BAB 3. Lamaran

Hari Minggu  dirumah Dara.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, terlihat persiapan acara lamaran sudah selesai, hanya tinggal menunggu orang yang melamar datang.

Diatas meja ruang tamu sudah banyak makanan yang tertata rapi, ada pastel, lemper, kue bolu, sponscake, onde-onde yang masing masing di tata diatas piring kecil.

Bu Selfi juga membuatkan jus jambu merah yang sudah dia taruh didalam teko bening dengan gelas yang tengkurap rapi diatas nampan, sedangkan diatas meja makan sudah ada ayam goreng, lele goreng, mujair goreng beserta sambal dan lalapannya.

Dara pun sudah siap dengan penampilan yang membuatnya sungguh terlihat sangat cantik.

Mengenakan dress lengan panjang selutut warna pink muda dengan potongan yang sangat pas di tubuh langsingnya sungguh membuatnya terlihat sempurna.

Rambut hitam yang panjangnya sepinggang dibiarkan terurai dengan pita kecil model bunga mawar bewarna pink tua senada dengan baju yang dia kenakan, dia pakai diatas telinga kanan.

Sedangkan untuk make up Dara hanya memakai lipstick warna bibir, alis diperjelas sedikit karena memang alisnya sudah tebal. Dara juga memoleskan eye shadow pink dikelopak matanya dan eye liner hitam untuk mempertajam mata indahnya.

Dara duduk lesu di tepi ranjang, menatap kosong kedepan dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi keluar karena sudah menangis sepanjang hari sejak percakapan dengan ayahnya.

Drrrt drrrt getar ponsel Dara diatas meja rias memecahkan lamunannya, membuatnya menoleh ke arah sumber suara,

"Dewa," ucap Dara lirih saat melihat nama Dewa yang ada di layar ponselnya, membuat air matanya mengalir mengingat kembali pengkhianatan yang dilakukannya sekarang.

“Halo,“ jawab Dara dengan suara seraknya berusaha menghapus air matanya yang mengalir.

“Kamu kenapa sayang? Kamu nangis?“ tanya Dewa dari dalam ponselnya, membuat air mata Dara Semakin berjatuhan membasahi pipi putihnya yang sudah dia rias.

“Nggak papa Wa..aku hanya kangen sama kamu,“ jawab Dara berbohon dengan suaranya yang semakin parau.

Terdengar tawa Dewa saat mendengar kalimat pacarnya, "Kamu ini lucu, masak kangen aja sampai nangis begitu, sudah ya cup cup cup, aku juga kangen sama kamu, maaf aku belum bisa ketemu sama kamu karena ada banyak pekerjaan diluar kota,“ kata Dewa.

“He’em,“ jawab Dara menganggukkan kepalanya pelan meskipun nggak akan bisa dilihat sama kekasihnya.

“Minggu depan aku pulang, nanti aku langsung kerumah kamu ya?"

“Jangan kerumah Wa, kita bertemu dikafe langganan kita aja," jawab Dara cepat.

Dara nggak ingin timbul masalah dengan kedua orang tuanya karena Dewa main kerumah, karena yang ayah ibunya tahu dia harus putus sama Dewa setelah lamaran ini berlangsung.

“Oke, permintaanmu aku terima,“ kata Dewa tertawa dengan penuh penekan.

“Ya sudah aku tutup dulu ya, masih banyak pekerjaan, kamu jangan telat makan, kalau mau kemana-mana harus hati-hati dan yang paling penting jangan lupa untuk terus mencintai aku,“ lanjutnya.

“Iya... kamu juga ya Wa.“

“Iya, I love you Sayang,” jawab Dewa sebelum memutuskan panggilannya.

Tangisan Dara semakin tergugu, dengan kepala yang menunduk Dara menggenggam erat ponselnya dan mendekapnya ke dalam dadanya yang terasa sesak.

