Kartu Identitas

Si korban telah dipindahkan ke ruang ICU. Gadis itu hendak pamit pergi namun dicegat oleh Liem.

"Tuan-tuan dan nyonya, kebetulan kalian sudah berada di sini, aku pamit pulang" ucap gadis itu tenang.

"Tunggu!!" ucap Liem membuat kedua majikannya juga ikut terkejut.

"Ada apa tuan?" tanya baik gadis itu.

"Siapa namamu? kami harus mengetahuinya karena kamu yang membawa pasien ke sini, jika terjadi apa-apa bagaimana kami bisa mencarimu?" ucap Liem sedikit masuk akal membuat Matthew juga lega.

"Sebaiknya tadi aku membiarkan dia terbakar bersama mobilnya sekalian." Gerutunya dan masih bisa di dengar oleh mereka. dan hal itu membuat mereka terkejut.

"Apa yang kamu katakan?" ucap Liem sedikit meninggi suaranya.

"Berikan identitasmu, barangkali dia sembuh dan ingin mengucapkan terimakasih kepada yang menolongnya.

" Tidak perlu tuan, aku menolongnya ikhlas kok" ucapnya santai.

Sedang berdebat, dua orang polisi tiba di rumah sakit.

"Selamat siang, boleh kami tanya keterangan dari oknum yang menolong korban?" tanya salah seorang polisi.

"Boleh pak, ini dia yaang menolong korban" ucap Liam spontan membuat gadis itu menatapnya dengan tajam.

"Siapa namamu?" tanya polisi.

"Joi" jawabnya singkat.

"Nama lengkap" tanya polisi yang sedang mencatat keterangan.

Gadis yang disapa Joi itu menatap pak polisi dengan itens.

"Mana kartu identitasmu" tanya polisi, dan mau tidak mau ia mengeluarkan kartu identitasnya.

"Rejoice Lenderth, betul ini namamu?" tanya polisi lain pagi yang membaca identitas gadis itu.

Deg

Apakah dia putrinya Zem? batin Matthew

"Menurut pak?" tanya baik gadis itu membuat pak polisi tersenyum simpul dengan kejudesan gadis itu.

"Baiklah, nanti kamu bisa datang memberi keterangan lebih lengkap di kantor polisi, esok nanti." pesannya.

"iya" jawabnya singkat.

"Aku permisi" pamitnya. Matthew dan Liem yang sudah mengetahui identitas gadis itu memilih membiarkan dia pergi.

Harvey yang sudah dipindahkan ke ruang ICU pun belum sadarkan diri membuat kedua orang tuanya sedih.

"Liam, informasikan keadaan Harvey kepada Valen" perintah Matthew kepada Liem untuk memberitahukan tentang kecelakaan Harvey kepada tunangannya.

"Baik bapak" jawabnya yang langsung pergi menjauh.

Tring tring tring

📞Halo

📞Nona Valen, tuan Harvey kecelakaan dan saat ini di ruang ICU

📞Hah!!! aku akan segera ke sana.

Sambungan telepon terputis dan ia kembali bergabung dengan majikannya.

"Bagaimana?" tanya Ellen

"Nona Vallen akan segera ke sini" jawab Liem.

"Baiklah, setidaknya dengan adanya dia di sini, Harvey bisa punya semangat untuk cepat pulih" ucap wanita paruh baya itu sedih.

*******

Joi kembali ke rumah karena tidak mungkin ia akan ke kampus dengan pakaiannya yang sudah terkena darah manusia.

"Non? apa kamu baik-baik saja? apa yang terluka sayang?" tanya sang art yang sudah bekerja di sana sejak awal kedua orang tuanya menikah.

"Bi' Joi nggak apa kok," ucap Joi merasa risih karena di periksa seluruh tubuhnya untuk memastikan benar apa tidak jika ia tidak apa-apa.

"Lalu kenapa kamu berdarah?" tanya bi yang belum puas karena belum tahu yang sebenarnya.

"Joi abis nolong orang celaka jadi nggak ke ke kampus deh" ucapnya memberi penjelasan.

"Ya sudah, sekarang ke kamar mandi dan bersihkan tubuhmu" ucap wanita itu menaring tangan anak majikannya menuju kamar dan membawanya ke kamar mandi.

