Joi tiba di rumahnya masih sore sehingga ia masih punya kesempatan untuk melakukan beberapa hal sebelum malam tiba.
Joi membantu bibi menyiapkan makan malam dan setelah itu ia kembali ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.
Beberapa saat kemudian, sang daddy pulang dari kantor.
"Bi, Joi udah pulang?" tanya Daddy.
"Iya, Nona sudah pulang sore tadi dan sedang ada di kamarnya" jawab bibi yang sedang menutup gorden di ruang tamu.
"Baiklah" jawab pria itu dan menuju ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
Tepat jam makan malam, mereka pun dengan sendirinya turun ke ruang makan tanpa dipanggil oleh bibi karena Joi sudah diajarkan wanita baya itu sejak dulu sehingga sang daddy pun jadi terbiasa tanpa harus dipanggil.
"Selamat malam dad" ucap Joi begitu melihat sang daddy tiba di meja makan.
"Selamat malam sayang, bagaimana kuliahmu hari ini?" tanya daddy sambil menarik kursinya untuk duduk.
"Aman dad, semuanya berjalan dengan baik" ucapnya apa adanya.
Mereka bertiga mulai menikmati makan malam dengan tenang hingga makanan yang ada di piring masing-masing selesai.
"Dad, aku ingin bicara sama daddy" ucap Joi hati-hati.
"Baiklah ikut daddy ke ruang kerja. Daddy ada sedikit kerjaan di sana" ucap sang daddy. Palingan putrinya minta dibelikan sesuatu.
Sepasang anak daddy itu masuk ke ruang kerja yang indah dan nyaman. Di sana juga terdapat lukisan istri tercintanya, sehingga pria itu sering menghabiskan waktu di dalam sana walaupun hanya tidur di sofa.
"Apa yang mau kamu bicarakan, sayang" ucap daddy sambil menuju ke sofa untuk duduk sedangkan sang putri masih melihat-lihat ruang kerja sang daddy yang jarang ia masuk.
" Sebelum aku minta daddy jangan marah" ucapnya menjedah.
"Apa, sampaikan saja. Daddy tidak akan marah jika itu untuk kebaikanmu" ucap pria duda beranak satu itu.
"Aku ijin bekerja" ucapnya membuat sang daddy tenang tanpa ada tanda-tanda protes.
"Baiklah, apakah kamu mau mulai belajar soal perusahaan? Daddy akan menerimamu bekerja pada kantor kita tanpa mempublikasikan identitasmu" ucap pria itu.
"Tapi aku nggak mau bekerja sama daddy, aku akan bekerja di tempat lain, mencari suasana baru hingga aku siap untuk mengambil alih perusahaan daddy" ucapnya alih-alih menggantikan posisi daddy nya padahal ia belum ingin terikat namun demi mendapat ijin daddy nya ia terpaksa mengucapkan hal keramat itu.
"Apa kamu yakin? lalu kamu mau kerja di mana dan bagaimana dengan kuliahmu?" cecar pria itu.
"Aku akan bekerja di tempat temanku dad dan nggak akan mengganggu kuliahku" jawabnya.
Pria tua itu masih berat untuk mengiyakan, ia berpikir untuk beberapa saat.
"Dad, please... bagaimana putri daddy yang cantik ini bisa mandiri jika selalu berlindung di bawa ketek daddy" ucapnya merajuk.
"Baiklah, daddy akan kasih kamu waktu tiga bulan sebagai percobaan, tapi jika kamu tidak bisa membagi waktu dengan kuliahmu maka daddy akan batalkan." ucap pria itu tegas.
"Siap bos" ucap Joi sambil memberi hormat.
"Dan setelah kuliah, kamu tidak punya alasan untuk menggantikan daddy" ucap sang daddy lagi.
"Aman pak bos" ucapnya bahagia. Nanti ia akan memikirkan lagi cara lainnya untuk menjadi alasan jika ia harus pergi pagi-pagi dan mungkin akan pulang malam.
Hal penting yang dibicarakan sepasang anak daddy itupun selesai.
