Cinta Kau Balas Air Mata
"Hoaammmm...." Seorang gadis baru saja bangun dari tidurnya, semalam ia melakukan video call dengan sang kekasih sampai lupa waktu. bahkan hampir menjelang subuh gadis itu baru menyambangi alam mimpinya
" Ya ampun anak perawan kok baru bangun jam segini, pasti enggak sholat subuh kan?" tegur bunda Sasa ketika melihat putrinya berjalan menuruni anak tangga
" Lagi enggak sholat bun" Jawab gadis yang masih mengunakan piyama tidurnya itu sambil menyengir
" Ayah mana bun?" tanyanya pada sang bunda karena tidak melihat keberadaan ayahnya yang biasanya sudah duduk manis di meja makan sambil sibuk dengan ponselnya
" Kayak tidak tahu saja setiap hari Minggu kan ayahmu selalu pergi joging " jawab bunda yang sedang menata masakannya di atas meja sedangkan putrinya tengah asik menggigit buah apel
Hari ini memang akhir pekan karena itulah semalam gadis itu mau menerima video call dari calon suaminya sampai pagi
" Semalam kamu memangnya tidur jam berapa sih?" tanya bunda Sasa ketika melihat Kinan putrinya menguap berkali-kali
" Hampir subuh bun" jawab Kinan sambil cengar-cengir dan bunda pun menanggapi dengan gelengan kepala
" Pantas dari tadi nguap terus, udah sikat gigi belum tuh kayaknya mandi juga belum kan?"
" He...He.... bunda tau aja kalau Kinan belum mandi, tapi tenang aja bun kalau soal sikat gigi sih udah ya!" jawab Kinan dengan wajah cerianya
Kinan adalah gadis berusia 23 tahun di usianya yang sekarang sudah memantapkan hatinya untuk menerima pinangan sang kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 5 tahun
Kinan merupakan sosok gadis yang ceria ketika berada di lingkungan keluarga dan orang-orang terdekatnya saja tapi jika dilingkungan kerja Kinan termasuk gadis yang lebih banyak diam dan selalu bersikap profesional dalam mengerjakan pekerjaannya.
" Mandi dulu gih sana, bau acem ih!" ucap bunda sambil menutup hidungnya pura-pura kebauan
Kinan mencium ketiaknya kanan dan kiri bergantian
" Enggak ya bun, meskipun belum mandi Kinan masih wangi" protes Kinan dengan bibir yang mengerucut
" Siapa bilang, bau acem gitu" bunda kembali menutup hidungnya sambil terkekeh
" Kinan sendiri lah bun yang bilang, wangi tau " Tawa Kinan
" Ada apa sih ini ribut-ribut sampai kedengaran loh keluar gerbang" ucap seorang pria paruh baya tapi masih terlihat begitu bugar dan sehat
" Ihh... ayah hiperbola banget, dari sini sampai ke depan gerbang Kinan teriak aja belum tentu tuh si mang Ujang denger apalagi sampai kedepan gerbang" protes Kinan yang langsung membuat ayah dan bundanya tergelak
Kini Kinan dan kedua orangtuanya sedang menikmati sarapan paginya dengan suasana yang begitu hangat
" Bagaimana persiapan pernikahan kalian?" tanya ayah Akbar kepada sang putri disela-sela sarapannya
" Alhamdulillah yah sudah hampir 90%" jawab Kinan setelah menelan makanan yang ada di mulutnya
" Masalah gedung sama ketringnya bagaimana?" kali ini gantian bunda yang bertanya
" Sudah beres bun, pokoknya ayah sama bunda tenang aja deh , semuanya sudah Kinan dan Mas Arya yang urus, bunda sama ayah nanti hanya tinggal duduk manis aja" jawab Kinan dengan senyum yang terus mengembang diwajahnya membuat kedua orangtuanya pun ikut tersenyum merasa bangga pada putrinya yang tidak pernah mau menyusahkan mereka
" Kamu ini kan putri kami satu-satunya, setidaknya izinkan kami selaku orang tuamu ikut andil dalam mempersiapkan hari pernikahan mu" keluh bunda Sasa yang sebenarnya ingin ikut serta dalam membantu mempersiapkan segala keperluan dalam acara pernikahan putri satu-satunya itu
" Bunda, dengan memberikan restu, doa dan support untuk Kinan itu sudah jauh lebih dari cukup membantu Kinan bun. Kinan itu enggak mau membuat ayah sama bunda capek karena memikirkan urusan pernikahan Kinan, lagi pula Kinan dan mas Arya masih bisa mengurus semuanya kok bun apalagi Melinda juga ikut bantu-bantu Kinan kok bun" tutur Kinan panjang lebar
Ayah menghela napas panjang lalu menatap putrinya dengan lekat
" Nak apa kamu tidak keberatan jika Melinda ikut mempersiapkan segala urusan pernikahan kamu dengan calon suami mu itu, mereka terlalu dekat" ucap ayah Akbar yang entah kenapa tidak suka melihat kedekatan antara keponakan dari sang isteri yang dekat-dekat dengan calon suami putrinya
" Tidak apa-apa yah, mereka itukan satu kantor jadi wajar jika mereka dekat, lagipula setiap mereka pergi pun selalu bilang kok yah sama Kinan" Kinan mengusap lengan sang ayah yang ia tahu sangat mengkhawatirkan dirinya
" Tapi sayang_!"
