NovelToon NovelToon

Sekertaris Pribadi

HARI PERTAMA BEKERJA

Di sebuah apartemen, seorang wanita cantik yang sedang menghias wajahnya di depan cermin, dengan makeup yang tajam, hingga membuat tampilan wajahnya terlihat anggun dan tegas.

Wanita ini bernama KARIN yang berusia 25 tahun, dia terlihat misterius dengan tatapannya yang tajam, tapi mampu meluluhkan hati pria yang memandang nya.

Karin berpakaian cukup seksi dan menatap dirinya di depan, Karin kemudian mengambil parfum dan menyemprotkan ke badannya, lalu mengambil tasnya dan segera meninggalkan apartemennya.

***

Di sebuah perusahaan ternama di negara itu, yang bernama Dirgantara Group, duduk lah seorang pria di ruangannya yang merupakan CEO dari perusahaan tersebut.

Pria itu bernama ALVIN DIRGANTARA yang berusia 30 tahun, dia sangat tampan dan penuh wibawa, dia tidak hanya tampan tapi penuh dengan karisma, hingga membuat para pegawai wanita di perusahaannya tergila-gila padanya, tapi Alvin Dirgantara merupakan pria yang susah di dekati.

Tiba-tiba pintu ruangan Alvin di ketuk, “Masuk” ucap Alvin tampa melihatnya.

Pintu pun terbuka dan terlihatlah pria tampan yang merupakan asisten pribadi Alvin, yang bernama DION ADHITAMA berusia 29 tahun.

Dion langsung menghampiri Alvin, “Ini beberapa biodata yang akan menjadi sekretaris pribadi Bos, silahkan pilih salah satunya?” sambil memberikan berkas itu di meja Alvin.

Alvin membuka berkas itu, “Dari sekian yang mendaftar, kamu hanya menyeleksi lima orang ini” tanya Alvi belum melihat Dion.

“Maafkan saya Bos, cuma lima orang itu yang layak menjadi sekretaris pribadi Bos” jawab Dion dengan menunduk hormat.

Alvin yang dari tadi memasang wajah tegas, langsung menoleh pada asisten pribadinya sambil tersenyum, “Kamu memang paling mengerti aku Dion”.

Dion mengangkat wajahnya sambil tersenyum, “Bukan kah kata orang-orang kita adalah pasangan serasi” balasnya dengan candaan.

Dion memang asisten pribadi Dion, tapi mereka adalah sahabat, karena sudah saling mengenal sejak kecil.

Alvin reflek memukul perut Dion dengan berkas yang di pegangnya, “Kalau begitu jadilah kekasihku” timpal Alvin dengan candaan juga.

Dion memegang lehernya, “Bos jangan katakan itu lagi, saya jadi takut, jangan-jangan Bos memang G...” ucapan Dion terputus, karena tiba-tiba Alvin menatap tajam padanya.

“Makanya Bos harus cari pacar, agar orang-orang tidak berfikir aneh tentang Bos” sambung Dion.

Alvin terlihat berfikir, “Kamu benar juga, tapi kita pikirkan dulu yang akan menjadi sekretaris ku” ucap Alvin, lalu mengambil asal berkas biodata yang akan menjadi sekretarisnya dan menyerahkan pada Dion.

“Bos yakin memilih orang ini?” tanya Dion bingung, karena Alvin hanya memilihnya tampa membaca semuanya.

“Karena kamu sudah menyeleksi lima orang ini, jadi aku percaya padamu” jawab Alvin.

“Hubungi dia untuk datang hari ini” perintah Alvin.

“Baik Bos” ucap Dion menunduk hormat pergi.

****

Karin sedang berada di dalam mobil dan ponselnya berdering, ternyata pesan dari perusahaan Dirgantara Group, tempatnya mengirim lamaran pekerjaannya.

Setelah membaca pesan itu, yang menyuruhnya untuk datang ke perusahaan, membuatnya tersenyum miring penuh arti.