"I love you too Wa, aku juga sangat dan sangat mencintai kamu, maafkan aku Wa maafkan aku," gumam Dara pelan di dalam tangisnya.

Di luar rumah Dara tepat pukul sepuluh pagi, terlihat mobil Erfan memasuki pagar rumah Pak Herman, mobil Pajero hitam itu diparkir di teras sebelah kolam ikan yang dihiasi tanaman bunga mawar yang terlihat sangat indah dan rapi.

Bunga mawar bunga favorit Dara, dari mawar putih, merah, pink, kuning semua ada di pekarangan rumahnya.

Erfan  dan Pak Subrata turun dari mobil sebelum berjalan masuk mendekati ayah dan ibu Dara yang sudah menyambut mereka di depan teras rumah

Pak Subrata berpelukan dengan Pak Herman, kemudian bersalaman dengan Bu Selfi, ibu Dara. Erfan pun mencium tangan calon mertuanya sebagai bentuk tanda hormat.

Erfan datang dengan menggunakan kemeja navy lengan pendek dan celana hitam, dipadukan dengan sepatu pantofel hitam mengkilat, dengan tatanan rambut yang sangat rapi hingga menambah aura ketampanannya.

“Ayo silahkan masuk,“  ucap Bu Selfi dengan seulas senyumnya mempersilahkan calon besan dan calon menantunya masuk kedalam rumah.

Pak Subrata dan Erfan segera melangkahkan kaki mereka masuk kedalam rumah, mengikuti langkah Pak Herman yang sudah berjalan didepannya, dan diikuti Bu Selfi yang berjalan dibelakang mereka.

Erfan duduk di sofa panjang sebelah Pak Subrata, sedangkan Pak Herman duduk disofa pendek yang berhadapan dengan Pak Subrata.

“Sebentar ya saya panggilkan Dara dulu,“ pamit Bu Selfi masih berdiri dan segera melangkahkan kakinya menuju kamar Dara.

Dikamar, Dara masih duduk di tepi ranjang, menundukkan kepalanya hingga membuat rambutnya menjuntai ke bawah menutupi bagian samping wajahnya, masih sedikit tergugu dalam tangisannya.

Tok tok tok suara ketukan pintu berhasil mengangkat kepala Dara untuk melihat ke arah suara.

Setelah pintu terbuka, terlihat Bu Selfi dari balik pintu dengan raut wajah yang terkejut saat melihat penampilan anak sulungnya.

Bu Selfi segera melangkahkan kakinya untuk menghampiri Dara, mengambil nafas panjang dan memhembuskannya pelan sebelum mengambil sisir yang ada di meja rias kamar anaknya.

“Ibu sama Ayah minta maaf karena sudah membuat kamu menderita Nak,“ ucap Bu Selfi dengan suara bergetar menahan tangisnya, berusaha membantu Dara merapikan rambut dengan sisir yang dipegangnya.

"Calon suami kamu sudah datang." ucapnya lagi tetap menyisir rambut anaknya.

Dara hanya diam, lidahnya terasa kelu hingga membuat dirinya tak mampu untuk bersuara.

Setelah merapikan rambut Dara dan memasang kembali pita mawar dirambut anaknya, Bu Selfi membelai lembut pipi Dara sebelum mencakup kedua pipi anak sulungnya yang sedang tersakiti perasannya .“Kita bisa membatalkannya sekarang, Ibu akan bicara sama Ayah. Untuk urusan dengan Om Subrata biar nanti Ibu sama Ayah yang menanggungnya.” Lanjut Bu Selfi dengan seulas senyum dibibirnya.

"Jangan Bu," ucap Dara lirih menahan tangan Bu Selfi yang hendak melangkah keluar kamar.

Dara segera berdiri menghadap ibunya, menggelengkan kepalanya pelan menatap wanita yang selalu mengerti perasaannya, “Jangan Bu, aku nggak mau membuat Ayah sama Ibu malu.“

“Lebih baik Ayah sama Ibu malu Nak daripada melihat kamu menderita seperti ini,” jawab lembut Bu Selfi mengusap sisa air mata dipipi anaknya.

