Suddenly Married An Arrogant Man
Rinai hujan disertai gemuruh halilintar kian menghantam puncak gedung pencakar langit yang berjejer rapi di tengah Ibu Pertiwi. Kala malam mulai mencekam, meninggalkan hawa dingin yang mengkungkung setiap insan yang masih berlalu lalang. Seorang pria bertubuh proporsional keluar dari sebuah ruang VVIP dengan raut garang. Tak hanya sendiri, ia bersama seorang pria lain yang berjalan di belakangnya.
“Waktunya tak banyak. Carikan wanita yang tepat, sesuai dengan kriteriaku,” pintah Kairos kepada pria yang merupakan asisten pribadinya.
“Dimengerti,” sahut Egen.
“Satu jam lagi temui aku di ruang rapat,” ucap Kairos sembari melirik arloji mahal yang melekat di pergelangan tangannya.
***
Jam telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam, setengah jam lagi Egen harus membawa para wanita pilihannya untuk bertemu dengan Tuan Muda Kairos. Egen bekerja keras dengan mencari tahu semua wanita karrier dan berpendidikan yang bisa bersanding dengan Tuan Mudanya.
Berkat kecakapan dan keterampilan yang dimiliki Egen sehingga ia bisa menjadi orang kepercayaan Kairos Kingsley. Hal mudah bagi dirinya untuk menemukan semua biodata para wanita ternama di Ibu Kota. Setelah itu, Egen menghubungi mereka dan mengundang secara resmi untuk hadir di gedung milik The King Group.
Para wanita itu tentu saja tak dapat menolak undangan Egen. Impian setiap wanita di tanah air untuk bertemu secara langsung dengan seorang Kairos Kingsley sang raja bisnis yang memiliki ketampanan yang paripurna. Selain tampan, Kairos juga memiliki kekayaan yang cukup untuk mengalahkan kekayaan para sultan di Dubai.
Ruang rapat telah disulap sedemikian rupa menjadi tempat yang layak untuk dipakai berpesta. Hal mudah bagi seorang Kairos untuk melakukannya. Malam itu benar-benar membuat Kairos melakukan hal yang sama sekali tidak dia inginkan dalam hidupnya. Namun karena suatu alasan yang tidak terelakkan, ia terpaksa untuk melakukannya.
“Tuan, sesuai dengan titah Anda,” ucap Egen kala memasuki ruangan itu.
Para gadis telah dipersilahkan untuk masuk. Mereka semua adalah wanita-wanita dengan latarbelakang pendidikan dan karrier yang telah memadai, sesuai dengan kriteria Kairos. Banyak di antara mereka yang memiliki profesi sebagai seorang model tetapi juga anak dari keluarga yang memiliki nama di Ibu Kota.
“Kairos, lama tidak berjumpa denganmu,” ucap seorang wanita yang mengenakan gaun merah seksi dengan lipstick senada dengan pakaiannya. Ia berjalan menghampiri Kairos yang tengah duduk menyilangkan kaki sembari menggoyang gelas kaca berisi anggur. Wajah Kairos begitu datar dan sinis.
“Ayolah, Kai. Bukankah kau mengundang kami untuk bersenang-senang denganmu, hm?” tanya wanita itu yang telah duduk bersebelahan dengan Kairos. Ia menggoda Kairos dengan menyandarkan dada besarnya di lengan berotot milik lelaki beku itu.
“Pamela, kau sangat seksi,” ucap Kairos, menyunggingkan bibirnya.
Pamela tersenyum puas. Ia semakin liar menggesekkan buah dadanya yang sangat berisi di lengan Kairos. “Kau ingin aku membawamu ke dunia liar penuh fantasi, Sayang?” bisik Pamela dengan penuh hasrat.
Kairos tak bergeming dari posisinya dan sama sekali tidak menatap ke arah wanita itu. Ia kembali meneguk anggurnya dan membiarkan Pamela seperti cacing kepanasan menggesek-gesek dua gunung berapi itu. Kaisar meremas jemarinya. Rahangnya mengerat sehingga urat-urat kecil tampak timbul di lehernya. Ia segera bangkit dari duduknya karena merasa sangat tidak nyaman dengan perbuatan Pamela.
“Kairos? Apa kita lanjutkan di kamar saja?” tersenyum semringah.
“Kau tereliminasi.” Ucap Kairos.
Wanita itu segera beranjak. Ia tampak kaget dengan ucapan Kairos. “Maafkan aku Kairos. Aku berjanji aku akan membuatmu puas malam ini," tegasnya penuh percaya diri.
"Sepertinya kau belum paham,” tutur Kairos seraya menatap kedua pengawal bertubuh kekar yang berjaga di dekatnya. Kedua pria itu segera menyeret Pamela supaya menjauh dari hadapan Kairos.
“Hey, bajingan lepaskan aku! Jangan menyentuhku!” ketus Pamela kepada kedua pengawal itu. “Kairos tolong aku. Mereka sangat kasar!”
"Usir j@lang itu jauh-jauh dari hadapanku. Aku muak melihat wajahnya, apalagi dadanya yang berisi nata de coco! Benar-benar menjijikkan, cuihh!” Kairos meludah sebagai ungkapan penuh kejijikkannya kepada Pamela.
Seketika ruangan itu menjadi hening dan mencekam. Apalagi disertai dengan gemuruh petir dan rinai hujan yang tak henti-hentinya memperdengarkan suara. Suasana yang riuh berubah menjadi horror. Aura yang dikeluarkan Kairos begitu dingin dan sangat mengintimidasi. Tak satu pun gadis di tempat itu yang berani menatap wajah Kairos setelah mereka menyaksikan dengan langsung bagaimana sikap Kairos kepada Pamela.
Jelas saja mereka sangat takut, tak ada satu pun dari mereka yang bebas bercerita dengan seorang Kairos Kingsley, kecuali Pamela yang merupakan model ternama sekaligus anak dari keluarga Barker, terkaya kedua setelah keluarga Kingsley. Sedangkan wanita yang dianggap pantas untuk bersanding dengan keluarga Kingsley terlengserkan, apalagi wanita-wanita lain yang berada di ruangan itu, yang hanya sekadar ujung kuku dari Pamela.
“Egen, bukankah aku menyuruhmu untuk mencarikan wanita-wanita yang sesuai dengan kriteriaku?!”
“Benar Tuan.”
“Lalu kenapa kau membawa pel@cur?”
Deg!
Egen tampak panik, namun ia berusaha menetralkan wajah dan tubuhnya.
“Apa kalian juga memiliki sifat dan perilaku seperti J@lang?” celutuk Kairos sembari melempar tatapan membunuh kepada para wanita itu.
Kalimat Kaisar benar-benar membuat wanita-wanita itu tak berkutik. Pasalnya mereka semua menggunakan pakaian yang belum selesai dijahit alias terbuka atas bawah sehingga menampilkan belahan dada dan paha putih mulus mereka. Sangka mereka, mereka bisa mendapatkan seorang Kairos Kingsley dengan tubuh mereka.
“Semuanya bubar!” teriak Kairos naik pitam.
Acara pencarian jodoh pun berakhir dengan kegagalan dan kekacauan. Semua orang telah bubar. Kairos sangat geram dan ingin sekali memukul wajah Egen yang tak kalah tampan dengannya.
"Saya akan memikirkan cara lain untuk mencarikan Tuan calon istri," tutur Egen penuh percaya diri.
"Besok pagi di alamat yang akan aku kirimkan kepadamu. Tepat jam delapan. Lewat dari itu kau di pecat!" Ketus Kairos.
"Dimengerti."
***
Waktu terus berlalu, jam telah menunjukkan pukul dua dini hari. Egen masih sibuk menatap monitor laptopnya. Ia begitu gigih mencarikan calon istri yang pantas bersanding dengan Kairos. Segala cara telah ia lakukan, sampai-sampai Egen membuang malu dan gengsinya untuk memasang papan iklan di internet "Dibutuhkan wanita muda berpendidikan, berpenampilan menarik, dan terampil dalam berbagai hal. Hubungi nomor: 08539705xxxx." Egen memasang iklannya di laman Kingsley Group.
