah nya?”.
“Bisa jadi” jawab Karin.
“Tapi jangan lupa tugas mu, karena Alvin tidak muda untuk di hadapi” sambung Elena.
“Baik Elen”.
“Kalau begitu, aku pulang dulu” balas Elena sambil berdiri.
“Hati-hati menyetirnya dan langsung pulang, jangan ke klub lagi” sahut Karin.
Elena tersenyum mendengar perhatian sahabatnya itu dan berjalan pergi.
Setelah kepergian Elena, Karin memutuskan untuk berjalan keluar dan memakai Hoodie dengan celana terening, penampilannya sangat bedah saat berada di kantor, yang mengekspos tubuh seksinya.
“Udaranya sangat dingin” gumam Karin, tiba-tiba matanya tertuju pada seorang anak laki-laki yang sedang menangis, karena di ganggu teman seusianya.
Karin menghampirinya, “Hey kalian pulang lah, jangan mengganggu teman kalian” tegur Karin.
“Hey kakak cantik jangan ikut campur, ini urusan kami” balas sekelompok anak laki-laki itu.
Ternyata tidak jauh dari situ, ternyata Alvin melihat semua itu, “Apa itu Karin, kenapa terlihat berbeda” pikir Alvin.
Tiba-tiba sekelompok anak-anak laki-laki itu menyerang anak laki-laki tadi, dengan balok tapi Karin segera menghalanginya, hingga pukulan itu mengenai keningnya.
Karena ketakutan sekelompok anak laki-laki itu segera berlari dan Alvin yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri mereka.
Alvin segera menangkap tubuh Karin yang hampir terjatuh, “Kamu tidak apa-apa?”.
Karin terkejut dengan kehadiran Alvin yang tiba-tiba, “Aku tidak apa-apa, hanya sedikit terluka” sambil memegang kepalanya.
“Kakak terima kasih telah menolong ku” ucap Anak laki-laki itu.
“lain kali, jangan keluar sendiri” balas Karin.
“Sopir ku akan mengantar mu pulang” sahut Alvin, masih memegang pundak Karin.
“Iya terima kasih Kak” balas anak itu.
Sopir pun mengantar Anak itu pulang dan Karin mengajak Alvin naik ke apartemennya, yang tidak jauh dari situ.
Mereka sudah berada di dalam apartemen Karin, Karin sedang mengobati lukanya sementara Alvin masih berdiri dan melihat setiap sudut apartemen Karin.
Mata Alvin kemudian tertuju pada Karin yang kesusahan mengobati lukanya, jadi dia segera menghampiri Karin dan membantu, “Aku akan membantu mu”.
Karin diam saja, karena memang dia kesusahan mengobati lukanya, “Aah pergi” rintih Karin.
Alvin langsung meniup pelan luka Karin, “Tahan sedikit”.
Karin sedikit tersentuh dengan kelembutan Alvin, yang mengobati nya dengan lembut, “Pria ini sangat sempurna” batin Karin dengan menatap Alvin tampa berkedip.
Alvin menyadari tatapan Karin, membuat tatapan mereka bertemu, keduanya refleks menjauh.
“Aku akan membuatkan minum Pak” ucap Karin, kemudian berjalan ke arah dapur.
“Kenapa dia menjauhi ku, bukan kah itu tujuannya menjadi sekretaris ku” pikir Alvin.
Karin sedang membuat kopi dan membayangkan wajah Alvin yang begitu dekat dengannya, “Sunggu tugas Elmira sangat susah, pria itu terlihat sangat tulus”.
Setelah menenangkan dirinya, Karin mengantarkan kopi yang di buat nya ke pada Alvin.
“Pak Alvin sedang apa di daerah sini” tanya Karin, basa-basi agar suasana menjadi cair, karena bagaimana pun Karin tidak pernah membawa pria masuk ke dalam apartemennya.
“Aku kebetulan lewat dan melihat sekertaris ku, jadi menghampiri nya” jawab Alvin, lalu menyeduh kopi buatan Karin.
Alvin kembali mengamati penampilan Karin, yang terlihat polos dan berbanding terbalik saat di kantor, yang terlihat sangat berpengalaman.
“Kalau begitu, aku pulang dulu” pamit Alvin.
“Tapi Pak, sopir Anda belum datang”.
“Dion akan segera kemarin, aku sudah mengirim pesan padanya”.
Karin langsung terdiam dan benar-benar yakin, kalau mereka punya hubungan lebih.
Alvin diam-diam tersenyum tipis, karena berhasil menjebak Karin dalam pikiran salahnya.
***
Alvin dan Dion sudah berada di dalam mobil dan Alvin tidak pernah berhenti tersenyum, mengingat ekspresi Karin, saat tau Dion akan menjemput nya.
“Wanita itu sangat polos atau bodoh sih?” ucap Alvin.
“Ada apa Bos?” tanya Dion.
“Dia benar-benar yakin, kalau kamu dan aku punya hubungan” jelas Alvin.
Dion langsung tertawa, “Apa rencana Bos selanjutnya?”.
“Tidak ada, aku masih mengikuti permainan nya”.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai dan Alvin sudah berada di apartemen nya.
Alvin melepas seluruh pakaiannya dan memperlihatkan otot-ototnya, juga perutnya yang seperti roti sobek.
Alvin berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan mandi di bawah shower, sambil memejamkan matanya
Tiba-tiba terbayang wajah Karin, membuat nya terkejut dan membuka matanya.
“Kenapa tiba-tiba terbayang wajah gadis suruhan Elena itu” pikir Alvin, sambil mengambil handuk, lalu melilitkan di pinggangnya.
Alvin memakai jubah tidurnya dengan dada terbuka dan menuang segelas Wine, lalu meneguknya.
“Karin, kamu membuat ku penasaran, apa yang kamu rencanakan sebenarnya, aku sudah memberimu kesempatan, tapi kenapa tidak menahan ku bermalam di tempat mu” pikir Alvin sambil memutar gelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments