" Bagaimana para saksi Sah?"
" Tidak!"
Jegeerrrrr......
"Pernikahan ini tidak SAH "
Semua mata langsung tertuju pada sumber suara, sungguh bagai disambar petir di siang bolong tubuh Arya bahkan membeku di tempat ketika menoleh ke arah wanita yang tengah duduk di sampingnya
Bunda dan ayah Akbar pun terbelalak saking syoknya begitu juga dengan kedua orang tua Arya bahkan papanya sampai beranjak berdiri tidak terima begitu saja apa yang baru saja didengarnya
" A...ada apa ini Pit?" tanya bunda Sasa pada mba Pipit yang sama-sama terpaku dengan apa yang baru didengarnya beberapa detik yang lalu
" Enggak tau tante, Pipit juga tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi!" jawab mbak Pipit yang duduk disamping bunda Sasa dengan tatapan penuh tanda tanya
" Mbak Kinan, apa anda sadar dengan ucapan anda barusan?" tanya pak penghulu menoleh ke arah Kinan yang kini telah menundukkan wajahnya
Kinan yang sedang menahan gemuruh di dadanya dengan tangan yang diremas kuat pun mendongakkan kepalanya menatap pak penghulu lalu mengangguk pelan, ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja walaupun dadanya terasa begitu sesak
" Apa mbak yakin?" Kinan kembali menganggukkan kepalanya
Pak penghulu yang merasa bingung dengan situasi yang terjadi pun langsung meminta acara ijab qobul ditunda dulu sementara agar keluarga kedua belah pihak menyelesaikan permasalahannya terlebih dahulu secara kekeluargaan
Pak penghulu khawatir jika pernikahan yang terjadi ternyata adanya unsur paksaan dan ancaman jadi ia pun memilih menundanya
" Maaf, sebaiknya acara ijab qobul ini ditunda dulu, saya memberi waktu kepada keluarga calon pengantin wanita dan juga keluarga calon pengantin pria membicarakan hal ini secara baik-baik dan kekeluargaan, apakah acara ini akan dilanjut atau justru dibatalkan!" ucap pak penghulu yang langsung berdiri dan memilih untuk pergi
" Tapi pak penghulu, sebaiknya di lanj_!" ucap Arya yang ingin tetap acara ijab qobul itu dilanjutkan namun sayangnya Kinan justru sudah berdiri dan meninggalkan tempat ijab qobul tersebut
Arya mengusap wajahnya kasar seraya menatap punggung calon isterinya yang pergi meninggalkannya begitu saja setelah itu netra Arya beralih menatap wanita yang menggunakan baju kebaya yang duduk di kursi pojok dekat bude Mirna
" A...apa ini karena ulahnya?" batin Arya
Sungguh pria itu tidak menyangka kalau pernikahan yang sudah sangat ia nanti-nantikan selama ini justru berjalan tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan, wanita yang menjadi calon isterinya sendiri justru yang menggagalkannya, meskipun merasa marah dan kecewa tapi di dalam hati kecilnya ia berharap Kinan hanya mengalami kegugupan semata bukan karena terjadi sesuatu yang serius
Pandangan mata laki-laki itu masih tertuju pada wanita yang cukup mengusik hatinya saat ini, yang memberinya kejutan luar biasa di hari yang seharusnya membuatnya bahagia, sampai punggung itu menghilang dari jangkauan indra penglihatannya.
