Aku, Mommy Mereka! (Daniel & Daniella)

Aku, Mommy Mereka! (Daniel & Daniella)

Bab 1 D&D

"Siapa yang telah menghamili mu, Bian?."

Terdengar sebuah pertanyaan yang keluar dari seorang ibu pada putrinya yang berasal dari dalam kamar. Meski suara Belinda sangat melengking tapi Bianca tetap tidak bisa menjawab pertanyaan Mommy nya.

Lagi-lagi Bianca hanya menggeleng lemah sambil terisak dengan kepala yang tertunduk.

"Tidak mungkin kamu tidak tahu, Bian!." Kesabaran Belinda sudah habis, tapi dia pun tidak bisa membuat anak gadisnya bicara.

Belinda meninggalkan Bian, dia juga perlu menenangkan diri sebelum mengambil langkah selanjutnya untuk Bianca dan juga dirinya.

Sakit, hancur, merasa gagal telah mendidik dan membesarkan anak yang ikut dengan dirinya setelah berpisah dari Gustaf. Apa yang akan dipikirkan oleh mantan suaminya itu?.

Bianca masih bisa mengelabui semua orang yang ada di dalam lingkungan sekolah sampai usia kandungnya empat bulan saja. Dikarenakan bayi kembar yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.

Jadi perut Bian cepat sekali membesarnya, sehingga Belinda harus mendatangi pihak sekolah. Membawa surat keterangan dari dokter yang menerangkan kalau Bianca sakit dan meminta keringanan bagi Bianca untuk belajar dari rumah.

Belinda bisa bernafas lega saat dalam perjalanan pulang ke rumah ketika pihak sekolah mengabulkan permohonannya. Sekarang tugasnya hanya tinggal mengurus kehamilan Bianca supaya tidak tercium oleh siapa pun.

Selama belajar dari rumah, nilai-nilai Bianca tetap stabil dan menjadi murid terbaik. Hingga waktunya bagi Bianca untuk melahirkan bayi kembarnya. Belinda sudah mempersiapkan semua persalinan Bianca di dalam rumahnya. Supaya tidak ada orang luar yang curiga sedikit pun terhadap Bian.

Bayi kembar itu satu pasang, cantik dan tampan. Belinda tersenyum senang di dalam rasa sakitnya sebagai seorang ibu. Bianca menyematkan nama Daniel dan Daniella untuk kedua buah hatinya.

"Untuk sementara waktu, Roseline akan membawa Niel dan Ella ikut ke Paris."

"Ke Paris, Mom?. Jauh sekali."

"Itu yang terbaik saat ini Bian. Supaya kamu bisa tetap fokus sekolah dan melanjutkan beasiswa mu. Setelah itu kamu bisa mengambil mereka lagi."

Bianca menatap kedua bayi yang sedang dalam gendongannya. Mereka akan segara berpisah, karena Roseline sudah berada di Jakarta dan sudah bersiap akan terbang ke Paris.

Satu bulan sebelum keberangkatan Roseline dan kedua bayi kembar Bianca. Bianca selalu memompa ASI nya untuk persediaan kedua buah hatinya di kota Paris sana. Setidaknya kedua bayi itu merasakan susu yang berasal dari ibu yang telah melahirkan mereka.

Bianca selalu menegarkan hatinya kalau perpisahan ini hanya sebentar saja, tidak akan sampai dua tahun saat dirinya keluar dari sekolah.

Tidak ada satu detik pun Bian lewatkan tanpa bersama kedua bayi kembarnya. Mulai dari menyusui, tidur bersama, memandikan, mengajaknya berbicara, bercanda dan tertawa. Meski kedua bayi itu belum bisa merespon apa yang dikatakan oleh Mommy muda mereka. Namun Bianca tetap melakukannya.

Waktu kebersamaan mereka semakin singkat dan sangat berharga setiap detiknya. Karena sekarang sudah tiba pada waktunya mereka harus berpisah. Roseline membawa pergi separuh hidup Bianca yang terletak pada Daniel dan Daniella.

Bianca hanya mampu menangis dalam pelukan Belinda ketika mobil Roseline sudah pergi membawa kedua bayinya.

"Minggu depan kamu sudah bisa kembali sekolah, lupakan dulu tentang mereka. Nanti juga kalau sudah waktunya kalian bertemu." Belinda meninggalkan Bianca yang masih menangis.