" Sudahlah yah, Kinan percaya kok sama mas Arya dan Melinda" potong Kinan lagi dengan memasang senyum diwajah cantiknya
" Ayah kenapa sih kok jadi curigaan gitu sama Melinda?" Tanya bunda Sasa yang tidak terima dengan ucapan sang suami
" Bukan begitu bun, ayah hanya enggak mau Kinan kecewa nantinya mah" ucap ayah Akbar mengungkapkan kegelisahan hatinya yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya
" Ayah ini bicara apa sih? kecewa bagaimana maksud ayah? jangan bicara sembarangan kayak gitu dong yah, ingat ucapan itu adalah doa" tegur bunda Sasa sedikit meledak
" Astaghfirullah bun, bukan begitu maksud ayah, enggak ada orang tua yang menginginkan anaknya merasakan kekecewaan bun, ayah hanya ingin mengingatkan putri kita aja bun agar tidak terlalu percaya begitu saja meskipun dengan saudara sendiri apalagi mereka berlainan jenis" terang Ayah panjang lebar
" Sudah....sudah... ih kok malah jadi bertengkar sih!" ucap Kinan menengahi
" Ayah...bunda... udah jangan ribut lagi ya, u
Kinan percaya kok ayah sama mereka terutama mas Arya, kalau seandainya memang mas Arya dekat dengan Melinda ya Kinan percaya karena mungkin mas Arya pun sudah menganggap Melinda seperti adik sendiri sebagaimana Kinan menganggap Melinda seperti adik Kinan" tutur Kinan dengan senyum yang tidak pernah luntur di wajah cantiknya
" Tapi Kinan_"
" Ayah, jika mas Arya suka sama Melinda untuk apa dia melamar Kinan bahkan mempersiapkan semua keperluan pernikahan kami sampai sejauh ini yah" potong Kinan
" Maafin ayah Kinan" ucap ayah Akbar dengan sendu
" Ayah ini kenapa sih pulang joging kok jadi aneh gitu ?" keluh bunda Sasa
" Enggak kenapa-kenapa bun, mungkin ini hanya ketakutan seorang ayah yang sulit melepaskan putrinya yang segera menikah" jawab ayah sedikit berkaca-kaca
Bunda seketika terhenyak, melihat wajah sendu sang suami barulah ia menyadari akan kekhawatiran dan kesedihan perasaan sang ayah yang akan melepas putrinya menikah
" Maafin bunda ya yah, bunda_!"
