Sampai Bulan Januari

Sampai Bulan Januari

01. Sampai Bulan Januari: Bar

"Hai, guys! Sekarang kita lagi di mana?" Pekikan nyaring seorang gadis di dalam sebuah ruangan bising dengan pencahayaan remang-remang, tak lantas membuat beberapa teman-temannya yang juga ikut serta di belakang, mencoba untuk menghentikannya.

Bahkan, beberapa temannya yang sengaja berpakaian seksi dengan make up yang lumayan tebal terus melambaikan tangannya pada layar ponsel.

"Kita lagi di bar! Huuu!" Teriak salah satu temannya yang berpakaian tipis nan ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang begitu sempurna, Anne.

"Eh, Ra! Lo baru pertama kali 'kan ke sini? Say hi dong sama followers guee!" Vinca, si gadis yang sempat memekik lantang di depan layar ponselnya, menyahut pada satu orang temannya yang sedari tadi hanya diam di tempat. Tampak raut wajah tak nyaman yang dia perlihatkan.

Bisa dibilang, Vinca sedang mencoba siaran live di akun instagram miliknya. Followers Vinca sendiri lumayan cukup banyak, sekitar sembilan ribuan.

"Hai! Gue, Laura!" Dengan gelagat gugup, gadis bernama Laura itu mulai tersenyum seraya melambaikan tangan. Sesekali, Laura akan membenarkan tatanan pakaiannya yang terlalu minim.

Walau bukan hal tabu lagi jika Laura sering berpakaian seksi, tetapi, pakaian yang kali ini dia kenakan terlalu seksi. Sampai rasanya terlalu memperlihatkan lekuk tubuhnya yang cantik.

"Eh, eh! Eric belum ke sini?" Anne menyahut pada Laura. Bisa dibilang, diantara teman-teman Laura yang lain, Anne adalah yang paling dekat dengan Laura.

"Em, kayaknya masih di jalan. Bentar gue coba telepon,"

Bertepatan dengan Laura yang berucap demikian, Vinca mematikan siaran live-nya. Saatnya untuk melakukan foto-foto selfie.

"Eeh, ikutan dong!" Juwita, yang juga salah satu temannya, menyahut heboh tatkala melihat Vinca mulai membuka kamera instagram. Tak ayal, gadis itu juga mulai memilah beberapa filter yang akan dipakai untuk membuat wajahnya terlihat semakin cantik lagi.

"Eh, gue juga dong! Ayo, Ra!" Anne ikut-ikutan, seraya menarik Laura supaya mendekat.

Tanpa ragu, Laura mulai berekspresi paling cantik bersama teman-temannya. Sesekali, mereka akan tertawa renyah saat melihat hasil selfie mereka yang beberapa diantaranya terlihat sedikit buram. Namun, mereka akan bersorak gembira saat foto selfie mereka tampak sempurna dari berbagai sisi.

"Ih, lo cantik banget sih, Raa! Jadi iriii!" Ucapan itu terlontar dari mulut Vinca yang spontan diangguki Juwita.

Sialnya, hanya karena pujian yang memang spontanitas itu, membuat Anne yang sedari tadi memasang senyum dan tawa yang lebar lantas mengganti raut wajahnya menjadi dingin.

"Coba sini lihat!" Terlanjur kesal, Anne merebut ponsel Vinca. Menatap nyalang hasil foto selfie tersebut.

Benar saja. Seperti yang dikatakan Vinca, diantara mereka berempat, Laura terlihat paling mencolok dengan senyuman manisnya. Walaupun jika dibandingkan dengan Anne yang berkulit seputih salju, kulit Laura terlihat berwarna kuning langsat, namun aura cantiknya tetap tidak bisa dikalahkan.

Sial! Capek-capek gue suntik putih, tetep aja si Laura yang paling kelihatan menonjol. Batin Anne menggerutu.

"Eh, iya! Lo cantik banget sih, Ra! Coba posting, deh. Pasti banyak yang like." Seolah melupakan kekesalannya, Anne balik memuji dengan raut wajahnya yang berbanding terbalik dengan isi hatinya.

Dipuji habis-habisan oleh teman-temannya tak membuat Laura meninggi. Justru gadis itu malah tersipu dengan sesekali akan menyenggol lengan teman-temannya.

"Apaan, sih! Kalian juga cantik tahuuu! Lihat, deh. Juwita cantik banget pas bibirnya dimajuin. Cute gitu. Vinca juga manis bgt pas matanya merem sebelah gini. Anne apalagi. Kulitnya putih, cantik. So, kita semua tuh cantikkk!" Laura merangkul bahu teman-temannya dengan begitu tulus. Sayangnya, jauh di dalam lubuk hati teman-temannya, mereka tidak demikian seperti Laura.

