ILHAM ASMA
Hari yang cerah, langit berwarna biru tanpa dihiasi gumpalan-gumpalan putih. Cahaya matahari menyinari Bumi dengan leluasanya tanpa ada yang menghalangi. Sesekali angin berembus menerpa penduduk Bumi, debu-debu ikut berterbangan di mana-mana. Cuaca saat ini memasuki musim kemarau di Indonesia, tak heran jika itu sudah menjadi makanan sehari-hari di saat musim kemarau. Musim yang akan berganti setiap enam bulan sekali.
SMA NEGERI 1 XXX
Hari senin merupakan hari yang dianggap hari paling lama bagi para pelajar di sekolah. Banyak yang tidak suka hari senin, mereka pasti punya alasan-alasan tersendiri. Sehari sebelumnya mereka bisa bersantai di rumah, bisa jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman bahkan ada yang bersama dengan pasangan. Di hari senin itulah awal mulanya dipusingkan dengan buku-buku, latihan soal, dan ulangan. Dan jangan lupa satu rutinitas sekolah yang selalu menyambut senin pagi yaitu Upacara, kegiatan yang wajib dilakukan semua siswa. Berdiri di bawah terik matahari menjadi sarapan pagi yang spesial.
KELAS 11 IPS 2
Jam pembelajaran masih berlangsung menuju menit-menit terakhir. Seorang siswi mengibas-ngibaskan buku di depan wajahnya. Buku tersebut sudah beralih fungsi menjadi sebuah kipas. Cuaca cerah yang cukup panas membuat dia kegerahan. Sesekali dia mengelap keringat yang mengalir di dahi.
Asma Almira Musthafa, dia gadis yang kegerahan sedari tadi. Meski sudah setahun sekolah dengan mengenakan hijab, dia masih tidak terbiasa dengan yang namanya GERAH.
Asma tidak bisa fokus belajar dengan keadaan seperti itu, apalagi kipas yang berada di tengah kelas bagian atas tidak bisa digunakan karena mati lampu. Jam pembelajaran belum juga usai, sejujurnya Asma ingin segera pulang berendam air dingin demi menyegarkan tubuhnya kembali. Asma hanya bisa menggerutu dalam hati.
"*H*uffhhh panas, kayak siput nih jam. bel kok belum bunyi sih! lama banget," membuang nafas dengan kasar, "Bu Yasmin kok gak gerah, khimarnya panjang banget. ck ck ck." Asma berdecak sambil geleng-geleng kepala.
Seketika terlintas dipikiran Asma membayangkan bagaimana panasnya api neraka. Asma jadi bergidik ngeri.
"Ya ALLAH, selamatkanlah hamba dan kedua orang tua hamba dari siksa api neraka," Asma berdo'a di dalam hati sambil membuang nafas dengan kasar.
Sonia sesekali menoleh memperhatikan raut wajah sahabat dan teman sebangkunya. Sonia heran melihat Asma mengerutkan dahi dari tadi. Sonia mencolek lengan Asma, ketika Asma menoleh, Sonia mengangkat dagunya sedikit. Asma mengerti maksud Sonia menanyai tentang dirinya, hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil fokus kembali menatap bu Yasmin.
Jam pembelajaran pun telah usai setelah bel berbunyi tiga kali. Senyum tipis terlintas di bibir Asma sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas.
"Asma, yuk keluar aja. aku udah kebelet nih," Sonia merengek sambil menarik tangan Asma.
"Tunggu nia, di depan pasti masih rame," Asma belum beranjak dari tempat duduk, seperti biasa ia akan menunggu di koridor sepi dari siswa yang hendak pulang.
"Ayolah... please... udah gak kuat nahan nih, entar aku ngompol lho, kamu yang tanggung jawab ya!"
"Ish... enak aja," Asma tidak tega sekaligus tidak mau bertanggung jawab jika sahabatnya ngompol di dalam kelas gara-gara menunggu dirinya.
Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Cukup erat persahabatan yang mereka jalin, sudah setahun lamanya semenjak awal masuk sekolah.
Terdapat empat bangunan besar di sekolah ini, di antara keduanya bangunan besar bertingkat yang saling berhadapan. Bangunan bagian depan diperuntukkan untuk ruang guru, perpustakaan & UKS. Dua bangunan bertingkat digunakan untuk kelas, satu bangunan dua jurusan. Lantai satu dipergunakan untuk kelas 12. lantai dua kelas 11, dan lantai tiga kelas 10. Dan satu lagi bagunan besar yang dijadikan Aula,
Kini Asma dan Sonia menuruni anak tangga. Mereka melangkah dengan perlahan, karna kondisi yang cukup ramai. Asma tidak suka keramaian dan harus berdesak-desakan apalagi berisik. Itulah kenapa Asma lebih suka menunggu di dalam kelas, dan keluar ketika keadaan mulai sepi.
Terdengar suara beberapa cowok tertawa di belakang, membuat Asma risih. Bahkan ada di antara mereka yang sengaja mencolek bahu Asma. Di depannya ada segerombolan cewek yang menuruni tangga juga. Namanya cewek ya, yang pasti kalo udah ngumpul pasti rame terus jalannya lelet lagi.
"Asma bukannya kelas 12 di bawah ya? Kok mereka bisa di belakang kita sih?" Sonia tau yang berada di belakang mereka saat ini kakak seniornya.
"Entahlah, mungkin dari ruang komputer kali," Asma menjawab sambil mengangkat bahu.
"Sekarang kan mati lampu, terus ngapain di ruang komputer," Sonia penasaran.
"Ya belajar komputer lah, masak mau main bola. hehehe," Jiwa ngeselin Asma sudah keluar, sejujurnya sekarang ia menahan emosi.
"Iiihhh ... Asma gak lucu tau. Mana bisa hidup itu komputer kalo listrik mati!"
"Hidup kok."
Sonia hanya menatap Asma, seolah dia meminta jawaban lebih dari Asma.
"Tinggal masukin aja colokannya ke lubang hidung mereka," sambil memperagakan dua jari yang dimasukkan ke lubang hidung, seolah-olah itu colokan.
"Asma nyebelin deh, beneran gak lucu," Asma hanya tertawa melihat Sonia yang mulai kesel dengan sikapnya, "Bukannya hidup tuh komputer, malah taik hidung yang nyangkut di colokan," mereka tertawa bersama, geli plus bergidik jijik mengingat perkataan Sonia yang terakhir.
BRRUUKKK.....
Tawa mereka terhenti seketika. Asma terdorong ke depan. Sontak tanggannya mendorong yang di depannya. Dua pijakan terakhir hampir membuat Asma hilang kendali. Beruntung dengan sigab Asma mengambil langkah yang pas sehingga kakinya tidak sampai terkilir.
Asma membalikkan badannya, menatap sinis cowok yang sudah berada di depan matanya, "Apasih maunya, kak Ilham, udah nyolek-nyolek, sekarang dorong-dorong, untung aku gak jatuh." Asma menggerutu di dalam hati, mengetahui yang mendorongnya tadi adalah Most Wanted di sekolah. Ilham.
Ilham diam menatap Asma dengan muka datar tanpa ekspresi.
"Apa maksud kakak dorong aku!" suara Asma agak meninggi menahan emosi.
Ilham hanya nyengir tanpa berusaha meminta maaf atas perbuatannya tadi. Asma tambah kesal. Asma mengepalkan tanganya geram.
BUGGHHH....
Asma memukul lengan Ilham. Yang dipukul hanya diam tidak membalas. Ilham tersenyum menyeringai sambil memegangi lengannya yang terkena pukulan. Mereka saling bersitatap tanpa memperdulikan orang di sekitarnya yang menjadikan mereka bahan tontonan.
Asma mengalihkan pandangannya saat merasakan lengannya digoyang-goyang bahkan ditarik oleh Sonia. Sonia takut jika mereka harus berakhir di ruang BK. Sonia ingin segera pergi membawa Asma.
Asma tersadar kemudian beristigfar, "Astagfirullah," Asma membalikkan badannya ingin melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun baru dua langkanya harus berhenti lagi.
Asma mematung tubuhnya menegang, terasa seperti tersengat aliran listrik tegangan tinggi. Untuk pertama kali Asma berada dalam pelukan seorang pria. Meskipun hanya dalam hitungan menit.
Tanpa pikir panjang Asma membalikkan tubuhnya dan....
BUUGGHHHH
.
.
.
ASSALAMMUALAIKUM. TERIMA KASIH YANG SUDAH MAU MAMPIR, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA. VOTE BIAR TAMBAH SEMANGAT.
JIKA ADA YANG SUDAH MEMBACA KARYA YANG SAMA. ITU KARYA SAYA JUGA, BERHUBUNG ADA PROBLEM DENGAN FB YANG LAMA JADI SAYA MENGUBAH AKUN DENGAN FB YANG BARU.
HAPPY READING.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Nara Ns🐈
hay kak, aku sudah bom like novel kakak, bantu dukung novel terbaruku yang berjudul Heaven ( pemaksa) terimakasih
2020-12-11
2
Wais Syahenna
hai kak... ijin promote.
baca juga ya novel perdanaku.. WANITA SIMPANAN terimakasih kak
2020-11-17
1
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Lanjut thor semangat 💪💪💪
2020-11-12
1