Dunia Alisia

Dunia Alisia

Bab 1

Gadis berusia 6 tahun tengah asyik bermain congkak di teras rumahnya sendirian. Matanya yang indah dan pipi chubby membuat semua orang gemas padanya.

"Alisia, makan dulu yuk! Mama udah siapin makanan kesukaan kamu" ujar Nadia, mama Alisia. Ia duduk di samping Alisia membujuk gadis itu untuk mau makan.

"Tapi aku lagi main ma" balas Alisia dengan bibir mengerucut sebal.

"Nanti kan bisa main lagi, makan dulu ya!" rayu Nadia agar anak semata wayangnya itu mau menurutinya.

"Yaudah, Alisia mau makan tapi mama harus janji dulu!" pinta Alisia.

"Janji?" tanya Nadia menautkan kedua alisnya bingung.

"Iya, mama harus janji kalau mama gak bakalan maksa aku makan sayur lagi!"

"Hmmm gimana ya?" balas Nadia pura-pura berfikir.

"Kalau mama gak mau, aku gak mau makan!". Nadia di buat geleng-geleng kepala dengan tingkah anaknya itu. Di usianya yang masih 6 tahun Alisia sudah pintar bernegosiasi dengan dirinya.

"Iya, mama gak akan maksa kamu makan sayur lagi. Tapi kamu makan ya!"

"Oke" balas Alisia mengacungkan jempol di sertai senyum manis yang menampakkan gigi kelinci miliknya.

"Ayo masuk! Mainannya taruh di sini aja dulu" pinta Nadia. Alisia mengangguk setuju dengan permintaan mamanya.

Baru saja Alisia dan Nadia akan masuk untuk makan. Sebuah mobil pick up berhenti tepat di sebelah rumahnya. Mobil yang berisikan perabotan rumah tangga itu cukup menyita perhatian mereka.

"Kayaknya kita punya tetangga baru" ujar Nadia.

"Iya ma" balas Alisia.

Mobil lainnya menyusul, tiga orang keluar dari dalam mobil. Terdiri dari Seorang pria, wanita dan anak laki-laki yang sebaya dengan Alisia.

"Ma, Alisia boleh kesana?" tanya Alisia, melihat anak laki-laki itu membuat Alisia sangat senang.

"Boleh, tapi nanti ya! Kamu makan dulu!" pinta Nadia. Sebal dengan jawaban mamanya, Alisia kembali mengerucutkan bibirnya.

"Ayo!" Nadia membawa anaknya itu memasuki rumah.

***

Alisia berlari kecil keluar rumah, ia sangat ingin bertemu dengan anak laki-laki itu. Alisia ingin sekali berteman dengannya. Alisia sudah bosan bermain sendirian setiap harinya.

Mata Alisia berbinar saat melihat anak itu sedang bermain ayunan di depan rumahnya. Alisia kembali berlari kecil menghampirinya.

"Hai" sapa Alisia. Namun anak laki-laki itu hanya menatapnya sekilas kemudian kembali bermain ayunan.

Merasa di acuhkan Alisia menggembungkan kedua pipinya. Ia kemudian duduk di ayunan satunya.

"Aku Alisia" ujar Alisia tiba-tiba. Namun anak laki-laki itu tetap diam. sepertinya anak laki-laki itu bisu karna tak satu pun perkataan Alisia di jawabnya.

"Kamu bisu ya?" tanya Alisia kesal.

Anak laki-laki itu menatapnya dengan tatapan sinis. Kemudian ia pergi dan meninggalkan Alisia. Sepertinya anak laki-laki itu sedang tidak ingin di ganggu.

"Hufttt sombong sekali dia" rutuk Alisia kesal.

Alisia juga ikut meninggalkan ayunan itu. Ia kembali ke rumahnya dengan lesu. Niat hati ingin berteman tapi ternyata tak di sambut baik oleh anak laki-laki yang ia harapkan menjadi temannya.

"Loh Alisia, kok bentar banget mainnya?" tanya Nadia Karana tadi Alisia terlihat sangat bersemangat sekali.

"Gak jadi ma, dia sombong banget" seru Alisia.

"Kamu gak boleh gitu, mungkin dia masih asing sama lingkungan barunya"

"Tapi tetap aja ma, dia sombong! Aku gak suka!"

"Hm yaudah, kalau kamu gak suka. Udah sore kamu mandi dulu ya!"

