...Perhatian: Part ini mengandung unsur kekerasan dan kekejaman harap di skip bila tidak ingin membacanya....
Wanita tersebut berhasil memukul dua pria berbadan besar yang kini sudah terkapar tak berdaya karena nya, tapi ia lalai. Ia tidak melihat atau menebak bawa dari salah satu keduanya mulai mengeluarkan sebuah pisau tajam untuk di lemparkan kearahnya agar melukai dirinya. Untungnya Ezra masih setia melihat mereka dan dengan cepat melempar pisau kecil miliknya (Sudah jelas dari Ersya yang memberikan pisau lipat emas kecil kesayangan itu) dan KLSSS pisau kecil yang tajam itupun menusuk tepat di tangan salah satu pria yang ingin menusuk wanita itu.
Ketika pisau milik Ezra tertancap, pria tersebut terkejut dan berteriak sakit pada tangannya. Alhasil perbuatan Ezra itu membuat wanita terkaget ketika melihatnya juga, apalagi pisau milik Ezra sebelum menancap pada tangan pria jahat yang mengincarnya tadi lebih dulu melewati pandangan matanya. Hal tadi benar-benar tepat dihadapan mata wanita cantik tersebut secara langsung bagaimana cepatnya pisau Ezra meluncur.
"Aunty, kau memang jago tapi kau ceroboh. Belajarlah tentang insting agar kehebatan mu tidak akan sia-sia" Kata Ezra menampakkan dirinya dihadapan wanita cantik yang ditolongnya itu.
"Bocah kecil, apa yang tadi itu ulahmu?" Tanya wanita tersebut dengan lembut.
"Menurutmu? Jika bukan aku maka siapa"
"Kau pandai sekali membalikan pertanyaan ku untukmu, siapa namamu? Mengapa bisa kau mengikuti ku sampai kesini?" Tanya wanita tersebut hingga terkekeh kecil.
"Apa namaku penting untukmu aunty? Jika ia aku akan menjawabnya, jika tidak aku tidak akan memberitahumu. Untuk masalah aku mengikuti mu itu karena aku pikir kau akan dalam masalah, tapi ternyata kau yang membuat masalah" Balasannya dengan wajah imutnya itu.
"Kau sangat pintar, namamu sangat penting untukku. Bisakah kau memberitahuku?" Wanita tersebut kembali terkekeh ketika kembali mendapatkan jawaban dari Ezra yang menurutnya itu sangat pandai bermain kata-kata.
"Ezra."
"Nama yang bagus, dimana orang tuamu? Mengapa kau sendirian... Seharusnya jika kau merasa aku dalam bahaya tadi, kau hanya perlu meminta orang dewasa saja untuk menolong ku, jangan malah kau. Kau masih kecil, kau bisa terluka nanti"
"Aku memang masih kecil tapi aku sudah di didik menjadi pria dewasa, apa salahnya jika aku yang akan menolong mu? Lagi pula aku bisa membunuh dua pria ini sendiri jika kau meminta" Jelasnya.
"Dasar psikopat kecil" Gumam wanita tersebut.
"Siapa namamu?" Tanya Ezra yang kini mulai penasaran siapa sosok wanita cantik yang ia tolong itu.
"Kenapa? Kau ingin tau aku"
"Iya"
"Anya-- Z'anya Gardenia"
"Aku menyukaimu, mau mau menjadi mommy ku?" Tawar Ezra tiba-tiba.
"Hahaha, bocah kau tidak boleh berkata seperti itu. Jika mommy mu mendengarnya kau pasti akan dimarahi olehnya karena berani mengambil simpanan untuk daddy mu" Tawa Anya pecah ketika mendengar lelucon dari anak sekecil Ezra itu, Anya berfikir bahwa Ezra memang polos dan tidak tau apa-apa mengenai permintaan yang di lontarkannya barusan.
Padahal maksudnya Ezra itu sungguh-sungguh dan tidak bermain-main, tapi sepertinya Anya memang menganggapnya sebagai candaan semata saja.
"Aku sungguh menginginkan sosok mommy dalam hidupku, dan aku ingin kau menjadi mommy ku." Katanya dengan tegas sambil menampilkan raut wajah serius.
"Sosok mommy? Mungkinkah..."
"Mommy kandungku telah di surga, kau mau menggantikan sosok mommy ku tidak?"
"Maaf aku tidak tau, tapi untuk permintaan mu itu... Aku tidak bisa" Tolak Anya lembut.
"Apa alasannya? Daddy ku kaya, ia tampan, dan ia juga hebat. Kau pasti akan menyukainya nanti"
"Bocah, kau tau... Sangat tidak baik menyimpulkan sesuatu dari segi pandangan sebelah mata aja, aku menolaknya bukan karena aku takut dibawa miskin, aku tidak membutuhkan uang daddy mu maupun dirimu. Aku hanya mengingatkan pernikahan yang di dasari cinta, bukan hanya karena harta atau yang lainnya. Mau kau membayar ku berapapun agar aku mau menikah dengan daddy mu pun aku tidak akan menerimanya, selagi aku tidak menyukainya maka aku akan tetap menolaknya dengan tegas" Tutur Anya mengusap pelan rambut tebal milik Ezra itu.
"Daddy ku kesepian, daddy membutuhkan pasangan dan aku menginginkan mommy. Kau cocok menjadi mommy sambung ku, terimalah aku dan daddy ku. Jadilah keluarga kami dan jadilah mommy ku" Pinta Ezra dengan menarik pelan tangan lembut Anya.