Karin langsung menyuruh sopir taksi, menuju perusahaan Dirgantara Group.

Beberapa saat kemudian, Karin sudah sampai di depan perusahaan Dirgantara Group dan melihat ke atas bangunan tinggi tersebut.

“Akhirnya aku bisa bekerja di perusahaan ini” batin Karin kemudian melangkah masuk.

Setelah sampai di dalam, Karin memperkenalkan dirinya dan seorang peragawati mengantarnya bertemu Dion.

Dion kemudian mengantar Karin menuju ruangan Alvin, tapi diam-diam mengagumi kecantikan Karin dan begitu pula para pegawai pria yang di lewatinya, terpesona melihat aura Karin yang begitu cantik dan anggun.

Setelah sampai di depan pintu ruangan Alvin, Dion mengetuk pintu dan mempersilahkan Karin masuk, tapi terlihat Karin sedikit ragu.

“Percaya dirilah Karin, Pak Alvin tidak menyukai pegawai yang pesimis”.

“Baik, Pak Dion” ujar Karin sambil mengangguk.

Keduanya pun melangkah masuk dan terlihat Alvin sedang berdiri di depan dinding kaca yang ada di ruangannya, dengan tangan di saku celananya.

“Permisi Bos, sekertaris baru bos sudah datang” ucap Dion.

Alvin langsung menoleh dan tatapannya tertuju pada Karin, sebagai pria normal, Alvin tentu terpesona dengan kecantikan wajah Karin dan begitu pula dengan Karin, mengagumi karisma pria yang akan menjadi bosnya itu.

Alvin segera mengalihkan pandangannya, lalu berjalan menuju kursi kebesarannya.

“Dion, antar Karin ke ruangannya dan berikan tugas-tugas yang akan di urus” perintah Alvin.

“Baik Bos” jawab Dion dan mengajak Karin keluar.

Alvin menatap kepergian mereka dan Alvin tidak perlu menanyakan sesuatu lagi pada sekertaris nya, karena dia begitu percaya pada Dion yang sudah menginterviunya, menurutnya pilihan Dion adalah yang terbaik.

Karin dan Dion sudah berada di salah satu ruangan yang akan di tempati Karin, yang tidak jauh dari ruangan Alvin.

Karin melihat sekeliling, “Apa saya sudah benar-benar di terima, menjadi sekretaris Pak Alvin?” tanya Karin untuk meyakinkan.

Dion tersenyum ramah, “Selamat Karin, ini adalah ruangan sekertaris pribadi Pak Alvin, itu berarti kamu sudah di terima”.

Karin tersenyum, “Apa saya bisa bekerja hari ini” timpal Karin.

“Iya, saya akan menunjukkan tugas-tugas kamu, apa dan tidak bisa kamu lakukan” jawab Dion dan Karin hanya mengangguk.

Setelah kepergian Dion, Karin melihat sekeliling, lalu mengambil ponselnya di tasnya.

Karin mengirim pesan pada seseorang, “Semuanya berjalan sesuai rencana dan sekarang aku sudah di terima bekerja menjadi sekretaris pribadi Alvin Dirgantara” isi pesan Karin.

***

Setelah Dion menjelaskan semua tugas-tugas Karin, Karin kemudian menuju ruangan Alvin untuk mengantarkan dokumen.

Sebelum mengetuk pintu ruangan Alvin, Karin membayangkan perkataan Dion untuk bersikap profesional di dalam bekerja.

“Sepertinya aku tidak bisa menggunakan diriku untuk mendekati Pak Alvin” batin Karin.

Karin mengatur nafasnya kemudian mengetuk pintu, “Masuk” suara Alvin dari dalam.

Karin berjalan masuk dengan anggun, “Permisi Pak, ini dokumen yang perlu di tanda tangani”, ucapnya sambil meletakkan berkas itu di depan Alvin.

Alvin membacanya kemudian menandatangani, “Setelah ini, buat kan kopi untuk” perintah Alvin.