"Cuci sampai bersih ya? bi tunggu di ruang makan" ucap wanita itu.

"Siap ibu negara." ucap Joi sambil memberi hormat.

setelah itu pintu kamar mandi tertutup dan wanita itu pergi dari kamar anak gadis itu. Sejak kematian nyonya rumah saat melahirkan putra bungsunya, ternyata keduanya tidak selamat. Sejak saat itu tuan Zem tidak mau menikah lagi. Ia fokus kerja dan merawat putrinya yang dibantu oleh bibi yang usianya sudah setengah abad lebih.

Wanita tua itupun sangat menyayangi putri majikannya sehingga ia tetap mengabdikan diri di sana.

Di Kamar mandi

"Seperti tidak asing ya wajah mereka. Tapi nyebelin, beruntung aku menolongnya eh malah diancam pula si penolong. Dasar sableng" gerutunya sambil menyambung tubuhnya.

"Jadi penasaran, apa dia selamat apa mati ya? Eh jangan mati dong, dikira aku pembunuhnya." gumamnya lagi.

"Uh segarnya." gumamnya sambil keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di atas dadanya hingga pertengahan pahanya.

Beberapa saat menghadap ke kaca rias, akhirnya selesai juga ritualnya. Ia melangkah turun dan menuju ke ruangan makan.

"Silahkan dimakan tuan putri kesayangan bibi" ucap wanita itu sumringah.

"Makacih kesayangan Joi" ucapnya juga dengan gaya centilnya dan memberikan ciuman sayang kepada wanita yang sudah merawat dia sejak kecil.

Mereka pun makan siang dengan lahap tanpa gangguan karena sang daddy akan pulang sore atau malam. Di mansion itu, hanya mereka berdua dan ada tukang kebun serta sekuriti namun mereka berada di tempat masing-masing, sedangkan para pembersih akan datang dua hari sekali untuk membersihkan rumah besar itu. Sang bibi hanya bertugas memasak dan menyiapkan kebutuhan tuan serta putrinya itu.

"Bi, Joi ke kamar dulu mau istirahat" ucap Joi setelah menyelesaikan makan siangnya.

"Iya sayang" ucap wanita itu sambil menata piring kotor dan membawanya ke wastafel.

Hanya beberapa menit kemudian gadis itu sudah masuk ke alam mimpinya.

Di kantor

Tuan Zem baru menyelesaikan pekerjaannya dan manngambil ponselnya karena ia akan mencari makan diluar. Iseng pria itu membuka ponsel untuk menghubungi putrinya ternyata ia lebih dahulu dikagetkan dengan video terbaru hari ini yang menampilkan tubuh bagian belakang seorang gadis yang sangat ia kenali. Gadis pemberani yang sedang berjuang menyelamatkan nyawa korban kecelakaan di jalan tol pagi ini.

Tanpa menunggu lebih lama, ia langsung menelepon putrinya untuk bertanya lebih jelas.

tring tring tring

tring tring tring

Tidak ada jawaban, ia pun menghubungi telepon rumah.

tring tring tring

📞Halo

📞Bi, apa Joi ada kasih info?

📞Non Joi di kamar tuan, sepertinya lagi tidur

📞Loh, tidak kuliah?

📞Tadi non Joi abis tolong orang kecelakaan dann bajunya penuh darah jadi pulang.

📞Baiklah, dia baik-baik saja kan?

📞Sangat baik, dia sudah selesai makan dan masuk kamar.

📞Oke bi, aku matikan teleponnya.

Pria itu lega karena putrinya baik-baik saja dan membuatnya bangga karena habis melakukan hal baik di luar sana. Tidak semua anak muda peduli dengan hal begitu namun ia berani melakukannya. Itu adalah satu kebanggaan tersendiri.

Namun pria itu juga penasaran dengan siapa koran kecelakaan tersebut. Ia akan bertanya jika pulang dari kantor nanti.

Setelah memastikan semuanyq, ia melangkah keluar untuk mencari makan, karena jam makan siang hampir usai sedangkan asisten dan sekretaris nya sudah dia suruh makan lebih dahulu.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!