Lucifer My Little Son 2
...S2 dari Lucifer My Little Son...
Yang mau paham dengan alur cerita ini, silahkan baca terlebih dahulu cerita S1 nya ya. Dengan judul yang ada diatas yaitu LUCIFER MY LITTLE SON.
*****
18 tahun yang lalu, kejadian dimana semua orang turut berduka cita atas kepergian seorang pemimpin dari dunia gelap, dijuluki sebagai KING mafia yang sadis, kejam dan psikopat sejak dini. Kejadian terjatuhnya sebuah mobil kedalam jurang mampu menciptakan percikan api yang begitu besar dan berhasil membakar seluruh area hutan yang ada.
Kecelakaan yang di alami oleh bocah kecil bernama Ersya Melviano Ravindra, selaku King dari klan mafia nomor 2 yang telah diakui kehebatannya itu dinyatakan telah tiada, bertahun-tahun telah berlalu namun semua orang masih belum bisa melupakannya. Memang hanya anak kecil, tapi bukan sembarangan anak kecil pada umumnya.
Siapa yang tidak kenal dengan nama julukan LUCIFER? Nama lain dari Ersya, King dari klan mafia bernama BLACK BLOODED DEMON. Pastinya semua orang mengenal nama itu, karena pada masanya Lucifer pernah menjadi ketakutan bagi seluruh dunia. Mungkin hanya pemberontakan yang tidak takut karena mereka mengincar tahta, yang sudah pasti tidak lagi takut akan kematian, tapi masa itu telah usai. Masa dimana Lucifer terpandang, walau begitu namanya masih tersemat dan masih menjadi ketakutan bagi dunia gelap yang ada maupun dunia luar sampai detik ini.
Bertahun-tahun telah dinyatakan tiada, tiba-tiba ia kembali dengan wujud yang luar biasa. Membawa seorang anak kecil yang mana ternyata adalah ahli waris sah nya, dengan nama Ezra Alfarezel Melviano Ravindra. Kembalinya Ersya bukan tanpa alasan, demi melindungi putranya ia rela kembali kedalam dunia gelap, memimpin kembali klan yang sudah lama ia tinggalkan selama belasan tahun.
"Aku kembali bukan tanpa alasan, jika bukan demi keselamatan putraku aku tidak akan mungkin menunjukkan sisi buruk ku padanya. Demi keselamatannya, maka aku akan kembali terjun kedalam dunia gelap yang pernah aku ciptakan." katanya.
*****
Beberapa bulan sebelumnya...
"Er-- benarkah kau putraku?" lirih seorang wanita dengan tubuh bergetar hebat memandang wajah pria tampan yang ada dihadapannya saat ini.
"Kau tidak perlu mempercayai ucapanku, cukup kau rasakan dari hatimu apakah aku putramu atau bukan, Bunda." balas Ersya, tersenyum kecil menatap lirih kearah sang bunda-- Zenitha Merlina Revandra yang sudah lama ia tidak temui, walaupun selalu memantau sang Bunda dari jarak jauh. Tapi Ersya tetap selalu merindukan sosok Bundanya itu, sungguh.
Mendengar balasan dari Ersya putra kecilnya yang selama ini pergi sampai belasan tahun tanpa sebuah kabar satu pun membuat hatinya seketika berdenyut sakit. Sakit bagaikan ditusuk dengan ribuan anak panah tepat dihatinya hingga mengenai jantungnya, bagaimana tidak sakit jika melihat putra yang dulu sangat ia sayangkan sewaktu kecil kini sudah tumbuh menjadi pria hebat yang luar biasa, bahkan kedatangannya bukan hanya sendiri. Melainkan bersama dengan cucunya dan bahkan dengan almarhum menantunya yang di perlihatkan melalu sebuah bingkai foto, dibawa dan di genggam langsung oleh tangan mungil cucunya.
"Mengapa kau baru menemui Bunda, Er? Mengapa setelah 18 tahun ini, kau baru mau kembali... adakah kesalahan Bunda yang tidak bunda sadari padamu?" tanya Zenitha menangis sejadi-jadinya dalam pelukan sang putra.
"Maafkan aku, aku memiliki alasan tertentu Bunda. Akan aku ceritakan semuanya dari awal jika kau mau, berhenti menangis..." lirihnya, memeluk erat sosok Bunda yang selama ini menjadi target pantauannya dari kejauhan.
"Bagaimana aku tidak menangis jika putraku telah kembali, kau menghukum Bundamu tanpa sebab dengan kepergian mu selama belasan tahun... tahu kah kau bahwa Bunda mu ini sungguh-sungguh merindukanmu?"
