Dokter William berjalan ke arah Ayahnya dengan tidak memperdulikan ucapan Ibu tirinya kemudian memeluknya sambil mengeluarkan air mata buayanya sedangkan Ibu tirinya dan ke dua adik tirinya perlahan berjalan dengan tubuh yang sangat sakit karena tertimpa badan dokter William seberat sembilan puluh sembilan kilo ke arah mereka.
"Ceritakan yang lebih detail, Daddy tidak mengerti." Ucap Ayahnya sambil mendorong putra sulungnya yang sangat gendut dan membuat dirinya tidak bisa bernafas.
"Seharian William membersihkan mansion ini dan ketika Mommy dan ke dua adik tercinta meminta dibuatkan juice jambu, Aku bilang kalau badanku sangat lelah tapi Mommy dan ke dua adik tercintaku malah memukulku seperti ini." Ucap dokter William sambil memperlihatkan tubuhnya yang penuh luka dan tidak berapa lama mengeluarkan air mata buaya.
Ayahnya menatap dari atas hingga ke bawah dan memang benar pakaian dokter William sangat lusuh dan kotor. Di tambah wajah dan kakinya terlihat bekas pukulan serta terlihat lebam membuat Ayahnya menahan amarahnya. Ketika istri dan ke dua putranya ingin protes tangannya langsung di angkat ke atas tanda mereka untuk diam.
"Lanjutkan." Perintah Ayahnya dengan nada dingin.
"Setelah puas memukulku, Mommy dan ke dua adik tercintaku tanpa sengaja terpeleset dan Aku di minta untuk menolong mereka. Tapi hiks.... hiks... Mommy dan ke dua adik tersayang ku malah menarik ku hingga akhirnya Aku jatuh menimpa tubuh mereka bukan itu saja mereka langsung memakiku." Ucap dokter William sambil terisak kembali.
"Daddy, si gendut berbohong. Justru si gendut yang sengaja mendorongku hingga mengenai Mommy dan ..... " Ucapan Moko terhenti ketika sebuah tangan melayang ke arah pipinya dengan sangat keras hingga wajahnya berpaling ke arah samping.
"Moko!!!!" Teriak Ayahnya dengan suara menggelegar.
Ayahnya selama ini tidak pernah menamparnya dan membentaknya membuat Moko sangat terkejut begitu pula dengan Ibunya dan kakaknya.
Selama ini Ayahnya sering menghukum dokter William dikarenakan mereka sangat pintar mencari muka dengan mencari kesalahan dokter William. Tapi kini untuk pertama dirinya di tampar dan di bentak hingga sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah segar.
"Hiks... Hiks.... Daddy, kenapa menamparku?" Tanya Moko sambil terisak.
"Daddy, kenapa menampar Moko?" Tanya Kelik dengan perasaan kecewa.
"Kesalahan pertama William adalah kakak kalian dan mulai sekarang dan seterusnya panggil Kakak jangan si gendut lagi. Ke dua William bukan pelayan jadi sekali lagi Daddy melihat kalian memperlakukan seperti tadi maka Daddy akan menghukum kalian dan yang ketiga sekaligus yang terakhir jika Daddy melihat kalian memperlakukan William seperti memukul maka Daddy tidak segan-segan mencambuk kalian berdua." Ucap Ayahnya dengan nada tegas.
"Sayang, kamu mandilah biar segar nanti Mommymu akan membawakan makanan untukmu." Ucap Ayahnya dengan nada lembut berbeda tadi bicara dengan istri dan ke dua putranya.
"Baik Dad." Jawab dokter William.
Dokter William berjalan dengan tertatih-tatih seakan kakinya terluka sambil menyentuh lutut tangannya yang seakan - akan sakit karena di pukul oleh ibu tiri dan ke dua adik tirinya. Hal itu membuat Ayahnya merasa bersalah dengan putra sulungnya yang sering di hukum karena percaya dengan ucapan istrinya.
"Kenapa Daddy membela anak tidak berguna itu, hah!!! Bentak istrinya yang masih tidak terima karena putra bungsunya di tampar oleh suaminya.
"Apakah kamu tidak ingat apa perkataanku barusan hah!!! Bentak suaminya kemudian menampar istrinya untuk pertama kalinya kemudian pergi meninggalkan ruangan keluarga.
"Mommy, sakit." Rengek Moko.
"Ssttt.. sudah lebih baik kita ke kamarmu saja." Ucap Mommynya.
"Baik mom." Jawab Moko.
"Aku ikut." Ucap Kelik.
Mommynya dan kelik membantu Moko ke arah kamarnya dengan jalan perlahan karena tubuh mereka masih terasa sakit sekali setelah sampai di depan pintu, mereka masuk ke dalam dan menutupnya dengan rapat.
Mommynya membaringkan tubuh putra bungsunya dengan di bantu putra pertamanya ke arah ranjang dengan perlahan kemudian duduk di sampingnya.
"Mommy, kenapa si gendut pintar berbohong seperti kita?" Tanya Moko masih bingung begitu pula dengan Kelik.
Selama ini dokter William selalu berkata jujur namun mengatakan dengan suara keras sedangkan Ibu tirinya dan ke dua adik tirinya mengeluarkan air mata buayanya membuat suaminya percaya dengan ucapan mereka dari pada dokter William.
