Malam ini keluarga besar Kinan hampir semuanya sudah berkumpul, kesibukkan pun nampak terlihat jelas di rumah yang terbilang cukup besar tersebut
Tawa renyah dan obrolan hangat pun menghiasi seisi rumah bahkan canda dan tawa anak-anak kecil yang merupakan anak dari sepupu-sepupu Kinan pun yang asik bermain dan berlarian kesana kesini ikut meramaikan suasana di rumah kedua orang tua Kinan tersebut
Mereka semua sangat antusias dan ikut bergembira menyambut hari pernikahan Kinan dengan Arya yang mereka kenal memang pemuda yang baik dan sopan
Bahkan ibunya Melinda yang merupakan adik dari bunda Sasa yang bernama Vela pun sangat menyukai Arya dan pernah berharap laki-laki itulah yang menjadi menantunya tapi apa mau dikata karena laki-laki yang cukup dekat dengan putrinya karena bekerja di kantor yang sama ternyata adalah kekasih dari keponakannya sendiri Kinan
" Makanya Lin, kamu tuh jangan sibuk kerja terus kalau bisa cari calon suami, tuh lihat aja si Kinan besok sudah mau nikah terus kamu kapan?" ibu dan anak itu sedang berada di ruangan dekat dapur, Melinda sedikit kesal dengan ucapan ibunya sendiri yang selalu saja membandingkan dirinya dengan Kinan apalagi kalau sudah membahas tentang pernikahan
" Mah jangan bicara hal itu terus bisa enggak? Linda bosan mah" marah Melinda lalu pergi begitu saja meninggalkan mamanya seraya menghentakkan kakinya
" Melinda kenapa tante?" suara mba Pipit yang tiba-tiba muncul dari arah belakang seketika membuat Vela terkejut
" Huss... kamu ini bikit kaget aja"
Mba Pipit terkekeh " Maaf tante enggak sengaja" sahutnya tanpa dosa
Vela menghela napas panjang dan menghembusnya perlahan
" Tante mah bingung sama Linda Pit" jawab wanita paruh baya itu dengan sendu
" Bingung kenapa tante?"
" Ya bingung aja sama tuh anak yang selalu aja sibuk kerja dan kerja terus yang dipikirin, kalau diajak ngebahas tentang menikah ya gitu selalu aja emosian padahal kamu saja sudah menikah dan besok Kinan juga akan menikah, saudara-saudaranya yang lain juga sudah pada nikah lah tuh anak tetap aja betah ngejomblo" keluh tante Vela
" Alasannya sibuk enggak ada waktu buat mikirin pacaran, setiap hari kerja terus sampai lembut-lembur, gimana nyari pacarnya coba?" ungkapnya lagi menceritakan tentang anaknya kepada Mbak Pipit
" Yang sabar aja tante, mungkin memang belum waktunya aja tante, atau bisa saja Melinda sebenarnya sudah punya calon tapi masih malu dan belum siap untuk dikenalkan kepada keluarga" ucap Mbak Pipit berusaha untuk menghibur tantenya yang nampak sedih
" Bagaimana mau punya pacar Pit, hampir setiap hari dia bekerja, akhir pekan pun tuh anak juga tetap sibuk sama kerjaannya dan kalau pun dia pergi keluar paling juga sama nak Arya calon suaminya Kinan dan itupun katanya tentang kerjaan, terus kapan dia cari pacarnya?" tutur Vela panjang lebar tentang keseharian putrinya namun entah kenapa tiba-tiba Mbak Pipit justru menangkap ada sesuatu yang mengganjal dari ucapan tante Vela
" Jadi maksud tante Melinda itu sering lembur dan bahkan hampir setiap hari gitu sampai-sampai dia enggak ada sedikit pun waktu buat bergaul dengan teman-temannya dan berusaha untuk mencari pasangan begitu maksud tante?" tanya Mbak Pipit yang sebenarnya cukup penasaran dengan kedekatan antara Melinda dengan Arya calon suami Kinan sepupunya
Tante Vela pun mengangguk dan mengiyakan membenarkan ucapan Mbak Pipit
" Iya Pit, dia bilang sih disuruh lembur terus sama nak Arya karena mereka sedang menangani proyek baru " terang tante Vela dan mbak Pipit pun hanya menanggapi dengan anggukan kepala
