Kisah Kasih Dara

Kisah Kasih Dara

BAB 1. Permohonan Ayah

"Brukkk,"

Dara melempar tas selempangnya dengan begitu kesal ke atas kasur, dengan deru nafasnya yang memburu,menemani derasnya alira air matanya yang mengalir, membasahi pipi putihnya segera menjatuhkan tubuhnya di atas kasur.

Sebelum membenamkan wajah cantiknya ke dalam bantal, tak lagi bisa membendung air matanya yang terus saja berjatuhan, semakin tergugu dan meraung, akibat hancurnya sebuah masa depan.

Dara sama sekali tak pernah menyangka, bagaimana bisa kedua orang tuanya menjodohkannya begitu saja, di jaman modern yang seperti ini, membuatnya tak mau percaya namun seperti inilah kenyataannya.

Kian membuatnya terisak, akibat rasa sesak di hatinya yang semakin menyeruak, berusaha untuk menyeka air matanya cepat, beberapa kali namun sia sia.

"Kenapa tega sekali Ayah sama aku," gumamnya pelan, dengan bibirnya yang bergetar, masih terngkurap menempelkan salah satu pipinya ke atas bantal. "Aku baru saja lulus kuliah, aku juga belum memulai kerja," gumamnya lagi, semakin terisak dan tergugu.

Kembali mengingat salah satu impiannya, untuk secepatnya bekerja agar bisa sedikit saja membahagiakan dan membanggakan kedua orang tuanya, sebagai bentuk kasih sayangnya yang begitu sangat besar dan juga dalam, harus bisa menunjukkan kesuksesannya kepada ayah dan ibunya.

Tapi kenapa sekarang seperti ini? orang tuanya sendiri yang ingin di banggakannya, namun malah merebut impiannya yang telah lama dia tata dan perjuangkan. Dan terlebih lagi, bagaimana dengan Dewa? kekasih yang begitu sangat dicintainya?

Kekasih yang telah menemaninya selama lima tahun ke belakang, kekasih yang selalu ada di setiap langkah dan keluh kesahnya, dalam memperjuangkan masa depan indah yang ingin sekali di raihnya.

Hanya bisa berteriak, memukul mukul bantal dengan begitu kerasnya, demi untuk bisa melampiaskan rasa frustasinya yang begitu mendalam, kembali membenamkan wajahnya ke dalam bantal.

Cklek

Pintu kamar dara yang terbuka, namun tak mengalihkan pandangan si empunya yang sedang emosional, menampilan Bu Selfi yang terdiam, hanya bisa menatap sendu putrinya yang sedang kecewa, "Dara," panggil Bu Selfi, berhasil mengalihkan pandangan putrinya.

Beradu pandang dengan sorot merah mata Dara yang terlihat begitu lara, menyakiti hatinya.

Kembali mengayunkan langkahnya, untuk duduk di tepi ranjang, bersamaan dengan Dara yang masih terisak, beranjak duduk, menundukkan kepala.

"Ibu minta maaf," lirih Bu Selfi, menahan denyutan di hatinya merasa tak tega melihat kondisi putrinya.

Semakin menggetarkan bibir Dara yang tak mampu bersuara, masih menangis memejamkan matanya dalam.

"Maafkan Ibu dan Ayah Ra, maafkan kami," lanjut Bu Selfi, ikut menitikan air matanya, merengkuh tubuh putrinya yang semakin terisak, membenamkan wajah ke dalam dadanya, semakin menyayat perih hati dan perasannya.

"Bantu aku untuk menghentikan perjodohan ini Bu," pinta Dara, sesaat setelah melepaskan pelukannya, berusaha untuk memohon dan mengiba.

"Hutang budi Ayah sudah terlalu banyak ke Om Subrata Ra,"

"Aku akan membayar hutang budi itu Bu, aku akan bekerja keras untuk bisa membayar hutang budi Ayah," terdengar begitu emosional, menggelengkan pelan kepala Bu Selfi.

"Uang Om Subrata sudah terlalu banyak Ra, Om Subrata sama sekali nggak menginginkan uang dari kita,"

Kembali menggetarkan bibir Dara, mencoba untuk membuka mulutnya namun tak bisa, merasa tak kuasa, hanya membuang pandangan memperderas aliran air matanya.

Flasback

"Dara," Panggil Pak Herman, sedang duduk di atas sofa di ruang tamu, memanggil putrinya yang sedang mengayunkan langkah masuk ke dalam rumah mendekatinya. "Duduk sini Ra, Ayah mau bicara sama kamu,"

Menganggukkan pelan kepala putrinya yang telah berusia 22 tahun, terlihat begitu lelah baru pulang dari wawancara kerja segera duduk di seberangnya.

