LONG JOURNEY TO YOU

LONG JOURNEY TO YOU

SEPI DAN HAMPA DI PUNCAK KETENARAN

“Deon!”

            “Deon!”

            “Deon!”

            Teriakan penggemar Deon menggema ke seluruh arah, ketika Deon baru saja turun dari mobilnya untuk menghadiri

festival film di mana dirinya dinominasikan menjadi salah satu aktor terbaik tahun

ini.

            Jika Deon menang lagi tahun ini,

maka ini akan jadi ketiga kalinya Deon memenangkan satu dari beberapa

penghargaan bergengsi di negara ini.

            “Kamu baik-baik saja, Deon?”

            Deon melirik ke arah manajernya-Niel,

masih dengan memasang senyuman di bibirnya. “Aku baik-baik saja. Hanya saja,

sedikit sesak rasanya.”

            Niel yang paham maksud dari ucapan

Deon, langsung memberikan instruksi kepada para penjaga Deon untuk memberi

ruang yang lebih besar kepada Deon dengan cara menghalau penggemar Deon lebih

ketat lagi.

            Huft!! Deon menghela napas

karena ruang yang lebih banyak baginya untuk bernapas dan sedikit menjauh dari

teriakan para penggemarnya yang memanggil-mannggil namanya.

            Deon masuk ke dalam aula acara

festival dan duduk di kursi yang dilabeli dengan namanya.  Niel memberikan botol minuman air mineral dan

sapu tangan yang mungkin dibutuhkan oleh Deon. “Kalau butuh sesuatu, menoleh

saja ke belakang dan aku akan langsung menghampirimu.”

            “Ehm.” Deon menganggukkan kepalanya

sedikit membalas Niel.

            “Ada lagi yang kamu butuhkan?”

            “Riasan dan rambutku, baik-baik saja

kan??” tanya Deon.

            Niel mengacungkan jempolnya. “Kamu

terlihat sempurna.”

            “Kalo gitu, aku tak perlu apa-apa

lagi.”

            Buk! Niel menepuk bahu Deon tepat

sebelum pergi. “Semoga beruntung, Deon!! Kerja kerasmu pasti akan membuahkan

hasil!”

            “Ehm!”

            Acara festival dimulai. Dan setelah

satu jam lebih, nominasi yang ditunggu-tunggu Deon akhirnya mendapatkan

giliran. Nominasi aktor dan aktris terbaik tahun ini adalah nominasi terakhir di

mana nominasi itu adalah puncak dari seluruh nominasi dalam acara ini.

            “Selamat kepada aktor Deon!!”

            Prok, prok!! Seluruh pengunjung

acara baik penggemar, kalangan aktris dan aktor langsung bertepuk tangan ketika

nama Deon muncul sebagia pemenang dalam penghargaan aktor terbaik di tahun

ketiganya.

            “Selamat aktor Deon!”

            “Selamat aktor Deon!”

            “Selamat aktor Deon!”

            Ucapan selamat terdengar dari

kalangan aktor dan aktris yang dilewati Deon menuju panggung acara untuk

menerima piala penghargaannya.

            “Terima kasih.” Deon berulang kali

membalas ucapan selamat itu sembari memasang senyum tipis sebagai tanda sikap

rendah hatinya kepada publik.

            Festival film hari itu berakhri

dengan Deon menjadi bintang utamanya untuk ketiga kalinya. Dengan memegang

piala penghargaan ketiganya dan berdiri di atas panggung di mana semua lampu

dan kamera menyorot padanya, Deon harusnya merasa bahagia akan pencapaiannya

selama tiga tahun ini yang sangat menakjubkan. Semua orang merasa bangga pada Deon karena di umurnya yang masih 27 tahun, Deon mampu mempertahankan posisi

aktor terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Deon harusnya merasakan hal yang sama, hanya saja dalam hatinya saat ini … perasaan lain muncul.

            “Deon!”

            “Deon!”

            “Deon!”

            Aku merasa hampa.

            Ketika semua penggemar meneriakkan nama Deon, ketika semua mata, semua kamera, semua

cahaya dan semua perhatian, tertuju pada Deon, perasaan itulah yang muncul di

dalam hati Deon.

            *

            “Ada apa dengan Deon??” Okta-Direktur

agensi Deon bertanya kepada dokter psikologi yang sedang memeriksa Deon karena selama beberapa hari ini Deon tidak bisa tidur dengan tenang.

            “Aktor Deon mungkin mengalami

depresi karena tekanan yang selama ini dirasakan.”

            “Depresi??” Okta kaget mendengar penjelasan

dokter yang memeriksa Deon.

            “Ya, Pak. Aktor Deon mungkin tak

sadar jika selama bekerja sebagai aktor, menahan banyak perasaan. Perasaan yang

ditahan itu kemudian menumpuk selama waktu yang lama dan sekarang setelah Aktor

Deon berada di posisi puncak, perasaan yang menumpuk itu mulai menyerang.”

            “Apa tidak ada obatnya?”

            Dokter yang memeriksa Deon

menggelengkan kepalanya. “Depresi bukan penyakit, tapi gangguan suasana hati.

