Bab 5 D&D

Saat semua orang sibuk dan fokus pada kedua anaknya,Haidar pergi dari sana dan langsung menemui Bianca yang masih berdiri di dalam ruang kerjanya.

Tok...Tok...

"Masuk!."

Bianca sudah berdiri di sisi meja kerjanya, merapikan blazer serta roknya lalu melihat kearah pintu yang terbuka.

"Tuan Haidar, apa ada janji lagi dengan Pak Dewa?." Di dalam otak Bianca, Haidar hanyalah urusan pekerjaan.

Haidar menggeleng sambil memasukkan salah satu tangannya pada saku celana dan satu tangan lagi melonggarkan ikatan dasi yang terasa mencekik.

Lalu untuk apa Haidar menemuinya kalau tidak memiliki urusan dengan kekasihnya, pikir Bianca.

Setahunya, Haidar sudah menanamkan modal yang sangat besar di perusahaan Dewa. Jadi tentunya pertemuan mereka pasti akan selalu ada kaitannya dengan keuntungan dan cuan.

"Apa Nona Bianca menyukai anak-anak?." Haidar berjalan melewati Bianca sambil memejamkan matanya, menghirup aroma wangi yang begitu segar dan sangat menyejukkan.

Haidar berdiri di tempat yang sama dengan Bianca berdiri tadi. Terlihat jelas mertua, istri dan kedua anaknya masih berada di sana.

Meski sedikit merasa aneh dengan pertanyaan Haidar, tapi Bianca berusaha berpikir positif dan tetap memberikan jawaban yang umum.

"Suka, saya suka dengan anak-anak. Rasanya tidak ada orang yang tidak suka dengan yang namanya anak-anak."

"Tidak, Nona Bianca. Mungkin ada beberapa orang saja yang tidak menyukainya." Sanggah Haidar sambil kembali berjalan dan berdiri tepat di depan Bianca. Karena menurut Haidar, hanya Roseline yang tidak suka dengan anak-anak.

"Mungkin juga." Jawab Bianca mengangguk sambil mundur beberapa langkah guna menjaga jarak dari Haidar.

Pandangan keduanya kini fokus pada sosok Dewa yang masuk ke dalam ruangan Bianca tanpa mengetuk pintu.

"Tuan Haidar, anda di sini?."

"Iya, aku hanya ingin mengobrol dengan Nona Bianca. Karena ternyata Nona Bianca sangat suka dengan anak-anak." Jawab Haidar tanpa ada yang ditutupinya.

"Anda sangat benar sekali, aku sangat beruntung sekali memiliki calon istri penyayang anak-anak. Jadi mungkin tidak akan masalah kalau nanti kami memiliki banyak anak. Iya akan, sayang?."

"Iya." Bianca tersenyum kearah Dewa.

"Baik, sepertinya kalau aku berlama-lama di sini akan berubah menjadi seekor nyamuk." Haidar tersenyum pada keduanya. "Lebih baik aku pergi dan kalian bisa merencanakan masa depan indah kalian berdua." Setelah mengatakan itu Haidar keluar dari ruangan Bianca dan langsung menghubungi seseorang.

"Dalam waktu 1 X 24 jam, semua informasi tentang Bianca sudah harus masuk ke dalam email ku, aku tidak mau tahu!." Panggilan telepon itu pun dimatikan sepihak oleh Haidar.

Karena dirinya tidak ingin kehilangan sedikit pun tentang wanita yang memiliki aroma wangi yang sama dengan wanita yang ditidurinya di Bali.

Haidar sudah mencari aroma wangi parfum yang bercampur dengan aroma wangi tubuh seorang wanita, sehingga menghasilkan wangi yang sama dengan aroma wangi yang dicarinya dalam setiap kesempatan yang dimilikinya. Namun Haidar tidak pernah menemukannya.

Dan pertemuannya dengan Bianca, seolah membuka harapan baru bagi Haidar untuk segera menemukan wanita itu, meski dirinya terikat pernikahan bersama Roseline.

Waktu pulang kantor sudah tiba, Bianca dan Dewa sudah merencanakan untuk makan malam bersama di rumah Bianca beserta kedua orang tua Dewa juga. Tapi gangguan datang menghampiri mereka ketika Nanny kedua anak kembarnya meminta Bianca untuk menemui Gustaf hanya seorang diri.

Dewa yang mengira ini adalah bagian dari pekerjaan, maka membiarkan Bianca untuk menemui Gustaf dan membatalkan makan malam mereka yang bisa mereka atur kembali dilain waktu. Tapi kesempatan emas ini belum tentu datang dua kali padanya untuk bekerja sama dengan perusahaan Gustaf Enterprise.