“Aku lebih baik menderita Bu, daripada harus membuat Ibu sama Ayah malu,“ ucap Dara parau, air matanya kembali menetes. Dipeluknya Bu Selfi erat-erat berusaha menguraikan perasaan sesak yang ada dihatinya, untuk melegakan hatinya yang terasa berat.

"Terimakasih Nak, kamu anak baik, maafkan keegoisan Ayah sama Ibu." ucap Bu Selfi membalas pelukan Dara.

“Ibu tunggu sebentar ya, aku mau merapikan riasan dulu,“ ucap Dara setelah melepaskan pelukannya

Bu Selfi mengangguk kan kepalanya pelan, tersenyum tipis melihat anak yang sangat dicintainya itu sedang merapikan riasan.

"Maafkan Ibu Ra," ucap Bu Selfi dalam hati membuat hatinya terasa sesak.

“Ayo Bu kita keluar,“ ucap Dara setelah merapikan riasan diwajahnya.

_____________________________

Hai readers jangan lupa LIKE, VOTE, KOMEN dan FAVORIT ya, biar authornya lebih semangat Up.

Terpopuler

Comments

Aufa Lan

Aufa Lan

Aq baca 2x heee

2021-07-21

1

Krisna New

Krisna New

jodoh di tangan author...suka2 author dong 🤣🤣

2021-02-08

0

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

😢😢😢,sma2 punya org yg dcintai,,,,

2021-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Permohonan Ayah
2 BAB 2. Keinginan Yang Tidak Masuk Akal
3 BAB 3. Lamaran
4 BAB 4. Perasaan Suram
5 BAB 5. Dia Dan Kekasihnya
6 BAB 6. Makan Malam
7 BAB 7 . Sah
8 BAB 8. Pingsan
9 BAB 9. Seranjang
10 BAB 10. Lapar Dimalam Hari
11 BAB 11. Terbongkar
12 BAB 12. Kemarahan Dewa
13 BAB 13. Kekhawatiran
14 BAB 14. Pelayanan Seorang Istri
15 BAB 15. Pahitnya Rasa Manis
16 BAB 16. Putus
17 BAB 17. Rasa kesal
18 BAB 18. Cemburu
19 BAB 19. Bersikap Egois
20 BAB 20. Menjadi Secretaris Erfan
21 BAB 21. Pernikahan Sarah
22 BAB 22. Perkelahian Erfan Dan Dewa
23 BAB 23. Mencari Dara
24 BAB 24. Ciuman Pertama
25 BAB 25. Ketidaksiapan Dara
26 BAB 26. Pelan - Pelan
27 BAB 27. Usaha Dewa
28 BAB 28. Menjaga Dan Menyakiti Hati
29 BAB 29. Terbongkarnya Perasaan Nathan
30 BAB 30. Menahan Diri
31 BAB 31. Wanita Penutup Luka
32 BAB 32. Takdir
33 BAB 33. Satu Kesempatan Lagi
34 BAB 34. Malam Pertama Yang Tertunda
35 BAB 35. Rania