Setelah Kinan tak lagi terlihat tatapan Arya pun beralih menatap ke arah wanita yang sejak kedatangannya bersama Kinan sudah berhasil membuat hatinya berkecamuk dan meronta-ronta ingin memiliki keduanya namun kenyataan justru sebaliknya
Kini tatapan pria itu menghunus tajam ke arah wanita yang sebenarnya juga bertahta di hatinya, namun karena rasa kecewanya pada Kinan membuat pria itu berpikir jika Melinda lah yang turut andil dengan apa yang terjadi dengan Kinan, Melinda tau arti tatapan Arya padanya karena itulah dengan cepat wanita yang berstatus sebagai kekasih gelapnya pun langsung menggelengkan kepalanya pelan sangat pelan agar orang-orang yang ada di sekitarnya tidak menaruh curiga
Semua para tamu undangan di persilahkan untuk menikmati jamuan makanan terlebih dahulu sementara keluarga kedua calon mempelai sedang berada di ruang keluarga yang ada di lantai atas
" Apa-apaan ini, kau sengaja ingin mempermainkan keluarga Hamsah hah?" marah pak Farid papanya Arya
" Kau ingin mempermalukan keluarga kami iya!" bentaknya lagi
Kedua orang tua Kinan hanya bisa mengusap punggung putrinya yang sudah bergetar dan matanya pun sudah memerah namun sebisa mungkin Kinan menahan air matanya agar tidak turun
" Tolong pak Farid kita bicarakan ini secara baik-baik" pinta ayah Akbar berusaha untuk menenangkan
" Apa sebenarnya tujuan kalian, sudah sejauh ini tapi putrimu dengan entengnya menggagalkan pernikahan yang sudah berlangsung" pak Farid masih berbicara menggebu-gebu
" Maafkan putriku pak Farid" ucap ayah merasa bersalah atas apa yang sudah di perbuat putrinya
" Maaf katamu, tidak semudah itu pak Akbar. pernikahan ini tidak boleh batal, aku tidak mau menanggung malu atas perbuatan putrimu!"
Bunda dan ayah Akbar hanya bisa menghela napas berat, rasa kecewa mungkin kini bersarang di dalam hatinya akan tetapi rasa sayang dan cinta kepada putrinya jauh lebih besar sehingga mereka lebih memilih untuk memberikan Kinan waktu untuk menjelaskan apa sebenarnya yang telah terjadi dengannya yang secara tiba-tiba berubah pikiran
" Sayang ada apa sebenarnya denganmu?" kini Arya yang berusaha berbicara dengan lembut pada Kinan
" Aku yakin tadi itu kamu hanya gugup saja, iya kan? kita sudah cukup lama menantikan momen bahagia ini sayang? tapi kenapa kamu tadi tiba-tiba mengatakan pernikahan kita tidak sah, kau hanya bercanda aja kan sayang cuma mau ngprenk aku?"
" Kamu berhasil ngprenk aku sayang, aku benar-benar terkejut" Arya berusaha tertawa walaupun terlihat sangat dipaksakan
Kinan masih bergeming, wanita berusia 23 tahun itu sedang berusaha untuk mencari cara bagaimana menjelaskan semuanya dan tidak menghiraukan ucapan Arya
" Kinan, kenapa kamu diam saja sayang? cepat jelaskan kepada kami apa maksud kamu tadi menjawab seperti itu?" kali ini ayah Akbar yang buka suara
Kinan menarik napas dalam-dalam setelah itu ia hembuskan secara perlahan
Kinan menatap wajah sendu ayah dan juga bundanya, hati Kinan terass sakit karena melihat raut kekecewaan di wajah keduanya
" Maafkan Kinan ayah... bunda... om...tante, mungkin Kinan sudah membuat kalian semua kecewa tapi sekali lagi maaf Kinan tidak bisa melanjutkan pernikahan Kinan dengan mas Arya" tutur Kinan dengan suara yang bergetar
" A...apa maksud kamu sayang, kenapa kita tidak bisa melanjutkan pernikahan yang sudah kita persiapkan sampai sejauh ini, bahkan hanya tinggal selangkah lagi kita akan sah menjadi pasangan suami isteri dan kita akan hidup bahagia sayang dengan anak-anak kita nantinya " Arya sungguh tidak dapat menerima keputusan Kinan begitu saja apalagi wanita yang dicintainya itu tidak menjelaskan apa yang menjadi alasannya
Kinan menatap Arya dengan tatapan yang sulit diartikan sampai membuat Arya menjadi gugup karena tatapan Kinan yang tidak seperti biasanya
" Apa jangan-jangan Kinan_?" Arya menerka-nerka dalam hati
" Kau tidak bisa seenaknya mengambil keputusanmu sendiri Kinan, kau tetap harus menikah dengan Arya apapun alasannya, aku tidak akan membiarkan mu mempermalukan keluarga Hamsah sesuka hatimu, camkan itu!" murka papa Farid Hamsah yang tidak terima Kinan membatalkan pernikahannya begitu saja
" Apa alasan mu memutuskan untuk membatalkan pernikahan yang sejak awal kamu sendiripun menginginkannya nak?" tanya ayah Akbar
" Bukankah ayah sudah bertanya padamu akan kesiapan dan kemantapan hatimu untuk menerima lamaran nak Arya?" tambahnya lagi
Kinan tidak dapat menjawab pertanyaan ayah Akbar rasanya lidahnya begitu kelu, hanya air mata yang tak kuasa lagi untuk ia bendung.