" Sudah Bun, enggak apa-apa ayah aja yang sedikit sensitif" aku ayah Akbar
Kinan tersenyum tipis lalu beranjak dari tempat duduknya dan memeluk kedua orangtuanya dari belakang
" Terima kasih ya ayah.. bunda, terima kasih karena sudah begitu menyayangi Kinan, doakan saja yang terbaik buat Kinan, karena kalian adalah sumber kekuatan Kinan" ucap Kinan lalu mencium pipi ayah dan bundanya
" Kinan sayang ayah dan bunda" ucapnya lagi
" Kami juga menyayangi mu sayang" ucap bunda yang di angguki oleh ayah
Mereka pun kembali berpelukan dan kembali ceria kembali
___
Sementara di tempat lain seorang gadis tengah merengek manja pada seorang pria yang tengah duduk di sampingnya
" Mas jika kamu nanti menikah lalu bagaimana dengan nasibku?" gurat kesedihan pun terpancar di mata wanita itu
" Sejak awal aku sudah mengingatkan mu tapi kau terus menggodaku padahal kau tahu aku ini calon suami kakakmu" jawabnya dengan santai
" Menggoda kata mu mas?" marah sang wanita melepaskan rangkulannya
" Bahkan malam itu kau yang sengaja mendekati ku dan merayuku" ungkapnya dengan dada yang bergemuruh
Pria itu beranjak dari tempat duduknya dan menyorot tajam pada wanita yang menjadi kekasih gelapnya itu
" Omong kosong, jelas-jelas malam itu kau yang sengaja meminta ku mengantarkan mu pulang bahkan kau sendiri yang mengajakku mampir ke apartemen mu" elak pria tersebut tidak ingin mengakui kesalahannya sendiri
"Karena kau yang terus mengatakan hal-hal yang manis padaku mas, kau bahkan bilang pacaran dengan Kinan sangat membosankan" wanita itupun dengan cepat menyanggah ucapan sang kekasih
" Dan kau mengambil kesempatan itu kan?" ucapnya sedikit merendahkan
" Jika kau tidak memberiku peluang untuk masuk mana mungkin aku bisa dengan mudah masuk ke dalam hubungan kalian mas!" ungkap wanita itu
" Kau saja yang mudah di rayu!" lagi-lagi ucapan pria itu sungguh menyakitkan
" Cukup mas, cukup kau merendahkan harga diriku!" wanita itu mengusap air matanya dengan kasar
" Kenapa sekarang kau bersikap seperti ini kepadaku mas? padahal kemarin-kemarin kau masih terus meyakinkan aku agar tetap bertahan disisimu tapi sekarang kau bahkan merendahkan harga diri ku, jahat kamu mas, tega kamu" Sentak wanita yang bernama Melinda pada pria yang sangat dicintainya itu
" Kau yang memaksaku bersikap seperti ini Melinda" jawab Arya yang merupakan calon suami Kinan sepupu Melinda sendiri
" Aku hanya takut mas, aku takut setelah kau menikah kau akan mengabaikan ku dan mencampakkan ku seperti sampah, habis manis sepah kau buang" ungkap Melinda yang sudah tak kuasa lagi menahan air matanya
Arya menghela napas panjang ia menyadari kebersamaannya bersama Melinda adalah sebuah kesalahan besar tapi ia akui dengan adanya Melinda hidupnya terasa lebih berwarna dibandingkan dengan gaya pacaran Kinan yang tidak pernah mau disentuhnya membuat Arya terkadang bosan dan akhirnya memutuskan untuk mendekati Melinda yang ternyata diam-diam wanita itupun menaruh hati padanya
" Maafkan aku Melinda" ucap Arya lirih
" Apa maksud mu mas?" tanya Melinda yang kini sudah berdiri tepat dihadapan Arya
Arya menelan salivanya kasar saat melihat wajah Melinda yang sudah basah dengan air mata
Perasaan bersalah pun seketika menguar begitu saja
" Apa kau benar-benar akan mencampakkan aku begitu saja mas setelah kau mendapatkan apa yang kau mau?" geram Melinda
" Tidak akan aku biarkan semua itu terjadi mas, jika kau sampai berani mencampakkan ku maka Kinan pun tidak akan aku biarkan mendapatkan mu" ancam Melinda lalu mengambil tasnya yang berada di atas sofa dan berlalu pergi
" Melinda tunggu!" Arya yang juga takut akan kehilangan Kinan akhirnya kembali membujuk dan merayu Melinda dengan kata-kata manisnya
Melinda yang sudah dibutakan oleh cinta dengan mudahnya langsung luluh begitu saja setelah mendapat rayuan maut dan sentuhan lembut dari pria bermulut manis itu
" Tenanglah sayang, aku tidak akan mungkin meninggalkan mu asal kau janji padaku kau tetap akan merahasiakan kebersamaan kita ini dari siapapun termasuk Kinan" ucap Arya berbisik di telinga Melinda
Melinda mengangguk pelan dan entah siapa yang lebih dulu memulai keduanya pun kembali mengulang perbuatan yang tidak seharusnya mereka lakukan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Daulat Pasaribu
hadir thor
2023-09-17
0
Yuliana Tunru
foling seorsng ayah dan jg laki2 tak akan sslah ayau mmg ayah kinan melihat arya dan melinda.
lanjut up thor kyk x lumayan seru
2023-09-16
0