Bianca mengikuti Nanny yang membawanya ke dalam kamar yang dihuni oleh Gustaf dan di sana ternyata ada juga Haidar yang duduk santai dengan pakaian semi formal.

"Kau boleh pergi." Ucap Gustaf pada Nanny.

Hening beberapa saat di dalam kamar itu, Bianca tidak ingin membuka mulutnya sebelum Gustaf yang memulainya. Begitu juga dengan Gustaf, dia menelisik wanita cantik dan pintar yang pernah memanggilnya Daddy. Namun sayang, Gustaf tidak terlalu mempedulikannya.

Sedangkan Haidar hanya menatap Bianca sambil mengingat percintaan dirinya bersama wanita itu di Bali.

"Bagaimana kalau benar Bianca adalah wanita itu?. Apa yang akan aku lakukan?. Apa pula reaksi Bianca jika tahu kalau dirinya lah yang telah mengambil kesuciannya disaat wanita itu tidak sadarkan diri?." Batin Haidar, lalu meletakkan jari pada bibir dan sedikit menggigitnya.

Seketika lamunan Haidar terhanti karena suara mertuanya. Kesadarannya sudah kembali sepenuhnya pada dirinya.

"Haidar."

"Iya, Dad." Haidar menegakkan tubuhnya dan menatap serius pada Gustaf yang akan berbicara penting padanya.

"Wanita ini adalah Bianca Anjani. Aku yang sudah memberinya nama. Dan Bianca ini adiknya Roseline, yang artinya Bianca adik kau juga."

"Adik?." Dengan spontan Haidar mengatakan itu dan langsung menatap lekat pada Bianca.

Wajah Bianca biasa saja, tidak menunjukkan ketidaksenangan atau pun membencinya dengan pengakuan sang Daddy. Karena sekarang, bagi Bianca sudah tidak ada bedanya lagi. Tapi sangat berbeda dengan raut wajah Haidar yang begitu kaget dan entah apa lagi.

Bagaimana ini, Tuhan?. Adik?. Bianca adalah adik iparnya. Bagaimana jika sudah seperti ini?. Semoga saja bukan Bianca yang tidur saat itu bersamanya di Bali.

"Iya, Bianca putri kedua ku yang ikut dengan mantan istri ku, Belinda. Nanti sebelum kita kembali ke Paris, kita akan mengunjunginya bersama Neil dan Ella juga."

"Iya, Dad." Dengan pikiran yang belum bisa kembali berpikir dengan benar, Haidar mengiyakan ajakan dari mertuanya.

Sementara itu Bianca masih setia dengan mulut bungkamnya karena merasa tidak ada sesuatu yang harus dikatakannya.

"Kau tidak ingin memeluk ku, Bian?." Kedua tangan Gustaf terbuka guna menyebut Bianca dalam pelukannya.

"Apa anda memerlukan pelukan dari ku, Tuan Gustaf?. Bukannya anda hanya cukup satu pelukan saja dan itu pun dan Kak Roseline?."

Entah sesakit apa hati Bianca karena perlakuan Gustaf di masa lalu hingga Bian begitu dingin pada Daddy nya. Hingga tanpa berpikir lagi, Bianca langsung angkat kaki dari hadapan Daddy yang sudah bersiap memeluknya.

Gustaf menurunkan tangan sambil menelan kekecewaannya dan membiarkan Bianca keluar begitu saja dari kamarnya. Namun Haidar segera menyusul Bianca karena tidak ingin adik iparnya itu kenapa-napa.

Haidar mengejar Bianca yang sudah jauh dari pandangan matanya, namun Haidar tetap mencarinya sampai menemukan Bianca yang berdiri diantara kerumunan.

"Bianca!." Haidar menarik tangan Bianca yang hendak naik bis yang berhenti didepannya.

Entah dengan keberanian dari mana dan nyali sebesar apa sehingga Haidar membawa adik iparnya itu ke dalam pelukan tubuh kekarnya.

Aroma yang menguar dari tubuh Bianca begitu kuat tercium, semakin membuat Haidar yakin kalau wanita itu adalah Bianca Anjani, adik iparnya sendiri.

Terpopuler

Comments

Tatik R

Tatik R

bgm sudah klo begini

2023-10-09

0

Ayu galih wulandari

Ayu galih wulandari

Mkc kak sdh updrate..lanjut yaa aqu sdh like ,kasih hadiah ,bunga ,lope & cintaku...,😘😘😘😘😘😘❤❤❤❤🌹🌹🌹🌹🌹🌹

2023-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!