Masa Lalu Pemilik Tubuh

Kini Daddynya dokter William dan dokter William berada di dapur, dokter William duduk di kursi makan sambil melihat Daddynya membuat makanan pesanan putra sulungnya.

Tiba - tiba dokter William mendapatkan penglihatan dari pemilik tubuh bagaimana dulu Mommy, Daddy dan pemilik tubuhnya sangat bahagia dan saling sayang menyayangi. Daddynya sering membuatkan makanan enak buat istri dan anaknya.

Namun ketika pemilik tubuh berumur dua belas tahun kejadian yang tidak pernah dibayangkan terjadi di mana saat itu ....

"Masakan Daddy enak." Puji dokter William.

"Iya donk." Jawab Daddynya sambil tersenyum.

"Kalah masakan Mommy." Ucap dokter William menggoda Mommynya.

"Gitu ya kalau pas giliran Mommy yang masak bilangnya enakkan masakan Mommy tapi pas giliran Daddy yang masak lebih enak masakan Daddy." Ucap Mommynya dengan wajah di tekuk.

"Pfftttt.... Hahahaha..." Tawa lepas Daddynya dokter William dan dokter William dengan serempak.

"Baiklah mulai hari ini Mommy dan seterusnya tidak mau masak lagi." Ucap Mommynya dengan wajah masih di tekuk.

"Mommy cantik jangan marah ya? William kan hanya bercanda." Ucap dokter William sambil memeluk Mommynya dari arah samping karena posisi dokter William duduk di tengah-tengah ke dua orang tuanya.

"Masakan Mommy enak kok, Daddy saja kalau makan selalu nambah." Ucap suaminya sambil mengacak rambut istrinya.

"Aish Daddy rambut Mommy berantakan tahu." Ucap istrinya sambil merapikan rambutnya.

"Senyum." Ucap suaminya.

Istrinya tersenyum sambil menatap wajah tampan suaminya dan suaminya ikut membalas senyuman manis istrinya.

"Oh ya Daddy berangkat jam berapa?" Tanya istrinya.

"Satu jam lagi Daddy berangkat." Ucap suaminya.

"Daddy jangan lupa oleh-oleh buat William ya." Pinta dokter William.

"Ok." Jawab Daddynya dengan singkat.

Merekapun bercakap-cakap dan tidak terasa sudah hampir satu jam, saatnya Daddynya dokter William bersiap untuk pergi ke luar kota tapi entah kenapa perasaannya tidak enak sama sekali.

"Mommy, kenapa perasaan Daddy kenapa tidak enak ya?" Tanya suaminya.

"Mungkin itu hanya perasaan Daddy." Jawab istrinya.

Istrinya sebenarnya juga merasakan perasaan tidak enak tapi berusaha untuk ditepisnya agar suaminya tidak memikirkan dan konsentrasi dengan pekerjaannya.

"Daddy boleh Mommy minta satu hal?" Tanya istrinya tiba - tiba.

"Apa mom?" Tanya suaminya penasaran.

"Jika suatu saat Mommy tidak ada dan Daddy ingin menikah lagi Mommy mengijinkannya asalkan wanita itu mencintai dan menyayangi anak kita." Ucap istrinya.

"Kok Mommy bicaranya begitu? Daddy tidak suka." Ucap suaminya.

"Mommy, William tidak mau ibu tiri." Sambung dokter William.

"Mati dan hidup seseorang semua sudah di atur sama Tuhan dan kita sebagai manusia tidak bisa menolaknya jika ajal menjemput kita." Ucap Mommynya dokter William dengan kalimat bijaknya.

"Tapi William ingin Mommy dan Daddy harus panjang umur dan melihat William menikah agar William bisa membahagiakan Mommy dan Daddy." Ucap dokter William dengan mata memerah karena dirinya ingin menangis.

"Iya... Iya... Daddy berangkat jam berapa?" Tanya Mommynya berusaha mengalihkan pembicaraan.

