S2 Lucifer: Tanggung jawab

"Daddy, perlukah aku belajar semua ini?" Tanya Ezra dengan memandang berbagai alat jenis senapan dan pisau dengan sejenis lainnya.

"Tentu, bukankah kau ingin melindungi daddy, kakakmu, ayahmu-- Virendra Haitham Victor dan bundamu-- Zenitha? Jika kau ingin melindungi mereka maka kau harus menjadi kuat. Keselamatan semua orang daddy akan serahkan padamu Ezra, daddy percaya padamu" Terang Ersya pada sang putra, walaupun dirinya berkata bahwa keselamatan semua orang ia berikan ditangan Ezra, tapi tidak memungkinkan untuk ia juga tidak menjaganya. Tentunya pasti Ersya juga akan ikut menjaga semua orang selayaknya ia menjaga putranya selama ini dari berbagai orang jahat.

"Aku tidak akan mengecewakanmu daddy, jika memang kau telah menyerahkan seluruh tanggung jawab atas keluarga kita padaku. Aku pasti akan bertanggung jawab atas semuanya dan aku akal berlatih sebaik mungkin untuk memastikan pada daddy bahwa aku mampu melindungi semua orang dengan tangan kecilku ini" Balas Ezra dengan tersenyum manis.

"Daddy percaya padamu boy"

"Tuan" Panggil James-- tangan kanan Ersya yang sudah ada sejak lama.

"Katakan James"

"Prince Leonard ingin bertemu dengan anda" Ucap James mengabarkan bahwa Leonard ingin menemuinya.

Sejak kepulangan Ersya, memang semua sudah tau dan sudah kembali berjalan bagai semestinya. Ersya bahkan sudah kembali memimpin klan miliknya serta mengambil alih kembali semua aset miliknya yang ada di luar, ia berhasil memang kendali atas semua miliknya lagi, bahkan nama LUCIFER sudah kembali menjadi nama yang ditakutkan oleh semua orang, kembalinya LUCIFER di dunia gelap mampu mengejutkan seluruh dunia gelap, bahkan sempat ada beberapa yang tak percaya dengan kembalinya seorang LUCIFER tapi Ersya langsung menunjukkan dirinya kembali-- menggunakan topeng wajah, pada semua orang.

"Katakan padanya bahwa ia harus menungguku di ruanganku saja" Titah Ersya datar.

"Baik tuan" Balas James setelah itu izin pamit keluar dari tempat pelatihan milik Ezra yang memang dibuat khusus oleh Ersya untuk Ezra.

"Boy" Panggil Ersya.

"Ya, daddy?"

"Temui bunda dan katakan padanya bahwa sudah saatnya ia mengajakmu keluar, kau bosan bukan? Maka kali ini daddy akan mengizinkan mu untuk bermain diluar bersama bunda dan kakakmu. Tapi... Kau harus ingat! Jika pergi tanpa luka maka pulang tanpa luka juga. Mengerti?" Tegas Ersya pada sang putra dimana untuk pertama kalinya ia perbolehkan bermain diluar tanpa pengawasan nya.

"Siap daddy" Ezra tersenyum manis seraya membalas perkataan sang daddy, lalu kemudian mencium bibir manis sang daddy dan setelahnya berlari pergi keluar dengan begitu senangnya.

"Za-- Azra, lihatlah putramu yang manis. Terimakasih atas titipanmu, aku akan dengan sungguh-sungguh menjaganya bahkan jika itu harus mempertaruhkan nyawaku" Gumam Ersya pelan.

*****

"Lucifer" Panggil Leonard.