“Baik Pak” balas Karin, kemudian meninggalkan ruangan Alvin.

Karin sedang membuat kopi untuk Alvin dan memikirkan cara untuk mendekati Alvin, tapi pegawai wanita lainnya menatapnya sinis, dengan penampilannya yang seksi dan minim.

Dua pegawai wanita itu berbisik-bisik dan bergosip tentang atasannya, yang di duga G*y dan tidak akan mungkin tertarik dengan wanita seksi, seperti sekertaris barunya.

Karin tentu mendengar semua itu, tapi dia pura-pura tidak mendengar nya dan bersikap acuh, karena tidak ingin membuat keributan.

Karin kemudian mengantar kopi yang di buat nya ke ruangan Alvin dan melihat Bosnya itu duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

“Maaf Pak, ini kopinya” ucap Karin, sambil meletakkan kopinya di depan Alvin.

Alvin melirik penampilan Karin yang berdiri di sampingnya, yang memperlihatkan paha mulusnya karena roknya yang minim.

Karin yang menyadari kalau Alvin sedang mengamatinya, membuatnya risih karena bagaimana pun Karin tidak terbiasa memakai pakaian seksi.

Melihat sikap risih sekertaris nya, membuat Alvin menahan tawanya, hingga Alvin berfikir untuk mengerjai sekertaris barunya itu.

MAAF PAK

Alvin kemudian mencicipi kopi buatan Karin dan menikmatinya, “Sempurna, ini sangat enak”.

Karin tersenyum puas dan segera merubah ekspresinya lebih tenang, “Terima kasih Pak”.

“Duduk lah, saya ingin bicara” ucap Alvin.

Karin kemudian berjalan untuk duduk, tapi dia tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya, hingga membuat nya jatuh di pangkuan Alvin dan tatapan mereka bertemu.

Karin reflek melingkar tangannya di leher Alvin, tapi Alvin tidak memegang Karin sama sekali.

Karin yang menyadari posisinya, segera berdiri, “Maaf kan saya Pak”.

“Lain kali hati-hati, jangan bersikap ceroboh” ucap Alvin dengan ekspresi dingin.

“Baik Pak”.

“Keluar lah”.

Karin segera meninggalkan ruangan Alvin dan menarik nafasnya legah, setelah berada di luar.

Alvin menggeleng melihat kelakuan sekertaris barunya itu, “Tidak ada yang bisa menolak pesona Alvin Dirgantara” gumamnya.

****

Di perusahaan Maheswari Group, yang merupakan pesaing perusahaan Dirgantara Group, duduk lah seorang wanita di ruangannya, yang merupakan putri tunggal dari keluarga Maheswari.

Wanita itu bernama ELENA MAHESWARI yang berusia 30 tahun, Elena adalah wanita karier yang bisa melakukan berbagai macam cara, agar perusahaan keluarganya tetap berjaya.

Elena menatap pesan di ponselnya sambil tersenyum penuh arti, isi pesan itu, adalah pesan yang di kirim Karin tadi.

Elena terkejut karena tiba-tiba ada seseorang membuka pintu ruangannya tampa mengetuknya, terlebih dahulu.

Orang itu adalah Karin, membuat Elena bernafas legah, “Apa rencana kita berjalan dengan lancar?” tanya Elena.

Karin belum menjawabnya dan duduk di samping Elena, lalu meminum minuman Elena.

“Harusnya kamu menanyakan keadaan teman kamu dulu” ujar Karin.

Karin dan Elena sudah berteman lama dan bisa di bilang mereka adalah sahabat, meski kadang bertengkar karena perbedaan pendapat dan tujuan hidup.

Elena menoleh melihat Karin sambil tersenyum, “Apa ada masalah?”.

“Pak Alvin adalah pria yang dingin dan susah untuk di dekati, bahwa rumor di perusahaan mengatakan kalau Pak Alvin adalah seorang G*y, karena tidak pernah terlihat bersama dengan seorang wanita” tutur Karin.

