Bab 5 Berseminya Cinta kedua
Randu mendekatkan wajahnya kembali pada Arini. Nafasnya kian tak teratur. Wajahnya memerah menahan perasaan, Arini begitu cantik tanpa riasan, polos dan sangat menggairahkan.
Randu menarik istrinya merapat pada tubuhnya.
Arini diam tak bergerak. Seakan dia merasakan hal yang sama pada lelaki tampan di hadapannya. Arini gemetar ketika suaminya mencium puncak kepalanya. Randu menatap dalam-dalam ke telaga bening di mata Arini.
"Sungguh aku sangat menginginkan kamu sayang, memilikimu dan tak rela melepaskan kamu untuk alasan apapun."
Tanpa menunggu jawaban Arini, Randu ******* bibir merah tanpa lipstik itu dengan penuh gairah seorang lelaki muda. Arini tidak melawan, dia terhanyut seluruh tubuhnya lunglai oleh pesona lelaki berambut ikal dan bermata sendu itu.
Arini mulai membalas ciuman Randu, sepasang suami istri yang sudah menikah hampir satu tahun ini terbakar gairah indah cinta yang tak terduga yang menyeruak di kisi hati, ketika Randu hendak mengangkat tubuh istrinya ke kamar, dan Arini masih mengalungkan tangannya pada leher suaminya, suara bel di pintu membuyarkan kobaran cinta, keduanya enggan saling melepas tautan bibir mereka.
Randu menurunkan istrinya perlahan dari gendongannya untuk berdiri. Dahi mereka saling bertaut, saling mencoba mengatur nafas mereka yang memburu.
Randu tampak sangat enggan meninggalkan Arini, sesaat kemudian kembali dia mencium bibir Arini, Arini membalas namun bel kembali berbunyi bahkan berkali-kali.
Terpaksa keduanya saling melepaskan pelukan. Arini tersandar pada dinding depan kamarnya. Sementara Randu berjalan menuju pintu.
Ketika pintu di buka, ternyata Ibu datang .
Randu merasa sangat terganggu, namun tak diperlihatkan pada Ibunya. Dia mencium punggung tangan Ibu dan memeluknya, kemudian mempersilahkan Ibunya masuk.
"Ibu dengan Ayah kan? Ayahnya mana?"
Randu menatap Ibu sambil tersenyum.
"Iya Ibu datang dengan Ayah, sebentar lagi Ayah masuk, masih menerima telepon di mobil."
Randu mengangguk dan menuntun Ibunya masuk menemui Arini.
Arini menghampiri Ibu dan mencium punggung tangannya.
Ibu memeluk Arini. Entah perasaan apa yang berkecamuk di hati wanita paruh baya itu
Wajahnya tampak menyimpan beban tak sedikit.
Tak berapa lama, Ayah juga masuk dan duduk di sofa tamu.
"Ada yang ingin Ayah dan ibu bicarakan dengan kalian, tapi tidak sekarang, kalian datang ke rumah ayah bulan depan."
Ayah menatap Randu dan Arini bergantian.
"Kenapa tidak sekarang Yah, kenapa menunggu bulan depan?"
Randu tampak merasa heran dengan kata-kata ayahnya.
"Sekarang belum tepat waktu dan kondisinya, nak. Tunggu sampai segalanya bisa Ayah jelaskan, sekarang ayah cuma ingin melihat kerukunan rumah tangga kalian yang sudah 11 bulan. Bagaimana, kalian bahagia?"
Ayah kembali menatap Randu dan Arini bergantian.
Randu mengangguk sembari menggenggam jemari Arini.
Arini menatap mata Randu mencari kesungguhan di bening mata lelaki berambut ikal itu. Meskipun dia seperti tak mampu menyelami misteri di dalam samudra mata teduh itu, Arini mencoba yakin dengan keputusannya untuk menerima cinta Randu.
Kemudian dia pun mengangguk.
Ayah dan Ibu menghela nafas, kemudian sambil tersenyum ayah bertanya sangat hati-hati.
"Kokoh kah cinta kalian yang baru dimulai saat menikah, cinta dadakan tanpa pacaran, cinta penuh keterpaksaan. Kalian yakin akan tetap bisa bahagia dan memegang komitmen, apapun yang terjadi?"
Pertanyaan ayah membuat Randu mengerutkan keningnya.
"Apa maksud ayah?"
Arini pun tampak seperti menangkap keraguan dan kekhawatiran di nada bicara Ayah.
"ayah hanya ingin tahu, apakah cinta kalian cukup kokoh, itu saja."
"Kami akan usahakan semakin kokoh dari waktu ke waktu, sekuat hati dan jiwa. Iyakan sayang?" Randu menatap kembali mata istrinya lembut. Kali ini Arini mengangguk dengan cepat tanpa ragu.
Ayah dan ibu tersenyum, dan mengangguk beberapa kali.
"Kapan Ayah punya cucu?"
Ayah tiba-tiba menanyakan hal paling sensitive bagi Randu dan Arini.
Wajah Arini bersemu merah.
"Secepatnya Yah, Bu, insyaallah."
Randu meremas jemari istrinya sembari menatap penuh arti. Arini hanya menunduk tersipu.
