Celia merasa hari ini adalah hari keberuntungannya. Cinta pertamanya kini berdiri tidak sampai lima meter darinya.
"Aku ingat dia." Alex terdengar tidak antusias saat Kevin memperkenalkan diri.
"Dunia ini memang sempit," kata Celia. Matanya tidak kunjung lepas menatap Kevin. Sepuluh tahun lebih tidak bertemu dan dia menjadi terlalu tampan.
"Selanjutnya, mohon bantuan dan kerja samanya. Terima kasih." Kalimat Kevin ditutup dengan tepuk tangan meriah dari para wanita. Belum genap sepuluh menit, Kevin sudah memiliki fans club.
"Baiklah. Sekarang kalian bisa kembali ke ruangan masing-masing dan mulai bekerja. Saya akan mengajak pak Kevin berkeliling."
Celia dan penggemar Kevin berpura-pura mulai bekerja sebelum melarikan diri ke kamar mandi untuk merapikan riasan wajah. Dia kembali tepat sesaat sebelum Kevin menghampiri meja kerjanya.
"Apa benar kamu Celia, adik kelasku waktu di SMA X? Aku merasa familiar dengan wajahmu."
Suara dan senyum Kevin mampu membuat jantung Celia berdebar kencang seperti habis lari maraton. Dia menggangguk malu seperti anak remaja. Jangan norak Celia, kamu ini sudah hampir 30 tahun.
Kevin melebarkan senyumnya. "Senang bertemu kembali denganmu. Apa kabarmu selama ini?"
"Kabar saya baik." Celia tersenyum kikuk dan setelahnya speechless.
"Aku masih tidak mengira kita bisa satu kantor. Apa ini takdir?"
"Eh?" Celia tidak yakin meski ingin menjawab iya. Please, lidah, jangan jadi norak di depannya.
"Kamu banyak berubah, tapi aku masih bisa mengenalimu. Matamu tidak berubah."
Dulu Celia tidak cantik dan modis. Rambutnya tidak pernah lurus atau rapi apalagi jatuh terurai seperti iklan shampoo, berkacamata, jerawat dan bekasnya di sana sini, riasan wajah dan gaya berpakaiannya pun seadanya karena keterbatasan ekonomi.
Apa maksudnya dengan tidak berubah? Mataku indah atau aneh?
"Saya juga masih bisa mengenali bapak. Meski sudah banyak berubah."
"Berubah bagaimana?"
"Lebih tampan dari yang dulu." Celia ingin membenturkan kepalanya ke tembok setelah terlanjur berkata demikian.
Kevin tertawa dan mengulurkan tangannya. "Ke depannya mohon bantuan dan kerja samanya."
Celia menerima uluran itu dengan hati berbunga. Jelas ini takdir.
"Aku lupa minta nomermu." Kevin berbalik dan menyerahkan handphonenya.
Celia ingin rasanya berteriak bahagia karena cinta pertamanya meminta nomernya. Karena awal dari sebuah hubungan adalah komunikasi**.
Sepuluh Tahun Silam
Pertemuan Celia dan Kevin berawal di lapangan upacara.
"Kamu tidak bawa topi?" Kevin berhenti beberapa langkah di belakang Celia.
Mata Celia memanas. Sebenarnya topi lamanya hilang dan dia tidak mampu membeli yang baru. Uang jajannya bahkan sudah habis sejak kemarin untuk pengumpulan uang kas.
Kevin mungkin mengira Celia hampir menangis karena tidak ingin disetrap di depan siswa satu sekolah. Dia melepas topinya dan menaruhnya di kepala Celia. "Sudah beres sekarang."
"Jangan, nanti kakak disetrap," tolak Celia. Dia tidak ingin orang lain menanggung resikonya.
Kevin tersenyum padanya dan melambaikan tangan. "Sudah sana, nanti kamu terlambat masuk barisan."
Celia malu, terharu, sekaligus bersyukur karena masih ada yang baik padanya. Sejak hari itu, dia jatuh hati pada si pemilik topi dan selalu mencarinya. Lucunya, setelah ketemu, dia tidak berani menyapa langsung karena minder, apalagi kakak kelas itu punya banyak teman sehingga hampir tidak pernah sendirian.
Tentu saja, dia tampan, tinggi, pintar pelajaran, olahraga, bahkan musik, siapa yang tidak ingin berada di sampingnya. Tapi aku ingin sekali menemuinya dan mengembalikan topi ini.
"Kamu yang kupinjami topi waktu upacara dulu kan?"
Bagai keajaiban, setelah lama waktu berlalu, orang yang Celia ingin temui akhirnya menemukannya.
"Terima kasih sudah meminjamkan topi hari itu."
"Tidak masalah. Siapa namamu?"
"Celia."
"Nama yang indah. Aku Kevin. Semoga kita bisa berteman baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Eva Yᴜɴɪᴛa/ Gadis inisial E
aku baper 🥺
2020-08-14
1
Siti Marchamah
baguss
2020-07-07
2
Dea Ellisa
baru baca.. auto favorit thor... 😍😍
2020-06-27
2