'Mommy tidak tahu kenapa perasaan Mommy tidak enak. Mommy merasa akan pergi jauh meninggalkan kalian berdua. Jika itu memang terjadi maka Mommy hanya bisa berharap kalian selalu bahagia.' sambung Mommynya dokter William dalam hati.

"Satu jam lagi mom." Jawab suaminya.

Istrinya hanya menganggukkan kepalanya mereka pun mengobrol bersama hingga tidak terasa sudah hampir satu jam. Suaminya mencium kening istrinya kemudian berlanjut mencium pipi putranya setelah selesai suaminya pergi meninggalkan mansion menuju ke bandara bersama sopir pribadinya.

"Mommy." Panggil dokter William.

"Ya sayang." Jawab Mommynya.

"Mommy, aku ingin tidur sama Mommy." Ucap dokter William dengan nada manja.

"Kok tumben ingin tidur sama Mommy?" Tanya Mommynya dengan wajah terkejut.

"William ingin tidur di peluk Mommy." Jawab dokter William.

"Baiklah, ayo kita ke kamar." ajak Mommynya.

"Baik Mom." Jawab dokter William.

Mommynya dokter William dan dokter William berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamar orang tua dokter William. Dokter William langsung berbaring di ranjang sedangkan Mommynya masuk ke kamar mandi untuk menyikat gigi dan membasuh wajah setelah selesai Mommynya dokter William keluar dari kamar mandi dan melihat putranya sedang menatapnya sambil tersenyum manis.

"Sebelum tidur...." Ucap Mommynya menggantungkan kalimatnya.

"Gosok gigi, basuh wajah dan berdoa setelah itu tidur." Ucap dokter William melanjutkan kalimat Ibunya.

"Pintar, sekarang gosok gigi dan basuh wajah." Ucap Mommynya.

"Baik mom." Jawab dokter William dengan patuh.

Dokter William bangun dari tempat tidur dan berjalan ke arah pintu kamar orang tuanya menuju ke kamarnya untuk menyikat gigi dan membasuh wajahnya. Setelah selesai dokter William berjalan keluar dari kamarnya menuju ke kamar orang tuanya.

Dokter William membuka pintu kamar orang tuanya dan melihat Mommynya sedang menatapnya sambil tersenyum manis. Dokter William berjalan ke arah ranjang dan berbaring di samping Mommynya.

Dokter William berdoa terlebih dahulu bersama Mommynya kemudian mereka tidur sambil berpelukan. Tidak membutuhkan waktu lama mereka pun sudah tertidur dengan pulas begitu pula dengan para penghuni mansion kecuali beberapa bodyguard yang berjaga di mansion.

Namun ketenangan itu berubah pada jam dua pagi di mana terdengar suara teriakan kesakitan dan tembakan saling bersahutan membuat Mommynya dokter William terpaksa membuka matanya.

Mommynya dokter William mempertajam pendengarannya dan ternyata pendengarannya tidak salah membuat Mommynya dokter William bangun dari ranjangnya kemudian membangunkan putranya yang masih tertidur dengan lelap.

"Sayang bangun..." Panggil Mommynya sambil menggoyang-goyangkan tubuh putranya.

"Mommy ngantuk." Jawab dokter William yang enggan membuka matanya.

"William bangun!!" Teriak Mommynya untuk pertama kalinya sambil menarik tangan putranya agar segera bangun.

Dokter William yang pertama kalinya dibentak Mommynya memaksakan membuka matanya dengan wajah sendu karena Mommynya membentak dirinya.

"Mommy kenapa membentak ku?" Tanya dokter William dengan mata berkaca-kaca.

"William apa kamu tidak dengar?" Tanya Mommynya tanpa memperdulikan pertanyaan putra semata wayangnya sambil turun dari ranjang.

Mommynya dokter William berjalan ke arah ranjang kemudian membuka pintu lemari. Sedangkan dokter William mempertajam pendengarannya dan dirinya sangat terkejut membuat dokter William langsung turun dari ranjang orang tuanya.

