Zenitha terdiam menatap putrinya dan cucunya yang tengah mengantri membeli permen kapas, tanpa sadar air matanya kian menetes dari pelupuk matanya. Melihat wajah Ezra seakan ia melihat Ersya putra kecilnya dulu, seharusnya ia sebagai seorang bunda ia tau masa-masa pertumbuhan putranya tapi karena kejadian lalu, ia tidak bisa menemani putranya tumbuh di masa kecilnya.
Walaupun Ersya berbeda dari anak seumuran nya, tetapi tetap saja bukan pada masa pertumbuhannya itu ia sangat membutuhkan sosok seorang ibu yang baik? Ia gagal menjadi sosok bunda bagi Ersya, tapi Ersya tidak. Selama perpisahan Ersya tetap memantaunya dari kejauhan, tanpa disadari bahkan selama ini Ersya selalu membantunya dari jauh, tapi dirinya? Dirinya tidak.
"Jika bunda gagal menjadi sosok ibu untukmu, maka untuk putramu bunda pastikan tidak"
Zenitha terharu melihat pemandangan cucunya dan putrinya saat ini, bahkan ia tidak henti-hentinya menangis walau ia sudah mencoba untuk menahan air matanya itu. Tapi tetap saja air mata tidak bisa di cegah untuk tidak keluar jika hati dan pikiran masih bersedih.
"Maafkan bunda yang gagal untukmu" Lirihnya pelan sambil menghapus air matanya.
"Kau cengeng sekali, bunda" Celetuk seseorang yang datang mengejutkan Zenitha saat tengah menangis dalam diam ini.
"Er?"
"Kau datang kesini? Ada apa? Apa kau mengkhawatirkan putramu" Spontan Zenitha bertanya sambil menunjukkan air wajah kebahagiaan ketika melihat kedatangan sang putra, padahal ia bersikap seperti itu hanya untuk menutupi kesedihannya pada sang putra yang tiba-tiba saja datang.
"Aku tidak mengkhawatirkan nya karena aku tau dia putraku yang kuat, tapi aku mengkhawatirkan mu bunda. Tebakan dan firasat ku benar adanya ternyata, bahwa kau akan menangis bila melihat Ezra saat bermain, kau pasti akan teringat tentang aku" Jawab Ersya dengan terduduk di samping sang bunda.
"Ibu mana yang tidak akan menangis Er? Aku bundamu seharusnya aku yang memantau mu untuk memastikan keamanan mu, tapi justru malah sebaliknya" Lirih Zenitha pelan sambil kembali memandang Ezra dan Erzeline dari jauh.
"Jangan mengungkit apa yang membuatmu sakit bunda, lupakan dan anggaplah bahwa aku tidak pernah berpisah denganmu"
"Bunda harap bunda bisa seperti itu Er" Gumam Zenitha.
*****
...Perhatian: Part ini mengandung unsur kekerasan dan kekejaman harap di skip bila tidak ingin membacanya....
"Kakak apa ini masih lama? Jika ia, sebaiknya kita kembali saja, aku sudah tidak menginginkannya" Kata Ezra pada sang kakak.
"Sepertinya ia, apa kau ingin membeli yang lain? Hari ini kau di bebaskan oleh daddy mu bukan untuk memakan apapun yang kau inginkan?" Balas Erzeline sambil menengok ke samping kanan dan kirinya untuk melihat para pedagang yang lainnya.
"Iya, mari kita pergi dari sini saja. Ini terlalu lama" Terang Ezra yang diangguki oleh Erzeline sebagai tanda setuju.
Ketika keduanya hendak pergi untuk membeli yang lain, tiba-tiba saja Ezra berhenti dan memperhatikan satu titik dimana mampu membuat Erzeline bertanya-tanya mengapa dirinya berhenti seketika. "Ada apa Eza?" Tanya Erzeline dengan raut wajah kebingungan mencari asal objek yang sedang Ezra lihat.
"Kakak kembalilah dan katakan pada bunda bahwa aku akan pergi ke toilet, pergilah kakak dan sampaikan itu pada bunda agar ia tidak mengkhawatirkan aku" Pinta Ezra dengan nada mendesak untuk membuat Erzeline segera pergi darinya.
"Kau kenapa? Biarkan aku menemanimu saja, lagi pul--"
"Kakak aku tidak ingin ditemani! Kau kembalilah, aku akan segera kembali" Ucap Ezra lalu pergi berlari begitu saja tanpa mau mengajak Erzeline untuk menemaninya.
"EZAAA" Teriak Erzeline memanggil nama sang adik, tapi tidak disahuti oleh Ezra karena ia terus saja berlari entah kemana.
Erzeline tidak yakin bahwa Ezra adiknya itu tau dimana letak toilet umum, karena dirinya yang suka datang ke tempat ini pun tidak tau dimana letaknya toilet umum, jadi ia yakin bahwa adiknya itu berbohong dengan mengatakan bahwa ia ingin pergi ke toilet, tidak membuang waktu lagi Erzeline pun dengan cepat berlari menuju keberadaan sang bunda dan betapa terkejutnya ia ketika melihat sang kakak juga berada di sana.