"Ekhem! Lagi sibuk apaan, nih?" Sahutan rendah yang terdengar familier, seketika membuat perhatian keempat gadis cantik itu mengalihkan perhatian.

Ketika sama-sama menoleh, senyum di wajah Laura dan Anne langsung tercetak.

"Eric?"

"Akhirnya dateng juga!"

Laura refleks mengernyit bingung saat dia dan juga Anne berucap berbarengan. Jujur saja, Eric adalah pacarnya, tetapi kenapa justru Anne yang senang?

Melihat tatapan curiga dari Laura, dengan cepat Anne tertawa renyah. "Gue tuh cemas, takutnya entar gak ada yang bawa lo pulang, Ra! Sorry, ya! Gue gak maksud, kok."

"Oh. Kirain." Tanpa berniat memperpanjang, Laura berlari memeluk Eric. Begitupula dengan Eric yang langsung memeluk pinggang ramping Laura, lalu diakhiri dengan mencium mesra dahinya.

"Kangen." Ucap Laura, yang dibalas kekehan pelan oleh Eric.

"Sama. Em, nyari tempat duduk, yuk!" Ajakan Eric, dibalas anggukkan antusias oleh Laura.

Tak berapa lama, perhatian Eric beralih pada teman-temannya Laura. Namun, yang membuat Eric mengerutkan dahi adalah, salah satu teman Laura yang memperlihatkan raut wajah tak biasa. Sialnya, Eric dibuat terpesona sepersekian detik. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering hanya karena menatap gadis itu, Anne.

"Guys, gue sama Eric mau nyari tempat duduk buat berdua. Kalian gue tinggalin dulu, gak pa-pa 'kan?"

"Eh, iya santai aja,"

"Gak balik lagi juga gak pa-pa. 'Kan, Anne?" Juwita menepuk lengan Anne, membuat gadis itu tersadar dengan apa yang tengah ia pikirkan.

"Ah, i-iya. Nanti kabarin lagi aja kalau udah mau balik."

...****...

"Er!" Laura memanggil Eric yang sedari tadi tampak tidak fokus menyesap ujung rokoknya.

"Hm."

"Menurut kamu, Anne orangnya gimana?" Eric seketika memokuskan perhatiannya pada sepasang bola mata Laura yang menatapnya penuh ragu.

"Kenapa? Kamu takut aku diambil Anne? Bukannya kalian temen?"

"Bu-bukan gitu. Aku cuman nanya aja." Laura membuang muka seraya sedikit menjauhkan diri dari Eric.

Eric yang paham lantas mematikan rokok, memusatkan perhatian seluruhnya hanya pada Laura. Tangan kekarnya yang menganggur mulai nakal menyentuh sensual pinggang Laura.

"Dia biasa aja. Lebih cantikkan juga kamu. Aku tuh orangnya setia, gak mungkin aku selingkuh sama cewek lain. Apalagi ceweknya teman dari pacar sendiri."

Raut wajah Laura langsung berubah ceria selepas mendengar buaian Eric. "Iya, deh. Aku percaya." Balas Laura, kemudian memeluk lengan Eric sampai tanpa sadar, dadanya dibuat menempel dengan lengan Eric.

Dan, ya. Hal itu membuat Eric lagi-lagi dibuat terpancing untuk kedua kalinya di malam yang sama.

Pertama karena Anne yang memperlihatkan raut wajah nakal, kedua karena Laura yang dengan nakal menempelkan asetnya.

Entah gadis itu sadar atau tidak, yang jelas, Eric merasakan bagian bawahnya mengeras hanya karena hal itu. Otaknya bahkan ikut memikirkan hal yang tidak-tidak bersama Laura.

"Laura!"

"Hm."

Seberusaha apa pun Eric menahannya, yang terjadi saat ini adalah bagian bawahnya semakin tersiksa. Tanpa memberikan aba-aba, tangan Eric yang satunya mulai membelai paha bagian dalam Laura, sampai membuatnya tersentak hingga berakhir mendorong Eric.

"Eric!" Laura yang pada dasarnya tidak suka disentuh dengan cara demikian, jelas saja dia mengamuk.

Bukannya merasa bersalah, Eric justru menampilkan rona kekesalan di wajahnya. "Kenapa sih, Ra? Kita 'kan di sini have fun! Sekali aja, Ra! Masa lo-"

"Enggak! Gue udah janji sama diri gue sendiri untuk nggak ngelakuin hal itu sebelum adanya ikatan pernikahan. Lagian, gue masih SMA! Lo mungkin bebas karena lo udah kuliah!" Laura menghela napas berat seraya melipat kedua lengannya di depan dada.