"Mommy apa yang harus kita lakukan?" Tanya dokter William.

"Lebih baik kamu masuk ke dalam lemari." Ucap Mommynya.

"Baik Mom." Jawab dokter William patuh tanpa membantah sedikitpun.

"Ingat pesan Mommy, apapun yang terjadi jangan bersuara sedikitpun ataupun keluar dari dalam lemari." Ucap Mommynya.

"Baik mom." Jawab dokter William dengan tubuh gemetaran.

Dokter William masuk ke dalam lemari pakaian dan bersembunyi di antara pakaian Mommynya yang lumayan banyak sambil menutup mulutnya dengan ke dua tangannya.

Sedangkan Mommynya langsung menutup pintu lemari tapi tidak rapat hanya menyisakan sedikit agar putranya bisa bernafas. Mommynya langsung membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu namun baru dua langkah pintunya di dobrak paksa dari arah luar.

Empat pria sangar dengan tato gambar naga hitam di leher samping masuk ke dalam kamar orang tua dokter William sambil menatap tajam ke arah Mommynya dokter William.

"Mana putramu?" Tanya salah satu pria tersebut.

"Putraku menginap di rumah orang tuaku." Jawab Mommynya dokter William berbohong.

"Nyonya jangan coba - coba membohongi kami." Ucap salah satu pria tersebut.

"Terserah kalian, siapa yang menyuruh kalian? Aku akan membayar kalian 4 kali lipat." Ucap Mommynya dokter William.

"Kami tidak tertarik dengan uangmu." Jawab pria itu.

"Apa mau kalian?" Tanya Mommynya dokter William.

"Aku ingin kematian mu dan juga putramu." Ucap pria itu sambil menodongkan pistolnya ke arah Mommynya dokter William.

"Bos, sayang kalau wanita cantik ini jika langsung di tembak mati." Ucap salah satu anak buahnya sambil melihat Mommynya dokter William dengan wajah mesumnya.

"Benar bos, ijinkan kami bersenang - senang terlebih dahulu." Sambung temannya.

"Baiklah." Jawab bosnya dengan singkat.

Ke tiga pria sangar itupun berjalan ke arah Mommynya dokter William sedangkan Mommynya dokter William menatap mereka dengan tatapan tajam tanpa kenal takut sedikitpun sedangkan bosnya hanya menatap apa yang dilakukan oleh ke tiga anak buahnya.

"Akhhhh... Si*l." Ucap pria pertama ketika benda pusaka nya di tendang dengan sekuat tenaga oleh Mommynya dokter William.

Pria itupun langsung berlutut sambil memegangi benda pusaka nya membuat ke dua temannya menatap tajam ke arah Mommynya dokter William.

"Kurang aj*r." Umpat temannya sambil berjalan ke arah Mommynya dokter William.

"Akhhhh... Si*l." Ucap salah satu pria ke dua ketika benda pusaka nya di tendang dengan sekuat tenaga oleh Mommynya dokter William.

Mommy dokter William kembali menendang benda pusaka milik pria ke dua membuat pria itu menjerit kesakitan dan jatuh berlutut. Kini tinggal satu lagi menatap tajam dengan aura membunuh karena ke dua temannya masing-masing berteriak sambil memegangi benda pusaka nya.

"Akhhhh... Si*l." Ucap salah satu pria itu.

Mommy dokter William ingin menendang pria itu seperti temannya sayangnya gerakkannya sudah terbaca, pria itu menahan salah satu kakinya tapi Mommy dokter William tidak kehilangan akal.

Mommynya dokter William melakukan gerakan salto dan menendang dengan menggunakan kaki satunya yang tidak di pegang ke arah wajah pria itu membuat pria itu melepaskan tangannya kemudian mengelap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah segar akibat tendangan Mommynya dokter William.

"Terlalu lama." Ucap bosnya sambil mengarahkan pistolnya ke arah Mommynya dokter William.

dor

"Akhhh..." Teriak pria itu.