Bersamaan dengan datangnya Bu Selfi yang  baru keluar dari dalam rumah, sambil membawa dua cangkir teh hangat dan juga sepiring pisang goreng di atas nampan, segera duduk di samping suaminya.

"Ayo di makan Yah, Ra, masih hangat," tawar Bu Selfi, berusaha untuk menyembunyikan degupan di jantungnya, merasa begitu takut dengan reaksi Dara setelah mendengar kalimat suaminya.

"Ibu buat sendiri?" tanya Dara, sembari meraih salah satu pisang goreng yang tersedia, untuk di makannya perlahan menganggukkan pelan kepala Bu Selfi.

"Iya," jawab Bu Selfi.

"Enak," puji Dara, sebelum mengalihkan pandangannya, mendengar suara Pak Herman.

"Bagaimana hubungan kamu sama Dewa?" tanya Pak Herman.

"Baik, nggak ada masalah Yah," jawab Dara, sesaat setelah menelan pisang goreng di mulutnya, menunjuk salah satu gelas teh hangat yang tadi di bawa ibunya. "Boleh aku minum nggak Bu?" tanya Dara.

"Boleh, ayo minum," jawab cepat Bu Selfi, hampir tak mampu menguasai kecemasannya mengangsurkan segelas teh ke depan putrinya.

"Terimakasih," ucap Dara, segera menyesap teh hangatnya perlahan.

"Bisa ayah minta sesuatu ke kamu Ra?" tanya Pak Herman, terlihat begitu hati hati menganggukkan pelan kepala putrinya.

"Minta apa Yah? jangan minta barang mahal dulu ya, aku masih belum kerja Yah, belum ada uang," jawab Dara terkekeh.

Menciptakan seulas senyum tipis di bibir Pak Herman, "Bukan barang,"

"Apa?"

"Bisa kamu menikah?"

Mengernyitkan kening Dara, tak mengerti kemana arah pembicaraan Ayahnya. "Menikah? aku belum bekerja Yah,"

"Kamu kan bisa bekerja setelah menikah,"

"Kenapa tiba tiba begini? nggak ada alasan untuk aku menikah cepat Yah, aku sama Dewa juga masih belum ada rencana untuk menikah dalam waktu dekat." Jawab Dara, dengan begitu santainya, kembali menyesap teh hangatnya dan tersedak mendengar kalimat Ayahnya.

"Bukan sama Dewa."

"Uhuk uhuk," Dara terbatuk, merasa tersentak dengan jawaban Ayahnya, mengejutkan Ibunya.

"Hati hati Ra," panik Bu Selfi.

"Bukan sama Dewa bagaimana?" tanya Dara, lebih memilih untuk meminta penjelasan, meletakkan cangkirnya di atas meja. "Aku nggak ngerti," lanjutnya, beradu pandang dengan Pak Herman yang tediam, menatapnya dalam.

"Om Subrata ingin melamar kamu untuk anaknya, Erfan," jawab Pak Herman.

Berhasil mengejutkan hati Dara yang tersentak membulatkan mata. "Melamar? aku?" tanya Dara, dengan degupan di jantungnya yang tiba tiba saja bertalu tak karuan.

"Iya," lirih Pak Herman.

Membuang pandangan Dara, yang telah di kuasai oleh rasa tak percayanya yang meninggi, menggelengkan kepalanya pelan.

"Ayah sudah menerima lamaran Om Subrata," lanjut Pak Herman, dengan suaranya yang tercekat, menahan rasa bersalahnya yang mengikat. "Kamu akan Ayah jodohkan dengan Erfan."

"Ayah bercanda kan?" tanya Dara, dengan deru nafasnya yang memburu, tak bisa dan tak akan pernah mau mempercayai kalimat yang baru di dengarnya.

"Ayah nggak bercanda," terdengar lemah, berhasil memancing buliran bening di balik kelopak mata Dara yang telah berair.

"Tolong katakan Ayah  sedang bercanda sekarang Bu," sahut Dara, mencoba untuk mencari pembelaan dari Ibunya yang sedari tadi diam, sebelum menitikan air matanya, saat melihat gurat sendu di wajah Ibunya yang seolah menyakinkan, akan keseriusan kalimat Ayahnya yang baru di dengarnya.

Segera membuang pandangannya ke bawah, guna untuk menarik nafasnya panjang, demi untuk bisa menguasai rasa sakit di hatinya yang tak pernah siap menerima kenyataan. "Aku nggak mau putus sama Dewa Yah, aku mencintai Dewa, jadi aku nggak mau menerima perjodohan ini, aku nggak mau menikah sama Mas Erfan," tolak Dara.