36 BAB 36. Masa Lalu Erfan
37 BAB 37. Pembicaraan Erfan Dan Dewa
38 BAB 38. Dinner Romantis
39 BAB 39. Dara VS Rania
40 BAB 40. Kecemburuan Dara
41 BAB 41. Karyawan Penggemar Erfan
42 BAB 42. Persiapan Ke Pesta
43 BAB 43. Satu Meja
44 BAB 44. Pertengkaran
45 BAB 45. Sebatas Rasa Bersalah
46 BAB 46. Quality Time
47 BAB 47. Harapan Papa
48 BAB 48. Tamu Tak Diundang
49 BAB 49. Sweet Morning
50 BAB 50. XXY Residence
51 BAB 51. Memori Masa Lalu
52 BAB 52. Lingerie Merah
53 BAB 53. Merelakan
54 BAB 54. Zolpidem
55 BAB 55. Perasaan Lega
56 BAB 56. Lingerie Merah 2
57 BAB 57. Eliana
58 BAB 58. Eliana 2
59 BAB 59. Kecemburuan Erfan
60 BAB 60. Berbaikan
61 BAB 61. Berkunjung
62 BAB 62. Keturunan
63 BAB 63. Kedatangan Eliana
64 BAB 64. Pertengkaran
65 BAB 65. Meminta Maaf
66 BAB 66. Permana Group
67 BAB 67. Keinginan Aditya
68 BAB 68. Kabar Buruk
69 BAB 69. Syukuran Rumah
70 BAB 70. Syukuran Rumah 2
71 BAB 71. Pagi Manis Dirumah Baru
72 BAB 72. Negosiasi
73 BAB 73. Penghinaan Aditya
74 BAB 74. Telepon Dari Mega
75 BAB 75. Menjenguk Eliana
76 BAB 76. Menjenguk Eliana 2
77 BAB 77. Menjenguk Eliana 3
78 BAB 78.Konsultasi Dokter
79 Episode 79 Mata-Mata Suruhan Rania
80 BAB 80 Langkah Awal Cindy
81 BAB 81. Gangguan Dari Cindy
82 BAB 82. Akting Cindi
83 BAB 83. Kebohongan Cindy yang Terkuak
84 BAB 84. Ketakutan Dara
85 BAB 85. MAIN KE RUMAH ELIANA
86 BAB 86. Kesempatan Terakhir
87 BAB 87. Saling Mencintai
88 BAB 88. Gembok Cinta
89 BAB 89. Gangguan Rania
90 Episode 90 Serangan Untuk Erfan
91 BAB 91. Rawat Inap
92 BAB 92. Hasil Tes
93 BAB 93. Kesedihan
94 BAB 94. Kesedihan 2
95 BAB 95. Rasa Sakit
96 BAB 96. Penyesalan
97 BAB 97. Terbongkar
98 98. Akhir Dari Sandiwara Cindy
99 BAB 99. Positif
100 BAB 100. Calon Ayah Yang Baik
101 BAB 101. Mual
102 BAB 102. Kabar gembira untuk Pak Herman
103 BAB 103. Dalang Dari Semua Masalah
104 BAB 104. Penghinaan Untuk Rania
105 BAB 105. Pembalasan Rania.
106 BAB 106. Perhatian Erfan
107 BAB 107. Amri Si Jagoan Kecil
108 Ekstra Part. Kebahagiaan Keluarga
109 Ektra Part Terakhir. Terimakasih Untuk Semua Readers
Episodes

