Bab 2

3 hari menjelang hari pernikahannya Kinan semakin sibuk dengan segala rangkaian acara yang akan diadakan di kediaman orang tuanya

Bahkan Kinan pun sudah mengambil cuti kerjanya sebelum acara berlangsung agar apa yang dibutuhkan tidak ada yang terlewatkan dan berharap semua berjalan dengan lancar

Dari rangkaian persiapan acara siraman sampai acara pengajian pun Kinan turut serta dalam mengurus segala keperluannya tapi Kinan tidak sendiri, bunda Sasa dan juga beberapa kerabat dekat lainnya termasuk Melinda ikut membantunya

Hari ini rumah Kinan telah di dekor sedemikian rupa, ruangan dan tenda yang sudah terpasang pun di dominasi dengan warna putih dan hijau Sage, hiasan bunga pun tidak terlalu banyak tapi cukup indah dipandang mata membawa kesan mewah dan elegan

Bahkan di halaman depan rumah itupun sudah nampak ramai para jamaah ibu-ibu pengajian yang hadir, karena hari ini tepat diadakannya acara pengajian sebelum acara pernikahannya dengan Arya berlangsung esok hari

Kinan duduk di samping bundanya dengan menggunakan gamis berwarna putih senada dengan warna pakaian yang digunakan oleh kedua orangtuanya

Calon pengantin itu pun nampak begitu cantik apalagi dengan senyum manisnya yang tidak pernah luntur menyapa para jamaah yang hadir menambah nilai kecantikannya berkali-kali lipat

Satu persatu rangkaian acara pun telah dimulai, dari acara pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Quran, ceramah, sambutan dari pihak keluarga lalu ditutup dengan doa

Setiap jamaah yang hadir nampak begitu kagum dan memuji kecantikan dan keramahan dari seorang Kinan Amelia Putri dan hal itu tentu saja membuat seseorang yang sejak awal acara dimulai berdiri di salah satu sudut ruangan mendengus kesal dan menatap sinis ke arahnya apalagi terlihat acara pengajian yang berlangsung cukup terkesan mewah apalagi nanti saat acara resepsi pernikahan yang sesungguhnya, Melinda tidak dapat membayangkan bagaimana rasa sakit hatinya ketika hari itu tiba

" Kamu kenapa?" tanya salah satu sepupu Kinan yang juga masih kerabat dekat dengan Melinda ketika melihat Melinda yang sedang berdiri di sudut jendela sambil menatap ke arah Kinan yang sedang menyalami para jamaah yang hendak pamit pulang

" Kenapa apanya?" bukannya menjawab Melinda justru balik bertanya

Wanita yang usianya lebih tua 2 tahun dari Kinan dan sudah memiliki satu orang anak itupun tersenyum

" Kamu itu kenapa diam aja disini dan enggak ikut gabung di acara pengajiannya tadi?" tanya wanita yang bernama mbak Pipit itu pada Melinda

" Enggak kenapa-kenapa, lagi capek aja" jawab Melinda sekenanya

" Capek?"

" Iya, aku tuh dari tadi udah capek bolak-balik terus mbak ngurusin acaranya si Kinan"keluh Melinda

Mba Pipit mengangguk pelan " Oh gitu, kirain kamu iri gitu melihat Kinan yang akan segera menikah besok" seloroh mba Pipit namun siapa sangka malah membuat Melinda tersinggung dan marah kepadanya

" Mba Pipit ini ngomong apa sih, jangan ngaco deh kalau ngomong ya mbak, bagaimana kalau sampai ada yang dengar aku jadi enggak enak nantinya sama Kinan dan keluarganya disangka benar aja" sarkas Melinda membuat mbak Pipit tercengang

" Benar apanya Mel?" tanya Mbak Pipit nampak bingung

" Ya itu tadi yang mbak Pipit bilang, bagaimana kalau ada yang dengar menyangka aku ini iri dengan Kinan karena dia akan menikah dengan mas Arya besok" sahut Melinda berapi-api

Mba Pipit menarik satu sudut alisnya keatas merasa aneh dengan respon Melinda yang seketika berapi-api apalagi sampai menyebutkan nama Arya padahal wanita itu hanya mengatakan jika Melinda iri karena Kinan akan menikah besok sedangkan dia belum menikah bukan dengan siapa Kinan akan menikah

" Ya maaf aku kan tadi cuma bercanda, dan enggak bermaksud menyindir kamu karena Kinan bisa menikah dengan Arya tapi kenapa kamu bisa sampai semarah itu?"