“Rumor itu keliru, Alvin hanya trauma karena kisah cintanya yang kandas lima tahun lalu, saat itu Alvin masih mudah dan tidak bisa memperjuangkan hubungannya dengan kekasihnya itu yang merupakan gadis biasa, hingga membuat kekasihnya harus mengakhiri hidupnya karena tidak bisa menahan tekanan keluarga Dirgantara dan cintanya pada Alvin yang begitu besar” jelas Elena panjang lebar.

Karin terkejut mendengar cerita Elena, “Sepertinya kamu sangat mengenal Pak Alvin”.

Elena tidak menjawab, matanya hanya berkaca-kaca menahan air matanya.

“Sepertinya asisten pribadi pak Alvin, lebih mudah di dekati, aku akan mendekati dia” ujar Karin.

“Dion tidak sepolos yang terlihat, dia sangat setia pada Bosnya, jadi berhati-hati lah, jangan membuat mereka curiga padamu” balas Elena.

***

Karin kembali ke apartemennya dan berbaring terlantar di atas ranjangnya sambil memandangi langit-langit kamarnya.

Flesbeck on

Lima tahun yang lalu, Karin merupakan keluarga yang berkecukupan meski perusahaan Papanya, adalah perusahaan biasa.

Di suatu hari perusahaan keluarga Karin, mengalami kebangkrutan, hingga membuat papahnya terlilit hutang yang cukup besar.

Keadaan itu membuat Papah Karin mengalami serangan jantung dan meninggal dunia, sementara kondisi Mamanya mengalami depresi berat, membuatnya melakukan pencobaan bunuh diri, tapi saat itu Mamah Karin berhasil selamat dan mengalami koma, karena benturan di kepalanya.

Semua aset milik Papah Karin sudah di jual, tapi belum bisa menutupi hutang Papanya.

Saat itu Karin begitu sedih dan di pikirannya sudah gelap, karena berfikir tidak ada jalan keluar untuk masalahnya.

Karin yang saat ini sudah menjadi sahabat Elena dan Elena berhasil membujuk papahnya untuk membantu keluarga Karin dan membiayai semua pengobatan Mama Karin.

Mulai saat itu, Karin memiliki hutang Budi dengan keluarga Maheswari dan berjanji akan membantu Elena di kemudian hari, apa pun risikonya, meski pada akhirnya Mamah Karin, tidak bisa bertahan dan meninggalkan Karin seorang diri.

Mulai saat itu Elena sangat menyayangi Karin, karena usia Karin yang lima tahun lebih mudah darinya.

Flesbeck off

Air mata Karin menetes di sudut matanya, “Apa pun resikonya, aku harus membantu Elena” ucap Karin sambil mengusap air matanya.

***

Di perusahaan Dirgantara Group sedang berlangsung rapat, Alvin yang duduk di sudut meja dan Karin berdiri di sampingnya.

“Bagaimana pun caranya, kita harus memenangkan proyek ini” ucap Alvin dengan tegas, semua staf mengangguk mengerti.

“Tapi bos, Maheswari Group juga mengincar proyek ini” sahut Dion.

Karin yang mendengar nama perusahaan sahabatnya, membuatnya tegang tapi dia berusaha mengontrol dirinya.

“Jangan khawatir seperti biasa, Maheswari Group tidak bisa mengalahkan Dirgantara Group” balas Alvin.

Setelah itu semua staf bubur dan tinggal mereka bertiga, Karin membereskan berkas di atas meja, sementara Alvin dan Dion masih duduk di tempatnya.

“Sepertinya Maheswari Group tidak pernah berhenti mengganggu perusahaan kita” ujar Dion.

Alvin hanya tersenyum, lalu melirik Karin agar Dion tidak melanjutkan ucapannya.

Dion langsung mengerti, “Karin, bawa berkas itu di ruangannya pak Alvin” perintah Dion.

“Baik pak” balas Karin.