Sungguh, sikap yang paling Laura benci dari Eric adalah yang satu ini. Suka menyentuh seenaknya.

"Ck! Ya udah, oke! Maaf! Lain kali gue gak gini lagi."

Pasrah? Iya!

Walaupun Eric bukanlah cowok baik-baik, tetapi Eric tidak bisa memaksa Laura yang memang tidak mau. Bagi Eric, dia bisa melakukan **** dengan siapa pun asal partnernya menginginkannya.

Jika tidak mau, Eric juga malas!

"Gue mau pulang aja." Laura sudah berancang-ancang hendak melenggang dari dalam ruang VIP di bar tersebut.

Melihat gerak-gerik Laura yang mulai menenteng tas, buru-buru Eric mencegahnya. "Gue anterin."

"Gak usah! Sekarang mending lo introspeksi diri atas apa yang udah lo lakuin sama gue!"

"Tapi, Ra-"

"Setop! Gue gak mau denger apa pun."

...****...

Anne yang tengah tertawa lepas bersama Juwita dan Vinca, pun ditemani dengan tiga orang pemuda tampan, dibuat terdiam saat menyaksikan Laura berjalan tergesa-gesa dari dalam bilik VIP.

Raut wajahnya terlihat begitu kusut, apalagi ketika Eric tampak berlari menyusul Laura. Sayup-sayup Anne mendengar permintaan maaf dari Eric yang tidak direspons oleh Laura.

"Ha, kesempatan."

"Kesempatan apa?" Salah seorang pemuda yang duduk di samping Anne, mulai merangkul bahunya sensual. Salah satu tangannya yang lain bahkan dengan terang-terangan menyentuh paha mulus Anne yang terekspos.

Bukannya merasa risih seperti hal yang dirasakan Laura, Anne justru sebaliknya.

"Ah! Buru-buru banget?" Anne menarik leher pemuda itu yang tampak semakin kelaparan setelah mendengar ******* Anne.

"Mau booking?"

"Di mana?"

Pemuda itu terkekeh, seraya mendekatkan mulutnya ke salah satu telinga Anne untuk membisikkan sesuatu. "Hotel."

^^^To be continued...^^^

...Laura Anatasha Relieska...

*Btw, nama Anne itu dibacanya bukan Aneu, bukan juga Ana, An apalagi, tapi En. Oke? Sip, sekian:*

Cerita ini agak kurang belaian kasih sayang. Jangan heran kalo sikap dan sifat para castnya agak laen wkwk. But, cmn di awal doang, kok. Selebihnya, ENGGAK!

Terpopuler

Comments

Grenny

Grenny

semangat thorr

2023-10-19

1

Ghania-chan

Ghania-chan

wokee

2023-09-23

1

Ghania-chan

Ghania-chan

when buaya bersabda

2023-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 01. Sampai Bulan Januari: Bar
2 02. Sampai Bulan Januari: Pertengkaran Keluarga
3 03. Sampai Bulan Januari: Hari Tersial
4 04. Sampai Bulan Januari: Gagal Fokus
5 05. Sampai Bulan Januari: Kesialan Bertubi-tubi
6 06. Sampai Bulan Januari: Restu Papa
7 07. Sampai Bulan Januari: Hari Pertama
8 08. Sampai Bulan Januari: Suara Mengerikan
9 09. Sampai Bulan Januari: Jin Gama
10 10. Sampai Bulan Januari: Serba Serbi Laura
11 11. Sampai Bulan Januari: Luna Bertindak
12 12. Sampai Bulan Januari: Dag Dig Dug Serr
13 13. Sampai Bulan Januari: Pertemuan Penting
14 14. Sampai Bulan Januari: Second Wish
15 15. Sampai Bulan Januari: Dendam itu Nyata
16 16. Sampai Bulan Januari: Pingsan
17 17. Sampai Bulan Januari: Deja Vu
18 18. Sampai Bulan Januari: Salah Kostum
19 19. Sampai Bulan Januari: First Kiss
20 20. Sampai Bulan Januari: Ada yang berbeda ...
21 21. Sampai Bulan Januari: Kang Ghosting
22 22. Sampai Bulan Januari: Gama, please!
23 23. Sampai Bulan Januari: Hampir aja ketahuan
24 24. Sampai Bulan Januari: Objek Bully
25 25. Sampai Bulan Januari: Gama Mengamuk
26 26. Sampai Bulan Januari: Perjanjian Rahasia
27 27. Sampai Bulan Januari: Penguntit?
28 28. Sampai Bulan Januari: Panggilan Pusat
29 29. Sampai Bulan Januari: Perkenalan Dua Saudara Tiri
30 30. Sampai Bulan Januari: Ancaman Gama
31 31. Sampai Bulan Januari: You'll be mine
32 32. Sampai Bulan Januari: SIT (Surat Izin Telat)
33 33. Sampai Bulan Januari: Sebuah Peringatan
34 34. Sampai Bulan Januari: Dia yang Dibenci Laura
35 35. Sampai Bulan Januari: Nebeng Mandi
36 36. Sampai Bulan Januari: Laura & Gama
37 37. Sampai Bulan Januari: Pertikaian Dua Saudara Tiri
38 38. Sampai Bulan Januari: Ketahuan
39 39. Sampai Bulan Januari: Rahasia Laura
40 40. Sampai Bulan Januari: Kebrengsekan Revian
41 41. Sampai Bulan Januari: Perjanjian Dulu
42 42. Sampai Bulan Januari: Melupakan Soal Janji
43 43. Sampai Bulan Januari: Affair With Me
44 44. Sampai Bulan Januari: Sandiwara Luka
45 45. Sampai Bulan Januari: Balas Dendam
46 46. Sampai Bulan Januari: Tak Ingin Kehilanganmu
47 47. Sampai Bulan Januari: Keinginan Memberontak
48 48. Sampai Bulan Januari: Hari Kemah
49 49. Sampai Bulan Januari: Perkemahan yang Sebenarnya
50 50. Sampai Bulan Januari: Pacaran Terosss
Episodes