Melinda menatap garang " Bercanda mba Pipit keterlaluan, enggak lucu" sinisnya lalu pergi begitu saja meninggalkan mba Pipit yang masih tercengang dengan sikap Melinda yang sedikit kurang mengenakkan baginya

Melinda berjalan tergesa-gesa keluar dari rumah Kinan, ia melimpir ke tempat yang cukup sepi lalu menelpon seseorang

" Kamu dimana?"

" Ya dirumah lah, memang dimana lagi"

" Bisa kan kau ke apartemen ku sekarang?"

" Apa kamu sudah tidak waras, besok acara pernikahan ku dengan Kinan bagaimana mungkin aku bisa keluar dari rumah, mau bilang apa aku pada orang tuaku"

" Aku tidak peduli apapun alasan mu, yang jelas aku ingin kita bertemu sekarang"

" Aku tidak bisa"

" Ayolah mas aku ingin kita bertemu sebelum hari pernikahan mu dengan Kinan berlangsung besok, setidaknya sebelum kau sah menjadi suami Kinan aku ingin kita bersama karena setelah kau menjadi suaminya aku tidak tahu apakah kau masih bisa meluangkan waktu untukku"

" Tentu saja akan aku usahakan untuk tetap menemui mu sayang"

Melinda berdecak " Jika kau benar-benar sayang kepadaku maka temui aku sekarang!" tekan Melinda

"Atau kau ingin malam pertama mu dengan Kinan justru berakhir dengan ku yang pastinya akan membuat Kinan kecewa dan membencimu?"

" Kamu jangan keterlaluan Melinda!"

" Kau yang keterlaluan mas, kau tidak tahu mas aku sudah tak kuat lagi menahan kesabaran ku sejak kemarin bahkan dengan seenaknya Kinan menyuruhku untuk ini dan itu dalam mempersiapkan acara pernikahan kalian, kau pikir aku tidak sakit hati mas?"

" Bahkan hari ini aku pun merasa sangat capek mas, Kinan meminta ku untuk membantunya untuk mempersiapkan acara pengajian yang diadakan sebelum acara pernikahan kalian berlangsung besok"

" Aku capek mas rasanya tuh sangat menyiksa hatiku, sakit mas sungguh sangat menyakitkan ketika aku diminta untuk membantu Kinan menyiapkan segala kebutuhan dalam acara pernikahan laki-laki yang sangat aku cintai"

" Aku hanya ingin kau di sisiku setidaknya mengurangi rasa sakit hatiku ini mas"

" Baiklah, aku akan menemui mu sekarang tapi ingat kau jangan berbuat macam-macam, aku tidak mau kalau Kinan sampai tahu hubungan kita dan merusak acara pernikahan ku dengannya"

" Iya, kau tenang saja. Selama kau tidak mencampakkan ku maka akupun akan terus menjaga rahasia hubungan kita "

" Aku pegang kata-kata mu"

Sambungan telpon pun terputus, Melinda kembali memasukkan benda pipih yang ada ditangannya ke tas kecil yang melingkar di bahunya lalu kembali bergabung dengan keluarganya yang lain.

Sementara Kinan yang hari ini merasa cukup lelah memilih untuk beristirahat di kamarnya

Setelah mandi dan bersih-bersih Kinan kini sudah berganti pakaian lalu setelah itu ia pun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang ukurannya cukup besar

Ponsel Kinan yang ia letakkan di atas nakas berdering, gadis tupun langsung menyambarnya dan melihat nama yang tertera di layarnya

Kinan tersenyum lalu menscroll layar ponselnya yang berwarna hijau

" Hallo, Assalamualaikum!" ucap Kinan

" Wa'alaikum salam"

" Sedang apa kamu sayang, bagaimana acaranya apa berjalan dengan lancar?"

" Alhamdulillah mas semua berjalan dengan lancar ya tinggal menunggu hari esok mas"

" Alhamdulillah kalau semua berjalan lancar, mas juga rasanya sudah tidak sabar menunggu hari esok sayang, ingin cepat-cepat halalin kamu"

" Sabar mas hanya tinggal menunggu hari esok"

" Iya sayang, tapi menunggu satu hari saja rasanya seperti menunggu satu abad"

" Alah gombal kamu mas" keduanya sama-sama terkekeh

" Semoga acara pernikahan kita besok berjalan lancar ya mas tidak ada hambatan dan halangan melintang"

" Amin"

" Sudah dulu ya mas, aku mau istirahat dulu"

