ILHAM ASMA

ILHAM ASMA

BAB 1. Insiden

Hari yang cerah, langit berwarna biru tanpa dihiasi gumpalan-gumpalan putih. Cahaya matahari menyinari Bumi dengan leluasanya tanpa ada yang menghalangi. Sesekali angin berembus menerpa penduduk Bumi, debu-debu ikut berterbangan di mana-mana. Cuaca saat ini memasuki musim kemarau di Indonesia, tak heran jika itu sudah menjadi makanan sehari-hari di saat musim kemarau. Musim yang akan berganti setiap enam bulan sekali.

SMA NEGERI 1 XXX

Hari senin merupakan hari yang dianggap hari paling lama bagi para pelajar di sekolah. Banyak yang tidak suka hari senin, mereka pasti punya alasan-alasan tersendiri. Sehari sebelumnya mereka bisa bersantai di rumah, bisa jalan-jalan bersama keluarga atau teman-teman bahkan ada yang bersama dengan pasangan. Di hari senin itulah awal mulanya dipusingkan dengan buku-buku, latihan soal, dan ulangan. Dan jangan lupa satu rutinitas sekolah yang selalu menyambut senin pagi yaitu Upacara, kegiatan yang wajib dilakukan semua siswa. Berdiri di bawah terik matahari menjadi sarapan pagi yang spesial.

KELAS 11 IPS 2

Jam pembelajaran masih berlangsung menuju menit-menit terakhir. Seorang siswi mengibas-ngibaskan buku di depan wajahnya. Buku tersebut sudah beralih fungsi menjadi sebuah kipas. Cuaca cerah yang cukup panas membuat dia kegerahan. Sesekali dia mengelap keringat yang mengalir di dahi.

Asma Almira Musthafa, dia gadis yang kegerahan sedari tadi. Meski sudah setahun sekolah dengan mengenakan hijab, dia masih tidak terbiasa dengan yang namanya GERAH.

Asma tidak bisa fokus belajar dengan keadaan seperti itu, apalagi kipas yang berada di tengah kelas bagian atas tidak bisa digunakan karena mati lampu. Jam pembelajaran belum juga usai, sejujurnya Asma ingin segera pulang berendam air dingin demi menyegarkan tubuhnya kembali. Asma hanya bisa menggerutu dalam hati.

"*H*uffhhh panas, kayak siput nih jam. bel kok belum bunyi sih! lama banget," membuang nafas dengan kasar, "Bu Yasmin kok gak gerah, khimarnya panjang banget. ck ck ck." Asma berdecak sambil geleng-geleng kepala.

Seketika terlintas dipikiran Asma membayangkan bagaimana panasnya api neraka. Asma jadi bergidik ngeri.

"Ya ALLAH, selamatkanlah hamba dan kedua orang tua hamba dari siksa api neraka," Asma berdo'a di dalam hati sambil membuang nafas dengan kasar.

Sonia sesekali menoleh memperhatikan raut wajah sahabat dan teman sebangkunya. Sonia heran melihat Asma mengerutkan dahi dari tadi. Sonia mencolek lengan Asma, ketika Asma menoleh, Sonia mengangkat dagunya sedikit. Asma mengerti maksud Sonia menanyai tentang dirinya, hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil fokus kembali menatap bu Yasmin.

Jam pembelajaran pun telah usai setelah bel berbunyi tiga kali. Senyum tipis terlintas di bibir Asma sambil memasukkan beberapa buku ke dalam tas.

"Asma, yuk keluar aja. aku udah kebelet nih," Sonia merengek sambil menarik tangan Asma.

"Tunggu nia, di depan pasti masih rame," Asma belum beranjak dari tempat duduk, seperti biasa ia akan menunggu di koridor sepi dari siswa yang hendak pulang.

"Ayolah... please... udah gak kuat nahan nih, entar aku ngompol lho, kamu yang tanggung jawab ya!"

"Ish... enak aja," Asma tidak tega sekaligus tidak mau bertanggung jawab jika sahabatnya ngompol di dalam kelas gara-gara menunggu dirinya.

Mereka berjalan sambil bergandengan tangan. Cukup erat persahabatan yang mereka jalin, sudah setahun lamanya semenjak awal masuk sekolah.