Updated 109 Episodes

1
BAB 1. Permohonan Ayah
2
BAB 2. Keinginan Yang Tidak Masuk Akal
3
BAB 3. Lamaran
4
BAB 4. Perasaan Suram
5
BAB 5. Dia Dan Kekasihnya
6
BAB 6. Makan Malam
7
BAB 7 . Sah
8
BAB 8. Pingsan
9
BAB 9. Seranjang
10
BAB 10. Lapar Dimalam Hari
11
BAB 11. Terbongkar
12
BAB 12. Kemarahan Dewa
13
BAB 13. Kekhawatiran
14
BAB 14. Pelayanan Seorang Istri
15
BAB 15. Pahitnya Rasa Manis
16
BAB 16. Putus
17
BAB 17. Rasa kesal
18
BAB 18. Cemburu
19
BAB 19. Bersikap Egois
20
BAB 20. Menjadi Secretaris Erfan
21
BAB 21. Pernikahan Sarah
22
BAB 22. Perkelahian Erfan Dan Dewa
23
BAB 23. Mencari Dara
24
BAB 24. Ciuman Pertama
25
BAB 25. Ketidaksiapan Dara
26
BAB 26. Pelan - Pelan
27
BAB 27. Usaha Dewa
28
BAB 28. Menjaga Dan Menyakiti Hati
29
BAB 29. Terbongkarnya Perasaan Nathan
30
BAB 30. Menahan Diri
31
BAB 31. Wanita Penutup Luka
32
BAB 32. Takdir
33
BAB 33. Satu Kesempatan Lagi
34
BAB 34. Malam Pertama Yang Tertunda
35
BAB 35. Rania
36
BAB 36. Masa Lalu Erfan
37
BAB 37. Pembicaraan Erfan Dan Dewa
38
BAB 38. Dinner Romantis
39
BAB 39. Dara VS Rania
40
BAB 40. Kecemburuan Dara
41
BAB 41. Karyawan Penggemar Erfan
42
BAB 42. Persiapan Ke Pesta
43
BAB 43. Satu Meja
44
BAB 44. Pertengkaran
45
BAB 45. Sebatas Rasa Bersalah
46
BAB 46. Quality Time
47
BAB 47. Harapan Papa
48
BAB 48. Tamu Tak Diundang
49
BAB 49. Sweet Morning
50
BAB 50. XXY Residence
51
BAB 51. Memori Masa Lalu
52
BAB 52. Lingerie Merah
53
BAB 53. Merelakan
54
BAB 54. Zolpidem
55
BAB 55. Perasaan Lega
56
BAB 56. Lingerie Merah 2
57
BAB 57. Eliana
58
BAB 58. Eliana 2
59
BAB 59. Kecemburuan Erfan
60
BAB 60. Berbaikan
61
BAB 61. Berkunjung
62
BAB 62. Keturunan
63
BAB 63. Kedatangan Eliana
64
BAB 64. Pertengkaran
65
BAB 65. Meminta Maaf
66
BAB 66. Permana Group
67
BAB 67. Keinginan Aditya
68
BAB 68. Kabar Buruk
69
BAB 69. Syukuran Rumah
70
BAB 70. Syukuran Rumah 2
71
BAB 71. Pagi Manis Dirumah Baru
72
BAB 72. Negosiasi
73
BAB 73. Penghinaan Aditya
74
BAB 74. Telepon Dari Mega
75
BAB 75. Menjenguk Eliana
76
BAB 76. Menjenguk Eliana 2
77
BAB 77. Menjenguk Eliana 3
78
BAB 78.Konsultasi Dokter
79
Episode 79 Mata-Mata Suruhan Rania
80
BAB 80 Langkah Awal Cindy
81
BAB 81. Gangguan Dari Cindy
82
BAB 82. Akting Cindi
83
BAB 83. Kebohongan Cindy yang Terkuak
84
BAB 84. Ketakutan Dara
85
BAB 85. MAIN KE RUMAH ELIANA
86
BAB 86. Kesempatan Terakhir
87
BAB 87. Saling Mencintai
88
BAB 88. Gembok Cinta
89
BAB 89. Gangguan Rania
90
Episode 90 Serangan Untuk Erfan
91
BAB 91. Rawat Inap
92
BAB 92. Hasil Tes
93
BAB 93. Kesedihan
94
BAB 94. Kesedihan 2
95
BAB 95. Rasa Sakit
96
BAB 96. Penyesalan
97
BAB 97. Terbongkar
98
98. Akhir Dari Sandiwara Cindy
99
BAB 99. Positif
100
BAB 100. Calon Ayah Yang Baik
101
BAB 101. Mual
102
BAB 102. Kabar gembira untuk Pak Herman
103
BAB 103. Dalang Dari Semua Masalah
104
BAB 104. Penghinaan Untuk Rania
105
BAB 105. Pembalasan Rania.
106
BAB 106. Perhatian Erfan
107
BAB 107. Amri Si Jagoan Kecil
108
Ekstra Part. Kebahagiaan Keluarga
109
Ektra Part Terakhir. Terimakasih Untuk Semua Readers

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!