"Kau pergi tanpa ingin kembali Er, siapa yang tidak akan merindukan mu jika bukan Bunda mu ini... orang tua mana yang tidak menginginkan putranya kembali setelah dinyatakan tiada oleh dunia." isaknya dalam tangis yang begitu menyayat hati.
"Bunda Adikku akan bersedih bila melihatmu menangis bagaikan anak kecil seperti ini, cucumu juga akan ikut merasa sedih bila melihat Neneknya menangis karena Daddy nya ini."
"Kau pergi sendiri tapi datang bertiga (Foto almarhum istri Ersya-- Azra Alfarena Cesca) Dasar anak nakal! Kau menyembunyikan cucu tampan Bunda selama ini." Kata Zenitha sambil berjongkok menyeimbangi tubuh tinggi cucunya-- Ezra.
"Eza nak, sapa Nenekmu." tutur lembut Ersya pada sang putra yang mewariskan wajahnya, bisa dibilang seperti duplikat kunci yang tak terlihat letak ketidak miripnya.
"Halo Nenek." sapa Ezra dengan suara pelan, entah apa yang dipikirkan oleh Ezra untuk saat ini, ketika melihat keluarga besarnya untuk pertama kalinya.
"Tidak mau memeluk Nenek?"
"Bolehkah aku memanggil Nenek dengan panggilan Bunda? Seperti Daddy memanggil Nenek dengan panggilan tersebut." tanyanya dengan wajah menggemaskan.
Berbeda dengan Ersya, jika dahulu Ersya saat kecil selalu memasang wajah dingin dan datarnya pada siapapun, walaupun sebenarnya Ersya sempat bersikap manis hanya untuk menutupi jati dirinya saja. Tetapi Ezra? Putranya Ersya itu justru terlihat lebih ceria dan selalu tersenyum sampai-sampai membuat semua orang merasa gemas akan dirinya yang baru menginjak usia 5 tahun.
"Tentu saja sayang, panggil Bunda saja. Nen-- maksudnya Bunda tidak keberatan."
"Terimakasih, aku ingin memelukmu. Bolehkah? Daddy bolehkah aku memeluk Bunda juga?" tanya Ezra bergantian memandang sang Daddy dan sang Nenek yang kini ia panggil Bunda.
"Tentu saja, peluklah..."
"Kemari dan peluk Bunda!"
*****
...Perhatian: Part ini mengandung unsur kekerasan dan kekejaman, harap di skip bila tidak ingin membacanya....
"Maafkan Eza, Daddy. Eza tidak mampu membunuhnya" ujar Ezra dengan lirih.
"Bunuh dan tembakan peluru itu dengan benar Eza, Daddy ingin melihatnya." tutur Ersya dengan wajah tersenyum pada sang putra yang ia sedang latih untuk menembak mati seorang burung kecil.
"Daddy, tapi Ez--"
"Eza ini demi keselamatan mu, jangan berikan alasan bahwa burung itu harus hidup karena kasihan. Ingatlah bahwa burung itu yang telah melukai kakakmu-- Erzeline Merlina Revandra Victor." terang Ersya pada sang putra yang sepertinya tidak memiliki jiwa seperti dirinya, kemungkinan besar mungkin Ezra seperti almarhum Mommy nya, memang wajah terlihat duplikat dengannya tapi jiwanya justru sepertinya tidak. Sangat bertolak belakang dengan dirinya yang psikopat tanpa ampun sejak dini.
Doorrrrr
Satu tarikan pelatuk pistol berhasil menembuskan pelurunya tepat mengenai kepala seekor burung kecil yang dijadikan sandera tadi oleh Ersya. Mati, ya tentu saja! Burung kecil itu mati ditangan mungil Ezra.
"Bagus boy, Daddy bangga padamu." puji Ersya dengan menggendong tubuh sang putra begitu bangganya, walaupun jiwa (Psikopat) nya tidak sama seperti dirinya, tapi Ersya bangga karena kepintaran dan kecepatan Ezra mengambil darinya.
Jika tidak mengambil sifat psikopat nya, maka ia akan memastikan bahwa putranya akan memiliki jiwa psikopat sepertinya, apapun caranya ia akan membangkitkan sisi gelap dalam jati diri sang putra. Dan itu pasti...
Aku hanya perlu membangkitkan sisi lain darinya, jika jiwa sadis ku tidak diambil olehnya. Maka aku bisa menciptakannya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Namielnaaawww🐲
next thor
2023-09-26
0