"Iya ma"

Alisia yang biasanya sering membanta tiba-tiba saja menjadi penurut akan perintah mamanya. Sejak ia lahir Alisia selalu di manja oleh kedua orang tuanya. Jadi tak heran jika ia sangat manja.

Nadia di buat geleng-geleng kepala melihat tingkah Alisia. Apalagi saat ia menaiki tangga sembari menghentak-hentakkan kakinya. Pipi yang mengembung seperti balon itu membuat Nadia gemas sendiri dengan putrinya itu.

***

Malam harinya, suasana rumah terasa sangat sepi karna hanya ada Nadia dan Alisia di rumah. Di dapur Nadia tampak asyik memasak untuk makan malam.

Mengingat putrinya yang sedang kesal. Nadia tak memasak sayur malam ini. Karna putrinya itu tidak suka dengan semua jenis sayur yang berwarna hijau. Tak ingin membuat anak gadisnya itu semakin kesal. Nadia memutuskan untuk memasak ayam goreng yang merupakan salah satu makanan kesukaan Alisia.

Nadia dengan telaten menghidangkan makanan di atas meja. Aromanya yang begitu sedap mampu membuat Alisia yang sedang menonton film kartun favoritnya mencium bau masakan mamanya.

"Wihhh harum banget" Alisia mematikan tv dan berlari menghampiri mamanya.

"Jangan lari-lari nanti jatuh!" pinta Nadia, anak gadisnya itu memang hobi sekali lari-lari di dalam rumah. Kadang ia sampai menyenggol vas-vas mahal koleksinya hingga pecah. Namun apalah dayanya, ia tidak pernah bisa marah pada anak gadisnya itu. Toh Alisia juga sudah minta maaf atas kesalahannya. Apalagi di usianya yang menginjak 6 tahun Alisia sedang dalam masa pertumbuhan. Nadia tidak ingin terlalu banyak melarang anaknya. Hingga nanti bisa menghambat perkembangan Alisia.

"Iya ma, maaf" balas Alisia.

"Harum banget ma" ujar Alisia. Ia langsung duduk di kursi dan bersiap untuk makan. Nadia mengisi piring Alisia dengan nasi dan membiarkan anaknya itu makan.

Sementara Alisia makan, Nadia menyiapkan wadah lain untuk menaruh ayam goreng buatannya. Tadi ia masak banyak dan berniat untuk membaginya dengan tetangga barunya.

"Buat siapa ma?" tanya Alisia.

"Tetangga baru"

Alisia kembali menggembungkan pipinya. Ia berhenti makan saat Nadia bilang kalau itu untuk tetangga baru. Alisia langsung teringat dengan anak laki-laki yang sombong itu. Alisia sudah punya niat baik untuk mengajaknya berteman. Namun ia malah seperti orang bisu, diam tanpa menjawab satu pun perkataan Alisia.

"Kok berhenti makannya?" tanya Nadia.

"Mama ngapain sih ngasih ayam goreng ketetangga baru itu. Anaknya sombong banget ma"

"Gak bisa gitu dong sayang, kalau anaknya sombong belum tentu orang tuanya juga sombong kan?" balas Nadia berharap Alisia bisa mengerti ucapannya.

"Hm"

"Yaudah mama mau anter ini dulu ya!"

"Aku ikut!" balas Alisia.

"Ayo!"

Di depan rumah tetangga baru itu, Nadia mengetuk pintunya beberapa kali. Hingga seorang wanita keluar dan tersenyum pada Nadia dan Alisia.

"Ada apa ya?" tanyanya.

"Maaf Bu mengganggu, saya Nadia tetangga ibu. Saya lihat tadi siang ibu baru pindah ya?"

"Iya Bu, ini baru selesai beresin barang-barangnya" balasnya tersenyum.

"Oh ya saya Wati Bu, ini anaknya ya?" tanya Wati menatap gadis dengan pipi chubby yang berdiri di sebelah Nadia.

"Iya Bu, ini anak saya namanya Alisia"

"Wahh manis sekali namanya, persis seperti orangnya" balas Wati mencubit gemas pipi Alisia.

"Makasih Tante" balas Alisia.

"Sama-sama anak manis"

"Oh ya Bu Wati, ini saya bawakan ayam goreng kebetulan tadi masaknya banyak" ujar Nadia.

"Ya ampun, gak usah repot-repot Bu"

"Gak repot kok Bu"

"Mau masuk dulu gak? Kita ngobrol di dalam aja!"

"Gak usah Bu, kita pulang aja"

"Bentar aja Bu!" bujuk Bu Wati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!