"Kau ini, kau masih kecil. Tidak baik ikut campur masalah orang dewasa, kembalilah dan pulanglah atau keluarga mu akan mencari mu, atau maukah kau aku antar pulang? Tenang saja aku tidak akan menculik mu" Tuturnya.
"Tidak. Terimakasih, tetapi daddy ku akan kemari sebentar lagi. Aku sudah mengirimkan titik lokasiku keberadaan ku saat ini" Tolak halus Ezra.
"Hah? Benarkah"
"Hmmm"
"Apa kau sungguh-sungguh tidak ingin menjadi mommy ku? Setidaknya kau lihatlah daddy ku terlebih dahulu, kau pasti akan menyukainya sebagaimana aku menyukaimu juga untuk pertama kalinya" Kata Ezra menatap Anya penuh harapan.
"Haisssss... Kau ini masih kecil sudah keras kepala" Lelah Anya dengan menggeleng kecil ketika melihat tingkah Ezra yang keras kepala itu, menyebalkan. Tapi bocah yang ada dihadapannya saat ini memang tampan dan imut, Anya jadi membayangkan bagaimana tampan nya sosok daddy dari anak keras kepala ini.
"Mommy, kau sungguh tidak mau?" Tanya Ezra kembali, memanggil Anya dengan sebutan Mommy dan tentu hal itu mengejutkan Anya.
"Sembarang, jangan panggil aku dengan sebutan itu. Aku buka--"
"Ezra" Panggil Ersya yang datang dengan menampilkan raut wajah datarnya.
"Daddy" Seru Ezra memanggil sang daddy dan kemudian mulai mendekatkan dirinya pada sang daddy, alih-alih ia malah meminta gendong.
"Jangan nakal!"
Entah dari mana dan dari arah mana, tiba-tiba saja sebuah angin besar menerpa penglihatannya disaat ia ingin melihat sosok daddy yang sejak tadi di puji putranya. Ketika ia menyingkirkan anak rambutnya, Anya pun dapat melihat dengan jelas bagaimana tampannya Ersya saat ini.
Wajah yang tampan, aura yang terasa sangat berwibawa, tubuh dengan postur yang bagus, serta tatapan tajam yang menusuk berhasil membuat waktu seakan berhenti sejenak saat Anya berkontak mata dengan mata Ersya. Sampai mendengar suara Ezra, iapun akhirnya tersadar kembali.
"Mommy, lihatlah daddy ku... Ia tampan bukan? Apakah sekarang kau sudah menyukainya?" Tanya Ezra terus terang, membuat Anya ternganga akan tingkah bocah kecil seperti Ezra ini.
"Bocah busuk ini" Batinnya.
Anya rasa ia akan segera sakit karena terus berdebat dengan bocah tampan yang ada dihadapannya itu, bahkan kini ia memijat pelipisnya karena merasa pusing terus meladeni Ezra yang tidak ada henti-hentinya meminta dirinya untuk menyukai sang daddy.
Memang tampan, sangat tampan. Tapi Anya tidak menyukainya... Ia hanya terpesona untuk beberapa detik tadi.
"Mommy?" Gumam Ersya mengangkat salah satu alisnya karena merasa bingung.
"Daddy aku ingin mommy!" Rengek Ezra.
"Eza!"
"Daddy selama ini aku tidak pernah meminta apapun padamu, kali ini aku menginginkan mommy Anya untuk menjadi mommy sambung ku. Daddy tolong berikan mommy Anya sebagai hadiah untuk ulang tahunku yang ke enam nanti" Pinta Ezra.
"Mommy Anya?"
Anya yang mendengar itu menjadi merasa bersalah, ia takut Ersya nanti akan menganggap bahwa dirinya yang memprovokasi putranya agar meminta dirinya menjadi bagian dari keluarga mereka. Untuk itu Anya memberanikan diri berkata sejujurnya pada Ersya walau nyalinya sempat menciut ketika melihat tatapan dingin dan datar Ersya.
"Maaf sebelumnya tuan, saya adalah Anya yang dimaksud putra anda. Sejujurnya kami baru bertemu dan tidak saling mengenal, permintaan putra anda yang mendadak itu juga ia lontarkan pada saya. Saya berbicara sedemikian karena takut anda berprasangka bahwa saya lah yang telah memprovokasi putra anda. Untuk itu saya berkata jujur bahwa saya sungguh baru mengenal putra anda dan tidak tahu menahu terkait candaannya itu" Sahut Anya dengan hati-hati takut menyinggung atau mencela perkataan Ersya atau Ezra saat ini.
"..." Bukannya menjawab ucapan dari Anya. Ersya justru malah diam sambil menatapnya dalam dengan raut wajah yang dingin dan datar.
"Aku tidak bercanda meminta mu untuk menjadi mommy ku, mommy!" Tegas Ezra.
"Bocah kecil, kau tidak boleh seperti itu" Ingat Anya pada Ezra.
"Saya tau semuanya dari awal, tidak perlu menjelaskannya juga tidak masalah" Balas Ersya lalu kemudian pergi begitu saja sambil membawa putranya itu dalam gendongannya.
"Daddy aku ingin mommy Anya!!" Rengek Ezra.
"Bersikap lah patuh Ezra!"
"Kau hanya ingin mommy, apa itu salah daddy?" Lirih Ezra dengan membuang pandangannya ke arah lain.
"Daddy tidak suka anak pemberontak."
"..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments