Membeli Pendonor

Di tempat lain.

"Kenapa kamu tidak kembali ke rumah suamimu sayang?" tanya Daddy.

"Pah, aku ingin pergi ke luar negeri. Mungkin hanya seminggu" ucap Joi.

"Hah?? kenapa? apa suamimu tidak berlaku baik kepadamu?" tanya sang daddy lagi,

"Nggak ko dad, Harvey sengat baik padaku. Aku hanya ingin mencari pendonor dan rumah sakit yang baik untuknya. Kasihan dia dad, setiap malam selalu mengeluh pengen melihat lagi. Aku nggak tega dad" jelasnya dengan tetap menutup apa yang sebenar-benarnya.

"Kamu memang putri daddy yang luar biasa. Daddy jadi malu sama kamu karena tidak bisa menjaga mommymu dengan baik. Oke baiklah kamu boleh pergi" ucap sang daddy.

"Jangan beritahukan kepada kedua mertuaku dad, bukan apa-apa tapi aku hanya ingin mereka nggak tahu saja jika aku yang melakukannya jika sudah mulai prosesnya" jelas Joi punya rencana lain.

"Baiklah sayang." jawab daddy menuruti.

Sepasang anak daddy itu terus berbincang hingga waktunya tidur malam.

Keduanya beranjak dari tempat mereka saat ini dan menuju ke kamar masing-masing.

"Nggak apa-apa jika kamu mau memilih jalan pisah, aku hanya mempercepatnya saja. Kamu bilang jika sudah bisa melihat lagi maka kamu akan menceraikanku, aku ingin mempercepat agar aku juga bisa terlepas dari sandiwara selama ini" gumamnya sambil terus menatap wajah sang mommy yang selalu membuatnya adem.

Gadis itupun menutup mata dan mulai memasuki alam mimpinya.

sedangkan di mansion utama keluarga Matthew dan lebih tepatnya di dalam kamar Harvey.

Pria yang sudah terbiasa selama setahun lebih makan makanan hasil dari olahan sang istri itu menjadi tidak selera makan malam ini.

Semua makanan terasa hambar di lidahnya.

"Shitt kenapa makanannya tidak ada rasa sama sekali" keluhnya dan tidak lagi mau menyentuh makanan tersebut.

"Gadis itu kenapa lari dari tanggung jawab sih? Aku begini gara-gara dia. Tapi malah dia keenakan pulang kampung bersenang-senang sama keluarganya" gumamnya lagi geram.

Pria itu memilih minum air putih saja dan kembali mendorong meja beroda empat itu menjauh dari ranjangnya.

"Kenapa semua makanan tidak ada yang berbobot sama sekali" gumamnya dan memilih tidur.

Walaupun tidak pernah satu ranjang bersama istrinya namun malam ini biasanya namun malam ini ia merasa sangat berbeda. Sudah hampir tengah malam, ia belum juga terlelap. Dengan sekuat mungkin ia menghilangkan pikirannya dengan memikirkan kekasihnya namun perasaan nyaman yang selama ini dirasakannya terus menghantuinya.

Beberapa saat kemudian ia pun tertidur.

*****

Gelap telah berubah menjadi terang, kicauan burung peliharaan sang daddy terdengar di setiap sisi mansion tersebut.

"Ah ternyata sudah pagi" ucapnya sambil mengusap kelopak matanya dan sesekali merenggangkan tubuhnya yang masih nyaman di balik selimut.

Beberapa saat kemudian ia pun bangun dengan malas dan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aku jadi merindukan tugasku setiap pagi. Jika di rumah papa Matthew, jam begini aku sedang menyiapkan sarapan untuk suamiku. Apakah dia makan dengan baik?

"Ahhhh kenapa aku jadi kepikiran dia sih?" ucapnya mengusir pikiran aneh dalam benaknya. Sesekali ia menggeleng kepala.

Setelah selesai mandi ia mulai menyiapkan perlengkapannya karena jam sepuluh pagi, ia sudah harus ada di bandara.

"Na na nananana na na na na na" Joi menyanyikan lagu kesukaannya dengan menggunakan lirik na na na.