" Iya sayang, selamat istirahat calon isteri "

" Assalamualaikum"

" Wa'alaikum salam"

Setelah sambungan telepon terputus, Kinan meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas dan memilih untuk beristirahat sejenak sebelum waktu ashar tiba

Sementara Arya dengan tergesa-gesa menuruni anak tangga berharap kedua orang tuanya Tidak melihat bepergiannya siang ini yang akan pergi ke apartemen Melinda

Tap

" Mau kemana kamu Arya?" Langkah Arya yang sudah berada di ambang pintu pun seketika terhenti ketika mendengar suara wanita paruh baya yang sedang ia hindari dari arah belakang tubuhnya

Dengan perlahan Arya membalikkan badannya

" Eh mama" ucapnya dengan sesantai mungkin padahal jantungnya sudah deg-degan

" Mau kemana kamu Arya ? mama kan sudah bilang kamu itu tidak boleh pergi kemana-mana " omel Mega mamanya Arya

" Aku hanya keluar sebentar aja kok mah!" jawab Arya memberi alasan

" Pergi kemana memangnya? jika tidak ada yang penting lebih baik di rumah. ingat Arya kamu itu akan menikah besok dengan Kinan masa malah mau keluyuran kalau kata orang dulu pamili calon pengantin bepergian" tutur mama Mega

" Ya ampun mah, itukan tradisi zaman dulu sekarang sih udah jarang di pakai kali mah, udah ah Arya mau pergi sebentar doang kok mah enggak akan lama" kekeh Arya karena jika tidak pergi Melinda bisa saja berbuat nekat

" Memangnya kamu itu mau pergi ke mana sih Ar?"

" Ada urusan pekerjaan yang penting mah" dusta Arya

" Urusan pekerjaan apa? bukannya semua pekerjaan kamu itu sudah di handle Miko?"

Arya menghela nafasnya dalam-dalam sungguh merasa kesulitan untuk mencari alasan agar mamanya tidak curiga dan dia bisa segera pergi dari rumah

" Udah ya mah nanti pasti aku jelasin, sekarang aku pergi dulu ya mah ini darurat "

Cup

Arya dengan cepat mencium pipi mamanya dan dengan gerakan cepat pria itupun langsung melesat pergi meninggalkan rumah

Mama Mega hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kepergian putranya yang langsung kabur begitu saja

" Dasar anak nakal!" umpat mama Mega seraya menatap punggung putranya yang sudah hilang di balik pintu

Arya mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Entah bagaimana perasaan pria itu saat ini hanya author yang tahu

Pria itu tiba-tiba saja teringat dengan awal mula kebersamaannya dengan Melinda yang awalnya hanya karena rasa iseng dan jenuh dengan hubungannya bersama Kinan yang terkesan kolot dan monoton, Arya sesekali ingin merasakan sensasi menjalin hubungan yang berbeda

Tapi akibat keinginannya itu kini malah berakhir menjadi cinta segitiga, dan yang parahnya lagi wanita yang dijadikan orang ketiga itu masih memiliki ikatan hubungan keluarga dengan kekasihnya

" Melepaskan Melinda begitu saja juga rasanya berat apalagi sudah hampir 2 tahun kami menjalin hubungan ini"

" Bagaimana caranya ya agar Kinan tidak mengetahui hubungan ku dengan Melinda, apa aku harus memintanya untuk pergi sementara waktu ke luar kota saja ya?"

Di sepanjang perjalanan menuju apartemen milik Melinda Arya nampak berpikir keras, pria itu kini begitu egois ingin memiliki keduanya, Kinan dan juga Melinda

Melinda memang tidak secantik Kinan tapi bentuk tubuhnya yang seksi dan cukup berisi membuat Arya begitu tergoda apalagi jika Melinda sudah berada di bawah Kungkungan nya membuat pria itu harus berpikir berkali-kali untuk melepaskannya

Selain karena Arya menyukai bentuk body Melinda yang bak gitar spanyol Arya juga tidak mungkin bisa terbebas dari Melinda begitu saja, karena bisa jadi Melinda akan membongkar hubungan gelap mereka berdua yang selama ini mereka jalin kepada Kinan

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

smoga ada yg lihat dan melapirkan od kinan tdk rela q thor kinan dgn arya yg penghiabat apkg melinda jalang ..batalkan pernikahanx agar jgn sampai terluka lbh dlm saat pernikahan x nanti

2023-09-17

1

Daulat Pasaribu

Daulat Pasaribu

lanjut Thor...setia menunggu

2023-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!