Updated 50 Episodes

1
01. Sampai Bulan Januari: Bar
2
02. Sampai Bulan Januari: Pertengkaran Keluarga
3
03. Sampai Bulan Januari: Hari Tersial
4
04. Sampai Bulan Januari: Gagal Fokus
5
05. Sampai Bulan Januari: Kesialan Bertubi-tubi
6
06. Sampai Bulan Januari: Restu Papa
7
07. Sampai Bulan Januari: Hari Pertama
8
08. Sampai Bulan Januari: Suara Mengerikan
9
09. Sampai Bulan Januari: Jin Gama
10
10. Sampai Bulan Januari: Serba Serbi Laura
11
11. Sampai Bulan Januari: Luna Bertindak
12
12. Sampai Bulan Januari: Dag Dig Dug Serr
13
13. Sampai Bulan Januari: Pertemuan Penting
14
14. Sampai Bulan Januari: Second Wish
15
15. Sampai Bulan Januari: Dendam itu Nyata
16
16. Sampai Bulan Januari: Pingsan
17
17. Sampai Bulan Januari: Deja Vu
18
18. Sampai Bulan Januari: Salah Kostum
19
19. Sampai Bulan Januari: First Kiss
20
20. Sampai Bulan Januari: Ada yang berbeda ...
21
21. Sampai Bulan Januari: Kang Ghosting
22
22. Sampai Bulan Januari: Gama, please!
23
23. Sampai Bulan Januari: Hampir aja ketahuan
24
24. Sampai Bulan Januari: Objek Bully
25
25. Sampai Bulan Januari: Gama Mengamuk
26
26. Sampai Bulan Januari: Perjanjian Rahasia
27
27. Sampai Bulan Januari: Penguntit?
28
28. Sampai Bulan Januari: Panggilan Pusat
29
29. Sampai Bulan Januari: Perkenalan Dua Saudara Tiri
30
30. Sampai Bulan Januari: Ancaman Gama
31
31. Sampai Bulan Januari: You'll be mine
32
32. Sampai Bulan Januari: SIT (Surat Izin Telat)
33
33. Sampai Bulan Januari: Sebuah Peringatan
34
34. Sampai Bulan Januari: Dia yang Dibenci Laura
35
35. Sampai Bulan Januari: Nebeng Mandi
36
36. Sampai Bulan Januari: Laura & Gama
37
37. Sampai Bulan Januari: Pertikaian Dua Saudara Tiri
38
38. Sampai Bulan Januari: Ketahuan
39
39. Sampai Bulan Januari: Rahasia Laura
40
40. Sampai Bulan Januari: Kebrengsekan Revian
41
41. Sampai Bulan Januari: Perjanjian Dulu
42
42. Sampai Bulan Januari: Melupakan Soal Janji
43
43. Sampai Bulan Januari: Affair With Me
44
44. Sampai Bulan Januari: Sandiwara Luka
45
45. Sampai Bulan Januari: Balas Dendam
46
46. Sampai Bulan Januari: Tak Ingin Kehilanganmu
47
47. Sampai Bulan Januari: Keinginan Memberontak
48
48. Sampai Bulan Januari: Hari Kemah
49
49. Sampai Bulan Januari: Perkemahan yang Sebenarnya
50
50. Sampai Bulan Januari: Pacaran Terosss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!