Bab 5

Silau mentari dari sela-sela tirai jendela seperti ingin jahil pada gadis kecil yang saat ini terlelap. Rambutnya yang sudah tak beraturan menjadi ciri khas tersendiri saat ia tertidur. Dengan malas ia menggeliat ke sana kemari ingin membuka mata. Namun matanya seakan enggan untuk terbuka. Yang pada akhirnya ia kembali menarik selimutnya menutupi seluruh badannya.

Nadia memasuki kamar putrinya. Ia tersenyum ketika mendapati Alisia masih tidur dengan balutan selimut di seluruh tubuhnya. Nadia mendekat dan menarik selimut putri kecilnya itu.

"Ahhh mama aku masih ngantuk" lirihnya tanpa membuka mata.

"Ada Baskara di luar, katanya sih mau ngajak kamu main" ujar Nadia.

"Nanti aja ma, aku masih ngantuk"

"Baskara cuman disini hari ini loh, besok dia udah pergi ke Surabaya. Yakin kamu gak mau main sama dia?"

Mata Alisia langsung terbuka lebar. Ia lupa jika Baskara akan pergi ke Surabaya besok. Alisia tak akan menyia-nyiakan kesempatan nya untuk bermain bersama baskara.

"Suruh baskara tunggu ma! Aku mandi dulu!" Alisia berlari menuju kamar mandi.

Lagi dan lagi Nadia di buat terkekeh dengan tingkah putrinya. Alisia memang selalu saja susah di tebak. Padahal baru saja ia terlihat sangat malas untuk bangun. Tapi lihat sekarang, dia sangat bersemangat untuk bermain.

"Bas!" panggil alis, ia mendekati baskara dengan sedikit rasa bersalah karna telah membuatnya menunggu lama.

"Mau main kemana?" tanya Baskara.

"Hm kemana ya enaknya?" pikir Alisia sembari bertopang dagu di teras rumahnya.

"Ke danau aja gimana? Kita mancing!"

"Mancing?" tanya Alisia ragu.

"Kenapa gak suka ya? karna ngebosenin?" terka baskara. Alisia langsung mengangguk setuju.

"Coba aja dulu! asyik kok" ujar baskara.

"Hm boleh deh" balasnya setelah lama berfikir.

***

Suasana danau terlihat sepi di siang hari ini. Terik matahari membuat mata Alisia dan Baskara menyipit karna silaunya. Untung saja baskara membawa dua buah topi untuk jaga-jaga. Dan topi itu sangat berguna di cuaca panas saat ini.

"Nih pake!" ujar Baskara memberikan sebuah topi berwarna putih pada Alisia. Sementara dirinya menggunakan topi berwarna hitam dengan model yang sama. Sebenarnya topi itu di belinya kemarin saat ia dan mamanya pergi ke sebuah mall. Dan akhirnya topi itu terpakai sekarang.

Baskara menyangkutkan umpan pada mata pancingannya. Sudah setengah jam mereka menunggu namun belum juga ada umpan yang di makan oleh ikan.

"Bas, main yang lain aja yuk! Udah setengah jam nih, masa gak dapet ikan? Bosen tau! Mana panas lagi!" rengek Alisia.

"Tunggu bentar lagi, pasti ada yang makan kok! Kamu cuma harus sabar alis!"

"Tapi sampai kapan_"

Kail pancingnya tiba-tiba saja bergerak. Alisia sangat girang, ia bersorak gembira.

"Bas, ada yang makan umpan aku!" teriaknya heboh.

"Coba tarik!" pinta baskara.

Dengan bantuan baskara akhirnya ikan yang memakan umpan Alisia dapat di tangkap.

"Gede banget bas" ujarnya.

"Kan aku udah bilang, kamu harus sabar!"

"Iya kamu benar" cengir Alisia.

Matahari sudah mulai condong ke barat. Hasil pancingan mereka juga cukup banyak. Rasanya tidak sia-sia mereka menghabiskan waktu di danau ini.

"Bas, mau main air gak?" tanya Alisia.

"Gak ah, nanti kita basah"

"Ya ampun bas, yang namanya main air ya pasti basah" jengah Alisia.

"Iya juga ya" kekeh Baskara.

"Udah ayo main!" ujar Alisia menarik tangan Baskara.

