Tiga bulan berlalu. Setelah sebulan menghabiskan liburan bersama dengan Niel dan keluarganya, keadaan Deon mulai membaik. Deon tak lagi mengalami kesulitan untuk tidur dan perasaan depresi yang menyerang Deon pun perlahan menghilang. Gairah Deon terhadap akting dan ketenarannya kembali seolah tak pernah terjadi serangan depresi yang membuatnya merasa hampa dan sepi.
“Sepertinya liburan itu berhasil, Deon.” Okta memasang senyuman senang di wajahnya ketika melihat perubahan wajah Deon setelah liburan bersama dengan Niel. “Niel benar-benar manajer terbaikmu, Deon. Ide liburannya benar-benar berhasil menyembuhkanmu dari depresi, Deon!”
“Ya.”
Meski mulut Deon mengatakan ya untuk pujian Okta, tapi jauh dalam hatinya Deon tahu jika perubahan moodnya terjadi karena mimpi-mimpinya bersama dengan wanita bernama Madaharsa.
Mimpi-mimpi itu membuat Deon merasakan perasaan bahagia yang belum pernah Deon rasakan. Perasaan bahagia bersama dengan wanita bernama Madaharsa mengalahkan semua perasaan bahagia yang pernah Deon rasakan sepanjang hidupnya seperti menerima penghargaan untuk pertama kali atau berhasil mempertahankan posisinya sebagai aktor terbaik. Bahkan sapaan penggemarnya tak mampu mengalahkan kebahagiaan dalam mimpinya bersama dengan wanita bernama Madaharsa.
“Cut!”
Niel menghampiri Deon yang telah menyelesaikan proses syuting iklannya setelah istirahat selama hampir tiga bulan. “Kerja bagus, Deon.”
“Trims. Setelah ini jadwal kita apa??”
Karena bekerja di ladang kebun di teriknya matahari, kulit putih Deon sempat terbakar dan hal itu membuat Deon harus melakukan perawatan kulit selama sebulan lebih untuk mengembalikan warna kulit putih salju milik Deon sebelum kembali bekerja. Untungnya pihak yang bekerja sama dengan Deon sangat mementingkan Deon hingga mereka mau menunggu selama satu bulan lamanya agar mendapatkan hasil terbaik Deon untuk iklannya.
“Jadwalmu setelah cuma konsultasi ke dokter psikolog.” Niel menjawab sembari menyodorkan air minum kepada Deon.
Deon menundukkan kepalanya mengucapkan terima kasih kepada kru dan sutradara yang telah melakukan syuting selama dua hari lamanya.
“Cuma itu?” Deon kembali bertanya pada Niel sembari berjalan menuju ke mobilnya.
“Ya, cuma itu. Pak Okta memintaku untuk sedikit melonggarkan jadwalmu sementara untuk memastikan bahwa kamu nggak lagi merasa depresi. Setelah konsultasi hari ini memberikan hasil yang baik, aku akan mengatur jadwalmu lagi.”
Sret! Niel membukakan pintu untuk Deon agar masuk ke dalam mobil. Setelah Deon masuk dan duduk di kursinya, Niel duduk di samping Deon dan menutup pintu mobilnya.
“Ke dokter psikolog, Pak.” Niel memberikan perintah kepada supir dan mobil pun berjalan.
“Apa tak ada tawaran iklan lagi?” tanya Deon.
Mobil yang membawa Deon mulai berjalan keluar dari lokasi syuting. Tapi ketika mobil yang membawa Deon sedang menunggu giliran untuk keluar dari lokasi syuting, pintu di sisi Niel tiba-tiba dibuka dari luar dan membuat Deon bersama dengan Niel terkejut bersamaan.
“Deon, terima ini!! Ini bukti cintaku untukmu!! Aku mencintaimu, Deon!!”
Niel yang sempat terkejut langsung memasang badannya menghadap penggemar fanatik Deon yang selalu membuat ulah dan muncul dengan cara yang tak terduga seperti ini.
“Tolong keluar, Mbak!!”
Niel menghadang penggemar fanatik itu dengan dibantu oleh petugas keamanan yang berjaga di pintu keluar.
Srett! Begitu penggemar fanatik itu berhasil dihadang, Niel langsung menutup pintu mobil. Niel langsung mengecek keadaan Deon di sampingnya. “Deon, kamu baik-baik saja??”
Deon memijat keningnya sembari bersandar ke kursinya. “Ehm. Kamu sendiri??”
“Aku?? Tentu saja baik-baik saja.” Mobil yang membawa Deon dan Niel mulai berjalan keluar. Niel menoleh ke belakang dan memperhatikan penggemar fanatik yang masih ditahan oleh petugas keamanan. “Tapi penggemar fanatikmu semakin menggila saja, setiap harinya.”
“Ehm.”
“Kalo dibiarkan terus, kamu mungkin mengalami depresi lagi, Deon. Sebelum liburan waktu itu, beberapa kali penggemarmu berusaha untuk masuk ke hotel di mana kamu menginap dan juga mengikutimu ke mana pun kamu pergi syuting bahkan hingga keluar negeri. Nanti, aku akan minta pengawal tambahan kepada Pak Okta.”
“Ehm.”