Terdapat empat bangunan besar di sekolah ini, di antara keduanya bangunan besar bertingkat yang saling berhadapan. Bangunan bagian depan diperuntukkan untuk ruang guru, perpustakaan & UKS. Dua bangunan bertingkat digunakan untuk kelas, satu bangunan dua jurusan. Lantai satu dipergunakan untuk kelas 12. lantai dua kelas 11, dan lantai tiga kelas 10. Dan satu lagi bagunan besar yang dijadikan Aula,

Kini Asma dan Sonia menuruni anak tangga. Mereka melangkah dengan perlahan, karna kondisi yang cukup ramai. Asma tidak suka keramaian dan harus berdesak-desakan apalagi berisik. Itulah kenapa Asma lebih suka menunggu di dalam kelas, dan keluar ketika keadaan mulai sepi.

Terdengar suara beberapa cowok tertawa di belakang, membuat Asma risih. Bahkan ada di antara mereka yang sengaja mencolek bahu Asma. Di depannya ada segerombolan cewek yang menuruni tangga juga. Namanya cewek ya, yang pasti kalo udah ngumpul pasti rame terus jalannya lelet lagi.

"Asma bukannya kelas 12 di bawah ya? Kok mereka bisa di belakang kita sih?" Sonia tau yang berada di belakang mereka saat ini kakak seniornya.

"Entahlah, mungkin dari ruang komputer kali," Asma menjawab sambil mengangkat bahu.

"Sekarang kan mati lampu, terus ngapain di ruang komputer," Sonia penasaran.

"Ya belajar komputer lah, masak mau main bola. hehehe," Jiwa ngeselin Asma sudah keluar, sejujurnya sekarang ia menahan emosi.

"Iiihhh ... Asma gak lucu tau. Mana bisa hidup itu komputer kalo listrik mati!"

"Hidup kok."

Sonia hanya menatap Asma, seolah dia meminta jawaban lebih dari Asma.

"Tinggal masukin aja colokannya ke lubang hidung mereka," sambil memperagakan dua jari yang dimasukkan ke lubang hidung, seolah-olah itu colokan.

"Asma nyebelin deh, beneran gak lucu," Asma hanya tertawa melihat Sonia yang mulai kesel dengan sikapnya, "Bukannya hidup tuh komputer, malah taik hidung yang nyangkut di colokan," mereka tertawa bersama, geli plus bergidik jijik mengingat perkataan Sonia yang terakhir.

BRRUUKKK.....

Tawa mereka terhenti seketika. Asma terdorong ke depan. Sontak tanggannya mendorong yang di depannya. Dua pijakan terakhir hampir membuat Asma hilang kendali. Beruntung dengan sigab Asma mengambil langkah yang pas sehingga kakinya tidak sampai terkilir.

Asma membalikkan badannya, menatap sinis cowok yang sudah berada di depan matanya, "Apasih maunya, kak Ilham, udah nyolek-nyolek, sekarang dorong-dorong, untung aku gak jatuh." Asma menggerutu di dalam hati, mengetahui yang mendorongnya tadi adalah Most Wanted di sekolah. Ilham.

Ilham diam menatap Asma dengan muka datar tanpa ekspresi.

"Apa maksud kakak dorong aku!" suara Asma agak meninggi menahan emosi.

Ilham hanya nyengir tanpa berusaha meminta maaf atas perbuatannya tadi. Asma tambah kesal. Asma mengepalkan tanganya geram.

BUGGHHH....

Asma memukul lengan Ilham. Yang dipukul hanya diam tidak membalas. Ilham tersenyum menyeringai sambil memegangi lengannya yang terkena pukulan. Mereka saling bersitatap tanpa memperdulikan orang di sekitarnya yang menjadikan mereka bahan tontonan.

Asma mengalihkan pandangannya saat merasakan lengannya digoyang-goyang bahkan ditarik oleh Sonia. Sonia takut jika mereka harus berakhir di ruang BK. Sonia ingin segera pergi membawa Asma.

Asma tersadar kemudian beristigfar, "Astagfirullah," Asma membalikkan badannya ingin melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namun baru dua langkanya harus berhenti lagi.

Asma mematung tubuhnya menegang, terasa seperti tersengat aliran listrik tegangan tinggi. Untuk pertama kali Asma berada dalam pelukan seorang pria. Meskipun hanya dalam hitungan menit.

Tanpa pikir panjang Asma membalikkan tubuhnya dan....

BUUGGHHHH

.

.

.

ASSALAMMUALAIKUM. TERIMA KASIH YANG SUDAH MAU MAMPIR, JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN YA. VOTE BIAR TAMBAH SEMANGAT.

JIKA ADA YANG SUDAH MEMBACA KARYA YANG SAMA. ITU KARYA SAYA JUGA, BERHUBUNG ADA PROBLEM DENGAN FB YANG LAMA JADI SAYA MENGUBAH AKUN DENGAN FB YANG BARU.

HAPPY READING.

Terpopuler

Comments

Nara Ns🐈

Nara Ns🐈

hay kak, aku sudah bom like novel kakak, bantu dukung novel terbaruku yang berjudul Heaven ( pemaksa) terimakasih

2020-12-11

2

Wais Syahenna

Wais Syahenna

hai kak... ijin promote.
baca juga ya novel perdanaku.. WANITA SIMPANAN terimakasih kak

2020-11-17

1

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Ummu Sakha Khalifatul Ulum

Lanjut thor semangat 💪💪💪

2020-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Insiden
2 BAB 2. Singa Betina
3 BAB 3. Teraniaya
4 BAB 4. Nambah Musuh
5 BAB 5. Panggilan Menggelikan
6 BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7 BAB 7. Kenangan Buruk
8 BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9 BAB 9. Rindu
10 BAB 10. Senyuman
11 BAB 11. Raja Tega
12 BAB 12. Kebetulan
13 BAB 13. Rainbow Cake
14 BAB 14. Penampakan
15 BAB 15. Ku mau dia.
16 BAB 16. Peseteruan
17 BAB. 17 Buruk sangka
18 BAB 18. Pahlawan Penolong
19 BAB 19. Nomor Baru
20 BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21 BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22 BAB 22. Meragu
23 BAB 23. Pundak
24 BAB 24. Terbongkar
25 BAB 25. Sama-sama Mencari
26 BAB 26. Menjadi Pelarian
27 BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28 BAB 28. Sakit Tapi Manis
29 BAB 29. Cerita Luka
30 BAB 30. Suami idaman
31 BAB 31. Sparing Manja
32 BAB 32. Doble Cemburu
33 BAB 33. Cedera
34 BAB 34. Kelicikan Roland
35 BAB 35. Takut Kehilangan
36 BAB 36. Tujuh hari
37 BAB 37. Kenangan Roland
38 BAB 38. Berat Berpisah
39 BAB 39. Hampir
40 BAB 40. Have fun
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Menikah
43 BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44 BAB 44. Pembunuh
45 BAB 45. Berita tentangnya
46 BAB 46. Kesalahan Besar
47 BAB 47. Air mata Bersama Senja
48 BAB 48. Kecemburuan Ilham
49 BAB 49. Kepikiran calon istri
50 BAB 50. Kesurupan
51 BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52 BAB 52. Pesonanya
53 BAB 53. Kesayanganku
54 BAB 54. Kiriman foto
55 BAB 55. Marasa gagal
56 BAB 56. Bermimpi dia
57 BAB 57. Berita duka
58 BAB 58. Kenyataan perih
59 BAB 59. Kalut
60 BAB 60. Sulit melupakan
61 BAB 61. Demo
62 BAB 62. Aku kira dia
63 BAB 63. Penyebab luka
64 BAB 64. Personalia
65 BAB 65. Menantu
66 BAB 66. Melihatnya lagi
67 BAB 67. Jailangkung
68 BAB 68. Ibu pengganti
69 BAB 69. Rahasia yang dulu
70 BAB 70. Berhenti berharap
71 BAB 71. Tamu spesial.
72 BAB 72, Pasrah berbuah manis
73 BAB 73. Karma
74 BAB 74. Pengantin dadakan
75 BAB 75. Dekat kembali
76 BAB 76. Suka rela
77 BAB 77. Rindu kamu
78 BAB 78. Pagi pertama
79 BAB 79. Makan Enak
80 BAB 80. Hoby baru