Melinda adalah sekretaris Arya diperusahan milik papanya, Arya kini menggantikan papanya menjabat sebagai CEO tapi meskipun Arya sudah menjabat sebagai CEO tetap saja papanya yang masih memegang kendali dalam kepemilikan perusahaan tersebut
___
Saat ini semua anggota keluarga sedang berkumpul, ada yang berkumpul di ruang keluarga, ada yang di ruang tamu, ditaman belakang dan sebagian lagi ada yang berkumpul di depan rumah, tapi sang calon pengantin justru sedang berada di dalam kamarnya
Kinan baru saja menyudahi panggilan dari sang calon suami walaupun sudah dilarang oleh ibunya ternyata Arya tetap saja bandel dan menghubungi Kinan dengan alasa kangen
" Mas Arya ini ada-ada saja, padahal besok juga kita akan menikah " gumam Kinan mengingat pembicaraannya dengan Arya di telpon
Kinan meletakkan ponselnya di atas nakas lalu calon pengantin itu memutuskan untuk keluar kamar hendak bergabung dengan anggota keluarganya yang lain
Acara seperti ini memang momen yang paling membahagiakan karena bisa berkumpul dengan sanak saudara yang lain, para saudara yang tinggal di beberapa daerah bahkan kota yang jarang sekali mereka bertemu
Langkah kaki Kinan tiba-tiba terhenti ketika sayup-sayup ia mendengar seperti ada suara orang yang sedang menangis karena penasaran dia pun mencari arah sumber suara tangis tersebut Kinan yang awalnya ingin bergabung dengan para sepupunya yang tengah berkumpul di taman belakang pun urung, ia memutar langkah kakinya berbelok
dan ternyata di balik pintu samping yang menghubungkan ke taman belakang ada seorang wanita yang tentu saja sangat Kinan kenali meskipun dalam posisi memunggunginya sedang berbicara dengan seseorang yang Kinan dengar wanita itu menyebut-nyebut nama calon suaminya Arya melalui sambungan telepon
" Hiks... Hiks.... aku harus apa mas Arya, mama ku selalu saja mendesak ku untuk cepat-cepat menikah"
(....)
" Apa maksud mas Arya?"
" Sudah sejauh ini hubungan kita dan mas Arya menyuruhku untuk menikah dengan laki-laki lain dan melupakan hubungan kita?"
(....)
" Enggak mas aku tidak bisa, aku hanya cinta sama mas Arya meskipun mas Arya sudah menikah dengan Kinan sekalipun aku tidak peduli, aku tidak mau mas Arya mencampakkan aku begitu saja setelah apa yang sudah kita lewati bersama mas"
Jlep
Hati Kinan bak tertusuk belati yang langsung menghunus tepat di jantungnya
Kinan nampak limbung dan hampir saja terjatuh jika tidak ada seseorang yang menangkap tubuhnya yang mendadak lemas bak tak bertulang
Mata Kinan sudah berkaca-kaca namun tatapan wanita itu terlihat kosong ketika pandangannya terus terarah pada sosok wanita yang sedang sibuk dengan sambungan telponnya bahkan tidak menyadari keberadaan Kinan dan seseorang yang berdiri di belakangnya dengan tangan yang masih memegangi punggung Kinan yang masih bergeming dan tak menghiraukan tangan kekar yang menyangga tubuhnya
Kinan sungguh tidak menyangka kepercayaan yang dia berikan kepada Melinda sepupunya sendiri dan juga Arya calon suaminya ternyata telah dikhianati
Kinan ingin pergi karena tidak sanggup mendengar pembicaraan yang sangat menyakitkan itu tapi rasa penasaran dan ingin tahu sampai sebatas mana kedekatan mereka membuat Kinan diam ditempat
" Bukankah tadi kita sudah sepakat mas, kenapa sekarang mas Arya berubah pikiran lagi"
(....)
" Iya mas, aku bersedia aku sama sekali tidak keberatan . asalkan kita tetap bersama menjadi isteri kedua pun aku tidak masalah mas"
(...)
" Iya mas, Aku mencintaimu mas Arya"
Sambungan telpon pun terputus, Melinda nampak melebarkan senyumnya hatinya begitu bahagia ketika sang kekasih mengatakan akan menikahinya juga, walaupun menjadi isteri kedua Melindas tidak akan mempermasalahkan itu asalkan selamanya bisa bersama Arya laki-laki yang sangat dicintainya
Tapi justru sebaliknya untuk Kinan apa yang ia dengar bak petir yang menyambar, belum menikah saja laki-laki itu sudah berencana untuk menikah lagi bahkan yang akan menjadi madunya adalah sepupu Kinan sendiri
Tubuh Kinan seketika melorot ke lantai namun dengan cepat seseorang yang sejak tadi berdiri di belakang Kinan dengan sigap melingkarkan tangannya di lutut gadis yang sudah terkulai lemas itu dan menggendongnya ala bridal style dan membawanya pergi
Kinan kini sudah berada di dalam mobil di sebuah taman kota, pria itu sengaja diam-diam membawa Kinan pergi keluar agar gadis itu bisa meluapkan semua perasaannya karena bila berada di rumah yang pria itu yakini Kinan pasti akan berpura-pura kuat dan seolah tidak terjadi apa-apa, Kinan pasti akan menjaga perasaan kedua orang tuanya
" Menangislah jika ingin menangis!" ucap seseorang yang sejak tadi diam menemani Kinan di dalam mobil
Seorang pria yang baru saja tiba di rumah besar orang tua Kinan begitu terkejut ketika melihat Kinan sedang berdiri dengan raut wajah sedih dan marah sambil menatap ke arah depan
Pria yang hendak mengejutkan Kinan pun urung apalagi ketika mendengar pembicaraan wanita yang sedang di tatap oleh Kinan pria itupun mengeraskan rahangnya dengan tangan yang terkepal kuat
" Apaan sih ngaco" Ucap Kinan yang pura-pura tidak mengerti padahal dia tahu pria yang ada disampingnya sudah tahu apa yang sebenarnya telah terjadi
" Kapan datang kok enggak kasih kabar?" tanya Kinan seraya tersenyum dan berusaha mencairkan ketegangan didalam mobil tersebut karena sang pria hanya diam saja tak menjawab pertanyaannya
" Cih" Kinan berdecak kesal lalu mengerucutkan bibirnya karena pria tersebut masih saja menatapnya tanpa bicara
" Kenapa kau membawaku kesini, bagaimana kalau orang rumah mencari ku?"
Pria itu bergeming dan tidak menghiraukan pertanyaan Kinan
" Cepat antar aku pulang, aku tidak mau semua orang cemas karena calon pengantinnya menghilang dari rumah nanti dikira aku kabur lagi" ucap Kinan sambil tertawa kecil namun pria yang kini sudah bergeser duduknya hingga posisinya kini sudah menghadap Kinan pun masih tidak menanggapi ucapan Kinan
Kinan kembali berdecak karena pria yang membawanya pergi dari rumah masih diam dengan tatapan mata yang sulit di artikan
" Kau ini kenapa sih, datang-datang langsung menculik calon pengantin bagaimana kalau mereka mengiranya kau membawaku kawin lari!" Kinan masih berusaha untuk terlihat baik-baik saja walaupun sebenarnya hatinya sangat rapuh
Grepp
Mata Kinan terbelalak ketika pria tersebut tanpa aba-aba langsung menarik tubuh Kinan kedalam pelukannya
" Menangislah jika ingin menangis!" ucap pria tersebut mengulang kata-katanya
Kinan memberontak " Apaan sih siapa juga yang mau menangis, cepat lepaskan aku!"
Bukannya melepaskan pria tersebut justru semakin mengeratkan pelukannya
" Jangan sok kuat, jangan memendam luka itu sendirian. Aku sudah kembali dan kau sudah berjanji disaat aku kembali kau pasti sudah bahagia, lalu ini apa?"
" Dasar gadis bodoh dan sok kuat, menangislah sepuasnya sekarang jangan memendam rasa sakit hatimu itu sendirian yang ada hanya akan membuat luka itu semakin dalam, aku mengizinkan mu menangis malam ini tapi setelahnya kau harus berjanji untuk selalu tersenyum bahagia" tuturnya yang seketika membuat tubuh Kinan bergetar hebat
Wanita itu tidak kuasa lagi menahan air matanya yang sejak tadi ditahannya agar tidak menetes
Kinan terisak dan tangisnya terdengar begitu memilukan, pria tersebut mengusap punggung Kinan dan berusaha menenangkannya
Setelah puas menangis Kinan pun mengurai pelukannya
" Terima kasih... hiks... hiks" ucap Kinan sambil menghapus sisa air matanya
Kinan menunduk malu saat melihat kemeja yang dikenakan pria tersebut sudah basah karena terkena air mata Kinan
" Maaf ya!"
Pria tersebut mengerutkan keningnya " Kenapa minta maaf?"
Kinan menunjuk baju pria yang ada di hadapannya itu dengan wajah tertunduk
" Oh ini, tidak masalah karena besok kau harus bertanggung jawab untuk mencucinya" ucapnya dengan santai
Kinan langsung mendongak dengan kening yang mengkerut
" Besok acara pernikahan ku kenapa kau meminta ku untuk mencuci bajumu?"