Pengawal tambahan lagi!! Harus berapa banyak pengawal yang menjagaku?? Deon menatap ke arah jendela mobil karena merasa penat dengan hidupnya yang tak punya kebebasan semenjak dirinya terkenal. Semakin banyak pengawalku, semakin berulah penggemar fanatik itu! Aku tak mengira penggemar bisa segila itu hingga mereka merasa mencintaiku seperti mencintai kekasihnya.
Huft! Deon menghela napas panjang dan helaan napas itu didengar oleh Niel.
“Kenapa, Deon?”
“Bukan apa-apa!”
*
Seminggu kemudian.
Setelah hasil pemeriksaan dari dokter psikolog memberikan hasil yang baik untuk perkembangan psikologi Deon, Niel mulai mengatur jadwal kerja Deon dan mulai menerima banyak job seperti sebelumnya. Hanya saja job yang diterima Deon kebanyakan adalah syuting iklan karena tawaran main film yang masuk, belum ada yang menarik di mata Deon.
“Kamu yakin ingin duduk di kelas ekonomi?” Niel bertanya pada Deon karena merasa Deon harusnya duduk di kelas bisnis selama penerbangan nantinya.
“Ya. Percuma aku di kelas bisnis, kalo kamu ada di kelas ekonomi. Pengawal lain juga ada di kelas ekonomi kan??”
“Y-ya begitulah. Tapi-“
“Nggak ada tapi-tapian. Ini hanya penerbangan selama satu jam lamanya, harusnya tidak akan ada masalah nantinya. Kalo pun ada masalah, pengawal dan kamu kan ada di dekatku, jadi kalian masih bisa menjagaku.” Deon bersikeras.
Niel tadinya ingin memaksa Deon untuk ganti kelas penerbangan, tapi melihat Deon yang sudah bersikeras, Niel kehilangan nyalinya. Mau tidak mau, Niel harus mengikuti Deon kalo Deon sudah ngeyel seperti ini. “Kalo kamu maksa dan baik-baik saja, aku akan ikuti.”
“Tenang saja, aku baik-baik saja duduk di kelas ekonomi.”
Tepat pukul enam pagi, pesawat yang membawa Deon bersiap untuk berangkat. Karena tadinya Deon harus duduk di kelas bisnis dan tiba-tiba mengubah kelasnya ke kelas ekonomi, Deon mendapat kursi di pinggir.
“Maaf, Mbak. Bisakah Mbak tukar tempat duduk dengan temanku ini??” Niel yang merasa tidak tenang Deon duduk di pinggir, meminta wanita yang duduk di dekat jendela untuk bertukar kursi dengan Deon.
“Ya, tidak apa-apa. Mas.”
Beruntungnya wanita itu berbaik hati menukar kursinya dengan Deon dan duduk di dekat jendela. Sementara Niel sendiri yang mendapatkan kursi di tengah mengapit Deon dan penumpang wanita itu merasa sedikit was-was karena takut wanita di sampingnya mungkin adalah penggemar fanatik Deon yang lain.
Firasat Niel sepertinya menjadi kenyataan, hanya saja sedikit berbeda dari yang Niel pikirkan.
“Maaf, Mas.” Wanita yang tadi bertukar kursi dengan Deon, tiba-tiba berbisik kepada Niel kepada setelah penerbangan berjalan sepuluh menit.
“Ya, Mbak??” jawab Niel cemas.
“Tadinya aku nggak mau ikut campur. Tapi wanita dengan pakaian serba hitam itu sudah lewat beberapa kali di dekatku. Setiap kali lewat, wanita itu terus melirik ke arah teman Mas. Mungkinkah teman Mas yang tadi tukar tempat duduk denganku adalah artis?”
“Eh??” Niel yang kaget langsung melihat ke arah Deon dan wanita yang ditunjuk oleh wanita yang duduk di sampingnya.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan detik wanita dengan gelagat mencurigakan itu langsung berusaha melewati Niel dan wanita di sampingnya dan berusaha untuk mendekati Deon.
Set!! Beruntungnya wanita di samping Niel itu mampu bergerak cepat dengan langsung berdiri dan menghalangi wanita dengan gelagat mencurigakan tadi.
“Lepas!! Lepaskan aku!! Aku ingin mengucapkan kata cintaku pada Deon!!”
Niel langsung pasang badan menghalangi di belakang wanita yang tadi duduk di sampingnya. Deon yang tadinya tertidur dengan tenang langsung membuka matanya dan kaget melihat serangan penggemar fanatiknya. Pengawal Deon yang duduk di belakang langsung bangkit dari duduknya dan langsung membantu wanita di samping Niel menghalau penggemar fanatik Deon.
“Minggir!! Aku harus mengungkapkan cintaku pada Deon!! Deon, dengarkan aku!! Aku mencintaimu, Deon!! Deon, lihat aku!! Aku sangat-sangat mencintaimu!! Ayo kita menikah!!”
Pramugari dan pramugara yang bertugas langsung menghampiri wanita penggemar fanatik Deon dan langsung memintanya kembali ke tempat duduk. Wanita penggemar fanatik itu mendapatkan peringatan keras karena telah membuat keributan selama penerbangan berlangsung yang mungkin akan membuat dampak buruk pada jalannya penerbangan nantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments