BAB 4. Nambah Musuh

...*Mencari MUSUH itu lebih mudah dari pada mencari TEMAN...

...Teman yang tulus dan peduli di setiap keadaan sangat sulit untuk didapatkan*...

...'Bagai mencari jarum di tumpukan jerami'...

...***...

Sonia berlari menaiki tangga mendengar sahabatnya dilabrak oleh Clara and the genk. Teman sekelas yang berpapasan di tangga barusan menyampaikan informasi kepadanya.

Khawatir menyelimuti hati Sonia, entah bagaimana keadaan sahabatnya sekarang. Mengingat sesorang yang sedang berurusan dengan Asma, merupakan pelaku yang sering membully siswa lainnya. Yang jelas, sahabatnya membutuhkan bantuan dirinya sekarang.

PLAKK

"Aakkhhh."

"Sonia!"

Asma kaget, sebuah tamparan yang seharusnya mendarat di pipinya malah mengenai sahabatnya. Entah sejak kapan sahabatnya berdiri menjadi penghalang di sampingnya. Asma tidak menyadari kedatangan Sonia.

"Kak Clara mau apa sih!" Asma berdiri lalu mendorong Clara.

Asma tidak terima jika sahabat terbaiknya menjadi korban kekerasan yang dilakukan Clara.

"Gak usah nyolot yah kamu!" mendorong Asma.

"Kamu ber ...."

Teettttt Teettttt Teetttttttttt

"Awas kamu! Urusan kita belum selesai," Clara menunjuk Asma lalu pergi keluar kelas.

Asma memutar bola matanya malas melihat Clara yang selalu bertingkah seperti penguasa dan suka membully bahkan berbuat kasar.

Asma gelisah, antara perasaan lega sekaligus bersalah. lega bukan dirinyalah yang mendapatkan tamparan. Tapi diwaktu yang bersamaan, dirinyalah yang menyebabkan sang sahabat tertampar karena ulahnya. Ya ulah dirinya, yang dia sendiri tak tau apa kesalahannya.

Namun yang mengganjal difikirannya sekarang, siapa pacar kak Clara?

"Maaf ya Nia, gara-gara aku malah kamu yang kena imbasnya. Pasti sakit ya? Maaf." Memperhatikan pipi Sonia yang merah.

"It's Oke, aku baik-baik aja Asma. Gak usah merasa bersalah gitu." Sonia tersenyum menampilkan sederetan gigi putihnya.

Meski sakit dia tahan, dia tidak ingin Asma tambah merasa bersalah. Ini murni keinginan dirinya, dia harus menolong sahabat yang selalu membantu dirinya disaat kesusahan, dia ingin membalas budi baik Asma.

"Kamu seharusnya tadi gak usah nolongin aku, Nia!"

"Lagian kamu juga sering nolongin aku, kita kan best friends forever. Jadi kita harus saling tolong-menolong."

Percakapan mereka terhenti ketika Pak Hanan masuk ke dalam kelas.

Asma tidak sepenuhnya mendengarkan materi pembelajaran yang diterangkan pak Hanan. Dia memikiran kejadian yang dari tadi pagi terus menerus menimpa dirinya.

Nambah lagi musuh aku, hufff. Pengen hidup tenang kok gak bisa Ya Allah." Tidak seharusnya Asma mengeluhkan yang mungkin memang sudah dikehendakki oleh ALLAH SWT. Dia teringat kemudian beristigfar dan berdoa, "Astagfirullah, semoga tidak terjadi kejadian-kejadian seperti tadi lagi Ya Allah"

*

"Terima kasih ya Nia, kamu tadi pagi udah nolongin aku."

Asma dan Sonia berjalan bergandengan tangan menuju kantin. Sekarang memang sudah jam istirahat, mereka ingin mengisi perut mereka sebelum jam pembelajaran dimulai.

"Kamu mau ngucapin terima kasih berapa kali lagi? kamu gak capek ya dari tadi itu itu terus yang diucapin. Udah biasa aja. Slow girl!"

"Kamu punya kesalahan apa sih sama kak Clara?," Sonia penasaran atas kejadian tadi pagi. Pagi-pagi Clara sudah melabrak sahabatnya di kelas.

"Kamu tau nggak pacar kak Clara siapa?" Asma tidak menjawab pertanyaan Sonia, Asma malah bertanya kembali.

"Hah?" Sonia tidak mengerti maksud Asma. Pacar?

"Dia tadi bilang kalo aku sudah memukul pacar dia."