Awal-awal baskara sedikit ragu untuk bermain. Karna ia takut jika nanti mamanya marah jika ia pulang basah kuyup. Namun melihat Alisia yang begitu menikmatinya. Baskara akhirnya melupakan keraguannya dan ikut bermain air bersama.

Suara tawa mereka sudah dapat menjelaskan. Bagaimana puasnya mereka bermain saat ini. Namun sayangnya keasyikan bermain mereka jadi lupa waktu.

"Bas, udah azan magrib" ujar Alisia.

"Iya alis, kita pulang yuk! Nanti mama nyariin!"

"Iya"

Mereka keluar dari danau, Tapi sebelumnya mereka mengambil ikan hasil pancingan mereka dan tak lupa alat pancingan yang tadi mereka gunakan.

Di depan rumah mereka berhenti sejenak.

"Bas, ini kamu bawah ikannya separuh!" ujar Alisia.

"Gak usah, buat alis aja! Mama sama aku gak suka ikan air tawar"

"Trus kenapa kamu ajak aku mancing kalau kamu gak suka?"

"Suka mancing aja, bukan suka ikannya" balas baskara.

"Dasar bas aneh!" cibir Alisia, ia berlalu memasuki rumahnya. Begitu juga baskara yang langsung menuju rumahnya.

Aroma khas ikan goreng tercium oleh panca indra Alisia. Ia sedikit berlari keluar kamar menghampiri mamanya yang sedang memasak di dapur.

"Udah Mateng ya ma?" tanya Alisia, ia sudah tidak sabar merasakan bagaimana rasanya ikan goreng hasil pancingannya.

"Udah nih, kamu tunggu di meja makan ya!"

"Oke ma"

Nadia menghidangkan ikan gorengnya di atas meja. Ia juga menyajikan nasi untuk Alisia, sepertinya putrinya itu sudah tidak sabar merasakan ikan goreng pancingannya.

"Gimana?" tanya Nadia.

"Hm enak banget ma" balas Alisia puas.

***

Keesokkan paginya, Alisia terbangun lebih pagi. Ia sudah selesai mandi juga. Alisia sedikit mengintip dari jendela kamarnya. Dari sana Alisia dapat melihat rumah baskara. Di depannya sudah ada sebuah mobil. Alisia yakin sekali itu adalah mobil yang akan membawa baskara pergi dari sini.

Alisia langsung berlari keluar saat ia melihat baskara keluar dari rumah. Baskara dan mamanya sedang memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

"Bas!" panggil Alisia.

"Alis"

"Udah mau berangkat ya?" tanya Alisia.

"Iya"

"Masih ada yang tertinggal?" tanya seorang pria pada mama baskara. Dia adalah Burhan papanya baskara. Selama ini Burhan memang jarang terlihat. Itu karna kesibukannya sehingga ia jarang sekali berada di rumah. Jika ia pulang pun itu sudah tengah malam. Sehingga jarang sekali tetangganya yang mengenal Burhan.

"Gak ada pa"

"Yaudah tunggu apalagi? Ayo masuk!" pinta Burhan.

"Bas! Masuk mobil sayang!" pinta mamanya.

"Aku pamit ya alis" ujar baskara, ia kemudian memasuki mobil.

"Hati-hati dijalan" kata-kata lirih itu terlontar begitu saja dari bibir mungil gadis itu.

Mobil meninggalkan rumah, dan Alisia terus menatap mobil itu hingga tak terlihat oleh pandangannya lagi.

"Aku gak punya teman lagi" gumam Alisia.

Alisia melirik ayunan tempatnya dan baskara biasa bermain.

"Sekarang aku main ayunan sendiri bas!" lirihnya.

Melihat kepergian Baskara Alisia menjadi tak bersemangat melakukan apa pun sekarang. Ia hanya berguling-guling di atas kasurnya.

"Alisia!" panggil Nadia.

"Iya ma?" sahut Alisia.

"Lihat siapa yang datang!" ujar Nadia dari luar.

"Siapa?" pikir Alisia.

Alisia beranjak dari kasur dan menghampiri mamanya. Ia penasaran sekali siapa yang datang hingga mamanya memanggilnya dengan berteriak.

"Suprise"

"Papa" lirih Alisia, ia langsung meloncat dalam dekapan papanya. Sudah seminggu lebih ia tak berjumpa dengan papanya itu. Ia sangat merindukannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!