Karin kemudian berjalan keluar dan singgah di depan pintu untuk menguping pembicaraan atasannya.

Alvin menyadari keberadaan Karin di luar dan menatap Dion penuh arti, lalu berdiri di depan Dion.

Dion bingung melihat tingkah Alvin, apalagi Alvin tiba-tiba membungkuk padanya dan mengusap bahunya dengan lembut.

Alvin menatap Dion tampan berkedip, membuat Dion membulatkan matanya melihat tingkah aneh sahabatnya itu.

Alvin mendekatkan wajahnya ke wajah Dion, seolah-olah ingin mencium asisten pribadinya itu, membuat Karin yang diam-diam melihatnya, menelan air liurnya dengan kasar dan menutup mulutnya dengan tangannya, kemudian berlari pergi.

Dion langsung mendorong dada Alvin, “Alvin apa yang kamu lakukan, kamu sudah gila” bentak Dion pada Bosnya.

Alvin tersenyum dan kembali duduk di tempatnya, “Semua gara-gara sekertaris pilihan kamu itu”.

Dion semakin bingung, “Maksud Bos apa?”.

“Tadi wanita itu, masih berada di luar pintu” jelas Alvin.

“Tapi cara Bos itu, membuat ku merinding” sambung Dion.

“Hanya cara itu yang bisa membuatnya segera pergi” balas Alvin.

“Aku akan menyelidiki wanita itu” timpal Dion.

Alvin mengangguk pelan dan menatap lurus ke depan, terlihat memikirkan sesuatu.

Sementara itu, Karin sudah berada di ruangan Alvin dan masih syok depan apa yang di lihatnya, Karin berusaha mengatur nafasnya.

“Jadi apa yang di katakan orang-orang, kalau pak Alvin adalah G*y, benar adanya?” pikir Karin.

Tiba-tiba pintu ruangan di buka oleh Alvin, “Kamu masih di sini?” tanya Alvin sambil berjalan duduk di kursi kebesarannya.

“Satu jam lagi, ada jadwal rapat di luar kantor Pak” balas Karin.

“Kalau begitu, persiapkan semuanya kita akan segera berangkat”.

Karin sedang membayangkan yang di lihatnya tadi di ruangan rapat dan memikirkan cara untuk membuktikan kebenarannya.

Alvin kembali berdiri, tapi Karin segera mencegahnya dengan memegang bahu Alvin, “Maaf Pak, dasi Anda kurang rapi” sambil merapikan dasinya.

Alvin hanya terdiam, sementara Karin sengaja menyentuh bahu Alvin dengan lembut, seolah-olah sedang merayu Alvin, untuk melihat reaksi Alvi, apakah Alvin terpengaruh.

Sebenarnya Alvin sangat tegang, tapi dia berusaha rileks, karena sudah begitu banyak wanita seperti Karin, yang berusaha menggoda dirinya, dengan sentuhan-sentuhan lembut.

Karin mulai menurunkan tangannya ke perut Alvin, tapi Alvin segera menahan tangannya, “Kamu bisa melakukan kapan saja, bukan kah itu tugas kamu sebagai sekertaris pribadi ku” ujar Alvin, baru membalas perkataan Karin tadi.

KAMU TIDAK APA-APA

Alvin dan Karin sudah berada di salah satu restoran dan sedang menunggu klien mereka di ruangan VIP.

Karin kembali membayangkan reaksi Alvin tadi, saat berusaha menggoda bos nya itu, “Sekarang aku bisa legah dan tidak perlu takut lagi untuk dekat-dekat dengan Pak Alvin, karena sepertinya rumor itu memang benar, kalau Pak Alvin tidak tertarik lagi dengan wanita” batin Karin.

Alvin terdiam melihat Karin yang sedang menatapnya, “Ada apa?”.

Karin tersadar, lalu tersenyum, “Pak Alvin sangat tampan dan berwibawa” jawab Karin agar Alvin tidak curiga padanya.