Lima belas menit kemudian, persiapannya sudah selesai. Ia melangkah turun ke lantai dasar untuk sarapan.

"Hai dad, hari ini mau ke mana ya?" tanya Joi kepada sang daddy karena hari ini weekend jadi apa rencana pria tua itu.

"Daddy di rumah saja sayang" jawab pria itu yang juga baru tiba di meja makan dengan mengenakan pakaian santai.

"Jam berapa kamu berangkat sayang?" tanya sang daddy.

"Jam sepuluh sudah harus di bandara dad" jawabnya

"Baiklah daddy akan mengantarmu" putus pria itu.

"Makasih dad, maaf merepotkan" ucap Joi sedih. Gadis itu merasa jika rumah tanggnya sudah diujung tanduk dan mungkin akan mengecewakan sang daddy nantinya.

"Sejak kapan anak daddy jadi seperti ini? dulu senang sekali merepotkan daddy" ucap pria itu tersenyum. Ia merasa jadi daddy yang berguna karena masih diandalkan putrinya walaupun sudah menikah.

"Sejak Joi nikah dad. Maaf jika Joi belum bisa bahagiain daddy." ucap Joi semakin sedih.

"Apa yang kamu bicarakan sayang. Daddy bahagia punya putri yang luar biasa. Sudah bisa melakukannya sesuatu yang membanggakan" ucap pria itu tidak luntur senyumnya.

Keduanya menikmati sarapan hingga selesai dan Joi memilih kembali ke kamar sedangkan sang daddy memilih untuk bersantai sebentar di taman belakaang.

"Maafkan aku sayang. Perbuatan aku tidak pantas untuk dimaafkan bahkan sekarang aku harus melepas putri kita untuk pria yanng belum bisa membahagiakannya." gumamnya sambil menatap batu nisan yang dilengkapi dengan foto istrinya.

"Aku tidak akan benar-benar melepaskannya untuk dikuasai oleh suaminya. Aku bisa melihat berapa tersiksanya dia saat ini walaupun dia menutupi itu semua dariku" gumamnya lagi. Entah apa yang membuat putrinya pergi ke luar negeri tapi ia yakin jika bukan hal yang biasa yang akan dilakukan gadis kecilnya itu.

Beberapa saat kemudian, Joi turun dari lantai atas tepat kemarnya berada. Gadis itu membawa sebuah koper dan tas kecilnya.

"Let's go dad" serunya begitu melihat sang daddy tengah bersantai di ruang tengah. Rupanya pria itu sudah menunggunya untuk mengantar dia.

"Oke sayang" jawabnya dan langsung berdiri.

Keduanya melangkah beriringan keluar menuju parkiran.

******

Setelah memakan waktu cukup lama, Joi tiba di negara tujuannya. Ia mendatangi negara Korea yang dia pilih sebagai tempat untuk menyembuhkan suaminya. Tidak hanya itu tapi sebelumnya ia sudah menemukan orang yang akan mendonorkan mata kepada Harvey agar cepat melihat.

Joi tidak peduli dengan pengorbanannya bahkan kerugiannya walaupun dia tahu bahwa pada akhirnya mereka akan berpisah juga.

Dia tiba di apartemen yang sudah dia else was sebelumnya untuk penginapan selama dia berada di negara ini.

Dia membersihkan diri terlebih dahulu dan mencari makan. Ia harus beristirahat lebih awal karena esok pagi ia harus mendatangi rumah sakit itu sekaligus akan bertemu dengan orang yang akan mendonorkan matanya.

Gadis itu bahkan mengeluarkan banyak uang untuk membiayai orang tersebut dan anggaplah dia membeli orang tersebut.

Malam menjadi bagian untuknya bermimpi sejenak sebelum hari kembali terang. Waktu cukup singkat untuk dia membereskan semua urusan di negara ini karena ia harus segera kembali apalagi untuk kuliah.

Semangat Joi, kamu pasti bisa! tidak harus orang melihatmu baik. Cukup lakukan apa yang sesuai dengan isi hatimu. Batinnya sebelum matanya tertutup dalam lelapnya.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!