Bukan menjawab pria tersebut malah tersenyum tipis lalu menyalakan mesin mobilnya
" Keputusan ada di tanganmu, pikirkan baik-baik secara rasional jangan gegabah, masa depan mu kau sendiri yang menentukan, jangan pikirkan perkataan orang karena yang menjalaninya kau sendiri, cinta boleh tapi jangan buta karena cinta"
Kinan bergeming ucapan pria yang kini sudah berdiri di hadapannya saat mereka berdua kini sudah berada di depan gerbang rumah Kinan membuat gadis itu berpikir keras
" Masuklah, mereka pasti sedang mencari mu!" ucapnya lagi yang langsung menyadarkan Kinan dari lamunannya
" Terima kasih!"
" Hemmm!" pria itu lalu masuk ke dalam mobilnya dan bergegas pergi
Kinan sendiri berjalan gontai memasuki rumahnya
Baru hendak membuka pintu ternyata pintu sudah lebih dulu terbuka, apa yang dipikirkan ternyata benar kegaduhan pun terjadi di rumah tersebut setelah Kinan pergi tanpa ada seorang pun yang tahu
Mbak Pipit yang hendak bicara dengan Kinan pun dibuat terkejut ketika memasuki kamar calon pengantin tersebut ternyata tidak ada siapapun di dalamnya
Semua penghuni rumah sudah kalang kabut karena setelah dicari keseluruh penjuru rumah tidak ada yang menemukan Kinan bahkan saat nomor ponselnya dihubungi pun ternyata ponselnya berada di dalam kamar
" Ya ampun Kinan kamu tuh pergi kemana sih?" tanya bunda yang nampak jelas begitu mengkhawatirkan keadaan putrinya
Kinan menunduk sejenak lalu memperlihatkan senyum cerianya seperti biasanya " Kinan tidak pergi kemana-mana kok bun, cuma habis cari angin doang kok diluar, Kinan duduk di taman pojok sana eh ketiduran!" bohong Kinan
" Dasar kamu ini ya, bikin panik semua orang aja!" ucap mbak Pipit sambil menggendong anaknya yang baru saja tertidur karena sang mama sibuk mencari Kinan
" Maaf ya sudah bikin semuanya khawatir!" ucap Kinan merasa bersalah
" Besok sudah mau jadi pengantin tapi bikin orang panik, nyusahin aja sih!" ucap seseorang yang seketika membuat hati Kinan memanas namun sebisa mungkin Kinan menekan perasaannya tidak mau membuat kedua orangtuanya kecewa karena saat ini mereka berada di tengah-tengah keluarga besarnya
Kinan menatap Melinda dengan tatapan yang sulit diartikan, Melinda yang ditatap oleh Kinan pun seketika bungkam dan merinding karena baru kali ini ia melihat tatapan Kinan tidak seperti biasanya yang selalu teduh dan menenangkan
Saat ini tatapan Kinan kepada Melinda seperti tatapan yang ingin mengulitinya hidup-hidup
" Nak!" ayah Akbar menepuk bahu putrinya
Kinan replek menoleh " Iya ayah!"
" Istirahatlah!"
" Iya ayah" Kinan menghela napas berat sebelum melangkahkan kakinya berjalan menaiki anak tangga namun ketika ia melewati Melinda gadis itu tersenyum kecut
Sesampainya di dalam kamar, Kinan segera menutup pintu kamarnya lalu tubuhnya seketika melorot ke lantai
Kinan menangis dalam diam, dia tidak ingin kedua orangtuanya tahu masalah yang sedang ia hadapi apalagi dia tidak bisa membuktikan perselingkuhan yang dilakukan oleh calon suaminya dengan sang sepupu
Kinan sungguh tidak ingin melanjutkan pernikahannya besok dengan Arya apalagi laki-laki selain sudah selingkuh ternyata sudah berniat untuk menikah kembali dengan Melinda sepupunya sendiri
" Hiks...Hiks.... aku harus apa?" Setelah lelah menangis Kinan pun beranjak berdiri
Gadis itu masuk ke dalam kamar mandi lalu mengambil air wudhu
Kinan tidak tahu harus berbuat apa selain meminta petunjuk kepada sang pemilik kehidupan
Kinan mengerjakan sholat di sepertiga malam memohon petunjuk dan jalan keluar untuk keputusan yang harus ia ambil
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Fitri Prasetyo
duh, siapa yah cowok yang nolongin Kinan??? apakah jodohnya Kinan??? kita tunggu kelanjutannya besok yah bestie.. 🤗🤗🤭😂
2023-09-19
1
Yuliana Tunru
batal kan z kinan jgn ambil resiko terluka lbh parah aplg bergelar janda makin sulit nanti gufat cerai bodoh lah klo ssh tau ttp dijalani yuh ada nanang yg temani dan siap bahagiakan mu ..benar firasat ayah mu
2023-09-19
0