CINTA KEDUA
Beberapa kali Randu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
Sesekali matanya menatap ke arah pintu masuk hall ball room hotel mewah di Bali. Namun yang ditunggunya tak kunjung menampakkan bayangannya.
Randu mulai diserang gelisah, bagaimana mungkin Adel terlambat saat dia tahu bahwa Randu berencana melamarnya dengan sangat romantis?
"Bagaimana bro, mau nunggu dulu atau ..."
Randu menggeleng dengan wajah yang menyiratkan perasaan yang sangat kecewa.
"Sudah dua jam Pras, aku ngga bisa menunggu lagi, gawainya juga ngga bisa kuhubungi, aku harus kembali ke Jakarta, Mas Dewa kritis, aku sudah ngga punya waktu lagi."
Randu memasukkan cincin yang seharusnya sekarang sudah melingkar dijari manis Adel kedalam saku celananya.
"Dekornya gimana Ran, sayang banget." ucap Pras sahabat Randu sembari berdecak kagum pada dekorasi penuh bunga di ruangan itu.
"Turukan saja, aku sudah bayar lunas semua, aku pergi ya Pras, kalau Adel datang bilang aku harus pulang karena Mas Dewa kecelakaan."
Randu bergegas pergi menuju Bandara Ngurah Rai Bali.
Selang satu jam setelah Randu pergi, Adel datang dengan wajah pias.
Dia seperti habis mengalami hal yang mengejutkan jiwanya. Saat dia berbicara dengan Prssetyo tentang Randu, Adel nampak kehilangan fokusnya.
"Kenapa kamu sangat terlambat Del, ada apa?"
Adel hanya diam tak bergeming. Wajah pucatnya semakin kentara.
Adel duduk di kursi sambil menelungkup kan kedua tangan pada wajahnya.
"Aku mengalami musibah dalam perjalanan ke Bandara di Jakarta, dan itu musibah yang sangat fatal."
"Apa yang terjadi?" Pras mengguncang bahu Adel. Air mata Adel menganak sungai di pipi nya.Pras berusaha mengorek cerita Adel tapi dia diam tak mau menjelaskan apapun. Dia segera pamit meninggalkan Pras yang kebingungan dengan situasi ini.
***********
Randu bergegas memasuki ruang perawatan Dewa. Dia kritis beberapa jam sebelum akad nikah dengan Arini, kekasih yang sangat dicintainya.
Dia mengalami tabrak lari ketika keluar dari toko emas saat hendak mengambil cincin pernikahannya.
Randu tertegun melihat beberapa orang tidak dikenal berada di sekitar Kakak lelakinya. Disana juga ada Arini masih dengan pakaian kebaya pengantinnya.
Arini adalah gadis yatim piatu yang berjuang menggapai kesuksesan seorang diri. Dia sangat cantik, cerdas dan memiliki karir cemerlang. Pembawaannya yang sangat lembut dan santun membuat Dewa sangat mencintai gadis itu.
Kedua orang tua Dewa dan Randu juga berada di sisi Dewa. Ketika mereka melihat kehadiran Randu, Mama dan Papanya sangat lega.
"Syukurlah kamu datang Randu, Mas mu terus mencari mu."
Papa menuntun Randu ke sisi pembaringan Dewa. Dewa tersenyum dan menggenggam jemari Randu.
"Boleh Mas minta tolong untuk yang terakhir kali di penghujung waktu Mas?"
Randu mengangguk dan membalas genggaman kakaknya.
"Apa Mas, aku akan bantu tapi kumohon Mas harus sembuh."
Air mata semua yang menyaksikan tumpah. Terdengar Isak Arini yang tertahan
"Tolong kamu jaga Arini, nikahi dia, hanya kamu yang bisa kupercaya untuk menjaganya, kamu tahu pasti Mas sangat mencintainya. Mas mohon tolong kamu jaga amanat ini, nikahi dia sekarang di hadapan Mas agar Mas bisa lega meninggalkannya."
Ucapan Dewa membuat Randu terperanjat. Bagaimana mungkin dia menikahi gadis yang sama sekali tidak dia cintai? Ada Adel yang sudah mengisi relung jiwanya.
Melihat reaksi penolakan Randu Papa segera merangkul bahu lelaki berpostur atletis itu. Papa membisikkan sesuatu sehingga Randu mengangguk terpaksa. Di remasnya kotak cincin di saku celananya, dia benar-benar dilema.
Dewa memanggil Arini untuk mendekat, dan memohon untuk calon istrinya mau menikahi saudara nya.