Sedikit mengenal Erfan putra dari Pak Subrata yang beberapa kali di lihatnya di rumah, saat lelaki itu mengantarkan Pak Subrata main ke rumahnya untuk sekedar bertemu dan mengobrol bersama dengan Ayahnya.

"Kamu harus mau menikah sama Erfan Ra." Melas Pak Herman, "Ayah mohon sama kamu, Ayah sudah terlalu banyak menanggung hutang budi ke Om Subrata, Ayah hanya harus segera membayarnya untuk meringankan beban di pundak Ayah,"

"Dengan menikahkanku dengan Erfan? begitu maksud Ayah?" sahut Dara, dengan deru nafasnya yang memburu, "Tega sekali Ayah mengorbankanku! mengorbankan kebahagiaan dan masa depanku!" protes keras Dara.

"Jangan seperti itu Ra, setidaknya beri kesempatan untuk Ayah menjelaskannya," sela Bu Selfi meminta.

Membisukan Dara, berusaha untuk mengatur deru nafasnya yang semakin tak beraturan, membuatnya kian emosional.

"Apa kamu ingat dulu saat usaha Ayah bangkrut? saat Ayah hampir nggak bisa membayar uang kuliah kamu dan juga uang sekolah adik kamu, Om Subrata yang sudah membantu kita semua Ra, Om Subrata yang telah menyuntikkan dana untuk usaha Ayah, Om Subrata juga yang telah membantu membayar uang sekolah dan kuliah kalian," kata Pak Herman.

Semakin menyayat perih luka di hati Dara yang kecewa, kembali mengingat kondisi keuangan Ayahnya yang terpuruk beberapa tahun silam.

"Om Subrata juga yang telah membayar biaya rumah sakit Ayah, membayar biaya operasi ayah saat lambung ayah terluka, apa kamu mengingatnya?" lanjut Pak Herman, berusaha untuk menurunkan ego di hati putrinya, ingin putrinya itu mengerti.

"Dan kemarin, Om Subrata ingin melamar kamu untuk anaknya, apa menurutmu, setelah kebaikan Om Subrata selama ini kepada keluarga kita, Ayah bisa menolaknya Ra? Ayah nggak mampu untuk menolaknya Ra,"

Menitikan air mata Dara, yang membisu mengatupkan bibirnya rapat.

"Mungkin Dewa bukan jodohnya kamu Ra," lirih Bu Selfi, semakin memporak porandakan hati Dara, "Dan hari Minggu besok, Om Subrata dan Erfan akan datang kesini untuk melamar kamu, "lanjut Bu Selfi.

Menghancurkan harapan Dara yang sedang mencinta, meluluh lantahkan harapan Dara yang ingin bahagia bersama dengan Dewa. Hanya bisa terdiam, tercekat tanpa suara yang tak mau keluar akibat rasa sakitnya yang semakin menyeruak, hanya bisa memejamkan matanya dalam, memperderas aliran air matanya.

Flashback selesai

_____________________________

Hai readers jangan lupa LIKE, VOTE, KOMEN dan FAVORIT ya, biar authornya lebih semangat Up.