"Dad, Joi kembali ke kamar ya?" pamitnya sambil memberikan kecupan sayang di kedua pipi pria yang masih tersisa dalam hidupnya.
Joi kembali ke kamar dengan raut wajah yang tak bisa diartikan, gadis itu merasa bersalah dengan kebohongan yang sudah dia buat kepada daddy nya. Rupanya berbuat baik tidak selamanya hal terpuji tapi malah menjadi suatu jebakan bagi diri sendiri.
Seandainya menolong orang bisa membawanya ada dalam situasi ini, ia akan berpikir berulang-ulang untuk melakukannya. Namun hati nuraninya sudah terbentuk sejak sang mommy masih hidup hingga bibi yang telah merawatnya dengan baik. Dua wanita itu banyak menanamkan nilai-nilai kebaikan untuknya. sehingga ia tidak menyesal melakukan hal itu.
****
Di sebuah rumah yang cukup mewah, terjadi perdebatan antara seorang anak, papa dan mamanya.
"Valen, mama kecewa sama kamu" ucap seorang ibu kepada anaknya.
"Loh, kenapa ma?" tanya Valen heran. Tiba-tiba wanita yang adalah mamanya itu menyalahkannya.
"Mau jadi apa kamu hah? sekarang Harvey membatalkan pernikahan kalian. Apa kamu nggak pikir?" ucap mama mulai emosi.
"Kenapa mama bicara seperti itu untuk anak kita?" tanya sang papa yang tidak suka dengan ucapan istrinya terhadap putri mereka.
"Papa bilang kenapa? bukannya papa yang awalnya bersemangat agar Valen menikahi Harvey? papa lupa sama tujuan papa?" ucap wanita itu menggebu-gebu.
"Tapi dia sudah buta ma, jangan berlebihan" ucap pria itu.
"Mama mau aku hidup menderita selamanya?" ucap Valen yang mendukung sang papa.
"Dasar bodoh. Bukannya lebih mudah menguasai harta Harvey karena dia buta? kamu lupa kalau seminggu yang lalu dia sudah sah menjadi pemimpin perusahaan itu?" ucap mama tenang dan langsung pergi meninggalkan anak papa itu.
Deg
Keduanya sama-sama terkejut menyadari kebodohan mereka.
"Pa, mama benar, aku harus kembali meminta maaf sama Harvey" ucap Valen bergegas menuju ke kamar. Tujuannya hanya satu yakni datang ke rumah sakit untuk bertemu mantan tunangannya dan minta maaf.
"Iya sayang. Kita sudah melewatkan kesempatan emas, sekarang kamu harus mendatanginya dan meminta maaf. Bila perlu papa sama mama juga akan ke sana agar mereka yakin jika kita tulus." ucap sang papa bersemangat.
Valen masuk ke kamar dan bersiap-siap untuk datang ke rumah sakit sedangkan sang mama yang emosi pun memilih masuk ke kamar.
"Ma, maaf, papa salah. Tapi jangan kawatir, anak kita sudah bersiap untuk pergi ke rumah sakit dan meminta maaf kepada Harvey dan orang tuanya" ucap papa membujuk istrinya yang sedang ngambek.
"Apa papa yakin? Harvey bukan orang bodoh yang akan memaafkan begitu saja" ucap mama yang masih emosi.
"Kamu tenang saja, jika Valen pergi dan tidak berhasil, kita akan menyusul untuk meminta maaf agar mereka tahu bahwa kita tulus meminta maaf" jelas pria itu membuat istrinya sedikit tenang.
Wanita itu berhasil di bujuk dan mereka pun keluar bertepatan dengan Valen yang sudah rapih dan akan pergi.
*****
"Selamat datang kembali ke rumah, putra mama. Jangan pernah berkecil hati ya? mama akan selalu ada dengan kamu. Papa sudah menemukan orang yang akan membantu mama mengurus kamu" ucap mama Ellen sedih karena putranya sama sekali tidak bahagia setelah keluar dari rumah sakit tadi.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Re Creators
Wah, seru banget thor! Lanjutkan karya kreatifmu!
2023-09-22
2