"Sayang, kamu tahu bahwa Mas sangat mencintai kamu, Mas mohon terimalah permintaan terakhir ini agar Mas bisa pergi dengan tenang."
Suara Dewa terbata-bata. Arini hanya pasrah dan menelan semua air matanya dalam keperihan yang dalam. Bukan saja dia akan ditinggalkan lelaki yang sangat dicintai tapi juga terpaksa menikahi lelaki yang tidak dicintai.
Dan hanya memerlukan waktu sebentar, penghulu dari KUA menikahkan mereka secara resmi di depan Dewa. Randu terpaksa melingkarkan cincin wanita yang dicintainya untuk wanita yang tak dicintainya, sungguh mengoyakkan jiwa.
Selang beberapa saat Dewa menghembuskan nafas terakhir dengan tersenyum.
Randu menangis memeluk Dewa.
Ibu menangis di dalam pelukan ayah. Tak terperi luka yang tertoreh. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia Arini dan Dewa, juga hari bersejarah bagi Randu dan Adelia. Namun kenyataan berkata lain. Justru kepiluan menerobos tanpa ampun membingkai hati mereka .
Arini menangis tak ingin melepaskan tangan kekasihnya. Air mata membasahi dada lelaki yang seharusnya menjadi suaminya itu.
Ibu meraih Arini untuk melepaskan Dewa yang tak lagi bernafas.
Namun Arini seperti tak ingin mendengar apa pun. Jiwanya seakan ikut terbang ke angkasa, memeluk erat jiwa Dewa.
Di jari manisnya melingkar cincin yang lain, bukan cincin dari kekasihnya, namun cincin dari calon adik iparnya.
Arini menyeka air matanya. Mencoba menenangkan gemuruh kesakitan yang tak terperi. Perih rasa kehilangan itu seakan mencerabut seluruh asanya.
Randu tertegun dalam balutan air mata, menatap sedih pada jasad yang terbaring kaku di hadapannya.
Tak satu pun yang bergerak, hanya dokter dan suster yang melepaskan alat medis dari jasad Dewa
Ayah memeluk Randu dan mencoba memberikan kesabaran pada putra keduanya.
Randu tak henti-henti menatap cincin yang melingkari jarinya. Cincin yang mengikatnya pada wanita yang salah.
Randu meremas kotak cincinnya. Hatinya terus mengingat Adelia. Namun di dalam hatinya dia bertekad akan segera menalak Arini dan mencari Adelia.
Randu izin keluar sebentar untuk menghubungi Prasetyo, sahabatnya.
Namun berita yang di bawa Pras tentang Adel membuatnya sangat kecewa. Adel tidak berusaha menyusulnya. Adel tidak berusaha mencarinya. Adel hanya pergi begitu saja. Tanpa pesan. Tanpa kata. Bahkan ketika Randu berusaha menghubungi, gawainya mati.
Randu gelisah tentang masalah yang di hadapi Adel. Namun panggilan Ayah untuk segera mengurus kepulangan jenazah Dewa membuatnya segera masuk kembali ke kamar.
Arini menggenggam jemari Dewa yang masih hangat. Dia tidak ingin sedikit pun melepaskan.
Ayah dan Ibu berusaha menasehati Arini untuk melepaskan Dewa dengan ikhlas, namun gadis cantik itu tak bergeming.
"Kumohon, bangun sayang, Mas Dewa bangun. Aku ngga mau kamu begini, bernapaslah lagi Mas, aku mohon sadarlah."
Isakan Arini membuat Ibu kembali menangis dalam diam. Wajahnya terlihar pucat. Sama pucatnya dengan wajah Arini.
Ayah mencoba menasehati Arini, namun dia seakan tenggelam di dalam dunianya sendiri
"Ayo sayang, kita pergi, kita harus segera menikah. Mas Dewa cepat Mas, kita juga belum mengambil baju pengantin. Ayo Mas." Arini terus mengguncang bahu Dewa.
Randu meraih Arini, mencoba memberi sedikit kekuatan pada gadis yang kini menjadi istrinya.
Bersambung ke bab 2
Like dan komen please and no plagiarisme.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Evelyne
prolog yang cukup menarik...pembukaan yang bagus... semoga bisa terus bikin penasaran...cuuusss kita lanjut guys...
2022-10-15
0
Rachel Gifanny
baru bab 1 aja udah bikin mewek.... dasar aku cengeng 😭
2021-08-05
0
rinny
aq mampir kak, baru baca Sudah di bikin mewek kak author 😭😭😭😭
2021-05-02
2