“Aku tau dan aku suka kejujuran mu” balas Alvin singkat.

“Ternyata percaya diri nya cukup tinggi” batin Karin sambil tersenyum manis.

Di saat bersamaan, klien yang di tunggu sudah datang dan mereka pun mulai membahas pekerjaan.

******

Di sebuah apartemen yang sangat mewah, Alvin sedang bersama Dion dan apartemen itu tentu milik Alvin, Alvin memang sengaja tinggal di apartemen, dari pada di rumahnya, karena dia tidak ingin terganggu dengan kedua orang tuanya, yang selalu mengatur kehidupan pribadinya.

“Bos, aku sudah menyelidiki identitas Karin” ucap Dion, Alvin masih fokus ke leptopnya.

“Karin adalah yatim piatu dan cukup dekat dengan keluarga Maheswari” jelas Dion.

Alvin langsung menutup leptopnya dan melihat Dion, “Ternya benar wanita itu, adalah wanita murahan”.

“Maksud bos?” tanya Dion tidak mengerti.

“Wanita itu berusaha menggoda ku dengan tubuhnya dan itu tentu, adalah permainan Elena lagi yang berusaha menyerang perusahaan kita” jawab Alvin.

Dion langsung mengangguk mengerti, “Jadi, apa aku harus segera memecat wanita itu Bos”.

“Biarkan saja, kita ikuti permainan mereka” balas Alvin menatap lurus kedepa, penuh arti.

***

Malam hari, Elena sedang berada di apartemen Karin dan mereka sedang berbaring di atas ranjang.

“Elena, aku yakin sekarang Alvin tidak tertarik lagi dengan wanita, karena aku melihat sendiri interaksinya dengan seorang pria” ucap Karin.

Elena langsung memutar badannya tengkurap menghadap ke arah Karin, “Kamu yakin Rin, apa rasa trauma merubah nya?”.

“Bisa jadi” jawab Karin.

“Tapi jangan lupa tugas mu, karena Alvin tidak muda untuk di hadapi” sambung Elena.

“Baik Elen”.

“Kalau begitu, aku pulang dulu” balas Elena sambil berdiri.

“Hati-hati menyetirnya dan langsung pulang, jangan ke klub lagi” sahut Karin.

Elena tersenyum mendengar perhatian sahabatnya itu dan berjalan pergi.

Setelah kepergian Elena, Karin memutuskan untuk berjalan keluar dan memakai Hoodie dengan celana terening, penampilannya sangat bedah saat berada di kantor, yang mengekspos tubuh seksinya.

“Udaranya sangat dingin” gumam Karin, tiba-tiba matanya tertuju pada seorang anak laki-laki yang sedang menangis, karena di ganggu teman seusianya.

Karin menghampirinya, “Hey kalian pulang lah, jangan mengganggu teman kalian” tegur Karin.

“Hey kakak cantik jangan ikut campur, ini urusan kami” balas sekelompok anak laki-laki itu.

Ternyata tidak jauh dari situ, ternyata Alvin melihat semua itu, “Apa itu Karin, kenapa terlihat berbeda” pikir Alvin.

Tiba-tiba sekelompok anak-anak laki-laki itu menyerang anak laki-laki tadi, dengan balok tapi Karin segera menghalanginya, hingga pukulan itu mengenai keningnya.

Karena ketakutan sekelompok anak laki-laki itu segera berlari dan Alvin yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri mereka.

Alvin segera menangkap tubuh Karin yang hampir terjatuh, “Kamu tidak apa-apa?”.

Karin terkejut dengan kehadiran Alvin yang tiba-tiba, “Aku tidak apa-apa, hanya sedikit terluka” sambil memegang kepalanya.

“Kakak terima kasih telah menolong ku” ucap Anak laki-laki itu.

“lain kali, jangan keluar sendiri” balas Karin.

“Sopir ku akan mengantar mu pulang” sahut Alvin, masih memegang pundak Karin.

“Iya terima kasih Kak” balas anak itu.

