To My Favorite Person
____Selamat datang di karya baru author, semoga menghibur yaaaa. Jangan lupa tinggalkan like, komen, vote dan subscribe., terimakasih____
🪻 Happy reading 🤗
POV : Ciara.
Hallo semua, namaku Ciara Felicia Pradipta. Aku mempunyai ayah yang sangat hebat, dia Ravin Pradipta dan seorang ibu sambung yang luar biasa, bunda Elsava Ekavira. Aku juga punya seorang adik laki-laki bernama Arsenio Pradipta, sebenarnya aku juga punya adik perempuan dari Mami tapi aku tidak ingin mengenalkannya karena aku juga tidak dekat dengannya bahkan aku tidak tahu dimana Mami kandung ku itu berada.
"Kakak hari ini mau kemana?" tanya Ayah saat kami sarapan.
"Cia pagi ini ke butik dulu Yah, ada janji sama klien" kataku sambil makan masakan Bunda.
"Setelah itu?" ayah tanya kembali.
"Belum ada rencana" kataku.
"Memang kenapa Ayah tanya begitu?" tanyaku.
"Ah, tidak. Ayah hanya ingin tahu saja" jawab Ayah.
"Ayah hanya memastikan jika hari ini Kakak tidak bertemu dengan Kak Aiden" sahut Arsen.
"Tidak bukan begitu" sangkal Ayah.
"Kamu masih kecil jangan coba-coba jadi kompor Arsen, pergi ke kampus dan belajarlah yang benar" omel ayah pada Arsen.
"Memangnya kenapa kalau Ciara bertemu Aiden? Mereka memang pacaran, bertemu kekasih kan wajar" Bunda ikut angkat bicara.
"Sayang" protes Ayah, aku hanya diam saja karena tahu bagaimana Ayah.
"Jika Ayah begitu khawatir dengan hubungan Kakak dan kak Aiden, kenapa tidak ayah nikahkan saja mereka?" usul Arsen.
"Kakak mu masih terlalu muda untuk berumah tangga Arsen, dan ayah juga belum terlalu percaya dengan Aiden" kata Ayah pelan.
"Aiden pria yang baik Yah, tidak seburuk yang ayah pikirkan" kataku karena aku begitu nyaman bersama Aiden.
"Ayahmu terlalu cemburu dan belum rela jika putri cantik nya dimiliki oleh pria lain sayang" kata Bunda, ya aku bisa merasakan hal itu. Ayah memang sangat mencintai ku dan aku sangat beruntung akan hal itu.
Setelah selesai sarapan, aku mengemudikan mobilku menuju butik. Aku memiliki sebuah butik dan juga sebuah usaha wedding organizer yang lumayan terkenal.
"Selamat pagi Nona" sapa Dila, dia adalah pegawai kepercayaan ku.
"Hemm" aku hanya berdehem, kata bunda tingkat kecerewetan ku berkurang setelah aku berani dewasa. Tapi bukan itu yang sebenarnya terjadi, karena aku sudah bisa memilih dan mengerti apa yang aku inginkan, jadi aku tidak ingin banyak bicara.
Setelah tiga puluh menit berlalu, klien yang aku tunggu datang. Mereka adalah sepasang calon pengantin yang ingin membuat baju dan merealisasikan dream wedding mereka.
Cukup lama aku meeting dengan klienku itu dan beberapa staf WO ku, karena merekalah yang akan mengerjakan dekorasi dan lain sebagainya, meeting kami selesai tepat jam makan siang.
...
Ceklek....
Pintu ruanganku terbaru dan aku sangat tahu siapa yang membuka pintu itu.
"Miss you honey" bisiknya di telingaku.
"Miss you too" kataku dan mencium pipi kekasihku itu.
"Kau tidak bilang jika akan kemari" kataku menatap wajah tampan pria yang aku cintai setelah Ayah ku.
"Kejutan, dan karena aku terlalu merindukanmu" kata Aiden tangannya membelai pipiku, pria itu mencium bibirku dengan lembut.
"Rasanya aku ingin segera menikahi mu dan mengurung mu didalam kamar" kata Aiden menyatukan kening kami.
"Tingkat kemesuman mu semakin bertambah sayang" kataku mengalungkan tanganku di lehernya.
"Hemm, kekasih mu ini pria normal. Ayo kita makan siang, sebelum sesuatu yang tidur bangun" kata Aiden menggandeng tanganku keluar dari ruanganku.