Bunda Sasa pun ikut menangis karena tidak tahan melihat kesedihan yang putrinya alami, wanita paruh baya itu yakin jika ada sesuatu yang pasti putrinya sembunyikan yang menjadi alasan besar untuk membatalkan pernikahannya begitu saja
" Kenapa kau masih diam saja, jawab!" bentak pak Farid
Mama Mega yang sejak tadi diam saja akhirnya pun tidak tega melihat calon menantunya dibentak oleh suaminya
" Pah jangan seperti ini, kita bisa bicarakan ini baik-baik!" tegur sang isteri
" Papah sudah bicara baik-baik mah tapi mama lihat sendiri kan kalau calon menantu kesayangan mama itu diam saja setelah dengan seenaknya menggagalkan pernikahannya sendiri dengan putra kita!"
" Apa kata orang mah, jika pernikahan ini sampai dibatalkan?" marahnya lagi
Mama Mega menghela napas kasar lalu menoleh ke arah Kinan yang masih nampak terisak
" Nak Kinan!" panggilnya
Kinan yang sedang menundukkan pandangannya pun langsung mendongak dan menatap mama Mega
Deg
Seketika ada rasa bersalah yang begitu besar kepada wanita yang sudah ia anggap seperti mamanya sendiri
" Sebenarnya ada apa sayang, kenapa tiba-tiba kamu bisa melakukan hal tadi? bukankah kau mencintai Arya? begitu juga sebaliknya, lalu kenapa tadi justru kamu sendiri yang menggagalkan pernikahan kalian, apa alasannya sayang?" tanya mama Mega dengan sangat lembut
Bukannya menjawab Kinan justru semakin terisak, ia tahu apa yang ia lakukan pasti akan sangat mengecewakan bunda dan ayahnya. tindakan yang ia ambil memiliki resiko yang sangat besar dan dampaknya akan mempermalukan kedua keluarga besar tersebut tapi apa boleh buat Kinan yang sudah berusaha untuk melupakan apa yang dia dengar semalam dan sudah mencoba memaafkan dan berdamai dengan keadaan serta meyakinkan diri kalau setelah menikah Arya pun akan berubah dan ia akan bertindak posesif pada suaminya kelak agar tidak ada celah lagi untuk Arya dan Melinda menusuknya dari belakang tapi apalah daya hatinya begitu rapuh apalagi setelah melihat tatapan Arya pada Melinda ketika berjalan bersamanya
Tatapan Arya bukan hanya tertuju padanya tapi juga pada Melinda, tatapan memuja dan juga terlihat jelas ada rasa pada keduanya.
Kinan tidak ingin mengambil keputusan bodoh, ia juga berhak bahagia oleh karena itu pergulatan hebat yang ada dihatinya akhirnya di saat yang mendebarkan kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya
Jangan ditanya Kinan sedih atau tidak, justru ia sangat sedih bahkan hatinya sakit teramat sakit namun logika membuka hati dan pikirannya kalau sakitnya hari ini akan lebih baik dari pada sakit nantinya setelah ia tetap menikah dengan Arya dan ditengah perjalanan rumah tangganya laki-laki itu memenuhi janjinya dengan menikahi Melinda.
Hancur, sakit, marah dan kecewa itupun yang dirasakan oleh Kinan, tidak sedikit waktu yang ia lalui bersama Arya bahkan mereka sendiri yang turun tangan langsung untuk mengkonsep serta mengurus semua keperluan acara pernikahan mereka berdua, bahagia tentu saja tapi di penghujung acara justru kesakitan yang ia terima, cinta yang ia anggap tulus dan setia ternyata hanya topeng belaka
Kinan tidak tahu sejak kapan mereka menusuknya dari belakang tapi dengan percakapan yang ia dengar sendiri dan rencana licik yang keduanya rencanakan sudah cukup membuktikan kalau Arya bukanlah orang yang setia, cintanya tidaklah setulus cinta Kinan kepadanya
Cinta Kinan dibalas air mata, dengan teganya mereka mengkhianati Kinan yang sudah begitu mempercayainya lebih dari apapun
Kinan tidak pernah menaruh curiga sedikitpun pada Arya dan Melinda, selain karena Melinda adalah sekretaris yang bekerja di perusahaan Arya, Kinan juga mengira kalau kedekatan mereka karena Melinda adalah sepupunya Kinan dan Arya hanya menganggap Melinda seperti adiknya sendiri
Bahkan saat Kinan datang ke apartemen Melinda tanpa diduga ia melihat Arya yang baru keluar dari apartemen Melinda dan laki-laki beralasan baru saja mengantarkan Melinda pulang karena sedang kurang enak badan
Bodohnya Kinan percaya begitu saja dan sama sekali tidak menaruh curiga sedikitpun
Mbak Pipit yang berada di lantai bawah nampak mengkhawatirkan Kinan, ia sungguh khawatir apa yang ia curigai ternyata benar apalagi tante Vela ibunya Melinda mengatakan kalau anaknya sering lembur bahkan akhir pekan pun selalu pergi bersama Arya
" Semoga kecurigaan ku tidak benar!" gumam mbak Pipit
" Kecurigaan apa?" tanya bude Marni mengejutkan mba Pipit
" Ya ampun bude, ngagetin aja!"
Bude Marni terkekeh " Kamu sih malah ngelamun"
" Bukan ngelamun bude, cuma lagi kepikiran Kinan"
" Bude sudah menduga hal ini akan terjadi" tutur bude Marni yang tentu saja ucapan wanita itu cukup mengejutkan mbak Pipit kembali
" Maksud bude?" tanya Mbak Pipit penasaran
Bude Marni pun menceritakan saat tadi ia sedang berdua di kamar Kinan saat merias wajah Kinan, bude Marni menangkap raut kesedihan dan tekanan di wajah Kinan oleh karena itu ia meminta Kinan untuk memikirkan kembali penikahannya.
" Apa sebenarnya yang dipikirkan Kinan ya bude, kenapa Kinan bisa mengambil keputusan sebesar ini?"
Bude Marni menanggapi dengan senyuman
" Kinan pasti sudah mantap dengan keputusannya" sahut bude Marni
Sementara Melinda nampak duduk dengan gelisah, tante Vela sang ibu pun mendekati putrinya " Kamu kenapa, kok kayak orang gelisah gitu Lin?"
