Aroma khas masakan Nadia tercium sampai ke teras rumah. Alisia dan Baskara yang sedang asyik bermain langsung berhenti karna sedapnya bau ayam goreng buatan Nadia.
"Bas!"
Seketika baskara berhenti berlarian.
"Kenapa?"
"Kayaknya mama lagi masak ayam goreng deh"
"Iya baunya enak banget"
"Ayo!"
Seketika mereka tidak lagi berlarian di luar, melainkan ke dapur di mana Nadia sedang memasak.
Suara sendawa dari Alisia membuat baskara terkekeh. Masakan Nadia memang sangatlah enak, itu karna resep tersebut turun temurun dari keluarganya.
"Bas, kita main lagi yuk!" ajak Alisia.
"Ayo!"
"Eh bentar dulu! Tunggu nasinya turun dulu!" larang Nadia.
Larangan dari Nadia mampu membuat kedua anak itu kembali duduk. Meskipun kadang keras kepala namun mereka merupakan anak yang patuh pada orang tua mereka.
Hanya 5 menit mereka betah untuk duduk. Saat Nadia sedang membawa piring kotor ke dapur dua anak itu sudah hilang. Entah kemana perginya.
"Baru aja di tinggal bentar! Udah ilang aja" ujar Nadia tak habis fikir.
Disisi lain, Alisia dan Baskara sudah menaiki sepeda mereka pergi bermain di luar. Saat melintasi sebuah sekolah dasar Alisia menjadi tertarik dan reflek menghentikan sepedanya.
"Bas kayaknya seru deh kalau kita sekolah" ujar Alisia tiba-tiba.
"Kamu mau sekolah?"
"Iya" angguk Alisia.
Sekolah di bayangan Alisia adalah teman-teman yang banyak, jajanan dan bekal buatan mama. Bibirnya melengkung sempurna saat membayangkan semua itu.
"Alis, kamu kenapa senyum-senyum?" ujar Baskara.
"Bas, pulang yuk!"
"Sekarang? Kita kan baru keluar?"
"Aku mau minta sama mama buat sekolah" lirihnya kemudian mengayuh sepedanya kembali pulang.
"Alis, tungguin aku!"
Baskara juga ikut mengayuh sepedanya mengikuti Alisia yang sepertinya sangat bersemangat untuk sekolah.
***
Nadia di buat terkekeh dengan keinginan Alisia untuk masuk sekolah. Ia memang berencana memasukkan Alisia ke sekolah dasar tapi saat usianya menginjak 7 tahun. Tapi karna anaknya itu sudah memintanya. Nadia tidak akan melarang, ia akan segera mendaftarkan Alisia di sekolah dasar.
Apalagi kebetulan sekali saat ini pendaftaran masuk sekolah sudah buka. Sepertinya ia harus segera menyiapkan kebutuhan sekolah Alisia.
"Oke, kamu gak usah khawatir! Mama akan daftarin kamu sekolah!" ujar Nadia mencubit gemas kedua pipi putrinya.
"Yeayyy Aku sekolah, aku mau kasih tau bas dulu!" ujarnya. Ia berlari keluar rumah menuju rumah baskara.
"Alisia! jangan lari_" belum sampai ucapan Nadia, putrinya sudah terjatuh di teras rumah karna tersandung kakinya sendiri.
"Nah kan apa mama bilang?"
"Aku gak papa ma" Alisia langsung bangkit dan kembali berlari menuju rumah baskara.
"Anak itu" lirih Nadia. Alisia memang anak yang sangat sulit sekali di nasehati. Ia akan melakukan apa pun selama ia merasa itu benar.
Di depan rumah Baskara, Alisia terus saja mengetuk pintu rumah.
"Bas!"
"Bas! Buka pintunya!"
"Baskara!!!"
Tak lama baskara nongol di depan pintu. Wajahnya terlihat kusut, Alisia menaikan sebelah Alisnya bingung.
"Kamu kenapa?" tanya Alisia.
"Gak papa"
"Bener?"
"Iya, kamu kenapa kesini?" tanya Baskara.
"Aku mau cerita, sambil main ayunan aja yuk!" ajak Alisia menarik tangan Baskara.
Keduanya duduk di ayunan, sembari bermain Alisia menceritakan kepada baskara kalau ia akan segera di daftarkan sekolah.
"Bagus deh" balas Baskara, ia terlihat tak bersemangat dengan cerita Alisia.
"Bas! Kamu sakit ya?"
"Gak kok"
"Kok lemes gitu?"