"Mommy tidak tahu dan yang Mommy bingung kan selama ini Daddy selalu mempercayai kita tapi kenapa sekarang Daddy mempercayai si gendut itu." Ucap mommynya dengan nada kesal.
"Oh ya mommy, aku ada ide." Ucap Moko tiba - tiba.
"Ide apa?" Tanya mommynya penasaran begitu pula dengan Kelik.
"Nanti kan Mommy antar makanan buat si gendut.... " Ucapan Moko langsung di potong oleh Mommynya.
"Mommy tidak sudi kalau harus membawakan ke kamarnya." Ucap Mommynya dengan nada kesal.
"Mommy dengarkan Aku dulu. Sebelum Mommy memberikan makanan buat si gendut Mommy berikan obat yang bikin sakit perut terlebih dahulu jadi ketika si gendut selesai makan maka.. " Ucap Moko menggantungkan kalimatnya.
"Si gendut akan bolak balik ke kamar mandi Hahahaha.." Ucap ibu tirinya sambil tertawa jahat.
"Hahahaha..." Tawa jahat Moko dan Kelik dengan serempak.
"Baik Mommy akan masak buat si gendut itu, biar Daddy mu tidak marah sama Mommy padahal sejujurnya Mommy masih kesal sama Daddy." Ucap Mommynya.
"Aku juga kesal sama Daddy karena baru kali ini Daddy memukul Mommy dan adikku gara-gara belain si gendut itu." Ucap Kelik sambil menahan amarahnya.
"Sama Kak. Aku juga masih kesal sama Daddy gara-gara si gendut Aku dua kali di tampar sama Mommy dan Daddy di tambah truk tronton menimpa badanku." Ucap Moko dengan nada kesal sambil meringis menahan rasa sakit pada sekujur tubuhnya.
"Maaf Sayang, Mommy sebenarnya mau menampar si gendut itu tapi Mommy tidak mengira kalau si gendut itu menarik tanganmu jadinya Mommy menamparmu." Ucap Mommynya merasa bersalah.
"Sudahlah Mom, sekarang Mommy masakin buat si gendut itu biar tahu rasa." Ucap Moko.
"Ok." Jawab Mommynya dengan singkat.
Mommynya membalikkan badan dan berjalan keluar kamar putra bungsunya sedangkan Kelik menemani adik bungsunya. Mommynya berjalan menuju ke arah dapur untuk menjalankan rencana jahatnya.
Di tempat yang sama dokter William kini sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai sambil bercermin memperhatikan lekuk tubuhnya.
"Astoge, ini badan kenapa bengkak semua? Lengan dan kaki kayak kaki gajah, badanku juga mirip badan gajah malah lebih gendut dari pada gajah." Ucap dokter William dengan wajah super terkejut.
'Aduh ini juga wajahku kenapa seperti muka badak? Kasar dan tidak pernah terawat belum lagi jerawatnya aduh mengerikan sekali." Ucap dokter William sambil memutar-mutar tubuhnya.
Dokter William tiba-tiba mendapatkan penglihatan kalau dulu pemilik tubuhnya sering di bully oleh teman - temannya membuat dokter William berjanji untuk berusaha merubah penampilannya agar pemilik tubuh tidak di bully lagi.
"Badan William penuh luka dan lebam jadi Aku harus mencari obat agar tidak ada infeksi." Ucap dokter William sambil mencari kotak obat.
Setelah menemukan kotak obat dokter William mulai mengobati dirinya setelah lima menit kemudian dokter William sudah selesai dan menyimpan kembali kotak obatnya.
Dokter William memalingkan wajahnya ke arah samping dan melihat ibu tirinya membawa nampan yang berisi makanan dan minuman membuat dokter William menghembuskan nafasnya dengan perlahan karena dirinya ingin diet agar badannya tidak bengkak seperti gajah.
"William sayang, ini Mommy masak kesukaanmu." Ucap ibu tirinya dengan nada lembut.
Dokter William melirik sekilas ke arah ibu tirinya yang berbicara manis membuat dirinya curiga kemudian menatap ke arah pintu dan melihat Daddynya sedang bersembunyi di balik pintu membuat dokter William terpaksa berpura-pura tersenyum manis.
'Si*l, Aku ingin diet gagal deh, kalau Aku tidak makan pasti Daddy akan marah padaku dan membenciku karena wanita rubah ini sangat licik dan pintar membalikan kata-kata.' Ucap dokter William dalam hati sambil berpikir.
"Terima kasih Mommy cantik." Ucap dokter William sambil tersenyum manis walau dalam hatinya ingin muntah mengatakan hal itu.
"Sama-sama sayang." Jawab Mommynya sambil menatap tajam dan memutar bola matanya dengan malas karena posisinya membelakangi suaminya.
Dokter William hanya bisa tersenyum manis karena segala sikapnya dapat di lihat oleh Daddynya. Dokter William mengambil piring yang sudah berisi lauk pauk namun ketika sendok sudah hampir mau masuk ke dalam mulutnya dokter William mencium sesuatu kalau makanan yang akan dimakannya tidak beres membuat dokter William meletakkan kembali sendok nya ke piring.
"Kenapa tidak di makan sayang?" Tanya ibu tirinya sambil menatap tajam ke arah dokter William.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Jjlynn Tudin
badan penuh Luka ko bapanya x htr hpt or pangil doktor bukan org kaya meh😅
2023-12-07
0
Jimmy Avolution
Ayo
2023-10-10
0