" Eh? enggak... enggak ada apa-apa kok mah cuma kasihan aja sama mas Arya dan Kinan, kok Kinan bisa-bisanya sih menggagalkan pernikahannya sendiri, dasar bodoh!" tutur Melinda yang sebenarnya sedikit gugup
" Apa jangan-jangan Kinan punya pria lain ya mah selain mas Arya, bisa jadikan mah selama ini dia diam-diam selingkuh?" tuduh Melinda
" Kinan itu bukan orang seperti itu!" sahut mbak Pipit yang enggak suka kalau ada yang menghina Kinan
"Emangnya mbak Pipit tahu apa? bisa aja kan kalau selama ini Kinan sudah punya pacar lain dan ternyata Kinan enggak tega buat ninggalinnya" tutur Melinda tetap dengan tuduhannya
Sementara di lantai atas ketegangan pun semakin menjadi
" Ayok cepat turun, pak penghulu pasti suatu lama menunggu!" ucap pak Farid yang tidak ingin ada drama lagi dan sudah kesal dengan Kinan yang belum juga membuka mulutnya untuk memberi alasannya
" Tidak om, maaf aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" tolak Kinan
" Apa kau sudah tidak waras hah, kau tahu kan apa dampak atas perbuatan mu ini? apa kau tidak memikirkan keluarga besarmu yang pastinya akan menanggung malu atas tindakan bodohmu itu !" tekan pak Farid
" Ayah... bunda maafkan Kinan ya, Kinan tidak bisa melanjutkan pernikahan ini yah, bun!" ucap Kinan sendu
Ayah Akbar hanya bisa mengelus dada " Nak kamu tau kan apa resikonya jika pernikahan ini sampai batal?" Kinan mengangguk
" Aku tidak terima sayang, kau tidak boleh melakukan ini padaku, kau keterlaluan Kinan, egois!" marah Arya akhirnya tidak bisa menahan amarahnya lagi
Kinan tersenyum kecut membuat Arya mengerutkan keningnya
" Kau bilang aku egois dan keterlaluan? siapa sebenarnya disini yang keterlaluan?" balik Kinan
" Kamu jangan asal bicara Kinan, atau jangan-jangan kau sebenarnya memiliki pria lain iya, tapi kau menuduhku yang tidak-tidak begitu kan?" ucap Arya sudah mulai meninggikan suaranya
Kinan tersenyum kembali " Pria lain? apa pernah kamu melihat aku bersama pria lain?"
Arya kali ini ikut tersenyum miring " Mana aku tahu!" jawabnya enteng
" Ya karena kau tidak pernah ingin tahu makanya kamu tidak tahu, kau sibuk dengan urusan mu sendiri sehingga aku yang terlalu percaya padamu harus menelan kekecewaan yang begitu besar"
" Apa maksudmu, jangan bicara omong kosong. itu hanya alibi mu saja kan untuk mencari pembelaan"
Kinan tersenyum tipis " Aku tidak perlu mencari pembelaan dan apapun itu aku hanya ingin hidup aku bahagia dengan orang yang tulus mencintai ku"
" Aku sangat mencintaimu Kinan, sudah berapa kali aku katakan aku sangat mencintaimu dan mari kita lanjutkan acara pernikahan kita sayang!" bujuk Arya kembali.
" Baiklah kalau itu mau mu, pernikahan ini akan tetap berlangsung"
" Syukurlah kalau begitu!" Arya bernapas lega begitu juga dengan kedua orangtuanya tapi tidak dengan bunda dan ayah Akbar kedua orang tua Kinan justru menangkap sesuatu yang berbeda
" Pernikahan itu akan tetap berlangsung agar kedua keluarga besar kita tidak menanggung malu!" tutur Kinan membuat Arya semakin melebarkan senyumnya
" Terima kasih sayang!" ucap mama Arya
" Terima kasih karena kau mau tetap melanjutkan pernikahan ini!" tambahnya lagi
Kinan tersenyum " pernikahan ini akan tetap berlangsung akan tetapi yang akan menjadi calon pengantin wanitanya bukan aku!"
Jegeeer
Semua yang berada di ruangan itu kembali dibuat tercengang oleh Kinan
" Apa maksudmu Kinan?" Arya semakin dibuat bingung oleh Kinan
" Bukan aku yang pantas kau nikahi mas!" jawab Kinan
" Apa maksudmu ?"