Sopir pun mengantar Anak itu pulang dan Karin mengajak Alvin naik ke apartemennya, yang tidak jauh dari situ.

Mereka sudah berada di dalam apartemen Karin, Karin sedang mengobati lukanya sementara Alvin masih berdiri dan melihat setiap sudut apartemen Karin.

Mata Alvin kemudian tertuju pada Karin yang kesusahan mengobati lukanya, jadi dia segera menghampiri Karin dan membantu, “Aku akan membantu mu”.

Karin diam saja, karena memang dia kesusahan mengobati lukanya, “Aah pergi” rintih Karin.

Alvin langsung meniup pelan luka Karin, “Tahan sedikit”.

Karin sedikit tersentuh dengan kelembutan Alvin, yang mengobati nya dengan lembut, “Pria ini sangat sempurna” batin Karin dengan menatap Alvin tampa berkedip.

Alvin menyadari tatapan Karin, membuat tatapan mereka bertemu, keduanya refleks menjauh.

“Aku akan membuatkan minum Pak” ucap Karin, kemudian berjalan ke arah dapur.

“Kenapa dia menjauhi ku, bukan kah itu tujuannya menjadi sekretaris ku” pikir Alvin.

Karin sedang membuat kopi dan membayangkan wajah Alvin yang begitu dekat dengannya, “Sunggu tugas Elmira sangat susah, pria itu terlihat sangat tulus”.

Setelah menenangkan dirinya, Karin mengantarkan kopi yang di buat nya ke pada Alvin.

“Pak Alvin sedang apa di daerah sini” tanya Karin, basa-basi agar suasana menjadi cair, karena bagaimana pun Karin tidak pernah membawa pria masuk ke dalam apartemennya.

“Aku kebetulan lewat dan melihat sekertaris ku, jadi menghampiri nya” jawab Alvin, lalu menyeduh kopi buatan Karin.

Alvin kembali mengamati penampilan Karin, yang terlihat polos dan berbanding terbalik saat di kantor, yang terlihat sangat berpengalaman.

“Kalau begitu, aku pulang dulu” pamit Alvin.

“Tapi Pak, sopir Anda belum datang”.

“Dion akan segera kemarin, aku sudah mengirim pesan padanya”.

Karin langsung terdiam dan benar-benar yakin, kalau mereka punya hubungan lebih.

Alvin diam-diam tersenyum tipis, karena berhasil menjebak Karin dalam pikiran salahnya.

***

Alvin dan Dion sudah berada di dalam mobil dan Alvin tidak pernah berhenti tersenyum, mengingat ekspresi Karin, saat tau Dion akan menjemput nya.

“Wanita itu sangat polos atau bodoh sih?” ucap Alvin.

“Ada apa Bos?” tanya Dion.

“Dia benar-benar yakin, kalau kamu dan aku punya hubungan” jelas Alvin.

Dion langsung tertawa, “Apa rencana Bos selanjutnya?”.

“Tidak ada, aku masih mengikuti permainan nya”.

Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai dan Alvin sudah berada di apartemen nya.

Alvin melepas seluruh pakaiannya dan memperlihatkan otot-ototnya, juga perutnya yang seperti roti sobek.

Alvin berjalan masuk ke dalam kamar mandi dan mandi di bawah shower, sambil memejamkan matanya

Tiba-tiba terbayang wajah Karin, membuat nya terkejut dan membuka matanya.

“Kenapa tiba-tiba terbayang wajah gadis suruhan Elena itu” pikir Alvin, sambil mengambil handuk, lalu melilitkan di pinggangnya.

Alvin memakai jubah tidurnya dengan dada terbuka dan menuang segelas Wine, lalu meneguknya.

“Karin, kamu membuat ku penasaran, apa yang kamu rencanakan sebenarnya, aku sudah memberimu kesempatan, tapi kenapa tidak menahan ku bermalam di tempat mu” pikir Alvin sambil memutar gelasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!