Terpopuler

Comments

Neni_Queen

Neni_Queen

laahkoq jd bu rani.. bukannya bu selfi yaa thor😆😆

2022-02-22

0

re

re

mulai ceritanya

2021-05-15

0

Toshio Inge

Toshio Inge

liat d fb langsung kemari dan bagus 😎

2021-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Permohonan Ayah
2 BAB 2. Keinginan Yang Tidak Masuk Akal
3 BAB 3. Lamaran
4 BAB 4. Perasaan Suram
5 BAB 5. Dia Dan Kekasihnya
6 BAB 6. Makan Malam
7 BAB 7 . Sah
8 BAB 8. Pingsan
9 BAB 9. Seranjang
10 BAB 10. Lapar Dimalam Hari
11 BAB 11. Terbongkar
12 BAB 12. Kemarahan Dewa
13 BAB 13. Kekhawatiran
14 BAB 14. Pelayanan Seorang Istri
15 BAB 15. Pahitnya Rasa Manis
16 BAB 16. Putus
17 BAB 17. Rasa kesal
18 BAB 18. Cemburu
19 BAB 19. Bersikap Egois
20 BAB 20. Menjadi Secretaris Erfan
21 BAB 21. Pernikahan Sarah
22 BAB 22. Perkelahian Erfan Dan Dewa
23 BAB 23. Mencari Dara
24 BAB 24. Ciuman Pertama
25 BAB 25. Ketidaksiapan Dara
26 BAB 26. Pelan - Pelan
27 BAB 27. Usaha Dewa
28 BAB 28. Menjaga Dan Menyakiti Hati
29 BAB 29. Terbongkarnya Perasaan Nathan
30 BAB 30. Menahan Diri
31 BAB 31. Wanita Penutup Luka
32 BAB 32. Takdir
33 BAB 33. Satu Kesempatan Lagi
34 BAB 34. Malam Pertama Yang Tertunda
35 BAB 35. Rania
36 BAB 36. Masa Lalu Erfan
37 BAB 37. Pembicaraan Erfan Dan Dewa
38 BAB 38. Dinner Romantis
39 BAB 39. Dara VS Rania
40 BAB 40. Kecemburuan Dara
41 BAB 41. Karyawan Penggemar Erfan
42 BAB 42. Persiapan Ke Pesta
43 BAB 43. Satu Meja
44 BAB 44. Pertengkaran
45 BAB 45. Sebatas Rasa Bersalah
46 BAB 46. Quality Time
47 BAB 47. Harapan Papa
48 BAB 48. Tamu Tak Diundang
49 BAB 49. Sweet Morning
50 BAB 50. XXY Residence
51 BAB 51. Memori Masa Lalu
52 BAB 52. Lingerie Merah
53 BAB 53. Merelakan
54 BAB 54. Zolpidem
55 BAB 55. Perasaan Lega
56 BAB 56. Lingerie Merah 2
57 BAB 57. Eliana
58 BAB 58. Eliana 2
59 BAB 59. Kecemburuan Erfan
60 BAB 60. Berbaikan
61 BAB 61. Berkunjung
62 BAB 62. Keturunan
63 BAB 63. Kedatangan Eliana
64 BAB 64. Pertengkaran
65 BAB 65. Meminta Maaf
66 BAB 66. Permana Group
67 BAB 67. Keinginan Aditya
68 BAB 68. Kabar Buruk
69 BAB 69. Syukuran Rumah
70 BAB 70. Syukuran Rumah 2
71 BAB 71. Pagi Manis Dirumah Baru
72 BAB 72. Negosiasi
73 BAB 73. Penghinaan Aditya
74 BAB 74. Telepon Dari Mega
75 BAB 75. Menjenguk Eliana
76 BAB 76. Menjenguk Eliana 2
77 BAB 77. Menjenguk Eliana 3
78 BAB 78.Konsultasi Dokter
79 Episode 79 Mata-Mata Suruhan Rania
80 BAB 80 Langkah Awal Cindy
81 BAB 81. Gangguan Dari Cindy
82 BAB 82. Akting Cindi
83 BAB 83. Kebohongan Cindy yang Terkuak
84 BAB 84. Ketakutan Dara
85 BAB 85. MAIN KE RUMAH ELIANA
86 BAB 86. Kesempatan Terakhir
87 BAB 87. Saling Mencintai
88 BAB 88. Gembok Cinta
89 BAB 89. Gangguan Rania
90 Episode 90 Serangan Untuk Erfan
91 BAB 91. Rawat Inap
92 BAB 92. Hasil Tes
93 BAB 93. Kesedihan
94 BAB 94. Kesedihan 2
95 BAB 95. Rasa Sakit
96 BAB 96. Penyesalan
97 BAB 97. Terbongkar
98 98. Akhir Dari Sandiwara Cindy
99 BAB 99. Positif
100 BAB 100. Calon Ayah Yang Baik
101 BAB 101. Mual
102 BAB 102. Kabar gembira untuk Pak Herman
103 BAB 103. Dalang Dari Semua Masalah
104 BAB 104. Penghinaan Untuk Rania
105 BAB 105. Pembalasan Rania.
106 BAB 106. Perhatian Erfan
107 BAB 107. Amri Si Jagoan Kecil