Sekuat dan setegar apa pun Bianca, tapi saat menyaksikan mereka yang disayang pergi tanpa bisa melawan. Air mata dan kesedihan itu datang bersamaan mengetuk mata dan hatinya.

Bianca sudah kembali ke sekolah, banyak yang merindukan sosok wanita periang itu. Namun setelah beberapa bulan tidak masuk sekolah, tentunya teman-teman sekolah Bianca banyak yang merasakan perubahan sikap Bianca.

"Sekarang kamu lebih sering banyak melamun, Bian. Ada apa?." Miss Garnetta selaku wali kelas Bianca merasa khawatir, ditakutkannya ada hubungannya dengan kesehatan Bianca.

Bianca menggelengkan kepalanya lemah, tidak mungkin Bianca menceritakan permasalahan hidupnya pada Miss Garnetta. Yang tentunya akan berpengaruh pada sekolahnya.

"Di kelas tiga ini kamu harus lebih fokus dalam belajar karena akan menentukan kelulusan mu nanti. Jadi Miss minta kalau ada masalah lebih baik dibicarakan supaya ada solusinya."

"Iya, Miss Garnetta. Maaf, saya akan lebih fokus lagi. Mungkin itu karena efek saya kelamaan belajar dari rumah." Bianca mengelabui Miss Garnetta dengan senyum manis yang menghiasi wajah oval Bianca.

"Bagus kalau kamu tidak apa-apa. Sekarang kembali ke kelas, Miss mau memberikan tugas."

"Baik Miss." Bianca segera keluar dengan membantu Miss Garnetta membawa beberapa buku paket yang akan dipakainya untuk belajar.

Waktu berjalan semakin cepat setiap harinya sampai tidak terasa bayi kembar Bianca sudah terlihat subur-subur, sehat-sehat sehingga sangat menggemaskan.

Setiap harinya Roseline mengiriminya foto-foto Daniel dan Daniella dengan berbagi pose yang sangat lucu-lucu. Yang berhasil membuat Bianca tersenyum dan menangis dalam waktu yang bersamaan. Hal itu semakin memacu semangat Bianca untuk segera menyelesaikan sekolahnya

Akhirnya Bianca sudah dapat menyelesaikan sekolahnya dengan keluar sebagai siswi terbaik. Bahkan Bianca mendapatkan tawaran beasiswa untuk kuliah sampai selesai tanpa biaya apa pun.

Tapi hal itu masih menjadi pertimbangan bagi Bianca, karena bukan hal itu yang diinginkannya. Saat ini Bianca hanya ingin memeluk kedua bayi kembarnya saja.

"Kamu mau kemana, Bian?." Belinda melihat putrinya sedang mengepak beberapa pakaian.

"Kenapa Mommy bertanya?, tentu saja aku ingin menemui kedua anak ku, Mom."

Belinda menahan tangan Bianca yang hendak menutup kopernya.

"Dengarkan Mommy baik-baik, Bian. Ada yang harus kamu tahu mengenai ini."

"Ada apa, Mom?. Jangan membuatku takut!."

Bianca merasa dadanya tiba-tiba saja bergemuruh. Entah apa yang dirinya takutkan dari tatapan Mommy nya.

"Sekarang kamu belum bisa menemui Niel dan Ella.Karena..."

Belinda memegangi dadanya yang terasa sangat sesak, hingga kesulitan untuk bernafas. Bianca segera membawa sang Mommy ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

Bianca hanya duduk, diam termenung di bangku yang ada di taman kecil rumah sakit tersebut. Hati Bianca sudah sakit saat mendengar belum bisa untuk menemui kedua anaknya.

Apalagi ini satu kenyataan yang sangat sangat melukai hatinya sebagai seorang ibu. Di mana Roseline mengakui bayi kembar miliknya adalah bayinya sendiri. Sebab Roseline sudah divonis dokter tidak akan pernah bisa memilik anak.

Kehadiran kedua bayi kembar miliknya untuk mengharmoniskan hubungan Roseline dengan keluarga suaminya yang terus saja menuntut seorang penerus.

Belinda sudah menerima uang yang sangat banyak dari putri pertamanya yang ikut dengan Gustaf. Uang itu Belinda gunakan untuk berobat dirinya sendiri tanpa diketahui oleh Bianca.

"Mommy sangat merindukan kalian." Air mata Bianca semakin mengalir deras saat disadarinya sudah tiga bulan ini dirinya tidak mendapatkan kiriman foto-foto mengenai kedua bayinya.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

absen

2023-10-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!