"Katakan uncle" Ujar Ersya dingin, setelah sekian lama Ersya selalu menyebut namanya saja akhirnya kini Ersya mau berubah nama panggilannya dengan panggilan uncle, karena bagaimanapun juga Leonard tetaplah lebih tua darinya. Walaupun ayah Ersya adalah kakak dari ayahnya dan seharusnya Leonard lah yang memanggil Ersya dengan sebutan paman. Tapi karena Ersya berkata bahwa sepertinya ia tidak cocok dengan panggilan paman, jadi iapun meminta pada Leonard untuk tetap memanggil namanya saja dan justru Ersya lah yang akan memanggil Leonard dengan sebutan paman atau uncle.

Karena Ersya ingin mengikuti umur saja, Leonard lebih tua darinya maka ia akan memanggil uncle saja. Tetapi LIyandra... Ersya tidak mempermasalahkan panggilan yang LIyandra berikan untuknya, lagi pula jika ia menolak panggilan yang LIyandra berikan untuknya maka LIyandra akan tetap dengan keinginannya untuk memanggil Ersya dengan sebutan paman kecil.

Tidak mau di ganggu gugat.

"Keberadaan nya sudah ditemukan, ia berada di negara R selama ini" Ujar Leonard.

"Ya, putraku juga sudah memberitahu lebih dulu. Ia sudah berhasil melacak keberadaan si bangsat itu lebih awal sebenarnya"

"Katakan kau ingin melakukan apa padanya?" Tanya Leonard mengangkat salah satu alisnya karena merasa tertarik dengan sepupunya ini.

"Membunuhnya dengan siksaan yang harus lebih dulu ia lewati, katakan pada beberapa mafioso BBD-- Black Blooded Demon. Untuk pergi ke negara R sekarang juga dan tangkap wanita setan itu untuk ku, aku ingin malam ini juga ia sudah berada di markas utama"

"Baiklah, saat ini juga aku akan menyuruh beberapa mafioso untuk menangkapnya. Datanglah ke markas nanti malam dan sebelum itu lakukanlah pemeriksaan kembali pada para mafioso kita" Tutur Leonard.

"Kenapa?"

"Untuk mafioso lama mungkin takut padamu, tapi untuk mafioso baru? Mereka hanya akan banyak memberontak karena kebanyakan dari mereka adalah mafioso yang kita hancurkan klan aslinya olehku, sebelum mereka bersumpah mati untuk disisi kita sepertinya mereka masih dapat berkhianat" Jelas Leonard yang mendapat anggukan kecil dari Ersya saja.

Leonard tidak memperdulikan seberapa dingin dan datarnya Ersya sekarang, karena sedari kecil juga bukankah memang Ersya seperti itu? Jadi ia sudah tidak asing lagi dengan sifatnya Ersya saat ini.

"Pemberontak perlu mati atau perlu patuh? Kita akan tau nanti" Gumam Ersya sambil tersenyum smirk seraya menandakan bahwa ia tertarik akan para mafioso barunya.

Mafioso lama adalah sebutan untuk para mafioso Black Blooded Demon yang sudah sejak awal bersamaan nya saat ketika dirinya masih kecil, untuk mafioso dengan sebutan baru itu adalah mafioso yang baru bergabung atau baru di ambil beberapa bulan setelah kepergiannya Ersya saat itu. Dibilang sudah cukup lama seharusnya, tetapi statusnya masih menyandang kata baru karena mereka belum di didik oleh Ersya sendiri.

Mafioso lama dan baru mungkin dibilang berbeda dan mafioso lama mungkin lebih dipercayai dari pada mafioso baru, karena memang iya. Memang iya jika dibedakan perihal lama dan baru, mafioso lama sudah mengenal Ersya dan selalu takut akan Ersya bahkan mereka terbilang setia. Tapi untuk mafioso baru? Mereka tidak bisa dikatakan setia karena mereka masih bisa memberontak sekaligus masih bisa berkhianat.

"Ini, dokumen asli yang kau inginkan" Serah Leonard seraya memberikan sebuah dokumen yang berisi informasi yang di inginkan Ersya.

"Menarik."