"Oooo. Mungkin yang dimaksud Kak Ilham. Dia kan emang udah lama ngejar-ngejar kak Ilham. Tapi Kak Ilham kayaknya gak suka deh. Mereka gak pacaran kok. Kak Clara aja tuh yang ngaku-ngaku," Sonia menjelaskan.

"Cih, Cowok kayak gitu dikejar-kejar, gak bermutu," Asma menekankan diakhir kalimatnya. Reflek Sonia menghentikan langkahnya, terpaksa Asma ikut berhenti.

"Hello Asma."

Sonia menangkup wajah Asma dengan kedua tangannya, kemudian menggeleng-gelengkan berusaha mengumpulkan kesadaran sahabatnya. Sonia berfikir sahabatnya tidak sadar saat mengucapkan perkataannya tadi.

Asma mengerutkan keningnya melihat perlakuan Sonia. Apa mungkin ada yang tidak beres dengan dirinya.

"Cowok perfek kayak Kak Ilham kamu bilang gak bermutu. Udah gantengnya gak ketulungan, kaya raya, anak pemilik sekolah lagi! Siapa coba yang gak mau pacaran sama Kak Ilham?"

"AKU," Asma langsung menjawab dengan cepat.

"Awas nanti kamu malah jatuh cinta sama dia, baru tau rasa!"

Sonia merasa kesal dengan pengakuan temannya. Dirinya saja sampai menahan nafas seperti kejadian kemaren di depan tangga. Hampir saja kencing di celana, karena memang sebelumnya dia sudah menahan kencing dari kelas.

Berada di jarak yang lumayan dekat dengan Ilham membuat dirinya langsung salah tingkah. Sempat terpesona melihat lekuk wajah Ilham dengan rahang yang tegas, alis tebal. serta senyuman menyeringainya yang malah terlihat menawa di mata Sonia. Hingga dia tersadar dan langsung menarik lengan Asma agar pergi melanjutkan jalannya.

Asma memutar bola matanya malas mendengarkan Sonia, yang memang Sonia tipikal cewek yang banyak bicara tidak seperti dirinya.

Suasana di kantin cukup ramai, mereka mengedarkan pandangan mencari tempat yang kosong.

Asma bisa bernafas lega, dia tidak melihat keberadaan Ilham di kantin.

"Asma, kamu yang pesen ya. Kita duduk di sana aja," Sonia menunjuk tempat kosong yang kebetulan tersisa dua kursi tidak berpenghuni. "Aku tunggu di sana, mie ayam aja ya!"

Tanpa menunggu jawaban Asma, Sonia telah pergi meninggalkannya. Asma segera memesan dua porsi mie ayam. Hitung-hitung dia balas budi sama Sonia.

"Silahkan Nona," meletakkan seporsi Mie ayam di meja untuk Sonia.

"Itu sekalian bik, Saos sama kecap. Hehehe," seperti sedang menyuruh pembantunya, kemudian tersenyum setelah berhasil menjahili Asma.

"Dasar, ngelunjak!" kurang sedikit bokong Asma mendarat di kursi, namun terpaksa ia mengangkatnya kembali. Dia berdiri berusaha meraih saos dan kecap.

Asma tidak marah atas perlakuan Sonia, justru setelah itu mereka tertawa bersama. Ya seperti itulah sahabat, itu hanya dianggap sebagai sebuah lelucon.

DBUGHH

Suara bokong mendarat mulus di lantai.

"AWWWW"

"HAHAHAHAHA," Semua pengunjung kantin perhatian tertuju pada Asma yang bersimpuh di lantai. Mereka menertawakan Asma. Ada yang menatapnya iba, ada pula yang mengejek.

Suasana pagi menjelang siang yang cukup cerah hari ini, tak secerah nasib Asma. Lagi, lagi dan lagi. Kesialan menghampiri Asma, belum juga pulang sekolah sudah serentetan kejadian dialami Asma.

"Aduh pantatku, Hiks sakit," Asma meringis menahan sakit di seluruh tubuhnya. Lututnya yang sakit karena kejadian tadi pagi belum juga sembuh. Sekarang malah dia terjatuh lagi, tambah remuk badan yang dirasakan sekarang.

Kemana kursinya?

Perasaan tadi masih ada?

Kok bisa hilang?

Asma mengedarkan pandangannya mencari keberadaan kursi yang hendak diduduki dirinya.

Mata Asma terbuka lebar melihat sosok di belakang yang sudah duduk manis menikmati makanannya, dengan wajah tidak berdosa. Datar, tanpa ekspresi. Jangankan menoleh, melirik pada Asma saja tidak. Padahal ini ulah dia yang sengaja mengambil kursi Asma tanpa permisi, hingga Asma terjatuh.

Sejak kapan dia di sini, kenapa Asma tidak menyadari keberadaannya.

"Sial, dia lagi," Asma mengumpat dalam hati.

"Kamu gak apa-apa Asma? ....

Bersambung ....

.

.

.

.

.

.

.

**ASSALAMMUALAIKUM BERJUMPA LAGI SAMA AUTHOR.

SEMOGA TAMBAH SEMANGAT BACA KARYA AUTHOR.

JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YAH.

KRITIK DAN SARAN YANG MEMBANGUN AUTHOR BUTUHKAN.

TERIMA KASIH YANG SUDAH MAMPIR.

HAPPY READING

SALAM HALU BERSAMA

SEE YOU**

Terpopuler

Comments

Retina Bocahe Klinthink

Retina Bocahe Klinthink

oke aku tambah didaftar paporitku..btw thank udah dikasi bacaan bagus👌😁

2020-07-13

1

Retina Bocahe Klinthink

Retina Bocahe Klinthink

update tiap hr ya? udah suka nich ma ceritanya pengen segera lanjut...

2020-07-13

1

My ayy

My ayy

Bullying lagi...

