Celia membuka matanya yang terasa berat dan seketika rasa sakit menyerang kepalanya. Sepertinya aku kebanyakan minum tadi malam.
Dia mengambil air di samping tempat tidur dan menelan obat. Setelah beberapa menit, rasa sakit itu berkurang dan beberapa ingatan muncul di kepalanya. Anehnya, Alex ada dalam ingatan itu.
Tadi Malam
"Puas kamu menertawaiku? Dasar pria jahat tidak tahu sopan santun!"
Butuh perjuangan untuk membawa Celia keluar dari klub karena dia tidak mau diam, baik mulutnya atau tubuhnya. "Bisa diam dan jangan bergerak? Kapan kita sampai ke mobil kalau kamu terus seperti ini."
Celia malah tertawa dan menjatuhkan tasnya lagi. "Tasku! Mana tasku? Ambilkan tasku!"
Alex kesal dan memutuskan mengalungkan tas itu ke lehernya sendiri sebelum dibuang lagi oleh pemiliknya yang sedang teler.
"Sepatuku, sepatuku lepas satu, ambilkan sepatuku," rengek Celia.
Alex yang kerepotan menggendong Celia beserta tasnya malah dikerjai menggunakan sepatu. "Awas saja kamu besok!"
Satu masalah muncul setelah Celia berhasil dimasukkan ke kursi penumpang. Dia tertidur dan Alex tidak tahu alamat rumahnya. Apartemenku? Hotel? Kubawa kemana dia?
Alex mengguncang bahu Celia untuk membuatnya sadar tapi mata wanita itu tidak kunjung terbuka. "Astaga! Kamu merepotkan sekali. Katanya tidak mabuk. Lihat siapa yang pingsan sekarang!"
Celia akhirnya terbangun setelah satu jam tertidur. Dia buru-buru membuka pintu mobil dan langsung berjongkok di tepi jalan. Isi perutnya di klub terkuras habis dalam beberapa menit.
Seseorang mengulurkan sebotol air dan tisu. Celia mendongak dan wajah Alex yang cemas memenuhi pandangannya. "Bagaimana kita bisa sampai di sini? Apa pestanya sudah berakhir?"
Alex menyibakkan helai rambut yang menutupi wajah Celia. "Kamu masih ingin berpesta? Kamu tahu tidak, aku kerepotan membawamu keluar dari klub. Jangan pernah minum lagi."
Celia belum sepenuhnya sadar dari pengaruh minuman jadi dia tidak mampu mengingat kerepotan yang dia perbuat malam itu. "Maaf, aku sungguh tidak ingat dan tidak sengaja ingin membuatmu repot."
"Sudahlah, dasar wanita pemabuk! Di mana alamatmu? Akan kuantar pulang." Alex bangkit dan membantu Celia masuk ke mobil. Dia juga membantu memakaikan sabuk pengaman dan menutupi tubuh wanita itu dengan jaketnya.
Apartemen Celia
Setelah muntah, Celia kembali normal, dalam artian bisa berjalan sendiri dan tidak membuang barang miliknya, tapi dia lupa password pintunya. "Aku baru saja ganti password. Jangan menatapku seolah aku ini bodoh."
"Kamu yang bilang, bukan aku."
Celia duduk di depan pintu dan memeriksa isi handphonenya untuk mencari petunjuk. "Kamu pulang saja. Ini sudah pagi. Terima kasih sudah mengantarku dan maaf sudah merepotkan."
Alex tidak pergi dan ikut duduk di sampingnya. "Mungkin tanggal ultahnya kak Kevin."
Celia mencoba dan berhasil membuka pintunya. "Kok kamu bisa tahu?"
Sekarang
Celia membuka pintu mobilnya dan menemukan jaket milik Alex di kursi penumpang. Berarti ingatannya itu memang benar terjadi tadi malam. Dia mengantarku sampai ke depan pintu. Sebenarnya dia pria yang baik.
Celia membawa masuk jaket itu untuk dicuci. Setidaknya itu balasan kecil untuk pertolongan Alex. Saat akan dicuci, dia menemukan gelang di salah satu saku. "Ini pasti gelang yang kulihat waktu itu. Meskipun pasaran, bagaimana bisa sama persis dengan milikku?"
Celia masih ingat gelang miliknya. Dia membelinya di bazar sekolah saat masih SMA dan dipakai setiap hari sebelum akhirnya hilang entah di mana.
Gelang di tangannya itu tampak sudah lama dipakai karena warna talinya kusam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Hamla
mungkinkah itu gelang Celia yg telah hilang ??? 🤔🤔🤔
2020-07-25
1
Wadiah Swety-swety
seru...
2020-07-09
1
Retno Marsudi
mungkin alex suka sama celia ya dari sejak sekolah
2020-06-16
3