"Kumpulkan seluruh para mafioso kita, baik yang di negara lain maupun di daerah lain. Aku ingin seluruhnya hadir malam ini" Tekan Ersya pada perkataannya, yang artinya seluruhnya adalah mafioso nya yang berada di semua negara dan setiap sisi wilayah yang ada perihal mafioso nya (Cabang markas) itu,.

"Aku akan meminta mereka hari ini juga dan akan aku minta untuk sore ini mereka sudah sampai"

"Ya"

"Kalau begitu aku pamit terlebih dahulu, aku akan kembali beberapa jam lagi kesini setelah semuanya selesai dan tolong katakan pada Eza bahwa aku uncle nya merindukan nya dan katakan juga padanya bahwa aku akan mengabulkan keinginannya, aku akan memberikannya apapun yang ia mau nanti" Pinta Leonard.

"Hmmm"

"Lucifer kau ingat bukan perkataan ku barusan? Katakan pada putramu nanti! Jangan lupakan itu"

"Ya aku mendengar, setelah ia selesai bermain aku akan memberitahu nya" Ketus Ersya kesal karena Leonard sepertinya tidak mempercayai nya untuk menyampaikan sebuah amanat.

"Aku menunggu kabar dari si kecil"

"Pergilah, kau terlalu berisik. Membuat telingaku sakit saja" Usir Ersya yang mendapatkan kekeh an kecil dari Leonard.

"Baiklah"

*****

Disisi lain...

"Tidak boleh!"

"Kakak aku hanya mengingatkan itu, jika tidak boleh maka aku tidak akan memilih yang lain" Ujar Ezra dengan cemberut.

"Bunda lihatlah adik, ia terus merengek meminta ku untuk membelikannya itu, bunda kau tau bukan adik itu tidak boleh makan sembarangan? Kakak-- Ersya memberitahu ku bahwa aku tidak boleh memberikannya sesuatu yang berasal dari luar, tanpa seizinnya aku tidak boleh sembarangan memberikan apapun karena kesehatan adik sedang tidak dalam kondisi yang baik saat ini, jadi tolong beritahu itu padanya" Terang Erzeline pada sang bunda yang kini tengah mengadu akan kelakuan Ezra yang terus merengek meminta dirinya membelikan sebuah permen kapas di taman yang mereka sedang kunjungi.

"Bunda tolong beritahu daddy bahwa aku menginginkan itu" Tunjuknya pada sebuah permen kapas sambil meminta pada Zenitha yang kini tengah terkekeh akan kelakuan keduanya.

"Zeline sayang, kakak mu sudah mengizinkan adikmu mengkonsumsi itu. Asalkan tidak terlalu banyak maka tidak apa, bunda sudah memberitahu kakak mu mengenai itu. Jadi, pergilah dan belikan itu untuk adik mu" Terang Zenitha.

"Sungguh bunda?" Tanya Erzeline menyelidik.

"Tentu, perlukah bunda menelpon kakak mu?"

"Tidak! Tidak, kalau begitu baiklah"

Erzeline memang lebih tua dari Ezra, karena perbedaan mereka terpaut 3 tahun. Ezra yang berumur 5 dan Erzeline yang berusia 8 tahun, maka panggilan untuk Erzeline seharusnya bibi kecil tapi terganti menjadi kakak karena permintaan dari Erzeline sendiri dan itu tentunya disetujui oleh Ersya dan yang lainnya seperti bundanya dan ayahnya.

"Tunggulah disini Eza, bersama bunda. Biarkan kakak saja yang kesana" Pinta Erzeline.

"Biarkan aku ikut kakak!"

"Tidak boleh!"

"Erzeline" Panggil sang bunda.

"Tapi--"

"Pergilah dan ajak adikmu..."

Erzeline menghela nafasnya, kemudian menjawab sang bunda. " Ya bunda..." Jawabnya.

"Kau yang terbaik kak!" Puji Ezra dengan tersenyum manis.

"Haisssss... Kau ini"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!