2020-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Insiden
2 BAB 2. Singa Betina
3 BAB 3. Teraniaya
4 BAB 4. Nambah Musuh
5 BAB 5. Panggilan Menggelikan
6 BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7 BAB 7. Kenangan Buruk
8 BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9 BAB 9. Rindu
10 BAB 10. Senyuman
11 BAB 11. Raja Tega
12 BAB 12. Kebetulan
13 BAB 13. Rainbow Cake
14 BAB 14. Penampakan
15 BAB 15. Ku mau dia.
16 BAB 16. Peseteruan
17 BAB. 17 Buruk sangka
18 BAB 18. Pahlawan Penolong
19 BAB 19. Nomor Baru
20 BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21 BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22 BAB 22. Meragu
23 BAB 23. Pundak
24 BAB 24. Terbongkar
25 BAB 25. Sama-sama Mencari
26 BAB 26. Menjadi Pelarian
27 BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28 BAB 28. Sakit Tapi Manis
29 BAB 29. Cerita Luka
30 BAB 30. Suami idaman
31 BAB 31. Sparing Manja
32 BAB 32. Doble Cemburu
33 BAB 33. Cedera
34 BAB 34. Kelicikan Roland
35 BAB 35. Takut Kehilangan
36 BAB 36. Tujuh hari
37 BAB 37. Kenangan Roland
38 BAB 38. Berat Berpisah
39 BAB 39. Hampir
40 BAB 40. Have fun
41 BAB 41. Siapa Dia?
42 BAB 42. Menikah
43 BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44 BAB 44. Pembunuh
45 BAB 45. Berita tentangnya
46 BAB 46. Kesalahan Besar
47 BAB 47. Air mata Bersama Senja
48 BAB 48. Kecemburuan Ilham
49 BAB 49. Kepikiran calon istri
50 BAB 50. Kesurupan
51 BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52 BAB 52. Pesonanya
53 BAB 53. Kesayanganku
54 BAB 54. Kiriman foto
55 BAB 55. Marasa gagal
56 BAB 56. Bermimpi dia
57 BAB 57. Berita duka
58 BAB 58. Kenyataan perih
59 BAB 59. Kalut
60 BAB 60. Sulit melupakan
61 BAB 61. Demo
62 BAB 62. Aku kira dia
63 BAB 63. Penyebab luka
64 BAB 64. Personalia
65 BAB 65. Menantu
66 BAB 66. Melihatnya lagi
67 BAB 67. Jailangkung
68 BAB 68. Ibu pengganti
69 BAB 69. Rahasia yang dulu
70 BAB 70. Berhenti berharap
71 BAB 71. Tamu spesial.
72 BAB 72, Pasrah berbuah manis
73 BAB 73. Karma
74 BAB 74. Pengantin dadakan
75 BAB 75. Dekat kembali
76 BAB 76. Suka rela
77 BAB 77. Rindu kamu
78 BAB 78. Pagi pertama
79 BAB 79. Makan Enak
80 BAB 80. Hoby baru
81 BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82 BAB 82. Didiamkan
83 BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84 BAB 84. Rindu tergadaikan
85 BAB 85. Bahagia berselimut duka
86 BAB 86. Obat sakit
87 BAB 87. Ancaman keguguran
88 BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89 BAB 89. Terima kasih Mas
90 BAB 90. Tentang janji
91 BAB 91. Abang pawang
92 BAB 92. Resepsi pernikahan
93 BAB 93. Overdosis cinta
94 Extra Part
95 Menjanda karena Janda
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1. Insiden
2
BAB 2. Singa Betina
3
BAB 3. Teraniaya
4
BAB 4. Nambah Musuh
5
BAB 5. Panggilan Menggelikan
6
BAB 6. Dermaga di Sore Hari
7
BAB 7. Kenangan Buruk
8
BAB 8. Minta Maaf Yang Tidak Ikhlas
9
BAB 9. Rindu
10
BAB 10. Senyuman
11
BAB 11. Raja Tega
12
BAB 12. Kebetulan
13
BAB 13. Rainbow Cake
14
BAB 14. Penampakan
15
BAB 15. Ku mau dia.
16
BAB 16. Peseteruan
17
BAB. 17 Buruk sangka
18
BAB 18. Pahlawan Penolong
19
BAB 19. Nomor Baru
20
BAB 20. Kenangan Manis Bertemankan Senja
21
BAB 21. Sehati Dalam Hukuman
22
BAB 22. Meragu
23
BAB 23. Pundak
24
BAB 24. Terbongkar
25
BAB 25. Sama-sama Mencari
26
BAB 26. Menjadi Pelarian
27
BAB 27. Luka Dibabak Penyisihan
28
BAB 28. Sakit Tapi Manis
29
BAB 29. Cerita Luka
30
BAB 30. Suami idaman
31
BAB 31. Sparing Manja
32
BAB 32. Doble Cemburu
33
BAB 33. Cedera
34
BAB 34. Kelicikan Roland
35
BAB 35. Takut Kehilangan
36
BAB 36. Tujuh hari
37
BAB 37. Kenangan Roland
38
BAB 38. Berat Berpisah
39
BAB 39. Hampir
40
BAB 40. Have fun
41
BAB 41. Siapa Dia?
42
BAB 42. Menikah
43
BAB 43, Cita-cita Yang Dulu
44
BAB 44. Pembunuh
45
BAB 45. Berita tentangnya
46
BAB 46. Kesalahan Besar
47
BAB 47. Air mata Bersama Senja
48
BAB 48. Kecemburuan Ilham
49
BAB 49. Kepikiran calon istri
50
BAB 50. Kesurupan
51
BAB 51. Berita tanpa kebenaran
52
BAB 52. Pesonanya
53
BAB 53. Kesayanganku
54
BAB 54. Kiriman foto
55
BAB 55. Marasa gagal
56
BAB 56. Bermimpi dia
57
BAB 57. Berita duka
58
BAB 58. Kenyataan perih
59
BAB 59. Kalut
60
BAB 60. Sulit melupakan
61
BAB 61. Demo
62
BAB 62. Aku kira dia
63
BAB 63. Penyebab luka
64
BAB 64. Personalia
65
BAB 65. Menantu
66
BAB 66. Melihatnya lagi
67
BAB 67. Jailangkung
68
BAB 68. Ibu pengganti
69
BAB 69. Rahasia yang dulu
70
BAB 70. Berhenti berharap
71
BAB 71. Tamu spesial.
72
BAB 72, Pasrah berbuah manis
73
BAB 73. Karma
74
BAB 74. Pengantin dadakan
75
BAB 75. Dekat kembali
76
BAB 76. Suka rela
77
BAB 77. Rindu kamu
78
BAB 78. Pagi pertama
79
BAB 79. Makan Enak
80
BAB 80. Hoby baru
81
BAB 81. Terungkapnya kebenaran
82
BAB 82. Didiamkan
83
BAB 83. Tidak lagi menjadi prioritas
84
BAB 84. Rindu tergadaikan
85
BAB 85. Bahagia berselimut duka
86
BAB 86. Obat sakit
87
BAB 87. Ancaman keguguran
88
BAB 88. Antara terpaksa dan patuh
89
BAB 89. Terima kasih Mas
90
BAB 90. Tentang janji
91
BAB 91. Abang pawang
92
BAB 92. Resepsi pernikahan
93
BAB 93. Overdosis cinta
94
Extra Part
95
Menjanda karena Janda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!