"Zeline dimana adikmu?" Tanya sang bunda yang berhasil membuatnya diam seketika.
"Bunda, kakak. Maafkan aku" Lirih Erzeline dengan menundukkan pandangan kebawah.
"Ada apa Zeline?" Tanya Ersya dengan santainya.
"Adik tiba-tiba saja pergi berlari entah kemana, ia berkata ingin pergi ke toilet, tapi bukankah ia baru pertama kali datang kesini? Aku rasa ia berbohong. Maafkan aku tidak bisa mencegah nya untuk tidak pergi, karena adik berlari dengan cepat" Adu Erzeline dengan berkata jujur pada sang kakak dan sang bunda saat ini.
"Apa?! Mengapa kau tidak mengejarnya Zeline!" Terkejut Zenitha sampai spontan bangkit dari duduknya itu.
"Bunda, maafkan aku..."
"Zeline kau tau adikmu sedang tidak dalam kondisi baik bukan? Kau tau ia masih belum pulih sepenuhnya dari sakitnya. Mengapa kau ceroboh Zeline! Mengapa kau membiarkan adikmu pergi sendirian di tengah kerumunan seperti ini?!" Marah Zenitha tanpa disadarinya, sampai-sampai membuat Erzeline sangat merasa bersalah atas apa yang terjadi, kini kedua matanya mulai berkaca-kaca... Merasa sedih bahwa ia tidak becus sebagai seorang kakak.
"Maafkan aku, bunda..." Lirih Erzeline.
"Zeline tidak papa, jangan menangis. Kau kembalilah dulu kedalam mobil dan jangan keluar atau pergi kemanapun, tetap berada di dalam mobil dan kakak akan mencari adikmu. Jangan menangis kau adikku yang kuat bukan? Jangan cengeng atau kau bukan lagi adikku" Ancam Ersya yang berhasil membuat Erzeline tidak ingin menangis karena setelahnya Erzeline pun pergi menuju mobil milik nya tanpa ingin menangis.
"Baik, kakak!"
"Bunda kau juga kembali lah, biarkan aku saja yang mencari Ezra. Aku tau dimana ia berada, ia sendiri yang memberikan sinyal lokasi keberadaan nya saat ini padaku" Bujuk Ersya pada sang bunda.
"Biarkan bunda ikut" Pinta Zenitha yang ditolak mentah-mentah oleh putranya.
"Tidak. Kembalilah dan jaga putrimu, bunda. Mintalah maaf padanya karena kau sudah memarahinya barusan. Bunda, Zeline tidak salah tapi Ezra yang bersalah, pergilah dan susul Zeline di dalam mobil. Aku tidak ingin melihat adik perempuan ku menangis atas apa yang bukan salahnya" Ujar Ersya kemudian pergi begitu saja untuk menyusul keberadaan putranya yang tidak jauh darinya ternyata.
Memang benar, Ezra berbohong pada Erzeline tentang keberadaan nya saat ini. Tapi kepergiannya itu tidak ia sembunyikan dari sang daddy, karena Ezra sendiri mengirimkan sinyal lokasi pada sang daddy melalui jam tangan kecilnya, jam tangan yang diciptakan langsung oleh Ersya sendiri.
Ezra pergi secara tiba-tiba karena merasa ada yang aneh dengan dua pria yang terus saja membuntuti seorang wanita, Ezra berniat ingin membantu wanita yang tengah di intai itu oleh dua pria berbadan besar, tapi ketika sampai di tempat terpencil seperti sebuah gang. Justru Ezra malah terkejut ketika melihat wanita yang di intai sejak tadi tengah bertarung hebat oleh dua pria berbadan besar.
Cukup lihai wanita yang di intai oleh seseorang itu saat tengah melawan keras dua orang yang mengikutinya ini, gerakan menghindar dan menangkis setiap pukulan yang akan diberikan oleh dua laki-laki itu berhasil di tepis oleh wanita tersebut. Sepertinya wanita itu sangat kuat dan tidak takut pada dua pria yang berada di hadapannya.
BUGHHH
"Mampus saja kalian!"
Not: Author ingatkan kembali ya, Ezra itu harusnya memanggil Erzeline bibi. Namun karena Zeline tidak ingin dipanggil bibi dan tidak ingin menganggap bahwa Ezra adalah keponakannya. Jadi Zeline memutuskan untuk memanggil Ezra dengan sebutan adik karena Zeline menganggapnya sebagai adik dan bukan sebagai keponakan kecil.
Begitupun Ersya yang tidak ingin di panggil paman oleh Leonard, karena Ersya merasa bahwa ia tidak pantas di panggil paman oleh Leonard yang lebih tua darinya. Untuk itu ia menolak panggilan paman dari Leonard, karena ia lebih suka bahwa dirinyalah yang memanggil Leonard dengan panggilan paman/uncle. Tapi untuk LIyandra sendiri sudah sering di ingatkan agar tidak memanggil Ersya dengan sebutan paman kecil, tetapi karena LIyandra keras kepala jadi Ersya membiarkan LIyandra memanggilnya paman kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Arwina Readers
tapi kan, lucifer dan leonard sepupuan thor?
2025-02-16
1