Kami memutuskan untuk berpacaran sejak sepuluh tahun yang lalu, saat itu kami masih mengenakan seragam biru putih. Tapi hanya kami saja yang tahu, karena setahu Ayah dan Bunda, kami berpacaran saat duduk di bangku akhir SMA.
"Makanlah" kata Aiden setelah memotongkan daging steak untukku.
"Terimakasih" kataku tersenyum manis, Aiden memang sangat menjagaku. Dia selalu memastikan jika aku bahagia dan nyaman saat kami bersama.
"Nanti malam kau jadi menemani ku ke pesta itu kan?" tanya Aiden.
"Tentu, aku tidak akan membiarkanmu digoda oleh para wanita disana" kataku posesif.
"Honey, aku tidak seperti itu. Bahkan aku tidak akan tertarik sekalipun ada wanita lain telanjang di hadapanku" kata Aiden tanpa di saring.
"Bisakah tidak membahas hal yang mesum saat kita makan?" kataku, Aiden hanya tersenyum.
"Kak Ciara" suara seorang gadis menyapaku.
"Maaf, siapa ya?" aku melihat gadis itu, namun aku benar-benar tidak mengenalnya.
"Aku Vania, adik Kakak" katanya memperkenalkan diri.
"Kakak apa kabar? Aku sangat senang bisa bertemu dengan Kakak" kata Vania tersenyum lebar, tapi tidak denganku.
"Kabarku baik" jawabku datar, aku tidak ingin berurusan dengan sesuatu yang menyangkut Mami, apapun itu.
"Sayang, ayo kita pergi, aku sudah selesai" ajak ku pada Aiden, selera makannya hilang begitu saja saat mengingat tentang Mami.
"Kak, aku..."
"Vania, aku ada urusan lain, bye..." selalu tidak ingin bicara banyak dengannya.
"Are you okay?" tanya Aiden saat kamu berada di mobil.
"Hemmm" sahutku memejamkan mataku.
"Bagaimana kalau kita ke kantor ku saja?" tawar Aiden, aku hanya mengangguk tanpa membuka mata.
Aiden melakukan mobilnya kekantor, dan sesampainya di kantor Regananta Group kami langsung menuju ruangan Aiden. Aku sudah beberapa kali ikut Aiden ke kantornya.
"Aku mau tidur" kataku setelah masuk ruangan Aiden, tanpa menunggu jawaban nya aku langsung masuk ke kamar peristirahatan nya.
"Vania" gumam ku, aku tidak terlalu ingat tentangnya, bahkan aku tidak begitu ingat wajah wanita yang telah melahirkan ku. Mami tiba-tiba menghilang saat usiaku belum genap empat tahun, dan aku tidak perduli saat itu karena aku sudah memiliki Bunda.
Ceklek....
Aiden membuka pintu kamar itu, dan aku langsung memejamkan mataku. Pria itu menyelimuti tubuhku dan mencium pipiku.
"Istirahat lah" bisiknya sebelum keluar kamar.
Aku kembali membuka mataku setelah mendengar pintu itu tertutup. Aku sangat bersyukur karena memiliki Aiden, pria dengan sejuta pesona dan kesempurnaannya.
Aiden sangat menjaga dan menghargai ku, sungguh Aiden bukan pria bebas seperti yang ayahku takutkan. Jika Daddy dan Mommy Aiden menerima ku dengan terbuka dan hangat, tapi ayahku tetap ketus dan dingin pada Aiden.
Aiden sangat posesif padaku, dia tidak pernah membiarkan laki-laki manapun dekat denganku, bahkan aku hanya memiliki beberapa teman wanita, itupun tidak akrab karena Aiden benar-benar membatasi lingkup pertemanan ku. Tapi aku sama sekali tidak keberatan, aku tetap bahagia dan nyaman meskipun hanya bersama Aiden.
"Bukankah 24 tahun sudah pantas untuk menikah?" gumam ku, entah kenapa tiba-tiba aku ingin cepat menikah dengan Aiden, dia terlalu sempurna jika sampai terlepas dari tanganku.
Aku keluar kamar dan menghampiri Aiden yang sedang fokus dengan laptop nya.
"Sayang, ayo kita menikah" kataku memeluk Aiden dari belakang, dan tentu saja perkataan ku itu membuat Aiden terkejut.
🪻
🪻
🪻
🪻
🪻
TBC 🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
hai thor, aku mampir kemari setelah baca kisah Elsava, gak sabar nunggu hari senin utk vote kisahmu 🥰
2023-09-29
1