Setelah Ayah dan Ibu pulang, suasana keduanya malah terlihat canggung.
Arini mandi di kamar mandi belakang, sementara Randu di kamar mandi tamu.
Saat berpapasan di ruang tengah Arini menunduk. Randu menarik tangannya dan sebelah tangan yang lain membuka pintu kamar. Setelah mengunci nya, Randu menyandarkan Arini di daun pintu.
"Sayang ...." Randu menatap mata Arini dengan penuh asa. Terlukis begitu jelas di raut wajah tampannya.
Arini mengangguk, sembari mengalungkan kedua tangannya pada leher Randu, keduanya terlihat sangat bahagia, karena terpanah asmara, hingga keduanya terlena dalam indahnya malam pertama yang baru terjadi setelah 11 bulan pernikahan mereka.
Pagi sekali, Randu sudah sibuk memasak di dapur, dia terlihat sangat sigap, mungkin dia terbiasa memasak sejak belum menikah.
Arini bangun dan segera mandi, hanya dengan memakai piyama mandi, Arini menghampiri Randu.
Randu mengecup kening istrinya dan memberikan secangkir teh manis hangat. Arini tersenyum dan menyeruput teh nya sambil bersandar, melihat suaminya memasak.
"Harus enak ya Ran, kalo ngga aku jera makan masakanmu."
Arini mengancam sambil tersenyum.
Randu melepaskan pisaunya dan meletakkan di atas meja. Dia mendekati Arini. Mengambil gelas teh dari tangan Arini.
"Setelah kebahagiaan semalam suntuk yang kita lewati, bukankah janggal kalau kamu masih memanggil namaku. Apakah perlu di dapur ini aku ingatkan bagaimana kebahagiaan tadi malam sayang?"
Randu memeluk pinggang Arini dan menyusupkan jemarinya pada tengkuk istrinya. Arini terpejam dan sedetik kemudian dia merasakan sentuhan bibir itu lagi.
"Sebentar, oke, aku panggil apa hem, tapi tolong jangan mulai lagi, kita harus berangkat kerja. dan ini hampir telat."
Arini melepaskan ciuman Randu perlahan.
Randu tersenyum.
"Panggil aku sayang. Seperti aku akan memanggilmu begitu. Seumur hidupku."
Arini mengangguk.
"Baik sayang, selesaikan masaknya ya, aku mau berpakaian dulu."
Arini mengecup sekilas bibir Randu, dan berlalu meninggalkan dapur dan Randu kembali melanjutkan masakannya yang hampir selesai.
Nampaknya perjuangan Randu mendapatkan cinta istrinya telah berhasil, begitupun Arini, dengan penuh keikhlasan melepas masa lalu dan merengkuh cinta yang di ulurkan Randu untuk nya.
Randu meminta Arini untuk tidak membawa mobil sendiri, mereka berdua berangkat berdua dengan mobil Randu.
Beberapa kali tangan Randu meremas jemari Arini di sampingnya.
Beberapa kali di dalam mobil itu mereka saling melempar senyum penuh kasih. Mereka nampaknya terhanyut arus deras asmara tanpa mampu melawan. Mereka membiarkan diri mereka bahkan tenggelam dalam gelora samudra cinta tanpa tepi.
"Sayang, kita makan siang bareng ya?"
Randu melepaskan seatbelt Arini.
"Jangan dekat-dekat dengan Dion ya, aku sangat cemburu." pintanya penuh asa.
Randu menatap kedalam bening mata istrinya. Arini mengangguk dan Randu mengecup sekilas kening Arini.
Arini hendak membuka pintu mobil, ketika Randu menahannya.
"Sayang, bagaimana kalau kita cuti mendadak, bulan madu ke belahan lain Indonesia ini, mau?"
"Aku mau ke Korea Selatan sayang, tempat impianku."
Arini tampak sangat berharap Randu setuju.
"Oke, aku akan urus semuanya secepat kilat. Kalau bisa besok kita sudah terbang."
Arini nampak sangat bahagia.
Dikecupnya sekilas pipi Randu.
"Terima kasih Arini, untuk membuka hatimu untukku. I love you sayang."
Arini mengangguk
"Ucapan yang sama untuk mu sayang."
Balasan Arini membuat jantung Randu seolah berdetak lebih cepat.
Keduanya berpisah dengan enggan. Seakan tak rela untuk saling berjauhan, meskipun hanya sebentar.
Dunia mereka berpendaran pelangi indah, hati yang tadinya saling menolak, kini bersemi cinta kedua yang terlihat begitu bergelora dan mewarnai rona hati mereka dengan semburat indah asmara.
To be continue Bab 6
Apa yang akan di bicarakan orang tua Randu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Evelyne
kenapa gw ngerasa cerita nya kurang dalam ya.. dangkal...walaupun jalan cerita nya bagus...tapi kurang greget ..ayo Thor...gw suka tapi kurang bobotnya.. kurang ngena di hati...
2022-10-15
0
rinny
Dewe masih hidup dan sudah sadar dari koma
2021-05-02
1
Desi Sartika
dewa masih hidup😢
2020-12-20
1