" Kau tahu siapa orang yang pantas untuk kau nikahi mas, ingat mas jangan terlalu lama menyimpan dosa suatu saat serapat apapun kau menyimpan bangkai pasti baunya akan tercium juga kan" jawan Kinan dengan senyum menyeringai
" Jangan bicara omong kosong kamu Kinan, jangan menuduh Arya yang bukan-bukan hanya karena kau ingin membatalkan pernikahan ini!" ucap pak Farid yang kembali emosi
" Cukup pak Farid, aku yakin putriku punya alasan yang kuat berbicara seperti itu!"
" Putrimu menuduh putraku yang tidak-tidak pak Akbar" marah pak Farid
" Mungkin putriku punya buktinya!"
" Maaf ayah aku memang tidak memiliki bukti apa-apa " Sahut Kinan
" Kau dengar sendiri kan, putrimu hanya menuduh putraku padahal mungkin saja dia sebenarnya yang seperti itu!" ucap pak Farid dengan emosi tinggi
" Aku memang tidak memiliki bukti apa-apa tapi aku yakin dengan hati kecilku, jika pernikahan ini terus berlanjut maka yang ada bukanlah kebahagiaan justru sebuah kehancuran!" tutur Kinan
" Omong kosong!" sarkas pak Farid
" Mungkin yang aku katakan memang sebuah omong kosong tapi setidaknya aku sedang berusaha melindungi masa depan ku sendiri dari keegoisan orang lain yang sudah memanfaatkan kepercayaan ku dan bahkan berani menusukku dari belakang" tekan Kinan
Arya seketika membulatkan matanya apalagi ketika tatapannya bersirobok dengan Kinan, tatapan kebencian dan amarah terlihat begitu besar tanpa adanya kelembutan dan kasih sayang lagi seperti biasanya
" Sayang!"
" Cukup mas, aku memang tidak memiliki bukti apa-apa tapi setidaknya kau masih punya hati kan? kau bisa menggunakan sisa hati nurani mu yang selama ini kau buang untuk mengakui seberapa besar dosa yang sudah mas perbuat!"
Deg
Arya terasa tertampar oleh ucapan pedas Kinan yang masih belum mengatakan tentang hubungan Arya dengan Melinda yang ia yakini bukan hanya sekedar jalan semata
" Kamu ini bicara apa Kinan , mas sama sekali enggak ngerti!" dalih Arya
" Mas kamu jangan memungkiri hati kecilmu sendiri, aku yakin kau tahu dengan jelas apa maksud ucapan ku. jika kau mencintaiku kau tidak akan melakukan ini mas, menjebakku dengan pernikahan konyol yang sudah kau rencanakan bersamanya, kau pikir aku ini patung mas yang tidak punya hati sehingga kau dengan kejinya berencana hal sebusuk itu!" emosi Kinan
" Cukup Kinan, apa yang sebenarnya kau bicarakan? jangan menuduh tanpa bukti!" pak Farid kembali tersulut emosi
" Baiklah kalau kalian ingin jawabannya, maaf mas Arya aku tidak bisa melanjutkan pernikahan ini dengan mu, silahkan kau lanjutkan pernikahan ini dengan wanita yang sudah menemani selama ini, dia yang pantas kau nikahi, bukankah kau juga sudah menjanjikan sebuah pernikahan dengan nya jadi menikahlah sekarang mas tanpa harus sembunyi-sembunyi dariku apalagi dari kedua orang tua kita, aku tidak mau mas menjadi penghalang kebahagiaan mu dengan_ !"
" Dia!"
Deg
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
good kinan sangat2 pas waktu x biar sekalian klga besar sama2 tau dan tak menyimpan bangkai lama2 ttg kebusukan arya dan melinda dr pd suatu hr nanti semua jg pasti terbongkar dan.memyakiti byk orang yg ossti kinan dan klga x pangkas habis ssmpai ke akarx ..lega q thorr nunggu up mu dgn deg2 an..yg byk dong up x..
2023-09-21
1