"Aku gak papa"
"Hm kamu gimana? mau daftar sekolah juga kan? kita bisa pergi sekolah bareng! pasti seru!" ujar Alisia.
Baskara terdiam dengan pertanyaan Alisia. Ia terus saja menatap lurus ke depan. Seperti ada yang sedang di fikirkannya.
"Bas! Kamu denger aku gak sih?" tanya Alisia kesal.
"Iya aku denger"
"Tapi kenapa kamu gak jawab?"
"Maaf ya alis, kayaknya kita gak bisa pergi sekolah bareng" seketika Alisia melotot kaget dengan jawaban Baskara.
"Kenapa?" lirihnya.
"Orang tua aku bakal pindah ke Surabaya lagi dan aku akan ikut mereka"
"Bas mau pergi?" suara Alisia berubah menjadi serak.
"Iya" singkat Baskara.
"Kapan?"
"Lusa"
"Kenapa mendadak banget?"
"Mama aku baru bilang tadi"
"Yaudah gak papa, tapi nanti bas bakal balik kesini lagi kan?" tanya Alisia penuh harap.
"Aku gak tau alis, aku gak mau janji sesuatu yang gak akan aku tepati"
"Gitu ya?"
"Tapi aku akan usahain buat balik ke sini lagi, buat ketemu sama alis"
"Bener ya?" ujar alis.
"Iya"
***
Sore ini angin bertiup sangat kencang. Seorang penjual layang-layang tiba-tiba saja lewat di depan rumah. Seperti tak ingin kehilangan kesempatan itu, Alisia langsung menghampirinya dan membeli sebuah layang-layang lengkap dengan benangnya.
Kemudian ia menghampiri rumah Baskara. Beberapa kali ia mengetuk pintu hingga baskara keluar.
"Ada apa alis?" tanya baskara.
"Ayo main layangan!"
"Hm ayo!" balas Baskara.
Kedua anak kecil itu menghabiskan waktu sorenya dengan bermain layangan bersama. Suara tawa terdengar melengking saat layangan itu terbang begitu tinggi. Kebahagiaan terpancar jelas pada wajah keduanya.
Namun sayangnya kebahagiaan itu harus di hentikan karna suara azan magrib dan panggilan mama mereka.
"Alisia, ayo masuk udah magrib!" pinta Nadia.
"Tapi ma, lagi asyik main nih" banyak Alisia.
"Besok lanjutin lagi!"
"Baskara! pulang dulu nak!" tak jauh berbeda mama baskara juga ikut memanggil putranya.
"Besok kita lanjutin ya alis, ini layangannya kamu simpan dulu!"
"Yaudah deh"
Dengan sangat terpaksa keduanya mengakhiri permainan mereka. Alisia memasuki rumahnya. Dengan perintah mamanya Alisia langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah sholat magrib berjamaah dengan mamanya. Mereka melanjutkannya dengan makan malam bersama. Kali ini menu makan malamnya sedikit berbeda.
Nadia memasak cumi saus tiram yang merupakan makanan kesukaan suaminya.
"Kalau papa di sini pasti lahap banget makannya" ujar Alisia.
Andra memang suka sekali dengan cumi saus tiram. Maka dari itu setiap kali suaminya pulang kerja dari luar kota. Menu itu akan selalu tersaji saat makan malam.
Namun berbeda dengan sekarang, Nadia memasak masakan itu bukan untuk menyambut sang suami. Tapi karna ia merindukannya. Sudah seminggu setelah suaminya itu pergi bekerja di luar kota. Sampai sekarang belum ada kabar kapan ia akan pulang.
"Iya kamu benar, papa suka banget sama cumi saus tiram ini" balas Nadia.
Usai makan malam, Alisia langsung menuju kamarnya. Namun tak berapa lama mamanya datang dengan sebuah beberapa paper bag di tangannya.
"Apa itu ma?" tanya Alisia.
"Tebak dong!"
"Mainan baru?"
"Bukan?"
"Kado dari papa ya?"
"Hm salah lagi" kekeh Nadia.
"Trus apa dong?"
"Coba lihat deh!"
Alisia langsung merogoh paper bag itu. matanya langsung berbinar saat melihat jika di dalamnya adalah seragam sekolah.
"Wawww seragam sekolah" lirihnya, kemudian ia merogoh paper bag lainnya.
"Tas"
"Sepatu"
"Buku dan alat tulis" seru Alisia menyebutkan satu-satu isi paper bag yang di bawah mamanya.
"Kamu suka?"
"Suka bangetttt" Alisia langsung memeluk mamanya.
"Makasih ya ma"
"Sama-sama sayang"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments