Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Kairos, segera membuat Prita bergegas menuju kamar mandi. “Aku akan menyiapkan air untukmu,” ucapnya seraya menutup erat pintu kamar mandi. Napas Prita menjadi tak beraturan, ia berusaha menenangkan dirinya dan mengelus-elus dadanya yang tampak sulit bernapas. Ia kemudian memasang kran air sehingga berjatuhan ke dalam bak mandi.
Ada beberapa aroma terapi yang terletak di dalam nakas kecil dekat bak mandi. Prita memilih aroma teratai untuk dicampur-adukan dengan air yang sudah hampir terisi penuh dalam bak mandi. “Aku harus cari cara supaya Tuan Arogan itu tidak berbuat aneh pada diriku,” gumam Prita.
“Lama sekali kamu menyiapkan air,” ketus Kairos dari balik pintu.
“Sudah selesai,” sahut Prita.
“Kalau begitu keluarlah. Sedang apa kau di dalam sana berlama-lama?”
Prita segera keluar. Tiba-tiba wanita itu menarik lengan berotot Kairos dan memasukkannya ke dalam kamar mandi. Kairos pun terkejut dengan tingkah Prita. Dengan segera Prita menarik gagang pintu kamar mandi dan menutup pintu dari luar. “Mandilah Tuan, aku … aku akan keluar sebentar mencari udara segar,” ketus Prita.
Kairos menggeleng kepala. Ia langsung melucurkan boxer hitamnya sehingga batang raksasa terlihat dengan jelas. Mendadak batang raksasa berurat itu mulai terbangun. Kairos mengelus perlahan dan memanjakan benda tumpul sumber benih itu. “Jack, kau akan mendapat jatah makan malammu setelah kita berdua mandi.”
Sementara itu, Prita telah berjalan entah ke mana. Ia bahkan hampir tersesat karena rumah itu terlampau besar. Untunglah ia bertemu Olivia dan menuntunnya ke kolam renang. “Rumah ini sangat besar, aku sampai lupa arah ke kamar lewat mana,” canda Prita.
“Rumah ini adalah milik pusaka dari keluarga Kingsley. Semenjak Nyonya Caroline mengidap penyakit jantung coroner, Tuan Muda tinggal sendirian. Hanya ada kami beberapa pelayan rumah,” jelas Olivia.
“Ya ampun, aku baru tahu kalau Mama Caroline mengidap penyakit jantung koroner.”
“Apa Tuan Muda tidak memberitahumu?” tanya Olivia.
Prita terdiam sejenak. Ia tak mungkin mengatakan pada kepala pelayan itu jika pernikahan mereka hanyalah pernikahan kontrak. Bahkan keduanyapun tak saling mencintai. “Soal itu, aku tidak pernah bertanya pada Tuan Muda,” ucap Prita.
“Saya sudah tahu dari Tuan Egen, jika pernikahan kalian hanya pura-pura. Saya berjanji saya akan merahasiakannya,” tutur Olivia sembari menundukkan kepala.
“Baguslah jika kau sudah tahu,” lirih Prita.
“Saya juga tidak menyangka jika Tuan Egen akan tega kepada Anda, Nyonya. Saya juga mengira jika Tuan Muda akan menikah dengan Nona Prisilia.”
“Prisilia? Apa dia pacar Tuan Kairos?” tanya Prita.
“Tepatnya mantan kekasih. Nona Prisilia adalah seorang dokter pribadi keluarga Kingsley.”
“Lalu kenapa mereka berpisah?” tanya Prita antusias.
“Olivia, jangan bergosip dan lanjutkan tugasmu!” Suara berat itu milik Tuan Muda Kairos. Ia tepat berdiri di belakang Olivia dan Prita.
Sontak Olivia segera membalikkan tubuhnya, “Maafkan saya, Tuan. Saya permisi,” ucapnya sembari meninggalkan Kairos.
“Aku mencarimu ke mana-mana tapi ternyata kau sedang bergosip dengan kepala pelayan di sini. Apa kau senang bercerita tentang urusan orang lain?” celutuk Kairos menatap Prita dengan tajam.
“Jangan salah paham, aku tidak bermaksud mencari tahu urusanmu. Tapi hanya saja aku …”
“Kepo? Begitu?” timpal Kairos memutus ucapan Prita. “Kembali ke kamar, ada hal yang harus kita lakukan,” berjalan meninggalkan Prita.
Wanita itu membesarkan maniknya. Ia menelan saliva dengan kasar dan segera mengikuti Kairos dari belakang. saat menaiki lift, Prita melihat tampilan tubuh Kairos dari dinding kaca lift. Seketika ia mengangumi wajah dan tubuh Kairos. Tersadar dari pikirannya, Prita menggelengkan kepala dan mengusir jauh-jauh pikiran aneh itu.
Tak hanya Prita, Kairos pun secara diam-diam mencuri pandang melalui pantulan kaca. Ia melihat paras Prita yang tidak begitu buruk. Pasalnya Prita memiliki wajah yang tak kalah molek dengan wanita-wanita model lainnya. Rambut berwarna hitam lurus, tergerai rapi sepinggang, tubuh yang langsing dan memiliki bodi bak gitar spanyol yang tertutupi kaus besar milik Kairos.
“Boleh juga,” gumam Kairos.
“Apanya Tuan?” tanya Prita.
Tidak ada sahutan dari Kairos. Mereka keluar dari dalam lift dan menuju kamar utama. Jantung Prita Kembali berdegup kencang. Ia belum memikirkan cara untuk menghindar dari malam pertama mereka.
“Apa Olivia tidak mengatakannya padamu?” tanya Kaisar.
“Hal apa?”
Kairos memoncongkang bibirnya menunjuk pakaian yang dikenakan Prita. Ia melihat jika Prita tidak menggunakan pakaian dinas malam.
“Aku tidak nyaman menggunakan pakaian setengah jadi itu. Pinjamkan saja aku bajumu. Besok aku akan mengambil pakaianku di rumahku,” tutur Prita.
Lelaki yang menggunakan kaus berwarna putih serta celana jogger casual, berjalan mendekat ke arah Prita. Langkah Prita mulai ia mundurkan perlahan sampai mentok di dinding. Kairos menatapnya dengan tatapan garang namun memiliki arti yang dalam. Tak dapat memalingkan pandangannya ke wajah Prita, membuat gadis itu salah tingkah dan hampir tidak bernapas.
“Ada apa? Kau mulai menyukaiku?” goda Kairos sembari mengangkat dagu Prita dengan telunjuknya, sedangkan tangan kirinya dipalangkannya ka arah dinding agar Prita tak bisa bergerak dengan leluasa.
“Tu—tuan kau mau apa?” lirih Prita panik bukan kepalang.
“Menagih jatahku,” bisiknya di telinga Prita.
Wajah Kairos semakin di dekatkannya kepada wajah Prita, sehingga jarak keduanya tinggal beberapa senti saja. Jantung Prita serasa mau keluar dari dalam tubuhnya. Pria bertubuh kekar dengan ketampanan yang luar biasa sedang berdiri di didepannya dan hendak melakukan sesuatu. Prita dengan reflek menutup matanya. Entah kenapa tubuhnya tidak melakukan perlawanan saat Kairos ingin memadukan bibir keduanya.
Melihat Prita yang telah memejamkan mata, membuat Kairos semakin ingin mengerjainya. Dengan lekat ia menatap wajah Prita, begitu dekat dan dekat sehingga napas mereka saling terasa di wajah masing-masing. Kairos terdiam dengan manik yang tidak berhenti menatap paras Prita. Tangan kanannya mulai menyentuh alis Prita, kemudian beralih ke bibir tipis. Ia mengelus bibir Prita dengan jari jempol. Rasa ingin memiliki Prita sepenuhnya tiba-tiba menggebu tak beraturan.
“Kau membuatku semakin ingin melahapmu,” goda Kairos.
Prita dengan segera membuka matanya. Ia tersadar jika ia baru saja terhanyut oleh perbuatan Kairos. “Menjauh dariku,” saat hendak mendorong tubuh lelaki di depannya, Kairos terlebih dahulu menahan tangan Prita. Pandangan keduanya kini beradu. Tak hanya Prita, jantung Kairos pun berdetak hebat. Lama mereka saling menatap hingga akhirnya Kairos melumati bibir Prita. tak mendapat perlawanan, Kairos dengan lembut terus melancarkan aksinya.
Tidak, sampai seseorang datang dan mengacaukan suasana romantis itu. “Tuan, bisakah aku bertemu Prita,” tutur seseorang yang tak lain adalah Egen.
Proses pagutan kedua bibir terhenti. Prita segera melepas bibirnya, dan berdehem dengan keras, “ehem, aku keluar dulu,” ucap Prita salah tingkah.
Sementara itu Kairos menggeram. Ia mengepal jemarinya dan mengeratkan rahang. “Sialan si Egen itu!” gerutunya.
Di luar, Egen tampak heran melihat wajah adiknya yang memerah bagai buah tomat. Prita masih melongo tak jelas. Tatapannya kosong namun pikirannya tak berhenti memikirkan peristiwa beberapa detik yang lalu.
“Prita, apa kau sakit?” tanya Egen.
Prita tak menyahut.
“Prita, hey! Ada apa? Apa tuan menyakitimu?” tanya Egen seraya menggoyang Pundak Prita.
“Arghhhhhhhh!” jerit Egen memekik kesakitan. Ia baru saja menerima gigitan maut dari Prita,
Mendengar teriakan Egen, Kairos segera berlari ke luar kamar. “Apa yang terjadi?”
Prita segera mencabut gigitannya di lengan Egen. Ia memang memiliki kebiasaan menggigit saat ada peristiwa yang membuat jiwanya bergejolak. Dan itu ia lampiaskan hanya pada sang kakak. Egen langsung menyadari jika ada sesuatu yang baru saja terjadi antara adik dan Tuan Mudanya.
“Prita …” lirih Egen dengan memberi tatapan penuh arti. Prita langsung menyadari maksud dari mimik Egen yang menatapnya seperti ingin meledek.
“Kakak, apaan sih. Kamu mengganggu saja!” ucap Prita keceplosan.
Deg!
Senyuman licik tergambar di raut wajah Kairos.
(To be contineud)
Berikan dukungan kalian lewat Vote, Like dan Komen ❣️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
juhaina R💫💫
ciyee masih terbayang byg wlopun gak berbekas🤭🤭🤭
2023-09-30
0
faridah ida
seneng banget ini Kairos Prita keceplosan kaya gitu ...😁😁
2023-09-28
0
Aprisya
eehheemmm.. ternyata prita menikmati tiumannya😅😅😅
2023-09-28
1