Saat ini Aktor Deon masih belum mengalami menunjukkan gejala  depresi tapi jika ini terus berlanjut mungkin akan berbahaya bagi kariernya. Untuk saat ini selain konsultasi, saya sarankan aktor Deon untuk istirahat seperti liburan untuk mengganti suasana hatinya yang memburuk.”

            “Liburan??” Okta mengulang lagi

sembari melirik Deon dan Niel-manajer Deon.

            “Ya, Pak. Mengganti suasana adalah

cara yang baik untuk memperbaiki suasana hati. Kalo bisa lokasi liburan itu

adalah tempat di mana aktor Deon tak merasakan jika dirinya adalah aktor,

bintang dan orang terkenal.”

            “Niel!!” panggil Okta.

            “Ya, Pak.” Niel mendekat pada Okta.

            “Kamu punya saran untuk masalah

liburan Deon??”

            “Bagaimana dengan pedesaan, Pak??”

Niel mencoba memberikan ide yang terlintas dalam benaknya.

            “I-itu ide yang bagus.” Okta masih

merasa sedikit ragu. “Tapi apa ada pedesaan yang tak mengenal Deon?? Kamu tahu

kan Deon sekarang adalah aktor nomor satu di negara ini!!”

            “Desa tempat saya berasal, Pak.

Bapak kan tahu sendiri, saya ini orang dari desa yang cukup jauh dan cukup

terpencil. Untuk sampai ke desa asal saya, saya harus melakukan perjalanan yang

cukup jauh karena tidak bisa menggunakan pesawat.” Niel menjelaskan.

            “Kamu yakin?”  tanya Okta.

            “Cukup yakin, Pak.”

            “Kenapa kamu yakin?” tanya Okta

lagi.

            “Ka-karena saya tidak pernah bilang

pada orang desa saya jika saya bekerja sebagai manajer artis, Pak. Ditambah

lagi desa di mana saya berasal itu cukup sulit untuk mendapatkan sinyal internet, Pak. Jadi saya yakin orang-orang di sana tidak akan mengenali aktor Deon.”

            Okta menimbang-nimbang sejenak

sebelum akhirnya melihat ke arah Deon yang diam sejak tadi. “Deon! Bagaimana

denganmu?? Kamu mau ke sana??”

            “Terserah. Kalo seperti penjelasan

Niel, tempat itu harusnya bukan pilihan buruk.”

            Okta tersenyum mendengar jawaban

Deon. “Satu bulan cukup??”

            “Ya,” balas Deon.

            Buk!! Okta menepuk keras bahu Niel.

“Bagus!! Kalo begitu Niel, kamu sekalian ikut liburan! Bukankah sudah lima tahun lamanya kamu nggak pulang kampung karena terus menemani Deon??”

            “Saya boleh ikut, Pak??” Niel

tersenyum senang mendengar tawaran Okta.

            “Jelas kamu harus ikut, Niel! Anggap

saja sekalian kamu liburan di sana!! Kapan lagi kamu bisa pulang lama ke

kampung halamanmu, Niel??”

            Tiga hari kemudian.

            Setelah perjalanan yang melelahkan

selama satu hari satu malam, Deon bersama dengan Niel akhirnya tiba di desa

tempat Niel berasal.

            “Ba-bagaimana??” tanya Niel.

            Huft!! Deon menghirup udara di desa

Niel dan mengembuskan napas panjang. “Nggak buruk. Udaranya segar sekali.”

            “Te-terima kasih. Kalo begitu

silakan masuk ke dalam rumah. Di sini saya hanya tinggal bersama dengan Ibu dan

Nenek saya. Di sebelah sana adalah rumah kakak saya dengan suami dan anaknya.”

            “Niel??” panggil Deon.

            “Ya, Deon.”

            “Selama di sini, panggil aku dengan

namaku.”

            “Bukannya aku selalu memanggil

namamu selama ini??” Niel bingung mendengar permintaan Deon.

            “Bukan nama panggungku tapi namaku

yang sebenarnya-Dewangkara,” jelas Deon. “Panggil aku dengan nama Dewa atau

Dewangkara!”

            Niel menganggukkan kepalanya.

“Selama di sini, aku akan memanggilmu dengan nama Dewa.”

            Deon tersenyum melihat punggung

manajernya. Niel adalah manajernya selama lima tahun dan telah menemaninya dari

posisi paling bawah hingga ke posisi paling atas. Niel yang lebih muda darinya dua tahun, nyatanya lebih dewasa dari Deon. Di saat Deon merasa tak mampu atau kehilangan kepercayaan dirinya, Niel adalah orang pertama yang selalu memberikan semangat padanya.

            Jadi kali ini, Deon sengaja menerima

ide Niel agar membuat Niel pulang ke rumahnya setelah lima tahun terus ada di

sisinya.

            Semoga di sini, aku bisa merasa

lebih baik. Deon membuat doa kecil sebelum mengikuti Niel masuk ke rumahnya

di mana Ibu dan Neneknya menunggu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!