Mommynya dokter William menarik tangan pria itu dan menjadikan tubuh pria itu sebagai tamengnya membuat pria itu tertembak dan mengenai dadanya hingga tembus ke jantungnya dan langsung ma*i seketika.

Mommynya dokter William menahan tubuh pria itu agar tidak terjatuh ke lantai untuk dijadikan tamengnya mengingat musuhnya membawa pistol.

"Ternyata kamu bisa bela diri... Ck...Ck... Tidak Aku sangka." Ucap pria itu yang di panggil bos oleh anak buahnya.

"Baru tahu." Ucap Mommynya dokter William sambil tersenyum devil.

"Kalian berdua tembak wanita itu dari berbagai sisi!" Perintah pria itu.

"Baik bos." Jawab ke duanya dengan serempak sambil berdiri sambil menahan rasa sakit pada benda pusaka nya.

Selesai mengatakan hal itu mereka mengeluarkan pistolnya sambil berpencar kemudian menembak Mommynya dokter William dari berbagai sisi hingga akhirnya ...

"Akhhhh...." Teriak Mommynya dokter William kesakitan.

Salah satu dari ke tiga pria itu berhasil menembak bahu Mommynya dokter William membuat Mommynya dokter William terpaksa melepaskan pria yang dijadikan tamengnya dan jatuh ke lantai. Mommy dokter William memegangi bahunya yang tertembak dan berusaha untuk bertahan.

"Kamu harus ma*i karena telah membuat anak buahku ma*i." Ucap pria itu sambil mengarahkan pistolnya ke kening Mommynya dokter William.

"Akhhhh..." Teriak Mommynya dokter William bersamaan tubuhnya ambruk kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

"Bos, Aku masih dendam dengan wanita ini." Ucap anak buahnya yang masih kesal karena benda pusaka nya di tendang oleh Mommynya dokter William.

"Lalu apa maumu?" Tanya bosnya.

"Aku ingin melakukannya." Ucap anak buahnya.

"Iya bos, Aku juga ingin merasakannya walau sudah ma*i tapi Aku tidak perduli." Sambung temannya.

"Silahkan saja karenaAku tidak perduli." Ucap bosnya sambil membalikkan badannya.

Ke dua pria itu melepaskan seluruh pakaiannya hingga polos tanpa sehelai benangpun. Kemudian ke dua pria bejat itu melakukan hubungan suami istri di mana Mommynya dokter William sudah menjadi jasad tapi mereka tidak perduli asalkan dendamnya terbalas di tambah teman mereka ma*i akibat ulah Mommynya dokter William.

Semua yang mereka lakukan dapat di lihat jelas oleh dokter William dan dokter William hanya menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suaranya ketika melihat kematian Mommynya dan perlakuan pelecehan, membuat dokter William hanya bisa mengeluarkan air mata kesedihan.

Setelah ke dua pria bejat itu puas, ke dua pria itupun memakai pakaiannya kembali dan pergi dari tempat tersebut. Dokter William hanya bisa mengeluarkan air mata tanpa bersuara sedikitpun karena dirinya benar-benar terpukul melihat kejadian yang baru dilihatnya untuk pertama kalinya.

Hingga dua jam kemudian ponsel milik Mommynya berdering, awalnya dokter William diam saja hingga ponsel itupun ma*i namun kembali berdering membuat dokter William mendorong pintu lemari dan keluar dari lemari pakaian Mommynya.

Dokter William berjalan ke arah meja dan melihat di layar ponsel milik Mommynya tertera nama My Husband. Ternyata Daddynya menghubungi istrinya membuat dokter William mengambil ponsel tersebut dan menggeser tombolnya berwarna hijau dan menempelkan di telinganya.

("Hallo sa..." Ucapan Daddynya terpotong oleh dokter William).

("Daddy... hikss... hiks... " Ucap dokter William sambil terisak).

Terpopuler

Comments

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

ayo

2023-10-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!