Banyak sekali yang mengirimi Egen pesan, namun tak satu pun yang lulus seleksi. Pria berumur tiga puluh tahun itu tampak frustasi. Pasalnya ia tak punya banyak waktu lagi. Karriernya, pekerjaannya akan lenyap setelah lewat jam delapan pagi.
"Kak Egen?" panggil seorang wanita yang baru saja keluar dari kamarnya. Matanya tampak sayu.
Melihat sosok Prita, mata Egen langsung mengeluarkan binar. "Prita! Kau benar-benar malaikat penolongku!" berlari memeluk adiknya.
"Kakak, apa sih?" ucap Prita masih setengah mengantuk.
"Prita, kau mau uang?" tawar Egen.
"Mau!" kesadaran Prita langsung kembali delapan puluh persen.
"Satu em kakak langsung transfer ke rekeningmu saat ini juga, asalkan kau mau menandatangani kontrak dengan kakak!"
Deg!
Bukan hanya delapan puluh persen, kesadarannya seketika berubah menjadi seribu persen. Rasa kantuknya lenyap. Matanya seolah memancarkan gambar dolar. "Sa--satu em?!!!!"
"Kenapa? kurang? baik akan aku tambah jika kau sudah menandatangani kontrak."
"Ma-mana? Berikan! Ayo berikan kontraknya!" tukas Prita tanpa bertanya.
Dengan segera Egen menyiapkan kontraknya. Setelah selesai di print, Prita segera menandatangani kontrak tanpa membacanya terlebih dahulu. Ia tahu jika kakaknya tidak akan menjerumuskannya pada hal sesat, karena Prita sangat mempercayai sang kakak.
"Bagus anak manis. Terima kasih telah menyelamatkan kakakmu," tersenyum semringah.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Prita.
"Menunggulah sampai jam tujuh. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat dan kenakan pakaian ini," menyodorkan paper bag.
"Baik. I love you brother!" mengecup pipi Egen.
Notifikasi ponsel Prita berbunyi, pengiriman telah sukses. Satu miliar telah bersemayam di rekening Prita. Wanita itu sangat bahagia sampai lupa untuk tidur.
***
Matahari telah keluar dari peraduan, tanda pagi sudah tiba. Seorang pria bertubuh tegap, memiliki dagu tegas, alis tebal, bibir yang tipis kemerah-mudaan dan hidung mancung serta memiliki lesung pipi sebagai pelengkap kesempurnaan, tampak berdiri sembari menatap arloji. Jam telah menunjukkan pukul tujuh lewat lima puluh sembilan menit. Tinggal satu menit lagi dan batas waktu Egen mencapai limit. Kairos telah menunggu di lokasi yang telah dikirimkannya pada Egen.
Mobil berwarna putih melaju dari gerbang depan menuju gedung besar yang tak lain adalah katedral. Mobil itu ditumpangi Egen dan Prita. Waktu yang sangat pas. Tepat jam delapan pagi, Egen membawakan Kairos calon istri. Walaupun Egen ragu jika Kairos akan menyukai Prita. Melihat dari latar belakang pendidikan dan keluarga, tentu sangat jauh berbeda dengan Kairos. Tapi apa boleh buat, ini cara satu-satunya untuk menyelamatkan dirinya.
"Tepat waktu," ucap Kairos menarik sudut bibirnya. "Kau yakin dengan wanita ini?"
"Yakin, Tuan," ucap Egen.
"Kakak, aku mau diapakan? Kau tidak menjualku 'kan?" bisik Prita.
Egen tak menjawab. Ada rasa bersalah yang menggerogoti batinnya.
"Siapa namamu?" tanya Kairos.
"Prita," sahutnya singkat.
"Mulai sekarang, kau adalah istriku."
Deg!
(To be continued)
Dukung Author dengan cara like, komen serta vote ❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Uthie
Wahhh parah.. adiknya sendiri di jerumuskan 😂😂😂
2024-08-16
0
𝐙⃝🦜Zifei_WanitaTangguh💫
Weeeh,,tetiba jadi istri orang..kan tekejot si prita jadinya
2023-09-30
0
𝐙⃝🦜Zifei_WanitaTangguh💫
🤣kok bisa tau isinya🤣
2023-09-30
0