81 BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82 BAB 82. Didiamkan
83 BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84 BAB 84. Rindu tergadaikan
85 BAB 85. Bahagia berselimut duka
86 BAB 86. Obat sakit
87 BAB 87. Ancaman keguguran
88 BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89 BAB 89. Terima kasih Mas
90 BAB 90. Tentang janji
91 BAB 91. Abang pawang
92 BAB 92. Resepsi pernikahan
93 BAB 93. Overdosis cinta
94 Extra Part
95 Menjanda karena Janda
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. Insiden
2
BAB 2. Singa Betina
3
BAB 3. Teraniaya
4
BAB 4. Nambah Musuh
5
BAB 5. Panggilan Menggelikan
6
BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7
BAB 7. Kenangan Buruk
8
BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9
BAB 9. Rindu
10
BAB 10. Senyuman
11
BAB 11. Raja Tega
12
BAB 12. Kebetulan
13
BAB 13. Rainbow Cake
14
BAB 14. Penampakan
15
BAB 15. Ku mau dia.
16
BAB 16. Peseteruan
17
BAB. 17 Buruk sangka
18
BAB 18. Pahlawan Penolong
19
BAB 19. Nomor Baru
20
BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21
BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22
BAB 22. Meragu
23
BAB 23. Pundak
24
BAB 24. Terbongkar
25
BAB 25. Sama-sama Mencari
26
BAB 26. Menjadi Pelarian
27
BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28
BAB 28. Sakit Tapi Manis
29
BAB 29. Cerita Luka
30
BAB 30. Suami idaman
31
BAB 31. Sparing Manja
32
BAB 32. Doble Cemburu
33
BAB 33. Cedera
34
BAB 34. Kelicikan Roland
35
BAB 35. Takut Kehilangan
36
BAB 36. Tujuh hari
37
BAB 37. Kenangan Roland
38
BAB 38. Berat Berpisah
39
BAB 39. Hampir
40
BAB 40. Have fun
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Menikah
43
BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44
BAB 44. Pembunuh
45
BAB 45. Berita tentangnya
46
BAB 46. Kesalahan Besar
47
BAB 47. Air mata Bersama Senja
48
BAB 48. Kecemburuan Ilham
49
BAB 49. Kepikiran calon istri
50
BAB 50. Kesurupan
51
BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52
BAB 52. Pesonanya
53
BAB 53. Kesayanganku
54
BAB 54. Kiriman foto
55
BAB 55. Marasa gagal
56
BAB 56. Bermimpi dia
57
BAB 57. Berita duka
58
BAB 58. Kenyataan perih
59
BAB 59. Kalut
60
BAB 60. Sulit melupakan
61
BAB 61. Demo
62
BAB 62. Aku kira dia
63
BAB 63. Penyebab luka
64
BAB 64. Personalia
65
BAB 65. Menantu
66
BAB 66. Melihatnya lagi
67
BAB 67. Jailangkung
68
BAB 68. Ibu pengganti
69
BAB 69. Rahasia yang dulu
70
BAB 70. Berhenti berharap
71
BAB 71. Tamu spesial.
72
BAB 72, Pasrah berbuah manis
73
BAB 73. Karma
74
BAB 74. Pengantin dadakan
75
BAB 75. Dekat kembali
76
BAB 76. Suka rela
77
BAB 77. Rindu kamu
78
BAB 78. Pagi pertama
79
BAB 79. Makan Enak
80
BAB 80. Hoby baru
81
BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82
BAB 82. Didiamkan
83
BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84
BAB 84. Rindu tergadaikan
85
BAB 85. Bahagia berselimut duka
86
BAB 86. Obat sakit
87
BAB 87. Ancaman keguguran
88
BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89
BAB 89. Terima kasih Mas
90
BAB 90. Tentang janji
91
BAB 91. Abang pawang
92
BAB 92. Resepsi pernikahan
93
BAB 93. Overdosis cinta
94
Extra Part
95
Menjanda karena Janda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!