Satu minggu setelah acara
Hari ini hari Minggu, jam sepuluh pagi Dara terlihat sedang bersiap-siap untuk bertemu Dewa di kafé langganannya. Dia ingin melepas rindu kepada laki-laki yang sangat dicintainya.
Untuk masalah Erfan jangan ditanya lagi, setelah acara lamaran itu, dia sama sekali tidak pernah menghubungi Dara.
Sedangkan untuk masalah persiapan pernikahan mereka ada jasa WO yang sudah di sewa oleh Pak Subrata. Jadi mereka hanya tinggal menunggu hari-H nya saja.
Drrrrrt drrrrrtt terdengar getar ponsel Dara yang ada di atas meja rias.
“Nomor siapa ini?” gumamnya pelan setelah melihat nomor yang tidak dikenal pada layar ponselnya.
“Halo,“ ucap Dara setelah mengangkat panggilan.
“Halo,“ terdengar suara laki-laki dari dalam ponsel.
“Siapa ini?“
“Erfan.“
“Kenapa?”
“Papaku ingin mengundang kamu untuk makan malam dirumah, nanti jam enam sore aku jemput,“ ucapnya datar, belum sempat Dara menjawab.
“Telfon siapa sayang?“ terdengar suara wanita dari dalam ponsel dan tutttttttttttt sambungan telepon mati.
“Cih.” Dengus Dara sinis melihat layar ponselnya.
"Seenaknya saja main jemput - jemput anak orang, dasar Kulkas bermuka datar." Gerutu Dara kesal, karena Moodnya yang berubah menjadi buruk akibat telepon dari calon suaminya.
Di kafe
Dara duduk sendiri sambil meminum jus jambu merah di kursi paling belakang yang berada di dekat jendela.
Suasana kafe yang Dara kunjungi sekarang lumayan ramai, bahkan tempat duduknya sudah hampir dipenuhi oleh pengunjung. Mungkin karena sekarang hari Minggu jadi banyak muda mudi yang sedang nongkrong disini.
Dara tersenyum senang saat manik matanya melihat ke arah laki-laki yang baru masuk ke dalam kafe, ya laki-laki itu adalah Dewa. Dewa, laki laki berusia 27 tahun, seorang Manager yang sering ditugaskan ke luar kota oleh Perusahaannya.
“Hai Sayang,“ sapa Dewa dengan senyum semringahnya, melangkahkan kakinya mendekati Dara.
Dara segera berdiri sebelum berhambur memeluk Dewa, dipeluknya erat erat kekasih hatinya itu seakan nggak ingin dia lepaskan lagi.
“Kenapa Sayang?“ tanya Dewa heran dengan sikap pacarnya.
“Aku kangen.“ Jawab Dara singkat tak mau melepaskan pelukanya, seolah lupa kalau dia sekarang berada di dalam kafé dengan banyak pengunjung.
“Iya aku juga kangen ,tapi jangan gini banyak orang disini. Apa kamu nggak malu?” bisik Dewa tertawa pelan di telinga Dara.
Dara segera melepaskan pelukannya, mengedarkan pandangannya untuk melihat sekelilingnya, ternyata banyak dari pengunjung kafé itu yang sudah memperhatikan tingkahnya, membuat Dara tersenyum kikuk sebelum mencubit perut kekasihnya.
“Awww” pekik Dewa menyentuh perut yang dicubit Dara.
“Kok aku yang dicubit sih,“ protes Dewa terkekeh mengusap perutnya, sebelum mengangkat tangan kanannya untuk membelai lembut kepala Dara.
Dara bahagia saat mendapat perlakuan manis dari Dewa. Hatinya yang pilu setelah perjodohannya dengan Erfan kini sedikit berbunga karena pertemuannya dengan kekasih hatinya.
Senyum yang tadinya mengembang tiba-tiba menghilang ketika matanya menatap sepasang mata yang berjarak 5 meter di hadapannya.
Jantung Dara seakan berhenti saat beradu pandang dengan calon suami yang baru satu Minggu melamarnya.
"Apa dia kekasihnya?" Batin Dara saat mengalihkan pandangannya ke arah wanita yang berdiri di samping Erfan. Wanita cantik, berkulit putih, hidung mancung ,badan tinggi ramping bak seorang model.
"Ada apa Ra?" tanya Dewa menoleh ke arah pandangan Dara, "kamu kenal mereka?" tanya Dewa kembali menatap pacarnya.
"Nggak Wa." Jawab Dara cepat dan berbohong.
“Ayo duduk,“ ajak Dewa tersenyum membelai lembut kepala pacarnya.
Dara menganggukkan kepalanya pelan berusaha mengalihkan perhatiannya dari Erfan.
Setelah duduk di seberang kursi Dara, Dewa segera memanggil pelayan untuk memesan minuman dan makanan.
Sedangkan Dara masih berkutat dengan fikirannya. “ Kenapa aku bertemu Muka Datar di sini sih?” ucapnya dalam hati.
Karena tempat duduk Dara menghadap arah Erfan, membuat perasaannya semakin gelisah dan merasa tidak nyaman. Membuatnya sesekali mencuri pandang calon suaminya sambil menyeruput minumannya.
Uhuk- uhuk Dara tersedak saat Erfan melihat ke arahnya dan membuat pandangan mereka saling beradu.
"Kenapa Ra?" tanya Dewa terkejut.
"Nggak Wa, nggak papa." Jawab Dara menatap Dewa, memukul dadanya pelan berusaha untuk menghentikan batuknya.
"Pelan - pelan minumnya." Ucap Dewa mengelap sudut bibir Dara yang sedikit basah dengan jempolnya.
"Permisi," ucap pelayan kafe sebelum meletakkan pesanan Dewa diatas meja.
"Terima kasih." Ucap Dewa tersenyum ke arah pelayan sebelum mengalihkan pandangannya ke arah Dara.
"Aku pesan pisang keju kesukaan kamu," ucap Dewa tersenyum.
"Terimakasih Wa, kamu selalu mengerti aku," jawab Dara tersenyum sebelum mengambil pisang dan memakannya. "Mmmmm enak" ucap Dara disela-sela kunyahannya.
"Kamu juga makan Wa," ucap Dara mengambil pisang lagi dan menyuapkannya kepada Dewa.
"Enakkan?" tanya Dara.
Dewa menganggukkan kepala tetap mengunyah makanannya, "Masih enak seperti biasanya."
Dara tersenyum dan kembali menikmati makanannya. ”Bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan sekarang? apa aku sapa dia ya?" gumamnya dalam hati.
”Ah bodoh amat lah anggap aja nggak lihat, anggap nggak kenal sekalian,” lanjutnya lagi dalam hati, segera menghabiskan jus jambunya yang masih tersisa.
Merekapun menghabiskan waktu di kafé bersama pasangan masing-masing, seolah menjadi orang asing yang nggak saling mengenal.
_____________________________
Hai readers jangan lupa LIKE, VOTE, KOMEN dan FAVORIT ya, biar authornya lebih semangat Up.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Daffodil Koltim
jedag jedug,,,🙏🙏😃😃😃
2021-01-14
0
Cici Endang Kaswara
baru kali ini aku baca novel yg masing2 punya pasangan..biasanya hanya laki2 yg pnya cewek..mantap...
2020-11-25
4
Tri
seru... visualnya mana kak?
2020-10-31
2