108 Ekstra Part. Kebahagiaan Keluarga
109 Ektra Part Terakhir. Terimakasih Untuk Semua Readers
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1. Permohonan Ayah
2
BAB 2. Keinginan Yang Tidak Masuk Akal
3
BAB 3. Lamaran
4
BAB 4. Perasaan Suram
5
BAB 5. Dia Dan Kekasihnya
6
BAB 6. Makan Malam
7
BAB 7 . Sah
8
BAB 8. Pingsan
9
BAB 9. Seranjang
10
BAB 10. Lapar Dimalam Hari
11
BAB 11. Terbongkar
12
BAB 12. Kemarahan Dewa
13
BAB 13. Kekhawatiran
14
BAB 14. Pelayanan Seorang Istri
15
BAB 15. Pahitnya Rasa Manis
16
BAB 16. Putus
17
BAB 17. Rasa kesal
18
BAB 18. Cemburu
19
BAB 19. Bersikap Egois
20
BAB 20. Menjadi Secretaris Erfan
21
BAB 21. Pernikahan Sarah
22
BAB 22. Perkelahian Erfan Dan Dewa
23
BAB 23. Mencari Dara
24
BAB 24. Ciuman Pertama
25
BAB 25. Ketidaksiapan Dara
26
BAB 26. Pelan - Pelan
27
BAB 27. Usaha Dewa
28
BAB 28. Menjaga Dan Menyakiti Hati
29
BAB 29. Terbongkarnya Perasaan Nathan
30
BAB 30. Menahan Diri
31
BAB 31. Wanita Penutup Luka
32
BAB 32. Takdir
33
BAB 33. Satu Kesempatan Lagi
34
BAB 34. Malam Pertama Yang Tertunda
35
BAB 35. Rania
36
BAB 36. Masa Lalu Erfan
37
BAB 37. Pembicaraan Erfan Dan Dewa
38
BAB 38. Dinner Romantis
39
BAB 39. Dara VS Rania
40
BAB 40. Kecemburuan Dara
41
BAB 41. Karyawan Penggemar Erfan
42
BAB 42. Persiapan Ke Pesta
43
BAB 43. Satu Meja
44
BAB 44. Pertengkaran
45
BAB 45. Sebatas Rasa Bersalah
46
BAB 46. Quality Time
47
BAB 47. Harapan Papa
48
BAB 48. Tamu Tak Diundang
49
BAB 49. Sweet Morning
50
BAB 50. XXY Residence
51
BAB 51. Memori Masa Lalu
52
BAB 52. Lingerie Merah
53
BAB 53. Merelakan
54
BAB 54. Zolpidem
55
BAB 55. Perasaan Lega
56
BAB 56. Lingerie Merah 2
57
BAB 57. Eliana
58
BAB 58. Eliana 2
59
BAB 59. Kecemburuan Erfan
60
BAB 60. Berbaikan
61
BAB 61. Berkunjung
62
BAB 62. Keturunan
63
BAB 63. Kedatangan Eliana
64
BAB 64. Pertengkaran
65
BAB 65. Meminta Maaf
66
BAB 66. Permana Group
67
BAB 67. Keinginan Aditya
68
BAB 68. Kabar Buruk
69
BAB 69. Syukuran Rumah
70
BAB 70. Syukuran Rumah 2
71
BAB 71. Pagi Manis Dirumah Baru
72
BAB 72. Negosiasi
73
BAB 73. Penghinaan Aditya
74
BAB 74. Telepon Dari Mega
75
BAB 75. Menjenguk Eliana
76
BAB 76. Menjenguk Eliana 2
77
BAB 77. Menjenguk Eliana 3
78
BAB 78.Konsultasi Dokter
79
Episode 79 Mata-Mata Suruhan Rania
80
BAB 80 Langkah Awal Cindy
81
BAB 81. Gangguan Dari Cindy
82
BAB 82. Akting Cindi
83
BAB 83. Kebohongan Cindy yang Terkuak
84
BAB 84. Ketakutan Dara
85
BAB 85. MAIN KE RUMAH ELIANA
86
BAB 86. Kesempatan Terakhir
87
BAB 87. Saling Mencintai
88
BAB 88. Gembok Cinta
89
BAB 89. Gangguan Rania
90
Episode 90 Serangan Untuk Erfan
91
BAB 91. Rawat Inap
92
BAB 92. Hasil Tes
93
BAB 93. Kesedihan
94
BAB 94. Kesedihan 2
95
BAB 95. Rasa Sakit
96
BAB 96. Penyesalan
97
BAB 97. Terbongkar
98
98. Akhir Dari Sandiwara Cindy
99
BAB 99. Positif
100
BAB 100. Calon Ayah Yang Baik
101
BAB 101. Mual
102
BAB 102. Kabar gembira untuk Pak Herman
103
BAB 103. Dalang Dari Semua Masalah
104
BAB 104. Penghinaan Untuk Rania
105
BAB 105. Pembalasan Rania.
106
BAB 106. Perhatian Erfan
107
BAB 107. Amri Si Jagoan Kecil
108
Ekstra Part. Kebahagiaan Keluarga
109
Ektra Part Terakhir. Terimakasih Untuk Semua Readers

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!